Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan


Sub Pokok Bahasan : Pemberantasan Jentik Nyamuk
Sasaran : Masyarakat
Hari/ Tanggal : Senin, 23 Maret 2019
Tempat : Desa Niron, Sibreh kab. Aceh Besar
Pukul : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Pelaksana : Mahasiswi AKPER KESDAM IM Banda Aceh

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta dapat
mengetahui tentang pemberantasan jentik nyamuk.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Setelah diadakan penyuluhan masyarakat memahami pengertian dari
Pemberantasan Jintik Nyamuk.
2. Setelah diadakan penyuluhan masyarakat mampu menjelaskan sasaran
pemberantasan jintik nyamuk.
3. Setelah diadakan penyuluhan masyarakat mampu menyebutkan
perlaksanaan dari Pemberantsan Jintik Nyamuk.
4. Setelah diadakan penyuluhan masyarakat mampu menyebutkan
penggunaan Abate.

C. MATERI ( Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian dari Pemberantasan Jintik Nyamuk.
2. Menjelaskan Sasaran Pemerantasan Jintik Nyamuk
3. Menjelaskan perlaksanaan dari Pemberantasan Jintik Nyamuk.
4. Menjelaskan cara pengunaan Abate
D. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Mahmude Rezeki
2. Penyuluh : Febrilia Ariska Putra
3. Notulen : Rahmi Maulida
4. Fasilitator : Aprilia Wahyuningsih
5. Observasi : Widia Wati
6. Dokumentasi :-

E. SETTING TEMPAT
KET: = Penyuluh
= Moderator
= Notulen
= Dokumentasi

F. KEGIATAN

TAHAP KEGIATAN
WAKTU Pengajar Peserta Pelatihan
Persiapan Pembukaan : Menjawab salam
5 menit Memberi salam Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan.
Pelaksanaan Pelaksanaan : Menyimak dan
15 Menit Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1

1. pengertian dari
Pemberantasan Jintik
Nyamuk.
2. Sasaran Pemerantsan Jintik
Nyamuk
3. Perlaksanaan dari
Pemberantasan Jintik
Nyamuk.
4. Cara pengunaan Abate

Penutup Evaluasi : Menyimak dan


5 menit Menyimpulkan inti penyuluhan. mendengarkan
Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan.
Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya.
Memberi kesempatan kepada ibu-ibu
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.

G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

H. MEDIA DAN SUMBER


1. Power Point
2. Video
3. Brosur

I. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
2. Penyuluhan menggunakan media yang sudah disediakan
3. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di desa Niron
4. Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan
pada hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1. Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
2. Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara
aktif dalam penyuluhan
3. Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat
c. Evaluasi Hasil
1. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi yang disampaikan
dari sebelum penyuluhan.
TEORI

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah
sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana
pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila
sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan
masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia
dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.
Ada 3 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan
lingkungan, masing-masing pengertian lahir dalam upaya memecahkan
masalah kesehatan sesuai jaman dan kebutuhannya. Ketiga pengertian
tersebut adalah :
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai suatu upaya, dikemukakan
oleh P.Halton Purdon (1971). Purdon menyatakan bahwa “ Kesehatan
Lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan bagi
masyarakat modern, kesehatan lingkungan adalah aspek kesehatan
masyarakat yang meliputi semua aspek kesehatan manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tujuannya untuk mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada tingkat yang
setinggi-tingginya dengan jalan memodifikasi faktor sosial, faktor fisik
lingkungan, sifat-sifat dan kelakuan lingkungan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan.
2. Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi dikemukakan oleh
Organisasi Kesehatan se-Dunia (World Health Organization). WHO
menyatakan Environment health refers to ecological balance that must
exist beetwen man and his environment in order to ensure his weel
being. Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya keseimbangan
ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar masyarakat
menjadi sehat dan sejahtera. Sehingga Kesehatan Lingkungan menurut
WHO adalah : Those aspects of human health and disease that are
determined by factors in the environment. It also refers to the theory
and practice of assessing and controlling factors in the environment
that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan "Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia". Menurut HAKLI
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari
Kesehatan Lingkungan adalah bahwa tercapainya tujuan kesehatan
yaitu masyarakat sehat dan sejahtera apabila kondisi lingkungan sehat.
3. Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai
keseimbangan lingkungan dan manusia, ilmu dan seni dalam
pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, sehat,
aman dan nyaman dan terhindar dari gangguan penyakit. Pengertian
Kesehatan Lingkungan sebagai suatu ilmu, seni dan teknologi
dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya dikemukakan oleh Umar
Fahmi Achmadi. Menurut Umar Fahmi Achmadi (1991), Kesehatan
Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kualitas
lingkungan dengan kondisi kesehatan suatu masyarakat. Ilmu
Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif
antara kelompok penduduk dengan segala macam perubahan
komponen lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman atau
berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat.
B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat
dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air
tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang
diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh
zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu
tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak bising
yang dapat mengganggu aktifitas/alat pendengaran manusia.

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

D. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan
merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan
kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
a. Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup
kesehatan lingkungan, yaitu :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.

b. Menurut Undang-Undang di Indonesia


Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam
Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada
delapan, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca
bencana

E. Sasaran Kesehatan Lingkungan


Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan
kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha
yang sejenis.
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama atau yang sejenis.
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan
untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan
yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk
secara besar-besaran, reactor atau tempat yang bersifat khusus.

F. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu, Keluarga, dan


Masyarakat
a. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu
Apabila lingkungan bersih berpengaruh individu, khususnya pada
kualitas kerja (produktivitas) individu tersebut. Sedangkan individu
yang berada pada lingkungan yang tidak sehat, akan berada pada
produktivitas yang cenderung menurun.
Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhannya di
ambil dari lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu
baik positif maupun negatif. Lingkungan sehat dan gizi yang cukup
dapat menghindarkan seseorang dari penyakit.
b. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Keluarga
Keluarga yang sehat berasal dari lingkungan rumah yang sehat,
maka kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih
dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang
ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko
terjadinya penyakit atau gangguan saluran pernapasan.
Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat
mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku yang bisa
memperbaiki tingkat kesehatan lingkungan. Karena bagi mayoritas
masyarakat kita, rumah tidak hanya sebagai tempat istirahat, tetapi
juga sebagai tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga, bahkan
keluarga yang jauh. Dengan demikian, dalam sebuah rumah yang tidak
sehat dapat menjadi tempat saling menularnya penyakit dan menjadi
indikasi negatif terhadap upaya meningkatkan kesehatan lingkungan.
c. Pengaruh Lingkungann yanng Tidak Sehat Terhadap Msyarakat
Lingkungan sehat akan membuat masyarakat terhindar dari
penyakit. Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan, akan
berakibat terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup, timbulnya
penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat, dan timbulnya bencana
akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.

G. Penyakit yang Ditimbulkan oleh Lingkungan yang Tidak Sehat


- Kolera
- Tifus Perut
- Diare
- Leptospitosis
- Malaria dan DBD
- TBC
- Cacar
- Influenza

H. Masalah-Masalah Kesehtan Lingkungan Di Indonesia


Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks
yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait.
Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :
a. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan
0,3 mg/l.
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks
0.00000000002 per 100 ml air).

b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila
memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal
mungkin
6. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal.

c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,
penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah
antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang
tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

d. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut.
1. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya,
tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita


dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur
tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara
efisien.

e. Serangga dan Binatang Pengganggu


Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit
penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal
tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk
penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit
tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan
dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp,
Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan
kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk
mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit
misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila.
Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit
ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

f. Makanan dan Minuman


Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah
restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah
oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat
pengelolaan makanan meliputi :
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan peralatan yang digunakan
8. Pencemaran Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari :


http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008

Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun


1992 tentang Kesehatan.

Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu


Pengantar. Jakarta : EGC.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
MATERI

1. Pengertian Pemberantasan Jintik nyamuk


Pemberantasan Jintik Nyamuk adalah upaya mengurangi jumlah
nyamuk dengan cara pemberantasan pada jentiknya. Karena foging
yang dilakukan selama ini hanya membunuh sebagian nyamuk
dewasa sedangkan jentiknya masih bisa berkembangbiak.

2. Sasaran Pemberantas Jintik Nyamuk


a. Tempat Penampungan air untuk keperluan sehari-hari
seperti : Drum, tangki, tempayan, bak mandi/wc dan ember.
b. Tempat penmpungan air bukan untuk keperluan sehari-hari
seperti: tempat minum burung, vas bunga, barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik,dll).
c. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang
batu/pelepah dau, tempurung kelapa dan potongan bambu.

3. Perlaksaanaan dalam Pemberantasan Jintik Nyamuk


a. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar
matahari.
b. Melaakukan pemberantasan jintik/sarang nyamuk dengan
cara 4M plus:
1) Menguras
Wadah air yang terdapat didalam bangunan seperti
bak mandi, ember, vas bunga, dan tempat
penampungan air kulkas agar telur dan jentik
nyamuk mati.
2) Mengubur
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk tidak
dapat masuk dan bertelur.
3) Mengubur
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang
dapat menampung air hujan seperti ban bekas,
kaleng bekas dan lain-lain.
4) Memantau
Semua wadah air atau tampat-tempat lainnya yang
berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk
seperti bak mandi, drum, ban bekas, atas pot bunga
dan lain-lain.
PLUS
a) Jangan mengantung baju didalam kamar.
b) lakukan pengasasapan.
c) membubuhkan bubuk abate.
d) mencegah gigitan nyamuk dengan memakai
lotion anti nyamuk.
e) memasang kawat kasa dan tidur
menggunankan kelambu.
f) memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
seperti ikan cupang.

4. Cara Penggunaan Abate


Takaran penggunaan abate adalah sebagai berikut :
menaburkan bubuk abate dengan cara menaburkan pada
tempat penampungan air yang diulang 2-3 bulan sekali takaran 1
gram abate untuk 1 liter air (1 sendok makan berisi 10 gr untuk 100
lt air).
Bubuk abate ini dapat ditemukan di apotik terdekat dan di
pukesmas.

Anda mungkin juga menyukai