BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besi berada pada urutan nomor empat kelimpahannya dalam
kerak bumi setelah oksigen, silikon, dan aluminium Pada umumnya
besi cenderung membetuk senyawa dalam bentuk Fe3+ dibandingkan
dengan bentuk Fe2+ serta membentuk kompleks yang stabil dengan
senyawa tertentu. Analisa besi umumnya digunakan pengompleks
seperti selenit, batofenantrolin, 1,10-fenantrolin, molybdenum dan
difenil karbonat dimana warna kompleks yang dihasilkan dapat
dideteksi menggunakan spektrofotometri sinar tampak (Vogel, 1990).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah
darah bagi penderita anemia. Salah satu bentuk garam besi yang
digunakan sebagai komponen zat aktif dalam sediaan penambah
darah adalah besi (II) sulfat, yaitu besi bervalensi dua atau fero. Hal ini
berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap
besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat
dikenal adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan
oksidator lainnya, sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi
bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan
udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua (Sugiyarto, 2003).
Salah satu alat yang digunakan dalam analisis instrumen pada
prakteknya antara lain spektrofotometer. Sesuai dengan namanya,
spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer. Metode
analisis dengan alat ini disebut juga spektrofotometri karena
menggunakan bantuan cahaya dalam pelaksanaannya (Dalimunthe,
2011).
Salah satu metoda yang sudah lama dikenal adalah metoda
adisi standar. Pada metoda ini, sejumlah sampel akan ditambahkan
dengan larutan standar (konsentrasi diketahui dengan pasti) dengan
kuantitas tertentu. Pengukuran dengan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom untuk penentuan logam merkuri
y = a + bx
y = 0,208x – 0,159
𝛼=𝑏
𝛼 = 0,208
𝛽=𝑎
𝛽 = −0,159
Cs = 11,03
Vx = 5 mL
𝛼 𝑥 𝐶𝑠
Cx = 𝛽 𝑥 𝑉𝑥
0,208 𝑥 11,03
Cx = − 0,159𝑥 5
Cx = 2,88 ppm
Cx = 0,00288 mg
𝑉 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
250 𝑥 0,00288
= 𝑥 25 𝑥 100% = 7,258 %
248 𝑚𝑔
4.2 Pembahasan
Metode adisi standar adalah metode penentuan kadar dengan
penambahan sejumlah sampel dengan larutan standar (konsentrasi
diketahui dengan pasti) dengan kuantitas tertentu.
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar Fe dalam
sediaan obat Dasabion® dengan menggunakan spktrofotometri
dengan metode adisi standar.
Pada percobaan ini, dibuat larutan standar dengan ditimbang
sebanyak 150 mg lalu diarutkan denganl HCl pekat, selanjutnya
dicukupkan dengan aquadest hingga 100 mL. Dipipet 1 mL
ditambahkan larutan KSCN berlebih enceran dengan aquadest hingga
50 mL.
Kemudian pada penentuan spektrum absorbsi diukur
absorbansi larutan terhadap blanko pada panjang gelombang 450-600
nm. kemudian ditntukan kadar Fe dalam sediaan dengan menimbang
sebanyak 10 mg lalu dilarutkan dalam HNO3 hingga larut selanjutnya
cukupkan dengan aquadest hingga 250 mL.
Terakhir pengujian standar adisi dengan disiapkan 5 labu takar
50 ml, diberi penandaan. Seanjutnya masing-masing dipipet larutan
stok sebanyak 5 mL masukkan kedalam masing-masing labu takar.
selanjutnya pipet 0 mL larutan standar untuk labu takar pertama, 5,
10, 15, dan 20 mL untuk labu takar lainnya. kemudian masing-masing
labu takar ditambahkan HNO3 secukupnya, serta KSCN scukupnya.
Kemudian cukupkan dengan aquadest hinga 50 mL. tentukan masing-
masing absorbansinya pada panjang gelmbang maksimum.
Adapun % kadar Fe yang didapatkan pada sediaan obat
Dasabion® dengan menggunakan spktrofotometri dengan metode
adisi standar ialah sebesar 7,258 %
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kadar Fe dalam
sediaan obat Dasabion® adalah 7,258 %.
5.2 Saran
sebaiknya agar para asisten selalu mendampingi praktikannya
dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, E., 2006,”Ilmu tanah”, Medan, Fakultas Pertanian USU.
Chan, Al Izzah., 2011, “Penentuan Kandungan Besi (Fe) dan Seng (Zn)
dalam Bijih Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom”, Padang
UNP.
Dalimunthe, G. I.2011. Penetapan Kadar Famotidin dalam Sediaan
TabletSecara Spektrofotometer Ultraviolet. Kultura Volume : Vol.
12 No. 1.
Ghalib, I.G Dan Abdul R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Belajar : Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas Ali., 2005, “Dasar-Dasar Ilmu Tanah”, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada.
Kartasasmita RE., Lilis T dan Majid F. 2008.Penentuan Kadar Besi (II)
Dalam Sediaan Tablet Besi (II) Sulfat Menggunakan Metode Orto
Fenantrolin.Jurnal Kesehatan BTH, Volume 1 No. 1 Agustus 2008.
STIKes BTH Tasikmalaya.