Anda di halaman 1dari 52

PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas mata kuliah Perancangan Dasar Struktur Terapung ini dibuat oleh :
Nama : Muhammad Farhan

NRP : 04311740000099

Nama Kapal : MT. DARUSSALAM

Dan disetujui oleh Dosen Pembimbing :

Nama : Ir. Mas Murtedjo, M.Eng.

NIP : 194912151978031001

Disetujui Oleh :

Ir. Mas Murtedjo, M.Eng.

NIP : 194912151978031001

i
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

BAB II MENGGAMBAR TEKNIK

2.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 4

2.2 Tujuan ............................................................................................................... 4

2.3 Ketentuan Menggambar Teknik ....................................................................... 7

BAB III PERANCANGAN LINESPLAN

3.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 9

3.2 Latar Belakang ................................................................................................. 10

3.3 Definisi-Definisi ............................................................................................... 11

3.4 Langkah-langkah Perancangan Linesplan ........................................................ 22

3.5 Langkah-langkah Merancang Kurva Hidroststik dan Bonjean melalui Maxsurf


Stability ................................................................................................................... 28

BAB IV PERANCANGAN HIDROSTATIK DAN BONJEAN

4.1 PenjelasanUmum..........................……….……..….……….……………….....37
4.2 Karateristik-Kareteristik pada Hidrostatik dan Bonjean ................................... 37

4.3 Langkah-langkah Merancang Kurva Hidroststik dan Bonjean melalui Maxsurf


Stability ................................................................................................................... 42

BAB V DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52

ii
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam perkuliahan di bidang teknologi kelautan, dalam hal ini khususnya di Jurusan
Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember terdapat
mata kuliah yang mempelajari dan mengaplikasikan pembuatan rencana garis dan juga
Hidrostatik dan Bonjean. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa nantinya dapat merancang
rencana garis dari sebuah kapal dilanjutkan dengan membuat kurva dari Hidrostatik dan
Bonjena. Pembelajaran tersebut merupakan langkah awal dari pencapaian kemampuan
mahasiswa dalam bidang perancangan struktur lepas pantai.
Perancangan dasar struktur terapung merupakan sebuah mata kuliah untuk mengerjakan
dan memperoleh gambar-gambar dasar dalam merancang struktur lepas pantai terpancang
maupun terapung yaitu dengan Lines Plan dan juga Kurva Hidrostatik dan Bonjean. Gambar
hasil perencanaan ini diperlukan proses menggambarnya dengan standar ketentuan yang umum
dipakai di bidang Teknik Kelautan dnegan menggunakan Menggambar Teknik.

Pencapaian yang diharapkan dalam pengerjaan tugas ini adalah mahasiswa dapat
memahami dan mengerti tentang penggambaran bentuk bangunan lambung kapal apabila
diketahui dimensi – dimensi utama dari kapal, penggunaan program – progam bantuan dalam
pengerjaan sebuah rencana garis (misal: autocad, maxsurf, dll) dan pada akhirnya memiliki
kemahiran, ketelitian dan keakuratan dalam merancang sebuah bangunan kapal.
Jenis struktur bangunan lepas pantai yang berkaitan dengan eksploitas dan
eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai secara umum terdiri dari:

1. “Floating Offshore Structures”


Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terapung dalam fungsinya menunjang
operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas. Beberapa jenis bangunan ini antara
lain: Motor tanker, Floating Production Storage Offloading (FPSO), Floating Storage
Offloading (FSO), Drilling Ship, Offshore Supply Vessel, Crew Boat, dll.
2. “Fixed Offshore Structures”
Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terpancang di dasar laut, dalam fungsinya
menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas. Beberapa jenis bangunan
ini antara lain: Rig dan Jacket.

3
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

BAB II

MENGGAMBAR TEKNIK

2.1 PENDAHULUAN

Dalam perencanaan struktur lepas pantai baik yang terapung maupun yang
terpancang, pada umumnya tehap berikutnya aan diikuti/diperlukan gambar-gambar hasil
perencanaan tersebut.

Gambar-gambar hasil perencanaan harus dilaksanakan proses menggambarnya


dengan standard ketentuan yang umum dipakai dibidang teknik kelautan. Proses
pelaksanaan ini yang disebut dengan “Menggambar Teknik”
Khususnya dalam perencanaan bangunan-bangunan lepas pantai yang terapung,
antara lain : Motor Tanker, FSO, FPSO, FLNG, dll. Pada tahap awal perencanaan (basic
design) dilaksanakan perhitungan-perhitungan & menggambar gambar-gambar Lines
Plan, Hydrostatics & Bonjean, General Arrangement, dll.
Untuk mengerjakan & memperoleh gambar-gambar antara lain : Lines Plan,
Hydrostatics & Bonjean, General Arrangement maka proses menggambarnya harus
dengan standard ketentuan yang umum dipakai dibidang teknik kelautan.

2.2.TUJUAN

Gambar teknik bisa juga di istilahkan dengan gambar yang bersifat tegas, terdiri
dari garis-garis, simbol-simbol serta tulisan tegak yang telah disepakati atau mempunyai
standar tertentu. Untuk memperoleh gambar-gambar teknik yang memenuhi standard
ketentuan yang umum dipakai, sehingga dihasilkan gambar-gambar teknik yang baik
serta memenuhi ketentuan yang umum dipakai dibidang teknik kelautan. Tujuan
penggunaan gambar teknik adalah untuk menterjemahkan gambar desain menjadi gambar
terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi,
menghitung biaya, penggunaan material dan lain sebagainya.

4
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

2.3 KETENTUAN MENGENAI MENGGAMBAR TEKNIK


2.3.1 Macam garis dan tebal garis menurut “N.26” (1936)

Macam/tebal garis: Digunakan untuk:

a. Garis Gambar (garis tebal) - Melukiskan apa-apa yang terlihat


(misalnya garis-garis yang membatasi
bentuk benda)

b. Garis Strip (garis putus-putus) - Melukiskan irisan apabila penglihatan


terhalang
tebal = ½ tebal garis gambar

c. Garis Strip titik - Melukiskan/menyatakan :


1. garis sumbu
tebal = 1/3 tebal garis gambar 2. letak potongan (irisan)
3. batas potongan, bila sebagian dari benda
yang dilukiskan dihilangkan
4. bagian dari benda yang terletak di depan
bidang potongan

d. Garis Tipis - Melukiskan/menyatakan :


1. garis pertolongan
tebal = ¼ tebal garis gambar 2. garis ukuran
3. garis petunjuk ukura
4. garis arsir
Catatan:
- Bila gambar dikerjakan dengan pensil dapat dibedakan dengan tingkat kekerasan dari
pensil, misalnya:
1. Untuk garis gambar dan garis strip = pensil F atau HB
2. Untuk garis strip titik dan garis tipis = pensil 2H
- Tebalnya garis gambar disesuaikan sendiri dengan besarnya gambar sehingga
kelihatannya sepadan dan baik dipandang

- Untuk gambar potongan


Misalnya potongan kulit, bila kita gambarkan dalam potongan, maka kita
dapatkan tebal pelat dan bila kita gambarkan dengan skala sangat kecil. Untuk ini kita
gambarkan dengan garis yang tebalnya
Maximum = 2x tebal garis gambar
Minimum = 11/2x tebal garis gambar

2.3.2 Huruf/Angka
Huruf dan angka harus ditulis dengan huruf/angka cetak lihat “N.27” (1936)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefg hijklmnopqrstuvwxyz
Jadi tidak diperkenankan dengan huruf-huruf lain dari ini

5
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

Untuk menggambar kapal, selain dari ketentuan tersebut, dapat digunakan


ketentuan sebagai berikut :
a. Semua huruf/angka ditulis dengan semua huruf tegak atau huruf miring (tidak
boleh kombinasi)
b. Semua tulisan dapat ditulis dengan huruf besar
c. Semua tulisan harus disesuaikan dengan gambar dan keperluannya
d. Semua tulisan harus rapi

2.3.3 Cara Menuis Ukuran dan Petunjuk Menulis Ukuran


a. Semua ukuran pada gambar harus lengkap, jadi ukuran tidak boleh diukur dari
gambar
b. Mencatat ukuran jangan terlalu banyak (jangan berlebih-lebihan, jadi ukuran
yang tidak perlu dan tidak masuk akal jangan dicatat)
c. Huruf/angka ukuran, biasanya tingginya 21/2 – 3 mm. Dan ditempatkan 1mm
diatas garis ukuran, bila tempat tidak cukup dapat dilanjutkan dibawah garis
ukuran.
d. Tinggi huruf/angka supaya disesuaikan dengan besar gambar dan
keperluannya
e. Angka-angka ukuran/nama harus digambar/dituliskan sedemikian, hingga
dapat dibaca dari bawah atau dari kanan gambar
f. Garis penunjuk ukuran ditonjolkan kira-kira 2 mm lewat garis ukuran

2.3.4 Tanda-Tanda untuk Menggambar Kapal


a. Untuk profil-profil :
- Profil siku-siku sebarang (unequal bar) (┌)
- Profil siku-siku samakaki (equal bar) (┌)
- Profil “I” (I beam) (I)
- Profil “Z” (Z bar) (Z)
- Profil “T” (T bar) (T)
- Profil siku-siku dan bulb (bulb angle) (L)
- Profil “U” ([)
- Profil bulb satu pihak (⁋)
- Profil bulb dua pihak (¶)
- Profil bulat (round bar) (Ø)
- Profil setengah bulat (half round bar)
- Profil datar (flat bar) (≠)

6
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

b. Untuk sambungan las


- Pada gambar pandangan :
- Pada gambar potongan :

c. Untuk sambungan keling :


- Pada keling 1 baris :
- Pada keling 2 baris :

d. Untuk lubang lubang/jendela.


Pada gambar pandangan dilkiskan seperti keadaan yang sebenarnya pada
gambar potongan.
- Untuk lubang yang bulat :

Dilukiskan dengan lingkaran strip titik pada dinding yang bersangkutan


- Untuk lubang-lubang yang oval/ellips dan jendela yang segiempat dilukiskan
sebagai berikut:

2.3.5 Skala Gambar


Skala yang diperkenankan untuk Menggambar Kapal ialah :
1:1 1:50
1:5 1:75
1:10 1:100
1:20 1:125
1:25 1:200
Skala gambar yang menyimpang dari ketentuan ini harus seijin Dosen/Asisten.

2.3.6 Ukuran Kertas Gambar


Untuk semua gambar-gambar kapal kecuali Rencana Garis/Steel
plan/General Arrangement diharuskan memakai kertas gambar dengan ukuran
standard sebagai berikut:
A0 = 841 x 1189 mm
B0 = 1000 x 1414 mm

7
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

C0 = 917 x 1297 mm Sedangkan untuk Rencana Garis/Steel Plan/General


D0 = 771 x 1090 mm Arrangement sedapat mungkin (dianjurkan) memekai
A1 = 841 x 1189 mm ukuran standard
A2 = 420 x 594 mm
A3 = 297 x 420 mm
A4 = 210 x 297 mm
A5 = 148 x 210 mm

2.3.7 Kotak Gambar


Kotak nama harus diletakkan disudut kanan bawah dari tempat
gambar. Dan harus mengikuti normalisasi kotak.

2.3.8 Ukuran-Ukuran Utama


Untuk tiap-tiap menggambar kapal harus diberikan ukuran-ukuran
utama dan ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan gambar yang
bersangkutan. Ukuran-ukuran utama harus dilektakkan disebelah kanan
gambar/disebelah atas kotak nama.

8
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

BAB III

PERANCANGAN LINES PLAN

3.1. PENDAHULUAN
Gambar Lines Plan merupakan gambar potongan-potongan badan suatu floating
structure (kapal) dalam 3 dimensi . Apabila pada floating offshore structure digambarkan
sistem sumbu koordinat,maka sumbu-x adalah horizontal memanjang, sumbu-y adalah
horizontal melintang, sumbu-z adalah vertical, maka diperoleh gambar-gambar
penampang bidang sebagai berikut :

 Gambar penampang bidang pada sumbu y - z


 Gambar penampang bidang pada sumbu x – y
 Gambar penampang bidang pada sumbu x – z

Selanjutnya pengertian umum dari Gambar Lines Plan adalah terdiri dari gambar –
gambar sebagai berikut :
 Gambar potongan potongan melintang kapal (Body Plan)
 Gambar potongan-potongan horizontal memanjang kapal (Half Breadth
Plan)
 Gambar potongan-potongan vertical memanjang kapal (Sheer Plan).

Selain pada saat perancangan / pembangunan baru , demikian juga pada saat suatu
floating offshore structure yang sudah ada mengalami reparasi berat/modifikasi/konversi,
seringkali gambar lines plannya (hardcopy/softcopy) tidak ada, sehingga perlu
dilaksanakan lagi “Perancangan Ulang Lines Plan” agar diperoleh gambar lines plan
yang sesuai dengan aslinya.
Dalam Perancangan Lines Plan secara Manual akan dilaksanakan langkah-langkah
perhitungan dan perencanaan secara manual sehingga akan diperoleh “gambar Lines Plan”
suatu floating structure .

9
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3.2. LATAR BELAKANG


Untuk memahami dalam proses perancangan Lines Plan maka diperlukan filosofi
pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan. Dalam mencapai pemahaman dasar-
dasar perancangan Lines Plan, metodologi langkah-langkah perancangan nya pada tahap
perhitungan-perhitungan dilaksanakan dengan cara manual selanjutnya proses
perencanaan Body Plan , Half Breadth Plan , dan Sheer Plan dilaksanakan dengan
menggunakan Auto-cad.
Perancangan Lines Plan secara manual , tanpa memakai soft-ware (maxsurf), pada
umumnya memakai Metode Diagram NSP atau Metode Sceltema D.H.Dalam proses
pembangunan baru maupun modifikasi/konversi Offshore Floating Structure, mutlak
diperlukan Lines Plan dalam format gambar autocad maupun dalam format pemodelan
maxsurf untuk menghitung/mendesain tahapan materi-materi berikutnya antara lain:
Hydrostatic/Bonjean, Resistance and Propulsion System, General Arrangement, Tank
Capacity Plan, Engine Room Lay-out, Construction Profile, Shell Expansion,
Midship/Frames Section, Prelimanary Stability, Damage Stability/Stability Booklet, dll.
Berdasarkan latar belakang seperti tersebut diatas, betapa pentingnya filosofi
pemahaman Perancangan Lines Plan bagi para mahasiswa, praktisi, serta engineer baik
yang beraktifitas di bidang perencanaan, pembangunan maupun pengawasan.
Dengan diperolehnya pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan yang
dilaksanakan dengan perhitungan secara manual maka diharapkan tercapainya basic
philosophy pemahaman Lines Plan secara mendalam, sehingga nantinya pada saat
merancang Lines Plan dengan menggunakan “software“ (maxsurf ,dll) akan lebih
memahami, lebih mudah, cepat dan dapat diperoleh hasil Lines Plan yang optimal dan
akurat.
Maxsurf Modeller Advandced adalah program yang digunakan oleh Marine
Engineer untuk membuat model (Lines Plan). Pembuatan Lines Plan ini merupakan kunci
utama suksesnya perancangan desain sebelum model dilakukan analisa
hidrodinamika, kekuatan struktur dan pendetailan lebih lanjut. Seringkali pembuatan
model dan analisa ini selalu berubah karena ketidak sesuaian antara desain dan analisanya,
sehingga proses desain dapat digambarkan sebagai desain spiral yang saling
menyempurnakan.

10
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3.3. DEFINISI - DEFINISI


3.3.1. Ukuran utama
 Length Between Perpendicular (Lpp)
Panjang kapal yang menghubungkan antara 2 garis tegak yaitu jarak horizontal
antara garis tegak depan/haluan/(FP) dengan garis tegak belakang/buritan/(AP).
- After Perpendicular (AP)
Adalah garis tegak buritan yaitu garis tegak yang terletak berimpit pada
sumbu poros kemudi.
- Fore Perpendicular (FP)
Adalah garis tegak haluan yaitu garis tegak yang terletak
pada/melalui titik potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat
air muatan penuh yang telah direncanakan.

 Length of Water Line (LWL)


Adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi buritan
dengan garis air pada sarat sampai dengan pada perpotongan linggi haluan dengan
garis air / FP (jarak mendatar antara kedua ujung garis muat). Sebagai pendekatan,
panjang garis air dapat dirumuskan sebagai fungsi dari Lpp sebesar 4% yaitu :

LWL = Lpp + (2 ÷ 4)% Lpp (3.1)

 Length Over All ( Loa )


Adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung bagian belakang
kapal sampai dengan ujung bagian depan badan kapal.
 Breadth ( B )
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal (Amidship).
 Depth ( H )
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak vertikal yang diukur pada
bidang tengah kapal (midship) dari atas keel (lunas) sampai sisi atas geladak di sisi
kapal.
 Draught / Draft ( T )
Sarat air kapal yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas sampai dengan
garis air/ waterline pada bidang tengah kapal (midship).

11
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

 Service Speeds (Vs)


Kecepatan dinas adalah kecepatan operasional kapal saat berlayar di laut.
Kecepatam dinas umumnya (60÷80)% kecepatan maximum.

 Displacement (∆)
Merupakan berat keseluruhan badan kapal termasuk didalamnya adalah
konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya, elektrikal dan sistemnya,
forniture dan interior, crew dan bawaannya, logistic, bahan bakar, pelumas, air tawar,
dan muatan kapal. Dengan difinisi diatas, satuan displacement adalah ton.
Displacement dapat dirumuskan sebagai berikut:

∆ = LWT+ DWT
= LWL x B x T x Cb x air laut ….(ton)

= ∇ x air laut ….. (ton) (3.2)

 Volume Displasment (∇)


Volume Displacemen dalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat
adanya bagian badan kapal yang tercelup di bagian bawah permukaan air, yang
dirumuskan sebagai :

∇ = LWL x B x T x Cb (m3) (3.3)

 Light Weight (LWT)


Light Weight adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang tidak
berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang termasuk dalam
LWT adalah berat-berat konstruksi badan kapal, mesin induk dan sistemnya, mesin
bantu dan sistemnya, pompa-pompa dan sistemnya, elektrikal dan sistemnya,
permesinan gladak, perlengkapan keselamatan, interior/furniture kapal, serta
ditambah juga perlengkapan lainnya.

12
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

 Dead Weight (DWT)


Dead Weight adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa berubah
dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang termasuk dalam DWT
adalah berat-berat muatan kapal, bahan bakar, pelumas, air tawar, bahan-bahan
logistic, crew dan bawaannya.

Gambar 3.1 Ukuran Utama Kap

13
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3.3.2. Potongan-potongan badan kapal

Dalam perancangan floating offshore structures khususnya pada tahapan


perancangan Lines Plan, perlu dipahami beberapa macam potongan-potongan badan
kapal sebagai berikut:
 Station
- Merupakan bidang penampang melintang sepanjang kapal dari belakang (buritan)
sampai depan (haluan). Selain itu, merupakan potongan-potongan vertical
melintang sepanjang kapal.
- Pada umumnya panjang kapal (Lpp)dibagi menjadi 20 station dari AP sampai
dengan FP dengan jarak antar station sama.
- Station no.10 yang merupakan bagian melintang tengah kapal disebut sebagai
“Midship Section”. Luasan bidang/station no.10/ luasan bidang tengah kapal
disebut sebagai “Midship Section Area”.
- Bagian badan kapal dari station AP sampai dengan station FP disebut sebagai “Main
Part”. Sedangkan bagian badan kapal di daerah belakang (buritan) yaitu dari station
AP sampai dengan ujung buritan kapal disebut sebagai “Cant Part”. Panjang Cant
Part ini diberi notasi Lcp, dimana Lcp = Lwl - Lpp.

Gambar 3.2 Station


 Buttock Line
- Adalah bidang penampang vertical memanjang, merupakan potongan-potongan
vertical memanjang kapal.
- Pada umumnya dalam perancangan Lines Plan, dari bagian tengah memanjang
kapal (center line) kesamping kanan atau kiri lambung kapal dibuat potongan-
potongan buttock line seperti BL-0m; BL-0,5m; BL-1m; BL-1,5m; BL-2m; BL-
3m; dst,melebar sampai dengan lambung kanan/kiri kapal. Jadi, dalam hal ini BL-
0m berada tepat/berimpit pada center line (CL ).

14
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

 Water Line
- Adalah bidang penampang horizontal memanjang kapal, merupakan potongan-
potongan horizontal memanjang kapal dari bagian dasar badan kapal sampai
dengan sarat air (draft) maksimum.
- Pada umumnya dalam perancanaan Lines Plan dibuat potongan-potongan
horizontal memanjang kapal dari bidang dasar kapal (base line) seperti WL-0m;
WL-0,5m; WL-1m; WL-1,5m; WL-2m; WL-3m; dst, sampai dengan sarat air
(draft) maksimum. Jadi dalam hal ini, WL-0m merupakan bidang dasar badan
kapal.
- Bidang penampang horizontal memanjang kapal pada posisi sarat air
maksimum pada umumnya disebut sebagai “Water Plane Area” (WPA).

3.3.3. KOEFISIEN BENTUK KAPAL


 Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara panjang,
lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini menunjukkan kerampingan kapal.
Rumusnya yaitu :
𝜵
𝑪𝒃 = (3.4)
𝑳𝒘𝒍 𝒙 𝑩 𝒙 𝑻

Gambar 3.3 Block Coefficient

 Prismatic Coeffisient (Cp / )


Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah
prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.

- Prismatic Coeffisient of Perpendicular (𝑪𝒑𝑳𝒑𝒑 )


𝑪𝒑𝑳𝒑𝒑 = 𝑪𝒃𝑳𝒑𝒑 / 𝑪𝒎 (3.5)

15
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

- Prismatic Coeffisient of Water Line ( 𝑪𝒑𝑳𝑾𝑳 )


𝑪𝒑𝑳𝑾𝑳 = 𝑪𝒃𝑳𝑾𝑳 / 𝑪𝒎 (3.6)

- Prismatic Coeffisient of Displacement ( 𝑪𝒑𝑳𝒅𝒊𝒔𝒑 )


𝑪𝒑𝑳𝒅𝒊𝒔𝒑 = 𝑪𝒃𝑳𝒅𝒊𝒔𝒑 / 𝑪𝒎 (3.7)

Gambar 3.4 Prismatic Coefficient

 Midship Coeffisient ( Cm / 𝜷 )
Merupakan perbandingan antara luas penampang menghitung tengah kapal
(Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T pada
penampang melintang tengah kapal.
𝑨𝒎
𝑪𝒎 = 𝑩 𝒙 𝑻 (3.8)

Gambar 3.5 Midship Section

16
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

 Waterline Coefficient (Cw)


Adalah perbandingan antara luar bidang garis air dibagi dengan luasan bidang
yang panjangnya LWL dikalikan dengan lebarnya B.
WPA

𝑾𝑷𝑨
Cw = 𝑳 (3.9)
𝑾𝑳 𝒙𝑩

Gambar 3.6 Water Plane Area

 Volume Displacement ( 𝛁 )
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang
tercelup di bawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai :

𝛁 Ldisp = Ldisp x B x T x 𝜹𝒅𝒊𝒔𝒑 (3.10)

 Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship


Merupakan luasan bagian tengah kapal ¤ yang dipotong secara melintang
yang memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan sebagai :
Am = 𝑪𝒎 𝒙 𝑩 𝒙 𝑻 (3.11)

3.3.4. KOMPONEN-KOMPONEN LINES PLAN

 Curve of Sectional Area (CSA)


Curve of sectional Area atau CSA adalah kurva yang menunjukan area (luasan)
pada tiap-tiap station . Cara pembuatannya adalah panjang kapal (Lpp) dibagi menjadi
20 station (st.0 – st.20 ) dengan mencari presentase area setiap station terhadap luas
midship dengan menggunakan diagram NSP , yaitu dengan cara menghitung nilai dari
𝑽𝒔⁄√𝑳 , kemudian membuat garis datar dari nilai 𝑽𝒔⁄√𝑳 itu . Dari garis mendatar

17
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

tersebut akan didapatkan nilai , 𝜹 , 𝝓 , presentase luas tiap station(st.0 – st.20) terhadap
luas midship , dan letak titik tekan memanjang (LCB).

 Body Plan
Body plan adalah bentuk potongan-potongan melintang station-station pada
kapal dari pandangan depan maupun belakang. Jadi body plan adalah potongan-
potongan badan kapal secara melintang.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Gambar 3.7 Body Plan

Gambar pada body plan biasanya hanya digambar setengah dari keseluruhan
garis potongan melintang kapal untuk setiap station, maksudnya adalah gambar body
plan kapal untuk setiap station digambar dari centerline sampai dengan lebar sisi kapal.
Hal ini dimaksudkan agar gambar tidak penuh dengan garis-garis sebenarnya saling
bersimentri antara sisi kiri (port side) dan sisi kanan (starboard side). Kemudian pada
sisi kiri centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi pada station-
station dibelakang midship, sedangkan pada sisi kanan centerline pada gambar body
plan adalah garis-garis proyeksi pada station-station didepan midship.
Pada gambar body plan terdapat garis-garis proyeksi setiap station secara
melintang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis air (water line) yang
berupa garis-garis horizontal, garis-garis buttockline yang berupa garis-garis vertikal,
sent line yang berupa garis diagonal, dan fairness line yang dibentuk dari titik-titik
perpotongan antara 𝑨⁄𝟐𝑻 dengan garis body plan disetiap stationnya.

18
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

 Half breadth Plan


Half Breadth plan merupakan gambar potongan-potongan horizontal
memanjang kapal jika dilihat dari atas pada setiap garis air (waterline) . Jadi half
breadth plan adalah potongan-potongan bentuk kapal secara horizontal memanjang .
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 3.8 Half Breadth Plan

Gambar half breadth plan pada umumnya hanya digambar setengah dari
keseluruhan garis proyeksi kapal , yaitu dari centerline sampai dengan lebar sisi kapal.
Kemudian pada sisi atas dari centerline pada gambar half breadth plan adalah garis-
garis proyeksi pada tiap-tiap waterline ,sedangkan pada sisi bawah dari centerline pada
gambar half breadth plan adalah garis sent line yang jaraknya dari masing-masing
station yang telah diukur berdasarkan gambar bodyplan. Pada gambar half breadth plan
terdapat garis-garis proyeksi setiap waterline secara horizontal memanjang kapal yang
berupa garis-garis lengkung, garis-garis bodyplan yang berupa garis-garus vertikal,
garis buttockline yang berupa garis-garis horizontal, dan sent line yang berupa garis
lengkung.

 Sheer plan
Sheer plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihar dari samping
pada setiap buttockline . Jadi sheer plan adalah potongan-potongan bentuk kapal secara
vertikal memanjang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

19
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

Gambar 3.9 Sheer Plan

Pada gambar sheer plan terdapat garis-garis proyeksi setiap buttock line secara
vertikal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis body plan yang
berupa garis-garis vertikal, garis-garis half breadth plan yang berupa garis-garis
horizontal. Biasanya pada station-station parallel middle body dipotong dan
dihilangkan yang kemudian menjadi ruang kosong pada gambar. Ruang kosong ini
kemudian diisi oleh gambar body plan yang sebelumnya sudah digambar. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam penarikan garis-garis proyeksi ke masing-
masing garis (body plan, half breadth, dan sheer plan). Selain itu juga untuk menghemat
ruang dari kertas.
 Geladak Utama (Main Deck)
Geladak utama merupakan deck utama yang berada dipermukaan air. Geladak
Utama secara memanjang maupun melintang dibuat melengkung agar air laut tidak
sampai naik ke atas geladak, kalaupun air laut naik ke atas kapal, lengkungan ini
berfungsi agar air laut cepat keluar kembali dari atas geladak utama.
 Lengkung Memanjang Geladak Utama (sheer)
Lengkung geladak secara memanjang biasa disebut sebagai “ Sheer”. Pada
perkembangannya, khusus untuk kapal jenis tanker tidak perlu dibuat garis miring
memakai sheer Jadi tidak mempunyai lengkung geladak. Hal ini berdasarkan
pertimbangan utama agar dalam tangki-tangki muatan cair tidak ada permukaan bebas
cairan.
 Lengkung Melintang Geladak Utama (Chamber)
Selain membuat lengkung secara memanjang, geladak utama juga perlu dibuat
lengkung secara melintang. Titik lengkung geladak berada pada pada tengah-tengah

20
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

geladak utama (centerline). Besarnya tinggi lengkungan tergantung pada lebar kapal
yang nilainya ditentukan sebagai chamber yang nilainya seperlimapuluh lebar geladak
di detiap satuan memanjang kapal.

 Geladak Akil (Forecastle Deck)


Geladak Akil atau Forecastle deck adalah geladak yang berada di bagian depan
kapal yang berfungsi untuk mengurangi atau mencegah air laut masuk melalui haluan
kapal. Dimana perencanaannya yaitu setinggi 2,25÷2,50m di atas upper deck side line,
dan panjangnya dimulai dari linggi haluan sampai collision bulkhead. (Jarak collision
bulkhead dari FP adalah 0,05÷0,08 LPP dimana collision bulkhead terletak pada nomor
gading, bukan nomor station).

Gambar 3.10 Forecastle Deck


 Geladak Kimbul (Poop Deck)
Poop Deck adalah super structure yang berada pada bagian buritan kapal.
Fungsinya sama seperti forecastle deck pada haluan. Perencanaannya dalah setinggi
2,25÷2,50m diatas geladak utama (upper deck side line).
Panjang dari geladak ini dimulai dari ujung belakang umumnya sampai dengan sekat
kamar mesin, dimana sekat kamar mesin diletakan pada nomor gading, bukan nomor
station. Sebagai perkiraan awal, dapat dipakai estimasi pendekatan panjang kamar
mesin 17÷20% LPP dihitung dari AP.

Gambar 3.11 Poop Deck

21
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3.4. Langkah-langkah perancangan linesplan

Perancangan Lines Plan menggunakan metode Maxsurf – Autocad diawali


dengan memasukkan data-data principal dimension kapal tanker yang akan dirancang
di aplikasi Maxsurf Modeler seperti pada subbab 3.5.

Setelah memasukkan template tanker di Maxsurf dan melakukan proses export


ke AutoCAD maka dilakukan perhitungan perencanaan kemudi dan propeller clearance
untuk mengetahui tinggi bagian belakang kapal dari baseline.

3.4.1 Data-Data Kapal


Data-data kapal yang digunakan sebagai ukuran utama pada
perancangan Lines Plan antara lain:
 Jenis Kapal : Oil Tanker
 Panjang antara Garis Tegak (Lpp) : 170 m
 Lebar (B) : 24 m
 Tinggi (H) : 9 m
 Sarat Air (T) : 12 m
 Kecepatan Dinas (Vs) : 17 knot

3.4.2 Perencanaan Kemudi dan Propeller Clearance

Perencanaan kemudi dan propeller clearance berdasarkan buku BKI


2004 dan Von Lammeren adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan Kemudi

Luas daun kemudi dapat ditentukan dengan rumus-rumus berikut:

𝑻 . 𝐿𝒑𝒑 𝑩
A = { 1 + 25 (𝑳𝒑𝒑)𝟐 } [𝒎𝟐 ]
𝟏𝟎𝟎

𝟗 . 170 𝟐𝟒
= { 1 + 25 (𝟏𝟕𝟎)𝟐 }
𝟏𝟎𝟎

= 22,95 m ≈ 23 m

A’ = 23% x A = 23% x 23 = 5,2785 m ≈ 6 m

𝑨 𝟐𝟑
b’ = √(𝟏,𝟖) = √(𝟏,𝟖) = 3,57 m ≈4m

b’’ = A’ / H = 6/23 = 0,26 m ≈ 0,3 m

22
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

H’ = 1,8 x b’ = 1,8 x 4 = 7,2 m

a’ = 5% x H = 5% x 23 = 1,15 m

Gambar 3.12 Propeller dan Daun Kemudi


b) Propeller Clearance

Menurut aturan Biro Klasifikasi Indonesia, perhitungan


propeller clearance adalah sebagai berikut:

Diameter propeller (Dp) = 0,6 x T


= 0,6 x 9
= 5,4 m

Jari-jari propeller (R) = ½ x Dp


= ½ x 5,4
= 2,7 m

Diameter poros propeller (Db) = ±0,12 x T


= 0,12 x 9
= 1,08 m
Clearance
a = 0,1 x Dp = 0,1 x 5,4 = 0,54 m ≈ 0,72 m
b = 0,08 x Dp = 0,08 x 5,4 = 0,432 m ≈ 0,9 m
c = 0,15 x Dp = 0,15 x 5,4 = 0,81 m ≈ 0,9 m
d (8” sampai 10”) = 10”
e = 0,035 x Dp = 0,035 x 5,4 = 0,189 m ≈ 0,2 m
f = 0,7 x R = 0,7 x 2,7 = 1,35 m

23
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3.4.3 Perencanaan Bangunan Atas Kapal

Pada perencanaan linggi haluan, kemiringan linggi haluan ± 𝟏𝟓° dan


bisa diperbesar untuk menambah kecepatan. Sedangkan, pada perecanaan linggi
buritan terlebih dahulu harus merencanakan kemudi dan propeller clearance.

Proses desain yang iteratif akan terjadi pada tahap ini dengan bantuan
aplikasi Maxsurf Modeler. Menaik-turunkan linggi buritan sesuai dengan
perencanaan kemudi dan propeller clearance juga harus menyesuaikan dengan
bentuk kapal dan Buttock Line terdekat. Hal ini lebih mudah dan akurat jika
dilakukan pada Maxsurf Modeler. Berikut ini adalah spesifikasi standar untuk
perencanaan bangunan atas kapal:

 Tinggi Bulwark (0.9m – 1.2m) = 1 m (BKI)


 Panjang Forecastle Deck (10% x Lpp) = 10% x 268
= 26,8 m
 Tinggi Forecastle Deck (2,25 -2,5 m) = 2,5 m
 Panjang Poop Deck = 20% x Lpp
 Tinggi Poop Deck (2,25 -2,5 m) = 2,5 m

3.4.4 Pembuatan Sent Line

Sent Line adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik
yang ada pada center line dan membuat sudut terhadap centerline. Kegunaan
dari Sent Line adalah untuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur
yang masih kurang baik atau kurang streamline, maka bentuk dari garis sent ini
juga kurang streamline.Sent Line dapat dibuat dengan cara menarik garis
diagonal pada kedua sisi Body Plan dimulai dari centerline ke sisi bawah Body
Plan, kemudian ukurlah jarak tiap station pada garis Sent Line terhadap titik
awal diagonal. Setelah diketahui dimensi antara Sent Line dan center line
dengan masing-masing station maka transformasikan jarak tersebut ke proyeksi
Half Breadth.

24
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

Gambar 3.13 Pembuatan Sent Line pada Body Plan

3.4.5 Pembuatan Tabel Offset

Tabel Offset pada Lines Plan menyatakan ordinat-ordinat dari


Sheer Plan, Half Breadth Plan, dan Sent Line. Berikut adalah cara
memasukkan tabel offset ke dalam Lines Plan:

1. Klik Data – Calculate Offset

25
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

2. Akan muncul kotak dialog berikut, pilih on NURB


Surfaces lalu klik OK, jika ingin menambahkan marker
di setiap perpotongan pilih centang pada kotak create
markers from offsets.

3. Lalu klik icon Offset pada deretan icon-icon di di bawah


Task Bar

26
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

4. Lalu akan muncul tabel-tabel Offset per station seperti


gambar di bawah ini. Masukkan angka-angka pada
kolom Height pada Ordinate Table of Sheer Plan di
gambar Lines Plan dan kolom Offset pada Ordinate
Table of Half Breadth.

5. Untuk melihat data dari Offset Table pada station


lainnya, maka klik Data – Go to Offset

27
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

6. Lalu pada kotak dialog Off Select, masukkan nomor


station yang dituju.

3.5. Langkah-Langkah Perancangan Lines Plan Menggunakan software


Maxsurf Modeler Advanced

Maxsurf Modeler Advanced adalah aplikasi yang digunakan untuk mendesain


kapal secara komprehensif. Maxsurf Modeler Advanced dapat dieksport ke
DXF/DWG untuk dilakukan proses perbaikan secara mendetail pada AutoCAD.
Pembuatan Lines Plan merupakan langkah awal sekaligus langkah terpenting pada
perencangan desain struktur terapung sebelum dilakukan analisis Hidrodinamika dan
kekuatan struktur. Proses perancangan ini dikenal dengan spiral design karena model
dan analisis seringkali berubah karena ketidaksesuaian antara desain dan analisis.
Proses pembuatan Lines Plan dengan Maxsurf Modeler Advanced dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

28
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

1. Buka aplikasi Maxsurf Modeler Advanced

2. Setelah aplikasi terbuka, akan muncul empat kotak seperti dibawah ini.

29
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

3. Setelah itu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, selanjutnya klik File –
Open Design

4. Design tanker ini ada pada aplikasi MOSES. Terdapat lima variasi model tanker
yang disediakan pada software MOSES:
 Dartangan : L = 228.6 m, B = 32.2 m, H = 28 m
 Flinders : L = 278 m, B = 48 m, H = 23.5 m
 Jamestown : L = 214.8 m, B = 27.7 m, H = 15.5 m
 Waneta : L = 240 m, B = 42 m, H = 18 m
 Windus : L = 159.7 m, B = 21.4 m, H = 15.6 m

30
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

5. Sesuaikan template tanker yang tersedia dengan principal dimension dari kapal
yang sudah diberikan oleh dosen pebimbing. Ubahlah ukuran utama Tanker
melalui tab Surfaces – Size Surface.

6. Berikut adalah tampilan dari Size Surfaces. Masukkan panjang kapal (Loa) pada
kolom Length, lebar kapal (B) pada kolom Beam, dan tinggi kapal (H) pada
kolom Depth sesuai dengan data ukuran utama Tanker yang diinginkan.

7. Merubah titik koordinat O (0,0,0) yang berada di depan FP pada Maxsurf


Modeler dengan klik pada tab Data – Frame of Reference.
Berikut ini adalah tampilan dari tab Frame of Reference yang bertujuan untuk
mengubah letak titik koordinat O (0,0,0) pada tanker Maxsurf sehingga titik
koordinat O (0,0,0) berada pada AP, CL, dan Keel.
Jika titik zero point berlum berada pada (AP, CL, Keel) maka zero point perlu
dirubah. Berikut adalah langkah untuk mengubah letak zero point:

31
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

a) Pastikan garis baseline berada pada posisi WL 0 m.


b) Mengubah DWL sesuai dengan sarat air kapal (T), lalu klik OK

c) Lalu buka kembali Frame of Reference untuk mengubah zero point


secara longitudinal, setelah DWL diubah maka perpotongan linggi
haluan akan juga berubah, maka titik FP juga harus dirubah. Dengan
cara “set to DWL” pada FP. Lalu pindahkan juga titik biru ke FP lalu
OK.

32
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

d) Buka lagi tab Frame of Reference maka nilai FP akan berubah menjadi
0. Jika belum, ulangi langkah sebelumnya. Lalu pada kolom AP
masukkan nilai -LPP pada kapal. Setelah itu, pindahkan titik biru ke AP
dan klik OK. Maka tiik zero point berada pada AP.

e) Memasukkan koordinat station, waterline, buttock line dengan klik Data


– Design Grid.

33
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

f) Maka akan muncul tampilan seperti di bawah. Section adalah untuk


station kapal, Buttocks untuk Buttock Line, dan Waterlines untuk
Waterline.

g) Berikut ini adalah contoh untuk memasukkan Section. Klik Add pada
pilihan Section. Lalu masukkan jumalh section sesuai dengan jumlah
station kapal dan klik OK.
h) Memasukkan jarak antar station pada menu Design Grid. Klik “Space”
Pilih “evenly between Perpendiculars” lalu klik OK.

i) Dengan cara yang sama, masukkan Buttock Line dan Waterline pada
menu Buttocks dan Waterlines.

34
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

j) Lines Plan akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini. Profil yang
tampak adalah Sheer Plan, Body Plan, dan Plan (Half Breadth Plan).

k) Langkah selanjutnya adalah menyempurnakan Lines Plan yang ada di


Maxsurf dengan mengeskport ke AutoCAD, dengan cara klik File –
Export, pilih 2D DXF dan IGES. Klik OK.

35
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

LAMPIRAN

1. LINES PLAN
2. PROPELLER CLEARENCE

36
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

BAB IV

HIDROSTATIK DAN BONJEAN

4.1 Pengertian Umum


Kurva Hidrostatik adalah kurva yang menjelaskan bentuk dan sifat karakteristik
dari badan kapal yang berada di bawah garis air sampai dengan muatan penuh.
Sedangkan kurva Bonjean sendiri adalah lengkung yang menunjukkan luas station
sebagai fungsi sarat.

4.2 Karakteristik-Karakteristik pada Hidrostatik dan Bonjean


Pada perancangan Hidrostatik dan Bonjean akan dihasilkan karakteristik-
karakteristik dari struktur terapung. Berikut ini adalah karakteristik pada suatu struktur
terapung:

4.2.1 Volume Displacement (∇)

Volume Displacement adalah volume perpindahan fluida akibat


adanya bagian dari badan kapal yang tercelup di bawah permukaan air.
Volume Displacement dapat dinyatakan sebagai berikut:
∇ = 𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 𝑥 𝐶𝑏 (𝑚3 )

4.2.2 Displacement (∆)

Displacement merupakan berat keseluruhan badan kapal


termasuk konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya electrical,
furniture, interior, crew dan wages, logistic, bahan bakar, pelumas, air
tawar, dan muatan kapal. Displacement dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∆ = 𝐷𝑊𝑇 + 𝐿𝑊𝑇
= 𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝛾𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑎𝑢𝑡

= ∇ 𝑥 𝛾𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑎𝑢𝑡

4.2.3 Light Weight Tonnage

Lightweight Tonnage adalah berat komponen-komponen dalam


kapal yang tidak berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara
umum, LWT meliputi berat baja kapal, berat outfit dan akomodasi, berat
instalasi permesinan, pompa dan sistem electrical.
37
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

4.2.4 Dead Weight Tonnage

Deadweight Tonnage adalah berat komponen-komponen dalam


kapal yang bisa berubah daam fungsi waktu operasional kapal. DWT
meliputi berat bahan bakar, auxiliary engine, minyak pelumas, air tawar,
bahan makanan, crew dan bawaan serta berat bersih muatan kapal
(payload).

4.2.5 Midship Section Area (Am)

Luas penampang melintang tengah kapal merupakan luasan


bagian tengah kapal (midship) yang dipotong secara melintang,
memiliki lebar B dan tingi T. Midship Section Area dapat dirumuskan
sebagai:
Am = Cm x B x T

4.2.6 Water Plane Area (WPA)

WPA adalah luas bidang garis air dari tiap-tiap water line. WPA
dapat dinyatakn dengan

𝐖𝐏𝐀 = 𝐋𝐰𝐥 𝐱 𝐁 𝐱 𝐂𝐖

Keterangan :
Lwl : Panjang bidang garis air
B : Lebar
Cw : Waterplane Coefficient
4.2.7 Water Surface Area (WSA)

WSA adalah luas permukaan badan kapal (luas permukaan


kulit kapal) yang tercelup dalam air.

4.2.8 Koefisien Bentuk Kapal

a) Block Coefficient (Cb)


Block Coefficient adalah perbandingan antara volume kapal
dengan hasil kali antara panjang, lebar, dan sarat kapal. Koefisien
Blok menyatakan kerampingan kapal. Koefisien Blok dapat
dinyatakan dengan:

38
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)


Cb = 𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇

b) Midship Coefficient (Cm)


Midship Coefficient adalah perbandingan antara luas
penampang tengah kapal (Midship Area) dengan luasan suatu
bidang yang lebarnya B dan tingginya T pada penampang melintang
tengh kapal.

𝑪𝒎 = 𝑨𝒎 𝑩 𝒙 𝑻
c) Waterline Coefficient (Cw)
Waterline Coefficient adalah perbandingan antara luar bidang
garis air dibagi dengan luasan bidang sepanjang Lwl dikalikan
dengan lebar B.
𝑊𝑃𝐴
Cw = 𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵

d) Prismatic Coefficient (Cp)


Prismatic Coefficient merupakan perbandingan antara bentuk kapal
di bawah sarat dengan sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah
kapal. Prismatic Coefficient dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝐶𝑝 = 𝐶𝑏 / Cm

4.2.9 Longitudinal Center of Buoyancy (LCB)

Letak titik B yang diukur secara horizontal memanjang terhadap


Midship.

4.2.10 Transversal Center of Buoyancy (TCB)

Letak titik B yang diukur secara horizontal melintang terhadap


Centre Line. Karena bentuk potongan melintang badan kapal bagian
sebelah kiri Centre Line harus sama dengan bagian sebelah kanan centre
line serta kapal harus stabil, maka letak titik B harus terletak pada Centre
Line atau TCB = 0 m.

4.2.11 Vertical Center of Buoyancy (VCB)

Letak titik B yang diukur secara vertikal terhadap Keel (K).


Maka VCB = KB

39
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

4.2.12 Longitudinal Center of Floatation (LCF)

LCF adalah titik pusat dari bidang garis air (WPA). Titik F juga
merupakan titik perpotongan antara garis air sebelum oleng/trim (𝑊0 𝐿0 )
dengaan garis air saat oleng/trim (𝑊1 𝐿1 ). Letak titik F pada bidang garis
air yang diukur secara horizontal memanjang terhadap Midship.

4.2.13 Longitudinal Center of Buoyancy to Metacenter (LBM)

LBM adalah jarak vertikal titik Buoyancy (titik tangkap gaya


tekan keatas - ∇ x ρ) sampai dengan titik Metacenter secara memanjang
kapal (ML). LBM dirumuskan dalam persamaan:

𝐼𝐿
𝐿𝐵𝑀 = (m)

Δ = displacement
𝐼𝐿 = momen inersia memanjang
4.2.14 Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)

LKM adalah letak titik Metacenter memanjang (ML) yang


diukur vertical dari Keel / lunas kapal (K). LKM merupakan
penjumlahan LBM dan KB.

LKM = KB + LBM (m)

4.2.15 Transverse Center of Buoyancy to Metacenter (TBM)

TBM adalah jarak titik Buoyancy (titik pusat gaya tekan ke atas)
hingga titik Metacenter secara melintang (MT). Perhitungan TBM
dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝑇
TBM = (m)

4.2.16 Transverse of Keel to Metacenter (TKM)

TKM adalah letak titik Metacenter melintang (MT) yang diukur


vertical dari Keel/lunas kapal (K). TKM merupakan penjumlahan TBM
dan KB.

TKM = KB + TBM (m)

40
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

4.2.17 Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)

MTC adalah momen yang diperlukan agar kapal mengalami trim


sebesar 1 cm. Satuannya dalam ton-meter. Secara matematis MTC
dirumuskan sebagai berikut:

(𝐿𝐵𝑀 𝑥 ∆)
MTC = (100 𝑥 𝐿𝑝𝑝) (ton-m)

4.2.18 Displacement Due to Trim One Centimeter (DDT)

DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang


diakibatkan oleh perubahan trim kapal sebesar 1 cm. Perumusan DDT
adalah sebagai berikut:

∅𝐹 𝑥 𝑇𝑃𝐶
DDT = (ton)
𝐿𝑝𝑝

4.2.19 Tonnes per Centimeter Immersion (TPC)

TPC adalah sejumlah berat (ton) yang diperlukan untuk


terjadinya perubahan sarat kapal sebesar 1 cm. Bila diasumsikan tidak
ada perubahan luas garis air pada perubahan sarat sebesar 1 cm tersebut,
maka lambung kapal adalah wall/sided. Jika kapal mengalami
perubahan sarat air sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil
kali luas bidang garis air dengan tebal pelat pada garis air tersebut.

Dengan demikian penambahan volume dan penambahan berat


dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Penambahan volume = t x WPA (m3)


 Penambahan berat = t x WPA x ρ (ton)

Dimana: t = tebal pelat ρ = berat jenis air laut 1,025 ton/m3.

4.3 Langkah-Langkah Merancang Kurva Hidrostatik dan Bonjean melalui Maxsurf


Stability

Berbeda halnya dengan perancangan Lines Plan, pada perancangan Hidrostatik


dan Bonjean digunakan software Maxsurf Stability. Software ini menyediakan
perhitungan yang cepat, grafis, dan interaktif untuk intact and damaged stability serta
kekuatan kapal. Setelah desain selesai dibuat melalui Maxsurf Modeler, stabilitas dan

41
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

karakteristik kekuatannya dapat dihitung menggunakan analisis stabilitas. Berikut ini


adalah cara melakukan perhitungan Hidrostatis dan Bonjean menggunakan Maxsurf
Stability:

1. Buka Maxsurf Stability

2. Berikut adalah tampilan awal dari Maxsurf Stability

3. Masukkan data Lines Plan Maxsurf Modeler format .msd dengan cara klik File
– Open Design, lalu klik OK

42
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

4. Akan keluar tampilan seperti di atas ini, menu “Section Calculation Options”.
Cara yang digunakan berdasarkan Buku Ajar Perancangan Dasar Struktur
Terapung adalah menggunakan “Medium number of stations”. Jumlah station
akan mempengaruhi ketelitian dalam perhitungan dan juga mempengaruhi
waktu running dalam software. Klik OK jika jumlah section sudah ditentukan.

43
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

5. Berikut ini adalah tampilan dari Lines Plan yang sudah dimasukkan pada
Maxsurf Stability

6. Untuk melakukan analisis Hidrostatik maka perlu di set terlebih dahulu pada tab
Analysis – Upright Hydrostatics. Seperti gambar di atas

44
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

7. Langkah selanjutnya adalah memasukkan trim pada kapal, dengan cara klik
menu Analysis – Trimm maka akan muncul tampilan berikut.

8. Jika kapal yang akan dianalisis adalah pada kondisi even keel maka isikan nilai
0 pada Fixed Trim seperti pada gambar diatas lalu klik OK.

45
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

9. Masukkan draft pada kapal, dengan cara klik menu Analysis – Draft. Maka akan
muncul tampilan di bawah ini.

10. “Initial Draft” adalah draft terendah atau baseline yang akan dianalisis dan
“Final Draft” adalah draft tertinggi atau juga DWL yang akan dianalisis. “Draft
Increment” adalah interval draft yang digunakan pada analisis. Umumnya, draft
yang digunakan adalah seperti diatas, yaitu “Initial Draft” pada keel (0 m) lalu
“Final Draft” pada T (sarat air maksimum). “Draft Increment” pada umumnya
0.5 m. Lalu klik OK.

46
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

11. Selanjutnya analisis dilakukan dengan klik tab Analysis – Start Hydrostatics.

12. Setelah melakukan running akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

47
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

13. Berikut adalah hasil running dari Hidrostatik yang masih berupa tabel pada
window “Result”. Namun pada gambar di atas telah muncul titik G pada
analisis. Titik G harus dihilangkan pada window Result caranya adalah seperti
nomor 14. Titik G harus dihilangkan karena pada kondisi ini kita belum
memasukkan komponen-komponen di dalam kapal.

14. Klik Display – Data format, lalu hilangkan centang pada titik G. Lalu klik OK.
15. Berikut ini merupakan tampilan Hidrostatik setelah titik G dihilangkan.

48
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

16. Berikut ini adalah Kurva Hidrostatik hasil running pada window Graph.

17. Berikut ini adalah “Curve of Form” hasil running pada window Graph.

49
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

18. Berikut adalah kurva Bonjean hasil running pada window Graph.

19. Jika ingin mengeksport grafik ke AutoCAD maka bisa dilakukan dengan cara
yang sama seperti pada Maxsurf Modeler sebelumnya dengan cara klik File –
Export – 2D DXF.

50
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

LAMPIRAN

1. HIDROSTATIC CURVE
2. BONJEAN CURVE

51
PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG (MO-184404)

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

 Biro Klasifikasi Indonesia(BKI), “Rules for The Classification and Construction” part
1. Seagoing Ships volume II Rules for Hull, 2014
 Ir Mas Murtedjo. “ Perancangan Lines Plan“.
 Tood , F . H. , “ Series 60 – Methodical Experiments with Models Of Single Screw
Merchant Ships “. ( 1962 )
 Van Lammeren , W. P. A , Troost , L . J and Koning , J . G , “ Resistance , Propulsion ,
And Steering Of Ships “ , H. Stam , Haarlem , Holland .( 1948 )
 Made Santoso , Ir . I. Gusti & Jusuf Sudjono , Ir. Joswan . “ Teori Bangunan Kapal “ ,
Jakarta ( 1982 )
 W. Muckle, D. A. Taylor, Muckle’s Naval Architecture, Butterworth-Heinemann

52

Anda mungkin juga menyukai