2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)
b. Interview (wawancara)
2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui
apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil,
karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya
sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok ;
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan
peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll,
sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan
bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli
dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri
atau pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio,
pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan
kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.
f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga
bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang
dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Macam-Macam Metode Pendidikan
Setelah kita telaah berbagai prinsip metode pendidikan yang tersebut pada tulisan
sebelumnya, dapat ditarik benang merahnya bahwa dari prinsip-prinsip itulah sebenarnya
telah lahir berbagai macam metode pendidikan. Metode-metode tersebut sama sekali tidak
bertentangan dengan metode-metode modern yang diciptakan oleh para ahli pendidikan saat
ini.
Macam-macam metode dapat dilihat dari dua sisi, yaitu metode dari sisi internal
materi dan metode dari sisi eksternal materi.
Yang dimaksudkan disini adalah cara penyampaian bahan materi pelajaran yang
efektif agar cepat dipahami oleh peserta didik. Jadi titik tekan metode ini adalah pemahaman
materi pendidikan yang meliputi teks ataupun non-teks. Di antara metode-metode tersebut
adalah:
1. Metode Induktif
Metode ini bertujuan untuk membimbing peserta didik untuk mengetahui fakta-fakta
dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan atau induksi. Dalam
melaksanakan metode ini pendidik hendaknya memulai dari bagian-bagian yang kecil untuk
sampai pada undang-undang umum, pendidik memberi contoh detail yang kecil, kemudian
mencoba memandingkan dan menentukan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil kesimpulan
dan membuat dasar umum yang berlaku terhadap bagian-bagian dan contoh-contoh yang
sudah diberikan maupun yang belum diberikan.
2. Metode Deduktif
Metode ini merupakan kebalikan dari metode induktif, dimana perpindahan menurut
metode ini dari yang umum kepada yang khusus, jadi metode ini sangat cocok bila digunakan
pada pengajaran sains, dan pelajaran yang mengandung perinsip-perinsip, hukum-hukum, dan
fakta-fakta umum yang dibawahnya mengandung masalah-masalah cabang. Metode ini
sebagai pelengkap dari metode induktif, maka sebaiknya seorang guru menggabungkan
diantara dua metode tersebut.
Metode ini juga telah digunakan oleh para tokoh pendidikan Islam sebelumnya dalam
perbincangan dan pembuktian kebenaran pikiran dan kepercayaan terhadap karya-karya
mereka, terutama ketika mereka menghubungkan dengan ilmu logika.
Metode ini biasanya dikemas dalam tanya jawab, hal ini dimaksudkan agar peserta
didik dapat memahami materi secara lebih mendalam. Metode ini terdapat dalam Al Qur`an
surat Al Ankabut ayat 46: “Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan
Katakanlah: “Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan
yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-
Nya berserah diri”.
Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa diskusi atau dialog harus dilaksanakan
dengan cara yang baik. Cara yang baik ini perlu dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah
etika berdiskusi, misalnya tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang
lain, kedewasaan pikiran dan emosi, berpandangan luas dan sebagainya.[1]
Pelaksanaan proses pendidikan tentunya tidak cukup hanya pada pemahaman materi
saja, namun yang terpenting dan yang menjadi esensi dari pelaksanaan pendidikan tersebut
adalah pendemonstrasian dan transformasi pada kehidupan riil. Maka hal ini yang kami sebut
dengan sisi eksternal materi yang sangat urgen dalam pemilihan metode penyampaiannya.
Dibawah ini adalah metode yang perlu diperhatikan demi terwujudnya esensialitas
pendidikan:
1. Metode Teladan
2. Metode Cerita
Metode cerita atau kisah dianggap efektif dan mempunyai daya tarik yang kuat sesuai
dengan sifat alamiah manusia yang menyenangi cerita, oleh karena itu Islam
mengeksplorasikan cerita menjadi salah-satu tehnik dalam pendidikan
3. Metode Pembiasaan
Metode ini sudah dikenal dan dikuasai oleh semua pendidik melalui pengalaman dan
sudah digunakan tanpa ada pendidikan atau diklat khusus. Metode ini mencakup latihan dan
meniru, yaitu, melatih anak didik menguasai tujuan tertentu dengan disertai peniruan. Dalam
metode ini pendidik sudah menguasi materi yang akan disampaikan pada peserta didik dan
sudah dipraktekkan sendiri
Metode ini digunakan dalam pendidikan di keluarga, lingkungan tetangga, dan juga
disekolah dalam rangka pembentukan kebiasaan, pola tingkah laku, keterampilan, sikap, dan
keyakinan.
Pada umumnya metode ini disebut dengan metode penelitian pendidikan, jadi metode
ini digunakan dalam rangka pengembangan dan kemajauan pendidikan, antara lain dari
metode ini adalah survei, eksperimen yang menggunakan alat ukur seperti tes, wawancara,
observasi, dan sebagainya.
ILMU MAKALAH PERUBAHAN PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :
1. Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
2. Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari
orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3. Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan
diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
3. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh
hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
a. Mendiagnosis masalah
b. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
c. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
d. Menyeleksi objektif akhir perubahan
e. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
f. Mempertahankan perubahan
g. Mengakhiri hubungan saling membantu
4. Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
a. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
b. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada
c. Kompleksitas
d. Dapat dibagi
e. Dapat dikomunikasikan
5. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan
yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
1. Membangun suatu hubungan
2. Mendiagnosis masalah
3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4. Memilih jalan keluar
5. Meningkatkan penerimaan
6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau
untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley
1. Mengenali gejala
2. Mendiagnosis masalah
3. Menganalisa jalan keluar
4. Memilih perubahan
5. Merencanakan perubahan
6. Melaksanakan perbahan
7. Mengevaluasi perubahan
8. Menstabilkan perubahan
Aspek fisik
Aspek psikis
Aspek sosial
2. Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan
seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti
diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik
3. Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan
sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan
strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
4. Education:
a. Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian
informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
b. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
2.3.4 Cara-Cara Perubahan Perilaku
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
Ini bisa dengan :
a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati
instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang sampah
disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b. menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak mengerjakan
apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati kalau
tidak diberi oralit waktu mencret
2. Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga imbalan yang
tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
Contoh:
- kalau ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka
anaknya akan sehat, (ini juga imbalan non materi)
Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh imbalan
tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya.
3.1 KESIMPULAN
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori
perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan
Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Sedangkan aspek
perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Dalam perubahan perilaku terdapat teori-teori yang membahas menegenai perubahan
perilaku yakni Teori S-O-R, Teori “Dissonance” : Festinger, Teori fungsi: Katz, Teori
“Driving forces”: Kurt Lewin dan Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan).
Sedangkan bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan alamiah (natural
change) , Perubahan terencana (planned change) , dan Kesiapan berubah (Readiness to
change). Untuk melakukan perubahan maka harus memiliki strategi, maka strategi perubahan
perilaku berupa Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education.
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
2. Dengan memberi imbalan.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
5. Dengan memberikan kemudahan.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi