Anda di halaman 1dari 4

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Pasien berinisial Ny. J, usia 55 tahun, jenis kelamin perempuan, status
sudah menikah, pasien beragama islam, suku Aceh, pendidikan terakhir SD,
sumber informasi pasien, keluarga. Tanggal pengkajian 27 maret 2017,
pasien beralamat gampong lamgawe kecamatan Darussalam kabupaten
aceh besar.

2. Keluhan utama
Ny. J mengatakan sering mengalami sakit kepala

3. Factor presipitasi/ riwayat penyakit sekarang


Saat perawat melakukan pengkajian keluarga mengatakan halusinasi
penglihatannya sudah hilang dan Ny. J mengatakan tidak pernah melihat
bayangan orang tuanya lagi. Namun seiring berjalannya waktu pada saat usia
Ny. J 55 tahun Ny. J menarik diri karena selalu mengalami sakit kepala
seperti ada yang dipikirkannya namun tidak dapat diceritrakannya dan tidak
mau berinteraksi dengan tetangganya , Ny. J memilih untuk berdiam diri
dirumah. Kontak mata Ny. J juga berkurang ketika berbicara kepada perawat,
pikiran Ny. J tampak terlihat kosong saat perawat ingin berbicara kepada Ny.
J. Ny. J juga tidak kooperatif saat perawat ingin menanyakan tentang aktivitas
sehari-hari Ny. J dirumah.

4. Factor predisposisi
a. Riwayat penyakit lalu
Keluarga Ny. J mengatakan bahwa dulunya Ny. J pernah
mengalami halusinasi pada saat berumur 49 tahun dikarenakan orang tua
dari Ny. J meninggal 2 tahun yang lalu pada saat usia Ny. J 47 tahun. Ny.
J mengatakan halusinasi yang dirasakannya seperti melihat bayangan
orang tuanya yang mengajakmya berbicara. Keluarga mengatakan telah
membawa Ny. J berobat kampong (meurajah) tetapi tidak kunjung
sembuh. Sehingga suami dan anak-anaknya mulai membawanya ke
rumah sakit jiwa untuk konsultasi pada uur 49 tahun. Tetapi Ny. J tidak
dirawat di rumah sakit jiwa. Dia hanya berkonsultasi saja dan rawat jalan
dirumah.
Ny. J pertama kali melihat bayangan orang tuanya yang sudah
meninggal sejak usia 49 tahun. Setelah pasien sembuh dari gangguan
halusinasi pasien mengalami isolasi nsosial pada umur 55 tahun. Ny. J
mengatakan sakitnya karna mengalami sakit kepala yang tak kunjung
sembuh, sehingga pasien terdiam dan termenung sendiri kemudian lama-
lama Ny. J mulai berkeliling rumah tidak menentu arah. Pada saat Ny. J
keluar rumah banyak ibu-ibu yang membicarakannya gangguan jiwa yang
pernah dialaminya beberapa tahun lalu sehingga Ny. J merasa malu dan
minder ketika hendak keluar rumah sehingga Ny. J memutuskan untuk
berdiam diri dirumah. Keluarga memutuskan membawanya untuk control
ke poli rumah sakit jiwa pemerintahan aceh untuk yang pertama kalinya
pada usia 49 tahun. Dan sejak saat itu Ny. J tidak melihat lagi bayangan
seseorang dan juga tidak pernah putus dalam berkonsumsi obat-obatan
yang diberikan dari rumah sakit jiwa.

Kemudian pada saat pasien berumur 55 tahun keluarga


memutuskan membawa Ny. J untuk yang kedua kalinya ke rumah sakit
jiwa untuk mengobati gangguan isolasi sosialnya. Pada saat dilakukan
pengkajian pasien terlihat baru pulang dari rumah sakit jiwa untuk
mengambil obat dan teratur minum obat sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan oleh rumah sakit.

b. Riwayat psikososial
Genogram
c. Riwayat penyakit keluarga
Menurut data yang diperoleh dari hasil pengkajian dengan
wawancara, pada keluarga Ny. J tidak ada satupun anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa seperti dirinya. Hanya Ny. J yang
mengalami gangguan jiwa tersebut. Ayah dan ibunya Ny. J sudah
meninggal karena hipertensi.

5. Status mental
a. Penampilan
Ny. J dalam berpakaian rapi dengan memakai baju dan sarung
serta jilbab, kulit pasientampak bersih dan gigi bersih.

b. Kesadaran
Kesadaran Ny. J compos mentis, tidak mengalami penurunan
kesadaran. Ny. J tidak mengalami gangguan tidur. Ny. J jika tidur tidak
ada masalah apapun.

c. Disorientasi
Ny. J tidak mengalami disorientasi waktu karena saat ditanya
sekarang pukul berapa pasien masi bias menjawab dengan benar, begitu
juga dengan tempat saat ditanyai pasien berada dimana pasien tau
bahwa dia berada di gampong lam gwee, serta begitu juga dengan oarng,
pasien bisa membedakan yang mana yang laki dan perempuan.

d. Aktivitas motorik/psikomotor
Ny.J tidak mengalami masalah seperti lesu, Ny. J jika didalam
rumah hanya melakukan aktivitas seperti memasak, menyapu serta
menyuci.

e. Afek/emosi
Ny. J nterlihat saat berinteraksi dengan perawt kurang kooperatif
saat ditanyai perasaan sehari-hari. Afek yang muncul pada Ny. J yaitu
dtar. Tidak ada perubahan roman muka saat perawt menanyakan aktifitas
sehari-hari. Ny.J mengatakan bahwa dia merasa senang dan bias
berkumpul dengan keluarganya. Kontak matanya kurang, dan raut muka
tidak berubah.
f. Persepsi
Saat ini klien masi ada gangguan dlam persepsinya yaitu denga
isolasi social. Sebelumnya klien pernah mengalami ganghuan kejiwaan
dengan halusinasi penglihatan pada tahun 2015.

g. Proses piker
1. Arus piker
Arus pikir Ny. J terlihat kurang koheran. Pada saat perawat
berbicara dengan Ny. J semua pembicaraannya dapat kurang
dipahami dengan baik.
2. Isi pikiran
Ny. J bersikap depensosialisasi yaitu merasa dirinya asing bagi
orang lain atau lingkungan yang ada disekitar daerah rumahnya.

h. Memori
Ny. J tidak mengalami ganguan daya ingat jangka pendk saat
ditanyakan tentang kapan terakhir Ny. J dibawa ke RSJ untuk
berkonsultasi, Ny. J dapat menjawab tanggal 18 bulan 3 tahun 2017 dan
jangka panjang ditanya kapan masa-masa SD yang menyenangkan
baginya di saat kelas 3 SD dan dia juga mengatakan setiap hari minggu
suka diajak oleh ayah pergi ke lading.

6. Fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 27 maret 2017 didapatkan
data keadaan umum, Ny. J sadar penuh, tekana darah 120/80 mmHg, nadi
80 x/menit , pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5C, tinggi badan 157 cm, Ny. J
mengatakan tidak mempunyai keluhan fisik.

7.

Anda mungkin juga menyukai