Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PANDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II

KONSEP TEORI

I. ASPEK LEGAL DALAM KONTEKS KEPERAWATAN JIWA


Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasulk hak dan kewajibannya.
Aspek legal keperawatan dalam aspek kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu surat ijin
kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan surat ijin praktik perawat (SIPP) bila
bekerja perorangan atau berkelompok.
Peran fungsi perawat jiwa
Peran dan fungsi perawat jiwa saat ini telah berkembang secara kompleks dari elemen
histori aslinya. Dengan demikian dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa perawat
dituntut melakukan aktivitas pada tiga area utama yaitu :
1. Aktivitas asuhan langsung
2. Aktivitas komunikasi
3. Aktivitas pengelolaan/penatalaksanaan manajemen keperawatan.

Perawat jiwa harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membuat pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.


2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga
dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi yang bisa menimbulkan sakit.
3. Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus.
4. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan kelompok
untuk menggunakan sumber yang tersedia di komuniktas kesehatan jiwa termasuk
pemeberi pelayanan terkait, teknologi dan sistem social yang paling tepat.
5. Meningkatkan, memelihara kesehatan mental, serta mengatasi pengaruh penyakit
mental melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan keperawatan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik dengan
masalah psikologik dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan
pasien, keluarga, staf dan pembuat kabijakan.
II. ASPEK ETIK DALAM KEPERAWATAN JIWA

Anda mungkin juga menyukai