Anda di halaman 1dari 56

PERANCANGAN DASAR STRUKTUR TERAPUNG

(MO 184404)

Lines Plan, Hidrostatis, dan Bonjean


MT. SASONGKO

Dosen Pembimbing:
Sujantoko, S.T,M.T.

Oleh:
Salsabila Tsaniatur Rahma
5020201100

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2022
Perancangan Dasar Struktur Terapung

sssssBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Departemen Teknik Kelautan (DTK) merupakan salah satu departemen
yang ada di Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS. Departemen Kelautan sendiri
memiliki beberapa fokusan yang nantinya akan melahirkan lulusan-lulusan ahli di
bidang desain, konstruksi dan pemeliharaan strukur pantai dan lepas pantai. serta
ahli di bidang konversi energi dan lingkungan laut.
Sebagai program studi tertua di Indonesia dalam bidang kelautan, DTK ITS
memfasilitasi para mahasiswanya dengan beberapa mata kuliah yang mendukung
skill mereka di dunia kerja nantinya Salah satu mata kuliah wajib yang ada, yaitu
Perancangan Dasar Struktur Terapung (PDST). Mata kuliah ini melatih para
mahasiswa agar mampu bekerja dalam tim untuk menerapkan prinsip rekayasa
perancangan yang diperlukan dalam bidang kelautan termasuk desain bangunan
pantai dan lepas pantai
Secara garis besar, mata kuliah Perancangan Dasar Struktur Terapung
(PDST) yang ada di DTK ITS dibagi menjadi 3 pokok bahasan, yaitu sebagai
berikut.
1. Dasar dan aplikasi menggambar teknik. Termasuk di dalamnya adalah
pentingnya gambar teknik sebagai alat komunikasi desain dan operasi sistem
rekayasa, penggunaan garis, penggambaran geometri, proyeksi, isometri dan
skala gambar.
2. Melakukan perhitungan dan menggambar rencana garis lambung kapal,
dengan metode dan prosedur standar.
3. Melakukan perhitungan dan menggambarkan kurva parameter-parameter
hidrostatika kapal yang dibuat dalam tugas rencana garis. Di samping itu,
dilakukan juga penggambaran kurva Bonjean sebagai pendukung dokumen
hidrostatik dan keperluan desain selanjutnya.
Kemudian, untuk memperoleh gambar-gambar hasil perencanaan harus
sesuai dengan metode dan prosedur yang umum digunakan di bidang teknik
kelautan. Dalam proses ini, terdapat beberapa software yang digunakan, antara lain
AutoCAD dan Maxsurf untuk menghitung dan merancang tahapan materi
berikutnya, yaitu kurva Hidrostatik dan Bonjean. Dalam software, mahasiswa harus
memiliki pemahaman dasar mengenai perancangan Lines Plan yang dilakukan
dengan perhitungan secara manual, sehingga ketika mahasiswa menggunakan
software akan lebih mudah dan cepat serta dapat diperoleh hasil Lines Plan yang
optimal dan akurat.

MT. Sasongko 5020201100


2
Perancangan Dasar Struktur Terapung

1.2 Tujuan
1. Mengetahui serta memahami langkah untuk memperoleh gambar-gambar teknik
yang memenuhi standard ketentuan yang umum dipakai, sehingga dihasilkan
gambar-gambar teknik yang baik serta memenuhi ketentuan yang umum dipakai
di bidang teknik kelautan.
2. Memahami dasar-dasar gambar rencana garis (Lines Plan) serta kegunaannya.
Selain itu, dapat memahami sebuah gambar rencana garis.
3. Mengetahui cara merancang dan menggambar rencana garis menggunakan
aplikasi Maxsurf dan AutoCAD.
4. Mampu membuat kurva Hidrostatik dan Bonjean menggunakan aplikasi
Maxsurf.
5. Memahami kurva - kurva Hidrostatik dan Bonjean, antara lain : MSA, WPA,
CW, CM, CB, CP, MTC, WSA, Displacement, LBM, LKM, LCB, LCF, TKM,
TBM, TPC, DDT, MTC.
6. Mengetahui cara membaca dan menggunakan kurva-kurva Hidrostatik dan
Bonjean.

MT. Sasongko 5020201100


3
Perancangan Dasar Struktur Terapung

BAB II

MENGGAMBAR TEKNIK

2.1 Pendahuluan

Dalam proses perencanaan struktur bangunan lepas pantai diperlukan


gambar-gambar hasil perancangan dengan standar ketentuan yang umum
digunakan di bidang teknik kelautan. Tahap ini disebut sebagai “Menggambar
Teknik”.

Terdapat beberapa jenis struktur bangunan lepas pantai, khususnya yang


berkaitan dengan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di lepas pantai, di
antaranya adalah Floating Offshore Structures dan Fixed Offshore Structures.
Beberapa contohnya: Motor Tanker, Floating Storage Offloading (FSO), Floating
Production Storage Offloading (FPSO), FLNG, Rig, serta Jacket.

Pada tahap awal perencanaan (basic design) dilakukan perhitungan-


perhitungan dan menggambar Lines Plan, Hydrostatics & Bonjean, General
Arrangement, dan sebagainya. Dalam proses pengerjaan untuk memperoleh
gambar-gambar tersebut harus sesuai dengan standard ketentuan yang umum
dipakai dibidang Teknik Kelautan. Semua hal tersebut akan dipelajari dalam
“Menggambar Teknik”.

Tujuan dari pembelajaran ini adalah memperoleh pengetahuan tentang


menggambar teknik dan menghasilkan gambar yang sesuai dengan standart dan
ketentuan umumnya, sehingga tidak menimbulkan kesalahanpahaman maupun
multitafsir serta memahami pentingnya menggambar teknik sebagai alat
komunikasi desain dan operasi rekayasa.

MT. Sasongko 5020201100


4
Perancangan Dasar Struktur Terapung

2.2 Ketentuan Umum Menggambar Teknik


2.3.1 Macam Garis dan Tebal Garis Menurut “N.26” (1936)

Nama Garis Simbol Garis Fungsi


Melukiskan apa-apa yang terlihat
Garis Gambar
(misalnya garis-garis yang membatasi
(Tebal)
bentuk benda)

Garis Putus- Melukiskan irisan apabila penglihatan


putus terhalang

1. Menyatakan garis sumbu


2. Menyatakan letak potongan (irisan)
3. Menyatakan batas potongan, bila
Garis Strip Titik sebagian dari benda yang dilukiskan
dihilangkan
4. Menyatakan bagian dari benda yang
terletak di depan bidang potongan

1. Menunjukkan garis pertolongan


2. Menunjukkan garis ukuran
Garis Tipis
3. Menunjukkan garis petunjuk ukuran
4. Menunjukkan garis arsir

Contoh penggunaan macam macam garis pada gambar Lines Plan, antara lain
sebagai berikut :

• Gambar Body Plan


- Untuk garis Water Line dan Buttock Line digambar mengunakan “garis tipis”
bila menggunakan AutoCAD maka ketebalan garisnya adalah 0,1 mm.
- Untuk garis Station maka di gambar menggunakan “garis ketebalan sedang”,
yaitu 0,3 atau 0,4 mm.
- Untuk garis Base Line, sisi/lambung, Poop Deck, dan Forecasetle Deck
digunakan “garis tebal”, yaitu ketebalan 0,4 atau 0,5 mm.
- Untuk garis Center Line digunakan “garis strip titik” dengan ketebalan garis
0,2 atau 0,3 mm.

MT. Sasongko 5020201100


5
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 2.1 Contoh Body Plan

• Gambar Sheer Plan


- Untuk garis Station dan Water line digambar dengan “garis tipis”, ukuran
ketebalan garis adalah 0,1 mm.
- Untuk garis Buttock line digambar dengan “garis ketebalan sedang”, ukuran
ketebalannya adalah 0,3 mm atau 0,4 mm
- Untuk garis Base Line, Linggi Haluan, Linggi buritan, Bulwark , Main deck,
Poop Deck, dan Kemudi serta Propeller digunakan “garis tebal”, yaitu 0,4
atau 0,5 mm.

Gambar 2.2 Contoh Sheer Plan

• Gambar Half Breadth Plan


- Untuk garis Station dan Buttock Line menggunakan “garis tipis”, ukuran
ketebalan garisnya adalah 0,1 mm.
- Untuk garis Waterline digambar menggunakan “garis ketebalan sedang”,
yaitu 0,3 atau 0,4 mm.

MT. Sasongko 5020201100


6
Perancangan Dasar Struktur Terapung

- Untuk garis Center line digambar menggunakan “garis strip titik”, dengan
ketebalan 0,2 atau 0,3 mm.

Gambar 2.3 Contoh Half Breadth Plan

• Kurva Hidrostatik
- Untuk garis Waterline dan garis selain kurba hidrostatik digambar
menggunakan “garis tipis” yaitu 0,1 mm.
- Untuk garis-garis kurva Hidrostatik menggunakan “garis ketebalan sedang”
yaitu 0,3 atau 0,4 mm.

Gambar 2.4 Contoh Kurva Hidrostatik

MT. Sasongko 5020201100


7
Perancangan Dasar Struktur Terapung

• Kurva Bonjean
- Untuk garis Waterline dan Station digambar menggunakan “garis tipis” yaitu
0,1 mm.
- Untuk garis-garis kurva Bonjean menggunakan “garis ketebalan sedang”
yaitu 0,3 atau 0,4 mm.
- Untuk garis Base Line, Linggi Buritan, Linggi Haluan, Main Deck, digambar
menggunakan “garis tebal” yaitu 0,5 mm.

Gambar 2.5 Contoh Kurva Bonjean

*Catatan: -Bila gambar dikerjakan dengan pensil dapat dibedakan dengan tingkat
kekerasan dari pensil, misalnya:
1. Untuk garis gambar dan garis strip = pensil F atau HB
2. Untuk garis strip titik dan garis tipis = pensil 2H
- Tebalnya garis gambar disesuaikan sendiri dengan besarnya gambar
sehingga kelihatannya sepadan dan baik dipandang
- Untuk gambar potongan, misalnya potongan kulit, bila kita gambarkan
dalam potongan, maka kita dapatkan tebal pelat dan bila kita gambarkan
dengan skala sangat kecil. Untuk ini kita gambarkan dengan garis yang
tebalnya maximum = 2x tebal garis gambar
2.3.2 Huruf dan Angka
Huruf dan angka harus ditulis dengan huruf dan angka cetak lihat “N.27”
(1936)

MT. Sasongko 5020201100


8
Perancangan Dasar Struktur Terapung

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Jadi tidak diperkenankan dengan huruf-huruf lain dari ini.
Untuk menggambar kapal selain dari ketentuan tersebut, dapat digunakan
ketentuan sebagai berikut :
a. Semua huruf dan angka ditulis dengan semua huruf tegak atau huruf
miring (tidak boleh kombinasi).
b. Semua tulisan dapat ditulis dengan huruf besar.
c. Semua tulisan harus disesuaikan dengan gambar dan keperluannya.
d. Semua tulisan harus rapi.

2.3.3 Cara dan Petunjuk Menulis Ukuran


a. Semua ukuran pada gambar harus lengkap, jadi ukuran tidak boleh diukur
dari gambar.
b. Mencatat ukuran jangan terlalu banyak (jangan berlebihan, jadi ukuran
yang tidak perlu dan tidak masuk akal jangan dicatat).
c. Huruf dan angka ukuran, biasanya tingginya 2,5 – 3 mm. Dan
ditempatkan 1 mm diatas garis ukuran, bila tempat tidak cukup dapat
dilanjutkan dibawah garis ukuran.
d. Tinggi huruf dan angka supaya disesuaikan dengan besar gambar dan
keperluannya.
e. Angka-angka ukuran dan nama harus digambar atau dituliskan
sedemikian, hingga dapat dibaca dari bawah atau dari kanan gambar.
f. Garis penunjuk ukuran ditonjolkan kira-kira 2 mm lewat garis ukuran.

2.3.4 Tanda-tanda untuk Menggambar Kapal


a. Untuk profil-profil
Nama Profil Simbol

Profil siku-siku sembarang (unequal bar) (┌)

MT. Sasongko 5020201100


9
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Profil siku-siku sama kaki (equal bar) (┌)

Profil “I” (I beam) (I)

Profil “Z” (Z bar) (Z)

Profil “T” (T bar) (T)

Profil “U” ([)

Profil bulb satu pihak (⁋)

Profil bulb dua pihak (¶)

Profil bulat (round bar) (Ø)

Profil setengah bulat (half round bar)

Profil datar (flat bar) (≠)

b. Untuk sambungan las

Gambar Pandangan

Gambar Potongan

c. Untuk sambungan keling

Pada Keling 1 Baris

Pada Keling 2 Baris

MT. Sasongko 5020201100


10
Perancangan Dasar Struktur Terapung

d. Untuk lubang-lubang atau jendela


Pada gambar pandangan dilukiskan seperti keadaan yang sebenarnya pada
gambar potongan.

Lubang yang bulat


Dilukiskan dengan lingkaran strip
titik pada dinding yang bersangkutan

Lubang oval / ellips dan


jendela segi empat Dilukiskan pada gambar demikian
pada dinding yang bersangkutan

2.3.5 Skala Gambar


Skala yang diperkenankan untuk menggambar kapal antara lain:
1:1 1:50 1:200
1:5 1:75 1:250
1:10 1:100 1:300
1:20 1:125 1:400
1:25 1:150 1:500

2.3.6 Ukuran Kertas Gambar


Untuk semua gambar-gambar kapal kecuali Rencana Garis/Steel
plan/General Arrangement diharuskan memakai kertas gambar dengan
ukuran standard sebagai berikut:
A0 = 841 x 1189 mm
A1 = 594 x 841 mm
A2 = 420 x 594 mm
A3 = 297 x 420 mm
A4 = 210 x 297 mm
A5 = 148 x 210 mm

2.3.7 Kotak Gambar

MT. Sasongko 5020201100


11
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Kotak nama harus diletakkan disudut kanan bawah dari tempat gambar dan
harus mengikuti normalisasi kotak.

Gambar 2.6 Kotak Gambar

2.3.8 Ukuran-ukuran Utama


Untuk tiap-tiap menggambar kapal harus diberikan ukuran-ukuran utama dan
ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan gambar yang
bersangkutan. Ukuran-ukuran utama harus dilektakkan disebelah kanan
gambar dan disebelah atas kotak nama.

MT. Sasongko 5020201100


12
Perancangan Dasar Struktur Terapung

BAB III

PERANCANGAN LINES PLAN

3.1 Latar Belakang

Dalam memahami proses perancangan Lines Plan maka diperlukan filosofi


pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan. Metodologi langkah-langkah
perancangan pada tahap perhitungan dilaksanakan dengan manual. Perancangan
Lines Plan secara manual, tanpa memakai software (Maxsurf), pada umumnya
memakai “Metode Diagram NSP”. Namun dalam laporan ini langkah-langkah
perancangan Lines Plan ini menggunakan software (Maxsurf). Selanjutnya proses
perencanaan Body Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan dilaksanakan dengan
menggunakan AutoCAD.

Dalam proses pembangunan baru maupun modifikasi/konversi Offshore


Floating Structures, mutlak diperlukan Lines Plan dalam format gambar autocad
maupun dalam format pemodelan maxsurf untuk menghitung/mendesain tahapan
materi-materi berikutnya antara lain: Hydrostatic/Bonjean, Resistance and
Propulsion System, General Arrangement, Tank Capacity Plan, Engine Room Lay-
out, Construction Profile, Shell Expansion, Midship/Frames Section, Prelimanary
Stability, Damage Stability/Stability Booklet, dll.

Selain itu, terkadang pada saat perancangan dan pembangunan baru, reparasi
berat atau modifikasi suatu floating offshore structure juga diperlukan gambar
Lines Plan dimana perlu dilaksanakan “Perancangan Ulang Lines Plan” apabila
hardcopy / softcopynya tidak ada, agar diperoleh gambar lines plan yang sesuai
dengan aslinya.

3.2 Definisi-Definisi
3.2.1 Ukuran Utama
1. Length Between Perpendicular (LPP)
Panjang kapal yang menghubungkan antara 2 garis tegak yaitu
jarak horizontal antara garis tegak depan atau haluan (FP) dengan garis
tegak belakang atau buritan (AP). After Perpendicular (AP) adalah garis

MT. Sasongko 5020201100


13
Perancangan Dasar Struktur Terapung

tegak buritan yaitu garis tegak yang terletak berimpit pada sumbu poros
kemudi. Sedangkan Fore Perpendicular (FP) adalah garis tegak haluan
yaitu garis tegak yang terletak pada titik potong antara linggi haluan
dengan garis air pada sarat air muatan penuh yang telah direncanakan.

2. Length of Water Line (LWL)


Adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan
linggi buritan dengan garis air pada sarat sampai dengan pada
perpotongan linggi haluan dengan garis air atau FP (jarak mendatar antara
kedua ujung garis muat). Sebagai pendekatan, panjang garis air dapat
dirumuskan sebagai fungsi dari Lpp sebesar 4% yaitu:

𝐿𝑊𝐿 = 𝐿𝑃𝑃 + (2 − 4)% 𝐿𝑃𝑃 (3.1)

3. Length of Displacement (Ldisp)


Adalah panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya
perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal. Dalam
kaitan perancangan Lines Plan dengan metode diagram NSP, panjang ini
digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian yang
tercelup air, pada saat Ldisp dibagi menjadi 20 station.
Panjang displacement dirumuskan sebagai rata-rata antara Lpp dan
LWL, yaitu:
1
𝐿𝑑𝑖𝑠𝑝 = 2 (𝐿𝑃𝑃 + 𝐿𝑊𝐿 ) (3.2)

4. Length Over All (LOA)


Adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung bagian
belakang kapal sampai dengan ujung bagian depan badan kapal.

5. Breadth (B)
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal
(Amidship).

MT. Sasongko 5020201100


14
Perancangan Dasar Struktur Terapung

6. Depth (H)
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak vertikal yang
diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas keel (lunas) sampai
sisi atas geladak di sisi kapal.

7. Draft (T)
Sarat air kapal yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas
sampai dengan garis air/ waterline pada bidang tengah kapal (midship).
Selanjutnya definisi–definisi ukuran utama kapal diatas lebih jelas
dapat dilihat pada gambar 3.1

8. Service Speed (Vs)


Kecepatan dinas adalah kecepatan operasional kapal saat berlayar
di laut. Kecepatam dinas umumnya (60÷80)% kecepatan maximum.

9. Displacement (Δ)
Merupakan berat keseluruhan badan kapal termasuk didalamnya
adalah konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya, elektrikal dan
sistemnya, forniture dan interior, crew dan bawaannya, logistic, bahan
bakar, pelumas, air tawar, dan muatan kapal. Dengan difinisi diatas,
satuan displacement adalah ton. Displacement dapat dirumuskan sebagai
berikut:

10. Volume Displacement (∇)


Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya
bagian badan kapal yang tercelup di bagian bawah permukaan air, yang
dirumuskan sebagai :

MT. Sasongko 5020201100


15
Perancangan Dasar Struktur Terapung

11. Light Weight (LWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang tidak
berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang
termasuk dalam LWT adalah berat-berat konstruksi badan kapal, mesin
induk dan sistemnya, mesin bantu dan sistemnya, pompa-pompa dan
sistemnya, elektrikal dan sistemnya, permesinan gladak, perlengkapan
keselamatan, interior/furniture kapal, serta ditambah juga perlengkapan
lainnya.

12. Dead Weight (DWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa berubah
dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang termasuk
dalam DWT adalah berat-berat muatan kapal, bahan bakar, pelumas, air
tawar, bahan-bahan logistic, crew dan bawaannya.

MT. Sasongko 5020201100


16
Perancangan Dasar Struktur Terapung

MT. Sasongko 5020201100


17
Perancangan Dasar Struktur Terapung

3.2.2 Potongan-Potongan Badan Kapal


1. Station
• Merupakan bidang penampang melintang sepanjang kapal dari
belakang (buritan) sampai depan (haluan). Selain itu, merupakan
potongan-potongan vertical melintang sepanjang kapal.
• Pada umumnya panjang kapal (Lpp)dibagi menjadi 20 station dari AP
sampai dengan FP dengan jarak antar station sama.
• Station no.10 yang merupakan bagian melintang tengah kapal disebut
sebagai “Midship Section”. Luasan bidang/station no.10/ luasan
bidang tengah kapal disebut sebagai “Midship Section Area”.
• Bagian badan kapal dari station AP sampai dengan station FP disebut
sebagai “Main Part”. Sedangkan bagian badan kapal di daerah
belakang (buritan) yaitu dari station AP sampai dengan ujung buritan
kapal disebut sebagai “Cant Part”. Panjang Cant Part ini diberi notasi
Lcp, dimana LCP = LWL – LPP.

Gambar 3.2 Station

2. Buttock Line
• Adalah bidang penampang vertical memanjang, merupakan potongan-
potongan vertical memanjang kapal.
• Pada umumnya dalam perancangan Lines Plan, dari bagian tengah
memanjang kapal (center line) kesamping kanan atau kiri lambung
kapal dibuat potonganpotongan buttock line seperti BL-0m; BL-0,5m;
BL-1m; BL-1,5m; BL-2m; BL- 3m; dst,melebar sampai dengan
lambung kanan/kiri kapal. Jadi, dalam hal ini BL-0m berada
tepat/berimpit pada center line (C ).

MT. Sasongko 5020201100


18
Perancangan Dasar Struktur Terapung

3. Water Line
• Adalah bidang penampang horizontal memanjang kapal, merupakan
potonganpotongan horizontal memanjang kapal dari bagian dasar
badan kapal sampai dengan sarat air (draft) maksimum.
• Pada umumnya dalam perancanaan Lines Plan dibuat potongan-
potongan horizontal memanjang kapal dari bidang dasar kapal (base
line) seperti WL-0m; WL-0,5m; WL-1m; WL-1,5m; WL-2m; WL-
3m; dst, sampai dengan sarat air (draft) maksimum. Jadi dalam hal ini,
WL-0m merupakan bidang dasar badan kapal.
• Bidang penampang horizontal memanjang kapal pada posisi sarat air
maksimum pada umumnya disebut sebagai “Water Plane Area”
(WPA).

3.2.3 Komponen-Komponen Lines Plan


1. Curve of Sectional Area (CSA)
Curve of sectional Area atau CSA adalah kurva yang menunjukan
area (luasan) pada tiap-tiap station . Cara pembuatannya adalah panjang
kapal (Lpp) dibagi menjadi 20 station (st.0 – st.20 ) dengan mencari
presentase area setiap station terhadap luas midship dengan menggunakan
diagram NSP , yaitu dengan cara menghitung nilai dari 𝑉𝑠⁄√𝐿 , kemudian
membuat garis datar dari nilai 𝑉𝑠⁄√𝐿 itu . Dari garis mendatar tersebut
akan didapatkan nilai , 𝛿 , 𝜙 , presentase luas tiap station(st.0 – st.20)
terhadap luas midship, dan letak titik tekan memanjang (LCB).

2. Body Plan
Body plan adalah bentuk potongan-potongan melintang station-
station pada kapal dari pandangan depan maupun belakang. Jadi body
plan adalah potongan-potongan badan kapal secara melintang. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

MT. Sasongko 5020201100


19
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 3.3 Body Plan


Gambar pada body plan biasanya hanya digambar setengah dari
keseluruhan garis potongan melintang kapal untuk setiap station,
maksudnya adalah gambar body plan kapal untuk setiap station digambar
dari centerline sampai dengan lebar sisi kapal. Hal ini dimaksudkan agar
gambar tidak penuh dengan garis-garis sebenarnya saling bersimentri
antara sisi kiri (port side) dan sisi kanan (starboard side). Kemudian pada
sisi kiri centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi
pada station-station dibelakang midship, sedangkan pada sisi kanan
centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi pada
stationstation didepan midship.
Pada gambar body plan terdapat garis-garis proyeksi setiap station
secara melintang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis air
(water line) yang berupa garis-garis horizontal, garis-garis buttockline
yang berupa garis-garis vertikal, sent line yang berupa garis diagonal, dan
fairness line yang dibentuk dari titik-titik perpotongan antara 𝐴⁄2𝑇 dengan
garis body plan disetiap stationnya.

3. Half Breadth Plan


Half Breadth plan merupakan gambar potongan-potongan
horizontal memanjang kapal jika dilihat dari atas pada setiap garis air
(waterline) . Jadi half breadth plan adalah potongan-potongan bentuk
kapal secara horizontal memanjang. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini.

MT. Sasongko 5020201100


20
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 3.4 Half Breadth Plan


Gambar half breadth plan pada umumnya hanya digambar
setengah dari keseluruhan garis proyeksi kapal , yaitu dari centerline
sampai dengan lebar sisi kapal. Kemudian pada sisi atas dari centerline
pada gambar half breadth plan adalah garis-garis proyeksi pada tiap-tiap
waterline ,sedangkan pada sisi bawah dari centerline pada gambar half
breadth plan adalah garis sent line yang jaraknya dari masing-masing
station yang telah diukur berdasarkan gambar bodyplan. Pada gambar half
breadth plan terdapat garis-garis proyeksi setiap waterline secara
horizontal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-
garis bodyplan yang berupa garis-garus vertikal, garis buttockline yang
berupa garisgaris horizontal, dan sent line yang berupa garis lengkung.

4. Sheer Plan
Sheer plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihar
dari samping pada setiap buttockline . Jadi sheer plan adalah potongan-
potongan bentuk kapal secara vertikal memanjang. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 3.5 Sheer Plan

MT. Sasongko 5020201100


21
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Pada gambar sheer plan terdapat garis-garis proyeksi setiap


buttock line secara vertikal memanjang kapal yang berupa garis-garis
lengkung, garis-garis body plan yang berupa garis-garis vertikal, garis-
garis half breadth plan yang berupa garis-garis horizontal. Biasanya pada
station-station parallel middle body dipotong dan dihilangkan yang
kemudian menjadi ruang kosong pada gambar. Ruang kosong ini
kemudian diisi oleh gambar body plan yang sebelumnya sudah digambar.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam penarikan garis-garis
proyeksi ke masing-masing garis (body plan, half breadth, dan sheer
plan). Selain itu juga untuk menghemat ruang dari kertas.

5. Geladak Utama (Main Deck)


Geladak utama merupakan deck utama yang berada dipermukaan
air. Geladak Utama secara memanjang maupun melintang dibuat
melengkung agar air laut tidak sampai naik ke atas geladak, kalaupun air
laut naik ke atas kapal, lengkungan ini berfungsi agar air laut cepat keluar
kembali dari atas geladak utama.

6. Lengkung Memanjang Geladak Utama (Sheer)


Lengkung geladak secara memanjang biasa disebut sebagai “
Sheer”. Pada perkembangannya, khusus untuk kapal jenis tanker tidak
perlu dibuat garis miring memakai sheer Jadi tidak mempunyai lengkung
geladak. Hal ini berdasarkan pertimbangan utama agar dalam tangki-
tangki muatan cair tidak ada permukaan bebas cairan.

7. Lengkung Melintang Geladak Utama (Chamber)


Selain membuat lengkung secara memanjang, geladak utama juga
perlu dibuat lengkung secara melintang. Titik lengkung geladak berada
pada pada tengah-tengah geladak utama (centerline). Besarnya tinggi
lengkungan tergantung pada lebar kapal yang nilainya ditentukan sebagai
chamber yang nilainya seperlimapuluh lebar geladak di detiap satuan
memanjang kapal.

MT. Sasongko 5020201100


22
Perancangan Dasar Struktur Terapung

8. Geladak Alkil (Forecastle Deck)


Geladak Akil atau Forecastle deck adalah geladak yang berada di
bagian depan kapal yang berfungsi untuk mengurangi atau mencegah air
laut masuk melalui haluan kapal. Dimana perencanaannya yaitu setinggi
2,25÷2,50m di atas upper deck side line, dan panjangnya dimulai dari
linggi haluan sampai collision bulkhead. (Jarak collision bulkhead dari FP
adalah 0,05÷0,08 LPP dimana collision bulkhead terletak pada nomor
gading, bukan nomor station). Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.9.

Gambar 3.6 Forecastle Deck

9. Geladak Kimbul (Poop Deck)


Poop Deck adalah super structure yang berada pada bagian buritan
kapal. Fungsinya sama seperti forecastle deck pada haluan.
Perencanaannya dalah setinggi 2,25÷2,50m diatas geladak utama (upper
deck side line).
Panjang dari geladak ini dimulai dari ujung belakang umumnya
sampai dengan sekat kamar mesin, dimana sekat kamar mesin diletakan
pada nomor gading, bukan nomor station. Sebagai perkiraan awal, dapat
dipakai estimasi pendekatan panjang kamar mesin 17÷20% LPP dihitung
dari AP.

MT. Sasongko 5020201100


23
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 3.7 Poop Deck

3.3 Langkah-Langkah Perancangan Lines Plan Menggunakan Software Maxsurf


Maxsurf Modeller Advandced adalah program yang digunakan oleh Marine
Engineer untuk membuat model (Lines Plan). Pembuatan Lines Plan ini merupakan
kunci utama suksesnya perancangan desain sebelum model dilakukan analisa
hidrodinamika, kekuatan struktur dan pendetailan lebih lanjut. Seringkali
pembuatan model dan analisa ini selalu berubah karena ketidak sesuaian antara
desain dan analisanya, sehingga proses desain dapat digambarkan sebagai desain
spiral yang saling menyempurnakan.
3.3.1 Data Kapal
1. Nama Kapal : MT. Sasongko
2. Jenis Kapal : PK
3. Panjang LPP : 98 (m)
4. Panjang LWL : 104,151 (m)
5. Panjang LOA : 105 (m)
6. Lebar (B) : 16,3 (m)
7. Tinggi (H) : 9,5 (m)
8. Sarat Air (T) : 7,7 (m)
9. Buttock Line : 1; 2; 3; 4,5; 6; 7,5 (m)
10. Water Line : 0; 1; 2; 3; 5; 7,7 (m)

3.3.2 Perencanaan Kemudi dan Propeller Clearance


Perancangan kemudi dan propeller berdasarkan buku BKI 2004 dan Von
Lammeren. Perhitungannya sebagai berikut :

MT. Sasongko 5020201100


24
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 3.8 Perhitungan Clearance dan Propeller


1. Perencanaan Kemudi

2. Perhitungan Propeller Clearance

MT. Sasongko 5020201100


25
Perancangan Dasar Struktur Terapung

3.3.3 Langkah-Langkah Perancangan Lines Plan Menggunakan Maxsurf Modeller


Maxsurf Modeler Advandced adalah program yang digunakan oleh
Marine Engineer untuk membuat model (Lines Plan). Pembuatan Lines Plan
ini merupakan kunci utama suksesnya perancangan desain sebelum model
dilakukan analisa hidrodinamika, kekuatan struktur dan pendetailan lebih
lanjut. Seringkali pembuatan model dan analisa ini selalu berubah karena
ketidak sesuaian antara desain dan analisanya, sehingga proses desain dapat
digambarkan sebagai desain spiral yang saling menyempurnakan.

MT. Sasongko 5020201100


26
Perancangan Dasar Struktur Terapung

1. Buka software Maxsurf Modeller

2. Setelah dibuka, akan muncul tampilan awal aplikasi maxsurf seperti


gambar di bawah ini.

3. Setelah itu klik File – Open Design.

MT. Sasongko 5020201100


27
Perancangan Dasar Struktur Terapung

4. Setelah itu dengan install software MOSES, pilih template tanker, sesuai
di MOSES modeler terdapat 5 macam variasi tanker sebagai berikut :

Dartagnan : L = 228,6 m B = 32,2 m H = 28 m


Flinders : L = 278 m B = 48 m H = 23,5 m
Jamestown : L = 214,8 m B = 27,7 m H = 15,5 m
Waneta : L = 240 m B = 24 m H = 18 m
Windus : L = 159,7 m B = 21,4 m H = 15,6 m
5. Akan muncul template tanker seperti ini. Kita hanya akan mengubah Hull
pada kapal. Klik kanan Hull – Unlock untuk membuka kunci pada Hull.
Hilangkan bagian Transom dan Deck dengan cara Klik kanan Transom –
Delete, lakukan hal yang sama pada Deck.

MT. Sasongko 5020201100


28
Perancangan Dasar Struktur Terapung

6. Langkah berikutnya adalah mengubah ukuran tanker yang telah dibuka


dengan data ukuran utama tanker dari tugas, Klik Surfaces – Size
Surfaces.

7. Berikut adalah tampilan dari Tools Size Surfaces. Masukan Length untuk
merubah panjang kapal (Loa) , Beam untuk mengubah lebar kapal (B),
dan Depth untuk mengubah tinggi kapal (H) sesuai dengan data ukuran
utama Tanker dari tugas.

MT. Sasongko 5020201100


29
Perancangan Dasar Struktur Terapung

8. Setelah selesai mengganti ukuran utama Tanker, selanjutnya adalah


merubah titik koordinat O (0,0,0) yang berada di depan FP pada Maxsurf
Modeler. Yang nanti akan berfungsi untuk proses selanjutnya. Caranya
dengan cara Klik Data - Frame of Reference.

9. Berikut adalah tampilan dari Tools Frame of Reference. Tujuan dari Tools
ini adalah untuk mengubah letak titik koordinat O (0,0,0) pada Tanker ke
posisi (AP,CL,Keel).
Cara mengubah letak koordinat O (0,0,0) :
Pertama perhatikan letak zero point pada gambar berada dimana, karena
zero point pada gambar adalah koordinat O (0,0,0) pada Tanker di
maxsurf. Jika zero point belum berada pada (AP,CL,Keel) maka zero
point perlu dirubah.

MT. Sasongko 5020201100


30
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Berikut adalah langkah untuk mengubah letak zero point. pertama


pastikan bahwa garis baseline pada posisi WL 0 m. Lalu mengubah
DWL sesuai dengan sarat air (T) kapal. Setelah itu klik ok.

10. Lalu buka lagi Frame of Reference untuk mengubah zero point secara
longitudinal, setelah DWL telah dirubah maka perpotongan antara garis
air dengan perpotongan linggi haluan akan juga berubah, maka titik FP
juga harus dirubah. Dengan cara klik “set to DWL” pada FP. Lalu
pindahkan juga titik biru ke FP lalu ok.

MT. Sasongko 5020201100


31
Perancangan Dasar Struktur Terapung

11. Lalu buka lagi Frame of Reference. Maka nilai pada FP akan
berubah menjadi 0. Jika belum ulangi langkah 10. Lalu pada AP
inputkan nilai –LPP pada kapal. Setelah itu pindahkan titik biru ke
AP dan tekan ok. Maka titik zero point sudah berada pada AP.

12. Seperti ini tampak akhir dari Frame of Reference.

13. Langkah selanjutnya adalah klik Data – Design Grid. Untuk memasukan
Koordinat Station, Waterline, dan Buttock Line pada kapal.

MT. Sasongko 5020201100


32
Perancangan Dasar Struktur Terapung

14. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah. Section adalah untuk
station kapal, Buttocks untuk Buttock Line, dan Waterlines untuk
Waterlines.

15. Berikut adalah contoh untuk memasukan Station. Klik Add pada pilihan
Section. Lalu masukan jumlah section sesuai dengan jumlah station
kapal dan klik ok.

MT. Sasongko 5020201100


33
Perancangan Dasar Struktur Terapung

16. Selanjutnya memasukkan jarak antar station dibagi rata berdasarkan LPP
maka bisa menggunakan space pada menu Design Grid. Lalu pilih menu
“evenly between Perpendiculars” lalu klik ok.

17. Maka akan muncul tampilan seperti berikut. Lalu lalukan cara yang sama
seperti langkah 15 dan 16 untuk memasukan Buttock line pada menu
bottock dan waterlines pada menu waterlines.

MT. Sasongko 5020201100


34
Perancangan Dasar Struktur Terapung

MT. Sasongko 5020201100


35
Perancangan Dasar Struktur Terapung

18. Jika sudah semua maka Lines Plan sudah bisa terlihat seperti pada gambar
di bawah. Profile adalah Sheer Plan, Plan adalah Half Breadth Plan dan
Body plan adalah body plan.

19. Pada lines plan saat ini, beberapa garis perlu distreamlinekan di maxsurf
terlebih dahulu, dengan menggunakan control point dengan
mempertimbangkan besarnya poros kemudi.
20. Setelah pengaturan stream line garis masing-masing komponen lines plan
di maxsurf, maka hasil di maxsurf perlu di export ke Autocad untuk tahap
‘finishing’ berupa, perbaikan kembali garis agar lebih stream line, dan
penambahan komponen seperti geladak juga beberapa keterangan lain,
Berikut adalah cara untuk mengeksport dari maxsurf ke AUTOCAD.
Dengan cara klik File – Export pilih DXF and IGES. Lalu klik ok.
Namun perlu di garis bawahi untuk mengeksport ke AUTOCAD tidak
bisa dilakukan export untuk 3 tampak sekaligus. Maka pastikan sebelum
klik export pilih tampak mana yang akan di export.

MT. Sasongko 5020201100


36
Perancangan Dasar Struktur Terapung

3.3.4 Perencanaan Bangunan Atas Kapal

3.3.5 Pembuatan Sent Line


• Membuat Sent Line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi
B

MT. Sasongko 5020201100


37
Perancangan Dasar Struktur Terapung

• Body Plan dimulai dari center line kesisi bawah body plan. Kemudian
ukur jarak tiap station pada garis sent line terhadap titk awal garis
diagonal atau sent line.
• Setelah diketahui dimension (jarak) garis sent line antara center line
dengan masing – masing station, langkah selanjutnya adalah
mentransformasi jarak (dimensi) tersebut ke proyeksi Half Breadth.

Gambar 3.9 Cara Membuat Sent Line


3.4 Hasil Akhir Lines Plan
Hasil akhir Lines Plan saya lampirkan di akhir laporan.

BAB IV

PERANCANGAN HIDROSTATIK DAN BONJEAN

4.1 Penjelasan Umum


4.1.1 Volume Displacement (∇)
Volume bagian badan kapal yang tercelup di bawah permukaan garis air.
Satuan dalam (m3).

4.1.2 Displacement (Δ)


Berat keseluruhan badan kapal meliputi konstruksi badan kapal, permesinan
dan sistemnya, elektrikal dan sistemnya, peralatan- peralatan di Main deck,
peralatan keselamatan, peralatan Navigasi & Komunikasi, furniture dan

MT. Sasongko 5020201100


38
Perancangan Dasar Struktur Terapung

interior, crew & penumpang dan bawaannya, logistic, bahan bakar, pelumas,
air tawar, dan muatan kapal. Satuan dalam ton.

4.1.3 Light Weight (LWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang tidak berubah dalam
fungsi waktu operasional kapal. Meliputi berat-berat konstruksi badan kapal,
mesin induk & mesin bantu dan sistemnya, pompa dan sistemnya, elektrikal
dan sistemnya, permesinan geladak, peralatan keselamatan, peralatan
Navigasi & Komunikasi, furniture dan interior, dll. Satuan dalam ton.

4.1.4 Dead Weight (DWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa berubah dalam
fungsi waktu operasional kapal. Meliputi berat-berat muatan kapal, bahan
bakar, pelumas, air tawar, bahan-bahan logistic, crew & penumpang dan
bawaannya, dll. Satuan dalam ton.

4.1.5 Midship Section Area (Am)


Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang
memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan sebagai :

Keterangan :
B : Lebar
T : Sarat Air
Cm : Midship Coefficient

MT. Sasongko 5020201100


39
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 4.1 Midship Section

4.1.6 Water Plane Area (WPA)


WPA adalah luas bidang garis air dari tiap-tiap water line. WPA (water plane
area), dirumuskan :

Keterangan :
LWL : Panjang Bidang Garis Air
B : Lebar
CW : Waterplane Coefficient

Gambar 4.2 Water Plane Area

4.1.7 Wetted Surface Area (WSA)


WSA adalah luas permukaan badan kapal (luas permukaan kulit kapal) yang
tercelup dalam air.

Gambar 4.3 Penampang Melintang WSA

MT. Sasongko 5020201100


40
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 4.4 Penampang Memanjang WSA

4.1.8 Koefisien Bentuk Kapal


1. Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara volume kapal dengan volume hasil kali
antara panjang, lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini menunjukkan
kerampingan kapal.

Gambar 4.5 Gambar Koefisien Blok


2. Midship Coefficient (Cm)
Merupakan perbandingan antara luas penampang melintang tengah kapal
(Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan
tingginya T pada penampang melintang tengah kapal.

MT. Sasongko 5020201100


41
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 4.6 Gambar Midship

3. Waterline Coefficient (Cw)


Adalah perbandingan antara luas bidang garis air dibagi dengan luasan
bidang yang panjangnya LWL dikalikan dengan lebarnya B.

Gambar 4.7 Water Plan Area

4. Prismatic Coefficient (Cp)


Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan
sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.

Gambar 4.8 Koefisien Prismatik

4.1.9 Longitudinal Center of Bouyancy (LCB)

MT. Sasongko 5020201100


42
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Letak/posisi titik B yang diukur secara horisontal memanjang terhadap


Midship/tengahkapal.

Gambar 4.9 LCB

4.1.10 Transversal Center of Bouyancy (TCB)


Letak/posisi titik B yang diukur secara horisontal melintang terhadap Centre
Line. Karena bentuk potongan melintang body badan kapal bagian sebelah
kiri Centre Line harus sama dengan bagian sebelah kanan centre line serta
kapal harus stabil, maka letak/posisi titik B harus terletak pada Centre Line
atau TCB = 0 m.

4.1.11 Vertical Center of Bouyancy


Letak/posisi titik B yang diukur secara vertikal terhadap/ dari tengah-tengah
dasar kapal/Keel (K). Jadi VCB = KB

Gambar 4.10 VCB

4.1.12 Longitudinal Center of Floatation (LCF)

MT. Sasongko 5020201100


43
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Adalah titik pusat dari bidang garis air / Water Plan Area (WPA). Titik F juga
merupakan titik perpotongan antara garis air sebelum oleng/trim (W0L0)
dengaan garis air saat oleng/trim (W1L1).
Letak/posisi titik F pada bidang garis air yang diukur secara horizontal
memanjang terhadap Midship.

Gambar 4.11 LCF

4.1.13 Longitudinal Center of Bouyancy to Metacenter (LBM)


LBM adalah jarak vertikal titik Buoyancy - B (titik tangkap gaya tekan keatas
- ∇ x ρ) sampai dengan titik Metacenter secara memanjang kapal (ML).
LBM dirumuskan dalam persamaan :

Keterangan :
∇ = Volume Displacement
IL = Momen Inersia Memanjang

4.1.14 Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)


LKM adalah letak titik Metacenter memanjang (ML) yang diukur vertical dari
Keel / lunas kapal (K). LKM merupakan penjumlahan LBM dan KB.

MT. Sasongko 5020201100


44
Perancangan Dasar Struktur Terapung

Gambar 4.12 LBM (Kiri) dan LKM (Kanan)

4.1.15 Tranverse Center of Bouyancy to Metacenter (TBM)


TBM adalah jarak titik tekan (titik Bouyancy ) / ( titik pusat gaya tekan ke
atas) hingga titik Metacenter secara melintang (MT). Perhitungan TBM
dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
∇ : Volume Displacement
IT : Momen Inersia Melintang

4.1.16 Tranverse of Keel to Metacenter (TKM)


TKM adalah letak titik Metacenter melintang (MT) yang diukur vertical dari
Keel / lunas kapal (K). TKM merupakan penjumlahan TBM dan KB.

Gambar 4.13 TBM (Kiri) dan TKM (Kanan)

MT. Sasongko 5020201100


45
Perancangan Dasar Struktur Terapung

4.1.17 Moment to Change Trim One Centimetre (MTC)


MTC adalah momen yang diperlukan agar kapal mengalami trim sebesar 1
cm. Satuannya dalam ton-meter. Secara matematis MTC dirumuskan sebagai
berikut:

Gambar 4.14 MTC

4.1.18 Displacement Due to Trim One Centimetre (DDT)


DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang diakibatkan oleh
perubahan trim kapal sebesar 1 cm. Perumusan DDT adalah sebagai berikut:

Gambar 4.15 DDT

4.1.19 Tones Per Centimetre Immersion (TPC)

MT. Sasongko 5020201100


46
Perancangan Dasar Struktur Terapung

TPC adalah sejumlah berat (ton) yang diperlukan untuk terjadinya perubahan
sarat kapal sebesar 1 cm. Bila diasumsikan tidak ada perubahan luas garis air
pada perubahan sarat sebesar 1 cm tersebut, maka lambung kapal adalah
wall/sided. Jadi jika kapal mengalami perubahan sarat air sebesar 1 cm, maka
perubahan volume adalah hasil kali luas bidang garis air dengan tebal pelat
pada garis air tersebut.
Dengan demikian penambahan Volume dan penambahan Berat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
• Penambahan volume = t x WPA (m3)
• Penambahan berat = t x WPA x ρ (ton)

Dimana :

T = Tebal Plat

ρ = Berat Jenis Air Laut (1,025 ton/m3)

Gambar 4.16 TPC

4.2 Langkah-Langkah Menghitung Hidrostatik dan Bonjean Menggunakan


Maxsurf Stability
Maxsurf Stability adalah program yang digunakan untuk melakukan analisa
hidrostatik, stabilitas, dan kekuatan memanjang dari sebuah floating structure.
Kurva Hidrostatis adalah kurva-kurva yang menjelaskan bentuk dan sifat
karakteristik dari badan kapal yang berada di bawah garis air, dari sarat air 0 m
(keel) sampai dengan sarat air muatan penuh pada kondisi kapal Even Keel,
sedangkan kurva Bonjean merupakan kurva lengkung yang menunjukkan besar
luasan setiap station dari sarat air 0 m (keel) sampai dengan Geladak Utama (Main
Deck), baik kondisi kapal Even Keel maupun Trim.
Berikut merupakan langkah-langkahnya :
1. Buka Maxsurf Stability

MT. Sasongko 5020201100


47
Perancangan Dasar Struktur Terapung

2. Berikut adalah tampilan awal dari Maxsurf Stability

3. Pertama adalah memasukan data lines plan yang sudah dibuat sebelumnya
melalui maxsurf modeler dengan format .msd dengan cara klik File – Open
Design. Lalu klik ok.

MT. Sasongko 5020201100


48
Perancangan Dasar Struktur Terapung

4. Berikut adalah tampilan dari lines plan yang sudah dimasukkan pada maxsurf
stability.

5. Untuk melakukan analisa hidrostatik. Maka perlu di set terlebih dahulu tipe
analisis pada software adalah “upright hydrostatics”. Seperti pada gambar
berikut.

6. Lalu langkah selanjutnya adalah memasukan trim pada kapal, dengan cara klik
menu Analysis – Trim.

MT. Sasongko 5020201100


49
Perancangan Dasar Struktur Terapung

7. Jika kapal yang akan dianalisa adalah pada kondisi even keel. Maka isikan nilai
0 pada Fixed Trim seperti pada gambar di bawah. Lalu tekan ok.

8. Lalu langkah selanjutnya adalah memasukan draft pada kapal, dengan cara klik
menu Analysis – Draft.

MT. Sasongko 5020201100


50
Perancangan Dasar Struktur Terapung

9. “Initial draft” adalah draft terendah yang akan dianalisis dan “Final draft”
adalah draft tertinggi yang akan dianalisis. “Draft increment” adalah interval
draft yang digunakan pada analisis. Pada umumnya draft yang digunakan adalah
seperti diatas, yaitu “initial draft” pada keel (0 m) lalu “final draft” pada T
(sarat air maksimum). “Draft increment” pada umumnya 0.5 m/ tidak
boleh lebih dari 0.5 m. LCG dan VCG diubah 0 m agar titik G tidak muncul
pada kurva karena pada kondisi ini kita belum memasukkan komponen-
komponen di dalam kapal. Lalu klik ok.

10. Selanjutnya analisis sudah bisa dilakukan dengan cara seperti diatas. Klik
Analysis – Start Hydrostatics.

MT. Sasongko 5020201100


51
Perancangan Dasar Struktur Terapung

11. Berikut adalah output running hidrostatik yang masih berupa tabel pada window
“result”.

12. Berikut ini adalah Kurva/Grafik Hidrostatik hasil running pada window Graph.

MT. Sasongko 5020201100


52
Perancangan Dasar Struktur Terapung

13. Berikut adalah Kurva Bonjean hasil running pada window Graph.

14. Jika ingin mengeksport Grafik untuk Autocad. Maka bisa dilakukan sama
dengan cara mengekport pada maxsurf modeler sebelumnya, dengan cara klik
File – Eksport – DXF and IGES.

4.3 Kurva Hidrostatik


Kurva Hidrostatis merupakan kurva yang menunjukkan karakreristik dan
sifat badan kapal yang tercelup air atau di bawah Waterline pada saat Even Keel.
Dari kurva hidrostatis tersebut, kita dapat meninjau karakteristik kapal pada tiap-
tiap kondisi atau ketinggian Waterline. Kurva hidrostatis terdiri dari dua sumbu
utama yang saling tegak lurus. Sumbu mendatar adalah besaran karakteristik kapal

MT. Sasongko 5020201100


53
Perancangan Dasar Struktur Terapung

yang diskala sedangkan garis vertikal menunjukkan sarat tiap water line yang
dipakai sebagai titik awal pengukuran kurva hidrostatis. Kurva hidrostatis digambar
sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk kondisi kapal trim. Perhitungan dan
penentuan tiap-tiap kurva hidrostatis terdapat pada lampiran.

4.4 Kurva Bonjean


Kurva Bonjean adalah grafik yang menunjukkan luas setiap station sebagai
fungsi dari Waterline. Bentuk kurva ini diperkenalkan oleh Antoine Nicolas
François Bonjean (lahir 1778), seorang sarjana muda teknik Perkapalan asal
Perancis yang mempublikasikan makalah berjudul “Nouvelles Échelles de
déplacement” (New Scales of Displacement) pada tahun 1808.
Jadi, untuk menghitung luas Station hingga setinggi Waterline yang ditinjau
dapat dibaca pada kurva – kurva Bonjean dengan menarik garis mendatar hingga
memotong kurva Bonjean pada Station dan Waterline yang ditinjau. Umumnya
grafik Bonjean cukup digambar hingga geladak tepi kapal (Upper Deck Side Line)
sepanjang kapal. Kurva Bonjean dapat digunakan untuk mencari volumee ruang
muat kapal, baik volumee ruang muat total maupun volume ruang muat antara dua
sekat. Bentuk – Bentuk Kurva Bonjean:
1. Garis Lurus
Bentuk ini adalah bentuk station atau penampang kapal berbentuk segiempat.
Jadi pertambahan luas tiap sarat yang sama selalu konstan.
2. Parabola
Bentuk ini adalah bentuk station dengan penampang segitiga maupun
melengkung.
3. Parabola diikuti Garis Lurus
Bentuk seperti ini adalah untuk bentuk penampang kapal melengkung pada
bagian bawah kapal dan garis lurus untuk bagian atas kapal. Jadi pada awalnya
perubahan luas tidak konstan tapi kemudian pertambahan luasnya konstan pada
sarat yang lebih tinggi.

Kurva Bonjean berfungsi untuk mendapatkan volumee dan Displacement


Moulded pada setiap Waterline yang dikehendaki, baik kapal tersebut dalam
keadaan even keel maupun trim dan juga pada saat kapal terkena gelombang. Dan

MT. Sasongko 5020201100


54
Perancangan Dasar Struktur Terapung

dapat pula digunakan untuk mencari LCB (¤B). Untuk langkah pengerjaan
selanjutnya kurva Bonjean digunakan untuk perhitungan kebocoran (Floodable
Length).

MT. Sasongko 5020201100


55
Perancangan Dasar Struktur Terapung

MT. Sasongko 5020201100


56

Anda mungkin juga menyukai