C. MATERI ( Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian dari Pemberantasan Jintik Nyamuk.
2. Menjelaskan Sasaran Pemerantasan Jintik Nyamuk
3. Menjelaskan perlaksanaan dari Pemberantasan Jintik Nyamuk.
4. Menjelaskan cara pengunaan Abate
D. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Mahmude Rezeki
2. Penyuluh : Febrilia Ariska Putra
3. Notulen : Rahmi Maulida
4. Fasilitator : Aprilia Wahyuningsih
5. Observasi : Widia Wati
6. Dokumentasi :-
E. SETTING TEMPAT
KET: = Penyuluh
= Moderator
= Notulen
= Dokumentasi
F. KEGIATAN
TAHAP KEGIATAN
WAKTU Pengajar Peserta Pelatihan
Persiapan Pembukaan : Menjawab salam
5 menit Memberi salam Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan.
Pelaksanaan Pelaksanaan : Menyimak dan
15 Menit Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1
1. pengertian dari
Pemberantasan Jintik
Nyamuk.
2. Sasaran Pemerantsan Jintik
Nyamuk
3. Perlaksanaan dari
Pemberantasan Jintik
Nyamuk.
4. Cara pengunaan Abate
G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
I. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
2. Penyuluhan menggunakan media yang sudah disediakan
3. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di desa Niron
4. Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan
pada hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1. Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
2. Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara
aktif dalam penyuluhan
3. Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat
c. Evaluasi Hasil
1. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi yang disampaikan
dari sebelum penyuluhan.
TEORI
b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila
memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal
mungkin
6. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal.
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,
penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah
antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang
tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut.
1. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya,
tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.