Anda di halaman 1dari 15

PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besi berada pada urutan nomor empat kelimpahannya dalam
kerak bumi setelah oksigen, silikon, dan aluminium Pada umumnya
besi cenderung membetuk senyawa dalam bentuk Fe3+ dibandingkan
dengan bentuk Fe2+ serta membentuk kompleks yang stabil dengan
senyawa tertentu. Analisa besi umumnya digunakan pengompleks
seperti selenit, batofenantrolin, 1,10-fenantrolin, molybdenum dan
difenil karbonat dimana warna kompleks yang dihasilkan dapat
dideteksi menggunakan spektrofotometri sinar tampak (Vogel, 1990).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah
darah bagi penderita anemia. Salah satu bentuk garam besi yang
digunakan sebagai komponen zat aktif dalam sediaan penambah
darah adalah besi (II) sulfat, yaitu besi bervalensi dua atau fero. Hal ini
berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap
besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat
dikenal adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan
oksidator lainnya, sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi
bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan
udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua (Sugiyarto, 2003).
Salah satu alat yang digunakan dalam analisis instrumen pada
prakteknya antara lain spektrofotometer. Sesuai dengan namanya,
spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer. Metode
analisis dengan alat ini disebut juga spektrofotometri karena
menggunakan bantuan cahaya dalam pelaksanaannya (Dalimunthe,
2011).
Salah satu metoda yang sudah lama dikenal adalah metoda
adisi standar. Pada metoda ini, sejumlah sampel akan ditambahkan
dengan larutan standar (konsentrasi diketahui dengan pasti) dengan
kuantitas tertentu. Pengukuran dengan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom untuk penentuan logam merkuri

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

dengan teknik kurva kalibrasi sudah sangat umum bahkan SNI


memakai teknik tersebut sementara metoda adisi standar
masih jarang dalam penelitian ini (Khopkar, 1990).
Tujuan utama penggunaan metode adisi standar adalah untuk
(1) meningkatkan sensitivitas melalui penambahan nilai terukur; (2)
menurunkan sensitivitas ketika larutan analit terlalu tinggi
konsentrasinya; (3) mengkompensasi efek matriks; (4)
mengkompensasi kesalahan operator.
1.1 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
penetapan kadar Fe (besi) dalam sediaan secara spektrofotometer
atau kolorimetri menggunakan metode standar adisi
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Fe (besi)
dalam sediaan secara spektrofotometer atau kolorimetri menggunakan
metode standar adisi.

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Tanah adalah lapisan permukaan bumi paling luar sebagai
tempat tumbuhnya tanaman.Tanah berasal dari hasil pelapukan
batuan induk (anorganik) dan bahan- bahan organik dari tumbuhan
dan hewan yang telah membusuk.Bahan yang menyusun tanah terdiri
atas zat padat, cair, gas, dan organisme. Pelapukan batuan induk
pembentuk tanah di daerah tropis seperti Indonesia sangat
dipengaruhi faktor suhu dan kelembaban udara (Hanafiah, 2005)
Menurut Hanafiah lapisan kerak bumi (lithosfer) tersusun oleh
berbagai unsure kimiawi baik yang berfungsi sebagai unsure hara
tanaman maupun yang berfungsi lain, seperti hidrogen, boron, karbon,
nitrogen, oksigen, kalium, natrium, magnesium, aluminium, silicon,
fosfor, sulfur, klor, kalsium, skandium, vanadium, mangan, besi, kobalt,
tembaga, arsen, seng, selenium, bromium, rubidium, timah,
molibdenum, yodium dan barium ‖. Tanah yang mengandung berbagai
jenis mineral ini banyak ditemukan dibeberapa daerah, salah satunya
adalah Sumatera Barat yaitu di nagari S itumbuk, Kecamatan
Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar.Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari Dinas Pertambangan Mineral dan Energi Sumatera
Barat bahwa sampel yang diperoleh di nagari Situmbuk, Kecamatan
Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar tergolong Tanah Lempung
Dalam tanah ini terdapat logam logam yang terdiri atas mineral
mineral seperti besi dan aluminium. Dari uji pendahuluan yang telah
dilakukan ternyata lempung mengandung logam besi dan aluminium.
Komponen anorganik tanah sangat pendalam produktivitas
tanah.Dalam bentuk koloid komponen anorganik merupakan
penyimpan air dan nutrien yang dapat tersedia bagi tanaman bila
diperlukan. Unsur-unsur dalam tanah, seperti Al, Fe, Si, Ca, Na, K dan
Mg serta oksigen dapat bergabung membentuk fraksi mineral

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

anorganik, seperti kuarsa (SiO2), orthoklase (KalSi3O8), albite (NaAl


SiO8) dan magnetit (Fe34). Bagi tanamanyang penting adalah unsur
anorganik tanah atau mineral tanah sebagai hara tanaman (Bachtiar,
2006).
Pada masa sekarang ini dengan kemajuan teknologi yang
semakin berkembang, unsur-unsur seperti besi dan aluminium banyak
dimanfaatkan dalam dunia industri, contohnya logam besi Amrin dkk:
Analisis Besi (Fe) dan Aluminium (Al) Dalam Tanah Lempung Secara
Spektrofotometri Serapan Atom18|Semirata 2013 FMIPA Unila
digunakan dalam industri baja. Besi juga dimanfaatkan untuk tiang
listrik, jembatan, pintu air, dan kerangka bangunan dan sebagainya.
Sedangkan aluminium dalam industri rumah tangga, digunakan untuk
peralatan masak atau dapur, dalam industri makanan misalnya untuk
pembungkus makanan,kaleng minuman, pembungkus pasta gigi dan
lain sebagainya. Serbuk aluminium dapat pula dipakai untuk bahan cat
aluminium, dan masih banyak yang lain (Sugiyarto, 2003).
Salah satu metoda untuk menganalisis logam adalah secara
Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ). Metoda ini merupakan suatu
metoda analisis unsur secara kualitatif dan kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu oleh atom dalam keadaan bebas (Skoog, et.al,
2000). Pengukuran dengan menggunakan metoda ini memiliki
ketepatan dalam analisis dan tidak memerlukan pemisahan terlebih
dahulu karena tiap-tiap logam memiliki lampu katoda khusus (Khopkar,
1990).
Penelitian Al Izzah Chan (2011) tentang penentuan kandungan
besi (Fe) dan seng (Zn) dalam bijih besi secara spektrofotometri
serapan atom, dari hasil penelitian diperoleh pelarut terbaik yaitu
aquaregia untuk besi (Fe) dan seng (Zn). Berdasarkan hal diatas maka
penulis tertarik melakukan penelitian untuk menganalisisbesi (Fe) dan
aluminium (Al) dalam tanah lempung secara spektrofotometri serapan

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

atom.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan besi (Fe)


danaluminium (Al) dalam tanah lempung menggunakan variasi pelarut,
ukuran partikel dan volume pelarut. Tanah Lempung Hampir semua
tanah liat yang ada di Indonesia disebut "lempung". Lempung
merupakan produk alam, yaitu hasil pelapukan kulit bumi yang
sebagian besar terdiri dari batuan feldspatik berupa batuan granit dan
batuan beku. Tanah lempung dengan rumus kimia Al2O3·2SiO2·2H2O
terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil berdiameter kurang
dari 4 μm. Lempung mengandung leburan silica dan aluminium yang
halus. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanah lempung
antara lain ± 45% SiO2, ± 29% Al2O3, ± 10% Fe2O3 (Tim Pelayanan
Teknis PT Semen Padang, 1998).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang
kukuh dan liat. Besi melebur pada 1535°C. Jarang terdapat besi
komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil
karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi serta sedikit grafit. Zat-zat
pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur
besi (Vogel, 1990).
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa,
bubuknya berwarna abu-abu.Ia melebur pada 659⁰C. Asam klorida
encer dengan mudah melarutkan Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila|19logam ini,
pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer
(Vogel, 1990).
Aluminium merupakan logam yang sangat berlimpah di alam,
ditemukan dalam tanah, Sekitar 8,3% kerak bumi terdiri dari aluminium
dan terbanyak ketiga setelah oksigen 45,5% dan silikon 25,7%.
Elemen ini adalah logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi
yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat–sifat yang baik lainnya
sebagai sifat logam.Oleh karena aluminium sangat reaktif khususnya
dengan oksigen, unsur aluminium tidak pernah dijumpai dalam

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

keadaan bebas di alam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan


penyusun utama dari bahan tambang bijih bauksit yang berupa
campuran oksida dan hidroksida aluminium (Sugiyarto, 2003)
Metode analisis besi yang sering digunakan saat ini adalah
dengan spektrofotometri sinar tampak, karena kemapuannya dapat
mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi
dengan spektrofotomteri dikenal dua metode, yaitu metode orto-
fenantrolin dan metode tiosianat. Besi bervalensi dua maupun besi
bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu
reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang dibentuk
dapat diukur dengan spektrofotometer sinar tampak (Kartasasmita,
2008).
Spektrofotometri ultraviolet terutama digunakan untuk analisa
kuantitatif, hal ini didasari oleh besarnya nilai serapan molekul
sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi
tersebut. Radiasi ultraviolet diserap oleh molekul organik aromatic,
molekul yang mengandung elektron phiterkonjugasi atau atom yang
mengandung elektron bebas, yang menyebabkan transisi elektron di
orbital terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi
elektron tereksitasi lebih tinggi (Dalimunthe, 2011).
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam analisis
spektrofotometri UV-VIS terutama untuk senyawa yang semula tidak
berwarna yang akan dianalisis dengan senyawa spektrofotometri
visibel karena senyawa tersebut harus diubah menjadi senyawa yang
berwarna pembentukan molekul yang dianalisis tidak menyerap pada
daerah tersebut (Ghalib, 2012).
Metode analisis besi yang sering digunakan saat ini adalah
dengan spektrofotometri sinar tampak, karena kemapuannya dapat
mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi
dengan spektrofotomteri dikenal dua metode, yaitu metode orto-
fenantrolin dan metode tiosianat. Besi bervalensi dua maupun besi

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu


reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang dibentuk
dapat diukur dengan spektrofotometer sinar tampak (Kartasasmita,
2008).
2.2 Uraian Bahan
a) Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUADESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2o/ 18,02
Rumus Struktur : O
H H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
b) Asam klorida (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
RM/BM : HCl/36,46
Rumus Struktur : H Cl
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau
merangsang.
Kelarutan : Jika diencerkan dengan 2 bagian air,
berasap dan bau hilang
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
c) KSCN (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : KALII TIOSIANAT
Nama lain : Kalium tiosianat
RM/BM : KSCN/97,18
Rumus Struktur : K SCN

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

Pemerian : Hablur tidak berwarna, melelah basah.


Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15
bagian etanol mutlak P.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
d) FeSO4 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : FERROSI SULFAS
Nama Lain : Besi (II) Sulfat
RM/BM : FeSO4/151,90
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk, putih keabuan, rasa logam,


sepat
Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir sempurna
dalam air bebas karbondioksida
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.3 Prosedur Kerja (Anonim 2015)
1. Pembuatan larutan setandar
Timbang seksama bahan murni senyawa besi ( besi sulfat)
yang sudah di keringkan pada suhu 105°C selama 1 jam lebih
kurang 150 mg. Larutkan dengan HCL pekat secukupnya dalam
labu takar 100 ml, encerkan dengan aquadest sampai batas, sek
pH larutkan sekitar 1-2. (larutan srtandar).
Dipipet 1 ml larutan ke dalam labu takar 50 ml ditmabahkan
larutan KSCN berlebih untuk menghasilkan kompleks merah
fe(SCN)+2, lalu encerkan sampai batas tanda. Konsentrasi larutan
standar diperkirakan 11,03 ppm
2. Penentuan spektrum absorbsi

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

Pipet larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke


dalam kuvet, ukur absorbsi larutan relatif terhadap larutan blanko
pada rentang panjang gelombang 450 nnm sampai 600 nm
dengan catatan pembacaan setiap interval 10 nm, dan interval 5
nm sekitar absorbsi optimal, serta interfal 2 nm pada puncak
maksumum dan minimum. Tentukan panjang gelombang
maksimum dari sampel darai hasil plot absotbansi terhadap
panjang gelombang.
3. Penentuan kadar Fe(besi) dalam sediaan
Timbang seksama sediaan tablet mengandung besi (fe)
yang telah dikeringkan 105° selama 1 jam sebanyak 5 buah tablet,
dan hitung rata-rata tiap tablet. Selanjutnya tablet di gerus halus,
dan timbang seksama sebayak lebih kurnag 100mg, lalu larutkan
dengan HNO3 pekat secukupnya dan encerkan dengan aquadest
dalam labu takar sampai 250 ml. Pastikan pH antara 1 sampai 2
(sebagai larutan stok sampel).
- Metode standar adisi
Siapkan 5 labu takar ukuran 50 ml berpenandaan, lalu
pipet 5 ml larutan stok sampel masukkan masing-masing
kedalam labu takar 50 ml tersebut. Selanjutnya pipet 0,00; 5,00;
15,00; dan 20,00 deret larutan standar yang mengandung 11,03
ppm kemudian labbu takar yang berisi sampel tadi , tandai tiap
labu takar tersebut. Kemudian masing-masing labu takar
tersebut ditambahakan larutan KSCN berlebih untuk
menghasilkan kompleks merah Fe(SCN)+2. Setelah
pengenceran pada tanda batas labu takar, selanjutny tentukan
absorbansi masing-masing larutan pada maks. Hitunglah kadar
besi (Fe) dalam contoh menggunakan persamaan diatas.
Tentukan persenkadar dari sediaan tablet yang mengandung
besi tesebut.

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang pakai pada praktikum ini adalah batang
pengaduk, corong penyaring, erlenmeyer, gelas arloji, gelas piala,
kertas pH universal, labu ukur 25, 50, 100 dan 150 ml, pipet volume,
sendok tanduk, spektrovotometer UV-Vis dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
aquadest, bahan obat murni FeSO4 (Dasabion®), HCl pekat, kertas
saring, kertas timbang, Larutan pereaksi KSCN ,
3.3 Cara Kerja
1. Pembuatan larutan setandar
Timbang seksama bahan murni senyawa besi (besi sulfat)
yang sudah di keringkan pada suhu 105°C selama 1 jam lebih
kurang 150 mg. Larutkan dengan HCL pekat secukupnya dalam
labu takar 100 ml, encerkan dengan aquadest sampai batas, sek
pH larutkan sekitar 1-2. (larutan srtandar).
Dipipet 1 mL larutan ke dalam labu takar 50 ml ditmabahkan
larutan KSCN berlebih untuk menghasilkan kompleks merah
fe(SCN)+2, lalu encerkan sampai batas tanda. Konsentrasi larutan
standar diperkirakan 11,03 ppm
2. Penentuan spektrum absorbsi
Pipet larutan standar yang telah dibuat dimasukkan ke
dalam kuvet, ukur absorbsi larutan relatif terhadap larutan blanko
pada rentang panjang gelombang 450 nnm sampai 600 nm
dengan catatan pembacaan setiap interval 10 nm, dan interval 5
nm sekitar absorbsi optimal, serta interfal 2 nm pada puncak
maksumum dan minimum. Tentukan panjang gelombang

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

maksimum dari sampel darai hasil plot absotbansi terhadap


panjang gelombang.

3. Penentuan kadar Fe(besi) dalam sediaan


Timbang seksama sediaan tablet mengandung besi (fe)
yang telah dikeringkan 105° selama 1 jam sebanyak 5 buah tablet,
dan hitung rata-rata tiap tablet. Selanjutnya tablet di gerus halus,
dan timbang seksama sebayak lebih kurnag 100mg, lalu larutkan
dengan HNO3 pekat secukupnya dan encerkan dengan aquadest
dalam labu takar sampai 250 ml. Pastikan pH antara 1 sampai 2
(sebagai larutan stok sampel).
- Metode standar adisi
Siapkan 5 labu takar ukuran 50 ml berpenandaan, lalu
pipet 5 ml larutan stok sampel masukkan masing-masing
kedalam labu takar 50 ml tersebut. Selanjutnya pipet 0,00;
5,00; 15,00; dan 20,00 deret larutan standar yang mengandung
11,03 ppm kemudian labbu takar yang berisi sampel tadi ,
tandai tiap labu takar tersebut. Kemudian masing-masing labu
takar tersebut ditambahakan larutan KSCN berlebih untuk
menghasilkan kompleks merah Fe(SCN)+2. Setelah
pengenceran pada tanda batas labu takar, selanjutny tentukan
absorbansi masing-masing larutan pada maks. Hitunglah kadar
besi (Fe) dalam contoh menggunakan persamaan diatas.
Tentukan persenkadar dari sediaan tablet yang mengandung
besi tesebut.

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Dik: As Fe = 55,84
Mr SO4 = 151,9
Berat Fe = Ar Fe z Berat FeSO4
MrFeSo4
= 55,84 x 150 mg
151,9
= 55,14 mg/ 100 mL
= 551,4 ppm
= 551,4 ppm x 1/50 = 11,03 ppm
Sampel Absorban
1 0,033
2 0,230
3 0,521
4 0,702
5 0,837

y = a + bx
y = 0,208x – 0,159
𝛼=𝑏
𝛼 = 0,208
𝛽=𝑎
𝛽 = −0,159
Cs = 11,03
Vx = 5 mL
𝛼 𝑥 𝐶𝑠
Cx = 𝛽 𝑥 𝑉𝑥
0,208 𝑥 11,03
Cx = − 0,159𝑥 5

Cx = 2,88 ppm
Cx = 0,00288 mg

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

𝑉 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

250 𝑥 0,00288
= 𝑥 25 𝑥 100% = 7,258 %
248 𝑚𝑔
4.2 Pembahasan
Metode adisi standar adalah metode penentuan kadar dengan
penambahan sejumlah sampel dengan larutan standar (konsentrasi
diketahui dengan pasti) dengan kuantitas tertentu.
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar Fe dalam
sediaan obat Dasabion® dengan menggunakan spktrofotometri
dengan metode adisi standar.
Pada percobaan ini, dibuat larutan standar dengan ditimbang
sebanyak 150 mg lalu diarutkan denganl HCl pekat, selanjutnya
dicukupkan dengan aquadest hingga 100 mL. Dipipet 1 mL
ditambahkan larutan KSCN berlebih enceran dengan aquadest hingga
50 mL.
Kemudian pada penentuan spektrum absorbsi diukur
absorbansi larutan terhadap blanko pada panjang gelombang 450-600
nm. kemudian ditntukan kadar Fe dalam sediaan dengan menimbang
sebanyak 10 mg lalu dilarutkan dalam HNO3 hingga larut selanjutnya
cukupkan dengan aquadest hingga 250 mL.
Terakhir pengujian standar adisi dengan disiapkan 5 labu takar
50 ml, diberi penandaan. Seanjutnya masing-masing dipipet larutan
stok sebanyak 5 mL masukkan kedalam masing-masing labu takar.
selanjutnya pipet 0 mL larutan standar untuk labu takar pertama, 5,
10, 15, dan 20 mL untuk labu takar lainnya. kemudian masing-masing
labu takar ditambahkan HNO3 secukupnya, serta KSCN scukupnya.
Kemudian cukupkan dengan aquadest hinga 50 mL. tentukan masing-
masing absorbansinya pada panjang gelmbang maksimum.
Adapun % kadar Fe yang didapatkan pada sediaan obat
Dasabion® dengan menggunakan spktrofotometri dengan metode
adisi standar ialah sebesar 7,258 %

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kadar Fe dalam
sediaan obat Dasabion® adalah 7,258 %.
5.2 Saran
sebaiknya agar para asisten selalu mendampingi praktikannya
dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023
PENETAPAN KADAR Fe (BESI) DALAM SEDIAAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
VISIBLE/KOLORIMETER MENGGUNAKAN METODE STANDAR ADISI

DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, E., 2006,”Ilmu tanah”, Medan, Fakultas Pertanian USU.
Chan, Al Izzah., 2011, “Penentuan Kandungan Besi (Fe) dan Seng (Zn)
dalam Bijih Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom”, Padang
UNP.
Dalimunthe, G. I.2011. Penetapan Kadar Famotidin dalam Sediaan
TabletSecara Spektrofotometer Ultraviolet. Kultura Volume : Vol.
12 No. 1.
Ghalib, I.G Dan Abdul R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Belajar : Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas Ali., 2005, “Dasar-Dasar Ilmu Tanah”, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada.
Kartasasmita RE., Lilis T dan Majid F. 2008.Penentuan Kadar Besi (II)
Dalam Sediaan Tablet Besi (II) Sulfat Menggunakan Metode Orto
Fenantrolin.Jurnal Kesehatan BTH, Volume 1 No. 1 Agustus 2008.
STIKes BTH Tasikmalaya.

Khopkar, S.M., 1990, “Konsep Dasar Kimia Analitik”, Jakarta, Universitas


Indonesia.
Sugiyarto, Kristian H., 2003, “Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam”,
Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Pelayanan Teknis PT Semen Padang., 1998, “Teknologi Semen”,
Padang, PT Semen Padang
Vogel., 1990, “Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
I”, Jakarta, Kalman Media Pustaka.

FEBRINA AULIA HAERUN NAQLI AKBAR


150 2013 0023

Anda mungkin juga menyukai