Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Pengguna software MEH pada umumnya tidak merasa perlu mempelajari lebih
dalam aspek teoritis/matematis yang mendasari analisis dengan MEH. Padahal, seorang analis
harus memahami perilaku elemen-elemen dalam MEH untuk merepresentasikan problem fisik
pada struktur dengan benar dan tepat. Sehingga pemahaman ini akan mempengaruhi dasar
alasan untuk memilih jenis, ukuran, bentuk elemen, serta kondisi-batas, beban-beban, dll.
yang diperlukan pada saat pemodelan.
Proses belajar seorang pemula dalam bidang analisis dengan MEH, dapat digambarkan
dalam 3 tahapan besar mengikuti kurva seperti gambar berikut, sampai mencapai tingkatan
seorang analis yang matang.

Gambaran tahapan proses belajar dalam bidang analisis dengan MEH

MEH menggunakan formulasi matematis dari teori fisika untuk menyatakan


perilaku fisik obyek yang dianalisis. Asumsi dan batasan dari teori yang dipakai
(seperti teori balok, teori pelat, dll.) harus tidak boleh dilanggar dengan apa yang kita
minta pada software untuk melakukannya. Seorang pengguna yang kompeten harus
memiliki interpretasi fisik yang baik atas probelam yang dihadapi, sehingga jika ada
kesalahan yang terjadi pada hasil komputasi dapat dideteksi dan diambil keputusan
apakah hasil tersebut valid atau tidak.
Analisis dengan MEH tidak sekedar seperti memakai software CAD (computer
aided design) yang cara kerjanya hanya menggambar suatu geometri obyeknya lalu
mencetaknya saja dan selesai. Tetapi pekerjaan analisis dalam MEH mengikuti hukum
“Masuk sampah, keluar juga sampah” (“Garbage in, Garbage out”). Aspek pemilihan
jenis elemen, pengaturan meshing, ketepatan kondisi batas yang diterapkan misalnya,
akan secara langsung sangat menentukan stabilitas dan akurasi hasilnya.

1
Bagi pemula, dalam belajar lebih baik membatasi model pada problem-problem yang ada
dalam buku teks yang mana sudah ada solusinya, dari pada memakai model dari persoalan
nyata yang solusinya belum terverifikasi. Ketika mencoba menyelesaikan persoalan nyata,
maka janganlah langsung menerima hasil komputasi begitu saja, namun terlebih dulu harus
divalidasi dengan membandingkan dengan hasil analistis, hasil eksperimental model fisik,
atau pengetahuan dari pengalaman sebelumnya jika ada.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SOAL

Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen.

Diketahui pada elemen (1), (11), dan (10) luas penampang melintang (A) adalah 20 in.2
dan berbentuk rectangular tube, sedangkan luas penampang melintang (A) pada elemen
(2), (3), (4), (5), (6), (8), (9), (10) dan (12) adalah 10 in. 2 dan berbentuk circular tube.
Modulus Young (E) semua elemen sebesar 10.0 ×106 psi. Struktur ditumpu oleh jenis
tumpuan fixed support pada titik simpul 1, 5, dan 6. Pada titik simpul 4 bekerja 2 gaya
dalam arah sumbu –Z dan +X masing-masing sebesar 5 lb.
Langkah-Langkah Penyelesaian

Langkah paling awal dalam pemodelan persoalan tersebut adalah


mengubah/mengkonversi satuan-satuan parameter pada soal agar konsisten, karena seperti
software MEH pada umumnya, software LISA tidak mendefinisikan satuan.
LISA hanya bekerja dengan besaran angka-angka, sehingga tidak ada bedanya antara
satuan N/m2 dengan N/mm2. Untuk itu pengguna harus menggunakan sistem satuan yang
konsisten untuk keseluruhan modelnya. Sebagai contoh, jika digunakan milimeter (mm)
sebagai satuan panjang, maka Modulus Young (E) harus dalam satuan N/mm2, bukan
dalam N/m2. Demikian juga jika N/m2 digunakan sebagai satuan Modulus Young, maka
satuan gaya harus dalam N (Newton) bukan kN (Kilo Newton).

Dalam kasus soal ini satuan yang perlu dikonversikan terlebih dulu adalah satuan
panjang dari dimensi elemen strukturnya, dari feet (ft) menjadi inchi (in.).
Selanjutnya membuka/mengaktifkan software LISA. Berikut ini tahapan pemodelan
yang harus dilakukan dalam software LISA.
1. Tentukan jenis analisis sesuai persoalannya. Dalam hal ini adalah Analisis Statis, dan
dapat dipilih pada menu seperti ditunjukkan Gambar 1.2.

Gambar. 1.2. Pemilihan jenis analisis yang akan dilakukan.

2. Pembuatan Titik Simpul (Nodes): dengan cara memasukkan koordinat kartesiannya


secara berturut-turut sesuai geometri strukturnya. Dalam hal ini dengan node 1 pada
koordinat (0, 0, 0); node 2 (0, 120, 0); node 3 (120, 120, 0); dan node 4 (120, 0, 0).
Menu untuk pembuatan nodes ini ditunjukkan pada Gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3. Menu pendefinisian nodes pada model.


Hasil pendefinisian semua nodes pada model dapat dilihat seperti tampilan Gambar 1.4
berikut.

Gambar 1.4. Hasil pendefinisian nodes pada model (terlihat titik merah dengan nomor node 1 s/d 4.

3. Pembuatan elemen dengan menyambungkan nodes yang sudah ada untuk membentuk
geometri struktur yang diinginkan. Pada menu dipilih “line2 beam/truss” sebagai
jenis elemen garis (bisa untuk kasus elemen batang atau balok). Akhirnya terbentuk 3
buah elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Menu untuk pembuatan elemen jenis elemen garis untuk membentuk geometri struktur
yang diinginkan.
4. Ubah nama node dan elemen untuk mempermudah langkah berikutnya, seperti terlihat
pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Pemberian nama nodes dan elements.

5. Memasukan data section properties & material properties elemen.


 Pada soal tidak ditentukan bentuk penampang melintang tiap elemennya, hanya
diketahui luasnya saja (A), yaitu 10 in.2 untuk semua elemen.
 Dalam submenu Geometric terdapat beberapa pilihan bentuk penampang seperti
rectangular bar, rectangular tube, circular bar, dll. (lihat Gambar 1.7).
 Dalam soal ini diasumsikan penampang melintang elemen berbentuk empat
persegi panjang dengan luas A = 10 in.2 dan I = 100 in.4 untuk elemen 2 sehingga
diperoleh ukuran tinggi (a) = 10.95 in. dan lebar (b) = 0.913 in. seperti terlihat
pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).
 Selanjutnya memasukkan data material properties untuk element 2 melalui
submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk
kelompok material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.8).
Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000 (seperti
dalam kasus soal ini).

Gambar 1.8. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical


pada menu Material Properties (Material).
 Untuk elemen 1 dan 3 memiliki luas A = 10 in. 2 dan I = 200 in.4 sehingga diperoleh
ukuran tinggi (a) = 15.5 in. dan lebar (b) = 0.65 in. seperti terlihat pada Gambar

1.9.
Gambar 1.9. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).
 Selanjutnya memasukkan data material properties untuk elemen 1 dan 3 melalui
submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk
kelompok material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.10).
Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000 (seperti
dalam kasus soal ini).

Gambar 1.10. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical pada
menu Material Properties (Material).

6. Pendefinisian tumpuan/perletakan pada model. Dalam hal ini pada node 1 dan 4 yaitu
keduanya berupa fixed support.

Gambar 1.11. Pendefinisian tumpuan pada node 1 dan 4.


Sehingga menghasilkan tumpuan sebagaimana terlihat pada Gambar 1.12 berikut.

Gambar 1.12. Simbol tumpuan yang telah didefinisikan pada node 1 dan 4.
7. Pemberian gaya-gaya dan momen yang bekerja pada model struktur. Dalam hal ini ada 1
gaya terpusat sebesar 10.000 lb yang bekerja pada node 2 ke arah horizontal ke kanan
(arah sumbu +x) dan momen sebesar 5.000 lb.in yang bekerja pada node 3 ke arah
berlawanan jarum jam (+z). Dilakukan pada menu “Loads & Constraints” seperti
terlihat pada Gambar 1.13 dan Gambar 1.14.
 Pemberian gaya pada node 2 sebesar 10.000 lb.

Gambar 1.13. Pendefinisian gaya terpusat pada node 2 sebesar 10.000 lb.
 Pemberian momen pada node 3 sebesar 5.000 lb. in

Gambar 1.13. Pendefinisian momen pada node 3 sebesar 5.000 lb. in


Setelah pendefinisian beban dan momen sudah dilakukan tuntas, maka pada model
struktur secara visual nampak panah warna hijau ke kanan pada node 2 dan lingkaran
panah warna biru pada node 3 seperti terlihat pada Gambar 1.14.

Gambar 1.14. Simbol beban dan momen yang telah didefinisikan pada node 2 dan 3.
8. Running/penyelesaian. Dengan memilih/klik ikon Solve untuk mengetahui hasil
perhitungan. Pada tahap ini LISA akan melakukan komputasi secara bertahap hingga
dihasilkan outputnya, yang secara ringkasnya seperti diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 1.15. Menu yang menunjukkan proses running/perhitungan oleh software LISA atas model yang
telah dibuat hingga dihasilkan outputnya.

9. Untuk mengetahui hasil Reaction Force pada struktur dapat dilihat dalam table
Reaction Force pada solution seperti pada Gambar 1.16.

Gambar 1.16. Reaction Force pada struktur


Dari hasil perhitungan di LISA, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Reaction Force
a. Reaction Force untuk gaya pada sumbu x

b. Reaction Force untuk gaya pada sumbu y

c. Reaction Force untuk momen pada sumbu z


2. Displacement

3. Momen dan gaya pada elemen


2.2 Latihan Mandiri 2:

Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen
(kasus beban terpusat yg bekerja tidak pada simpul)

Tujuan Praktikum:
 Mahasiswa mampu memodelkan struktur frame-bidang (rigid plane frame structure)
sederhana dengan baik dan benar menggunakan software LISA secara lebih mandiri.
 Mahasiswa memahami tiap tahap pemodelan, baik inputan maupun output yang
berupa defleksi pada simpul, gaya-gaya pada tiap elemen, dan gaya-gaya reaksi
tumpuan untuk kasus struktur frame-bidang.

Gambar 1.1.
Untuk struktur rangka-batang bidang (2 dimensi) pada Gambar 1.1, diketahui geometri
dan section properties elemen-elemennya adalah: luas penampang melintangnya (A) = 8
in.2, momen inersia (I) = 800 in.4, Modulus Young (E) = 30.0 ×106 psi. Struktur ditumpu
secara fix support pada simpul 1, 2, dan 3, dan terkena gaya terpusat (P) pada titik tengah
(tidak pada node/simpul) elemen 1 diantara node 1 dan 4 sebesar 15 kips.
Modelkan persoalan struktur tersebut, hingga didapatkan defleksi pada simpul, gaya-gaya
pada tiap elemen, dan gaya-gaya reaksi tumpuan/perletakannya.

Langkah-Langkah

Langkah paling awal dalam pemodelan persoalan tersebut adalah


mengubah/mengkonversi satuan-satuan parameter pada soal agar konsisten, karena seperti
software MEH pada umumnya, software LISA tidak mendefinisikan satuan.
LISA hanya bekerja dengan besaran angka-angka, sehingga tidak ada bedanya antara
satuan N/m2 dengan N/mm2. Untuk itu pengguna harus menggunakan sistem satuan yang
konsisten untuk keseluruhan modelnya. Sebagai contoh, jika digunanakan milimeter (mm)
sebagai satuan panjang, maka Modulus Young (E) harus dalam satuan N/mm2, bukan
dalam N/m2. Demikian juga jika N/m2 digunakan sebagai satuan Modulus Young, maka
satuan gaya harus dalam N (Newton) bukan kN (Kilo Newton).
Dalam kasus ini satuan yang perlu dikonversi adalah gaya P dan satuan dari dimensi
strukturnya. Sehingga setelah diubah hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2. Kondisi model setelah sistem satuannya dikonversikan.


Setelah itu membuka/mengaktifkan software LISA. Berikut ini tahapan pemodelan
yang harus dilakukan dalam software LISA.

1. Tentukan jenis analisis sesuai persoalannya: Dalam hal ini adalah Analisis Statis, dan
dapat dipilih pada menu seperti ditunjukkan Gambar 1.3.

Gambar. 1.3. Pemilihan jenis analisis yang akan dilakukan.

2. Pembuatan Titik Simpul (Nodes): dengan cara memasukkan koordinat kartesiannya


secara berturut-turut sesuai geometri strukturnya. Dalam hal ini dengan node 1 pada
koordinat (0,0,0); node 2 (480,0,0); node 3 (840,480,0); dan node 4 (240,480,0). Menu
untuk pembuatan nodes ini ditunjukkan pada Gambar 1.4 berikut.

Gambar 1.4. Menu pendefinisian nodes pada model.


Hasil pendefinisian semua nodes pada model dapat dilihat seperti tampilan Gambar 1.5
berikut.

Gambar 1.5. Hasil pendefinisian nodes pada model (terlihat titik merah dengan nomor node 1 s/d 4.

3. Pembuatan elemen dengan menyambungkan nodes yang sudah ada untuk


membentuk geometri struktur yang diinginkan. Pada menu dipilih “line2
beam/truss” sebagai jenis elemen garis (bisa untuk kasus elemen batang atau
balok). Akhirnya terbentuk 3 buah elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Menu untuk pembuatan elemen jenis elemen garis untuk membentuk geometri struktur
yang diinginkan.
4. Ubah nama node dan elemen untuk mempermudah langkah berikutnya, seperti
terlihat pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7. Pemberian nama nodes dan elements.

5. Memasukan data section properties & material properties elemen.


 Pada soal tidak ditentukan bentuk penampang melintang tiap elemennya,
hanya diketahui luasnya saja (A), yaitu 8 in.2 untuk semua elemen.
 Dalam submenu Geometric terdapat beberapa pilihan bentuk penampang
seperti rectangular bar, rectangular tube, circular bar, dll. (lihat Gambar 1.8).
 Dalam soal ini diasumsikan penampang melintang elemen berbentuk empat
persegi panjang dengan luas A = 8 in.2 dan I = 800 in.4 untuk semua elemen,
sehingga diperoleh ukuran tinggi (a) = 31.62 in. dan lebar (b) = 0.253 in.
seperti terlihat pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).
 Selanjutnya memasukkan data material properties melalui submenu
Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk kelompok
material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar
1.9). Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000
(seperti dalam kasus soal ini).

Gambar 1.9. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical pada
menu Material Properties (Material).

6. Pendefinisian tumpuan/perletakan pada model. Dalam hal ini pada node 1, 2 dan 3
yaitu ketiganya berupa fixed support.

Gambar 1.10. Pendefinisian tumpuan pada node 1.


Hal yang sama juga dilakukan pada node 2 dan 3, sehingga menghasilkan tumpuan
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.11 berikut.

Gambar 1.11. Simbol tumpuan yang telah didefinisikan pada node 1 dan 6.

7. Pemberian gaya-gaya yang bekerja pada model struktur. Dalam hal ini ada 1 gaya
terpusat sebesar 15.000 lb yang bekerja pada titik tengah elemen 1 di antara node 1
dan 4 ke arah horizontal ke kiri (arah sumbu –x).
Sebelum menginput beban di LISA, harus dilakukan perhitungan beban ekuivalen
global hingga di dapatkan beban dan momen seperti pada gambar 1.12.

Gambar 1.12. Free body diagram pada elemen 1

8. Menginput hasil dari perhitungan beban ekuivalen yang dilakukan pada menu
“Loads & Constraints” seperti terlihat pada Gambar 1.13. Pemberian beban
dilakukan pada node 1 dan node 4 sebesar -7500 lb.
Gambar 1.12. Pendefinisian beban ekuivalen pada node 1
9. Kemudian menginput momen pada node 1 dan node 4 sebesar -900000 lb inch seperti
pada gambar 1.13

Gambar 1.13. Pendefinisian momen ekuivalen pada node 1 dan 4

Setelah pendefinisian beban dan momen sudah dilakukan tuntas, maka pada model
struktur secara visual nampak panah warna hijau ke arah kiri pada node 1 dan 4 serta
momen berwarna biru pada node 1 dan 4 seperti pada gambar 1.14
Gambar 1.14. Gaya dan momen yang sudah didefinisikan

10. Running/penyelesaian. Dengan memilih/klik ikon Solve untuk mengetahui hasil


perhitungan. Pada tahap ini LISA akan melakukan komputasi secara bertahap hingga
dihasilkan outputnya, yang secara ringkasnya seperti diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 1.15. Menu yang menunjukkan proses running/perhitungan oleh software LISA atas model
yang telah dibuat hingga dihasilkan outputnya.
Untuk mengetahui hasil Reaction Force pada struktur dapat dilihat dalam table Reaction
Force pada solution seperti pada Gambar 1.15.
Dari hasil perhitungan di LISA, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Reaction Force
a. Reaction Force untuk gaya pada sumbu x

b. Reaction Force untuk gaya pada sumbu y

c. Reaction Force untuk momen pada sumbu z


2. Displacement

3. Momen dan gaya pada elemen

Anda mungkin juga menyukai