Di Indonesia cukup banyak jembatan yang mengalami keruntuhan, baik karena usia
yang sudah tua maupun karena mengalami kerusakan dini. Berdasarkan basil
pemantauan temyata bahwa 95% keruntuhan jembatan yang terjadi di Indonesia
diakibatkan runtuhnya pondasi jembatan yang terjadi karena proses degradasi dasar
sungai dan penggerusan.
Dari pemantauan terakhir saat ini cukup banyak jembatan-jembatan yang kondisi
pondasinya dalam keadaan kritis.
Jembatan-jembatan tersebut diatas, pilar dan kepala jembatannya sudah mengalami
penurunan dasar sungai dari 3 meter sampai 6 meter dalam waktu relatif singkat.
Sampai saat ini proses penggerusan dan degradasi dasar sungai yang mengakibatkan
berkurangnya kemantapan pondasi dan tebing disekitar kepala jembatan belum
dipantau secara baik, sehingga kondisi kritis baru diketahui setelah jembatan hampir
ambruk. Lebijauh lagi sampai saat ini belum dikembangkan cara-cara menanggulangi
dan pengamanan pondasi jembatan dengan cara yang benar. Banyak jenis dan tipe
struktur bangunan penahan tebing dan bangunan pengaman jembatan yang dibangun di
suatu lokasi untuk keperluan tertentu, tetapi dapat mempengaruhi perubahan aspek
aspek dinamik morfologi sungai ditempat lain dan mungkin dapat menimbulkan
masalah yang baru.
Hal ini disebabkan Indonesia belum mempunyai standard-standard bangunan
pengaman pondasi jembatan.
Mengingat jumlah jembatan yang dasar sungai sungainya sudah sudah mengalami
degradasi semakin banyak, maka perlu segera dibuat standard bangunan pengaman
yang diperlukan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah
tersebut agar dapat membuat perencanaan teknik bangunan pengaman jembatan yang
tepat guna, aman dan berfungsi dengan baik serta berwawasan lingkungan.
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK
DAFTARISI ................................................................................................
BAB I DESKRIPSI
Jembatan .......................................................................... 9
Halaman
PENUH
BABV KESIMPULAN
5.2. Saran............................................................................... 64
Daftar Pustaka................................................................................................................ 66
Lampiran - Lampiran
BAB I
DESKRIPSI
1.1.1. Maksud
1.1.2. Tujuan
keruntuhan jembatan, baik karena usia yang sudah tua maupun karena
1
2
1.3. PENGERTIAN
dituangkan dalam bentuk analisis dari gambar dalam hal penentuan lokasi,
diperlukan.
BAB II
DATA DAN INFORMASI
sisitem jembatan.
terkumpul dari basil survei dan investigasi ini akan digunakan untuk
b). Perkiraan kerusakan yang telah dan akan terjadi, dan bangunan
atau fasilitas lain yang perlu dilindungi oleh bangunan pengaman.
3
4
aspeknya:
4). Jenis sifat lapisan dan material dasar sungai, tebing dan lembah
Yang dimaksud dengan geometri sungai adalah alur, palung dan lembah
ketinggian (elevasi).
5
melintang sungai.
antara lain potensi angkutan sedimen; gerakan tanah ditebing alur, palung
mempengaruhi.
material pembentuk badan sungai serta sifat fisik dan sifat teknik.
arr.
Data hidrograf sungai yang diperlukan untuk rencana teknik antara lain :
6
(5) Iklim
BAB III
PERENCANAAN TEKNIK
harus kita ketahui fungsi dari beberapa struktur serta kegunaannya antara lain :
Fungsi dan kegunaan bangunan pengaman dalam melakukan pemilihan dari pada
tipe struktur yang juga akan berpengaruh terhadap beberapa faktor sebagai
berikut:
Lamanya faktor atau periode dari iklim yang telah ditentukan akan mempunyai
7
8
pengetahuan pandangan yang lebih jauh dan luas tentang hal itu.
Didalam menentukan tipe dari pada struktur diperlukan suatu uji coba dengan
faktor iklim puncak dan hidro geologis yang dapat diandalkan sebagai pegangan
a. Parameter aliran (debit muka air, tinggi muka air banjir, kecepatan, tekanan,
d. Degradasi, agradasi
e. Penggerusan setempat.
g. Longsoran tebing.
h. Berliku (meandering)
1. Abrasi
J. Dan lain-lain.
9
tidak terkecualikan untuk bangunan yang berada diatas permukaan tanah atau
Kaku (permanen)
Untuk bangunan pengaman kaku juga termasuk pasangan batu dan dinding
penahan tanah dari konstruksi beton yang dalam pelayanannya berfungsi sebagai
dinding penahan.
geseran atau gerakan dan sangat sensitif terhadap kekakuan, pondasi yang stabil
Untuk mengatasi hal-hal yang berbahaya ini selalu diperlukan instalasi yang
konflek dengan biaya yang cukup tinggi, ini tergantung dari pada kedalaman
pondasi.
Tipe untuk konstruksi seperti ini juga akan menjadi masalah pada penyaluran
gaya yang timbul yaitu gaya hidrostatik dan secara umum menjadi tekanan lebih
ini apabila kurang layak, untuk itu proyek harus menunggu apabila dikehendaki
Struktur dan fungsi dari pada bangunan pengaman dibagi dalam beberapa
Dinding dari tumpukan batu (bronjong) dan beton cetak (bottom controller)
aslinya.
Dinding penahan tanah selain digunakan untuk mengisi agar tanah tidak
struktur yang cocok dari segala macam cuaca yang bervariasi, terutama
Untuk tanah bahan backfill pada pondasi biasanya diambil dari bahan
dan mengalir secara alami, yang paling baik lagi bahan yang digunakan
1s1an
beton tumbuk
dan lain-lain.
2 0 ~30
.. ..
E,-·
D . l H/12
H--2/JH I
C. Dinding penahan kantilever berusuk
cm
H
H/14~H/
B=0,4 H ~,
Gambar 3.3.1
Menurut Rankine :
Gambar 3.3.2
Langkah-langkah perencanaannya :
tegangan negati£1tarik
.
:
.
'
pondasi
! B/6
.
:
L = panjang
B = lebar dasar pondasi
----· I
e<B/6 e>B/6
V 6.M. 2V
cr ma.1cs, min = -- ± cr males=-
L.B L.B2 L.x
Gambar 3.3.3
15
Tabel 3.1.
Faktor Perencanaan
Tipe
Dinding Diagram Behan Faktor Perencanaan
Penahan
1. Daerah resultante gaya:
momen diujung kaki
W.a + Pv.m - PH.b-C
d =
W + Pv
Gravitasi
anggap : Pp = 0
2. Guling:
momen diujung kaki
W.a
F.K. = P b _p 1,5
H· v·ffi
guling tak perlu ditinjau, bila
Semi resultante gaya (R) didalam daerah
gravitasi inti (1/3 lebar dasar bagian tengah
untuk tanah biasa dan 1/2 lebar
dasar bagian tengah untuk batuan.
F.K. = Faktor Keamanan
3. Geser:
(W + Pv )tg6 + Ca.B
F.K= p 1,5
Kantilever H
(W + Pv )tg6 + Ca.B + Pp
F.K= p 2,0
H
Ca = Adhesi antara tanah dan dasar
dinding penahan
yaitu:
Tekanan aktif dan pasif dapat dihitung secara analitas maupun gratis,
1. MenurutRankine
1. Menurut Coulomb
1. Poncelet
2. Culmann
3. Trial Wedge
4. Rebhan
17
A. - AB vertikal
- permukaan tanah horisontal
serta datar
- dalam perhitungan tekanan
bagian tarik tidak diperhitung
kan
- a = berat volume tanah
- cl> =sudut geser dalam tanah
c = kohesi tanah
I. Keadaan aktif :
1. Menurut Rankine :
2c
do = 1 : do = kedalaman daerah tarik
avKa
2. Menurut Coulomb :
dimana : Ka =
cos6[1+ sin(cl> +B). sine!>]2
cosB
1. Menurut Rankine :
2. Menurut Coulomb :
cos2cj>
dimana: Kp ---r-- ---_-_......_-_-_-_-_-_-
sin(c!> + 5). sine!> lj2
= cos 1
o ll- cos o
B.
- AB vertikal
It; 1', ,
C
- permukaan tanah miring keatas,
dengan sudut J3.
A
d
vii
L
I. Keadaan aktif :
1. Menurut Rankine :
2. Menurut Coulomb :
ad = 8.d.Ka - 2c
1. Menurut Rankine :
2. Menurut Coulomb :
cos2<j>
dimana: K p= ---[--=-s-=-in-=-(-<l>_-_+-::._o-)-_-s..:in..:(_<l> +..::::f3.=)-]2
cos o I-
cos o. cos f3
20
Tekanan tanah aktif pada permukaan tanah yang terdapat muatan merata :
F(•) (c)
ding
(a)
(c)
bok ha
'11,Ca,
Ii ( b) (b)
. .
h2 (d) . .
. .._ .
(d). ·-. -·. ··· -·- 'Yair (h - h3)
= sZ(c) +(81-l)(h1-h3).Ka1+8air(h1-h3)
resultante: Pal= XH
Pa2 = 1/2X2H
21
Tabel 3.2.
Situasi Tanah
B Ka= r------------ 72
sin(<!> +8).sin<!>
J
2
cos2 <I>
Ka=-----------_-_-_-_-_-_-
{ sin(<!> +o).sin<!> l2J
cos 1+ coso
cos2 <I>
Kp=-"""
r-:::::::======
r sin(<!> +o).sin<t> l2J
cosa L1- coso
22
cos2 ct,
Ka=
sin(q, +6).sin(ct,- (3)]2
cos6.cosf3
l., cos(a-6).cosaJ
Kp= cos·(ct,-a)
r
co2s a.cos(a+6j 1- s·mc,1",.'+6).sincl> ]2
l cos(a+6). cosa
Ka= cos2(cj,+a)
cos2a. cos(a _ 6f 1 + sin(ct,+ 6).sin(cl> -(3) ]
l cos(a -6). cos(a +
(3)
Kp= cos2(cl>-a)
cos2 a. cos(a+ 6f 1 _ sin(ct, + 6).sin(ct, + (3)7 j
l cos(a + ).cos(cl> + (3)
Ka= cos2(ct,+a)
cos2a. cosa(- 6f1+ sin(ct>+ 6). sin (c t+,
(3) ]
l cos(a -6). cos_(a (3)
2
Kp= cos (c j,-a)
<,I,. .
., r . 12
cos·a.cos(a+6j 1- sm "'+6 ).sm (<l>-13) 1
l cos(a+6).cos(a-f3) j
23
Harga kohesi dan sudut geser dalam tanah (c dan <I>) tergantung pada
Tetapi bagi yang sudah cukup berpengalaman, maka harga <I> dapat
Data dari C
Sondir (qc) c=qJ20
SPT (N) c = 0,10.N
24
Tabcl 3.3
Beton denean :
Tabcl 3.4
Hargn K
Jenis Tanah K
Bronjong (Gabion)
Bronjong adalah kotak yang dibuat dari anyaman kawat belapis seng
structures.
struktur.
1. Kawat Bronjong
atau lilitan ganda (double twist). Apabila digunakan lilitan ganda (2,5
bronjong yang terbuat dari kawat baja berlapis seng tebal dan plastik
2. Ukuran Bronjong
I
e
·
5!
Gambar 3.3.4
Bentuk Bronjong dan Sistem Kawat Lilitan Ganda Berbentuk Segi-6
berikut:
.
......
Gambar 3.3.5.
Eksentrisitas :
M
e = dimana : e > B/10
N
N
O"'max = B - 2e
X = (B/2 - e) / 0.4
30
cr max = N / (0.8 x)
cr max = (N / B)(1+ 6e / B)
T
't =
B
Gambar 3.3.6
Hansen. S adalah :
dimana: q = YtY
1q = 1 - 0.5 TIN
.2
1g = lq
de = d4 = I + 0.35 y/B
dy =I
max= :(1+ :)
Tegangan maksimum dibawah pondasi pada tanah :
32
B
u=--e
2
2N
O'max = 3u
Tabel 3.5
Koefisien untuk Mengbitung Tegangan Maksimum Diatas Tanah
cp Ne Nq Na
0 - 1.00 0.00
5 6.48 1.57 0.09
10 8.34 2.47 0.47
15 10.97 2.94 1.42
20 · 14.83 6.40 3.54
25 20.72 10.66 8.11
30 30.14 18.40 18.08
35 46.13 33.29 40.69
40 75.32 64.18 95.41
45 133.89 134.85 240.85
50 266.89 318.96 681.84
33
Konstruksi turap, terdiri dari dcratan "papan-papan" atau pelat baja yang
Biasanya bagian bawah dari turap dipancang dalam tanah, bagian atas
penahan tanah.
Keadaan a.
(d1 +dXd-d1)=0
MT=O
1
q(H+2/3.d)-2a(Kp -Ka)d1(d-d1)
d-d 1
(d1 /3+
3
1
)-
2o(Kp -Ka)d(d-d1)
Keadaan b.
H=0
J
-q
{d d1)=0
Mr=0
q(H + 2 / 3. d)- 2o(KP- Ka)
d -d
d( 2
X I d/3-
d-d
3
)
=0
Keadaan c.
·
H=O
I 2 I
r q
q - 2o(Kp - Ka)d + 2o(Kp - Ka)
Ka) (d-d2)2 =0
Mr=O
q(H I
. 3
(di I d2 - d1 7
+d2 (d2-d1l 3 +(d-d2)J=0
)
36
r
A H = tinggi turap
B AP d = dalam turap yang dipancang
H Ap = gaya jangkar
Persoalan yang dihadapi, ialah menentukan :
C
it 1. dalamnya pemancangan ( = d )
,I. 2. reaksi jangkar Ap. besarnya gaya jangkar
D
_
menentukan bentuk dan dimensi
konstruksi jangkar.
3. besarnya mornen maksimum, untuk
menentukan ukuran turap.
Turap jangkar dapat dibagi atas dua jenis:
Syarat-syarat keseimbangan:
LH = 0 Pa - Pp - Ap = 0
LMs = 0 ha . Pa - hp - Pp = 0
ini hanya akar yang positif dimana d/H < I yang akan
memenuhi.
d d 2 1,7
berkohesi.
:I
d
C
(d-x)
D
I:Me = 0 RL didapat
EH = 0 Ap didapat
Pp1 = 1/i'o.X2.Kp.cos'o
tekanan tanah pasif dan al"tif yang berlawanan arah roempunyai jarak
sampai permukaan.
sama.
Jika metoda ini membagi atas koefisien tekanan tanah, sebagai faktor
dilanjutkan. dengan batasan dan pedoman dari gambar; maka solusi ini
nilai 0 dapat dirubah menjadi satu gaya resultan dengan jarak X dari
'II II.
D• y'(K q • t
Gambar 3.3.2
Cantilever Sheet Pile diagram Tekanan untuk Tanah Granular atau Non Kohesi
Pa
a- -- (a)
Pa
--
P a
-
- y(K'p-K'3)- y'K-' C
(b)
42
(PpY-2Ra)
z= - -
PP +P"p (c)
pada salah satu titik, dalam masalah ini, bagian bawah pile.
disederhanakan menjadi :
(d)
Subsitusi dari persamaan (c) dan (d) untuk harga y, dari ke empat
tanah.
(3-1)
Persamaan menjadi :
4R=: 0
C C C 0
Inspeksi pada geometri, apabila persamaan ini menjadi sulit, maka dapat
20% sampai 40% yang dipilih untuk digunakan faktor keamanan dari
atau backfill dapat bebas mengalirkan air tanah karena tanah granular,
Ttka elevasi kepala sheet pile panjang dan tinggi lebih 3 atau 4 feet dan
Pa sebagai:
- H+2a
y=
3
4). Dengan memasukan nilai dari tahapan 3 dan y, maka dengan cara
L=H+D
D=Y+a
jembatan telah dialokasikan sebagai objek studi penelitian terhadap kondisi pilar,
Istimewa Jogyakarta.
Penelitian pada lokasi tersebut dengan latar belakang, ialah telah terjadinya
Kedalaman gerusan dalam waktu yang relatif singkat telah terjadi sekitar 6 m
dari arah Wates dan 3 m dari arah Jogyakarta, sehingga telah mengurangi
getaran pada pilar dan bangunan atas jembatan oleh tim Pusat Litbang jalan pada
Berdasarkan pengamatan visuil dan data yang ada, longsoran tebing sungai di
(a). tebing sungai terletak pada tikungan luar sungai, oleh karena itu
longsoran.
kemantapannya.
Longsoran yang terjadi pada lokasi ini belum pernah dipantau dengan cara
1). Daerah yang longsor pada umumnya dapat dikenali secara visuil,
2). Bentuk dan letak bidang gelincir belum diketahui. Melihat kondisi
(b). bentuk, tipe dan dimensi bangunan pengaman yang ada tidak
seperti yang tidak cukup efektif menahan : gaya-gaya yang bekerja akibat
longsoran.
1. Ketentuan Pelaksanaan
bangunan pengaman harus mantap, kuat dan awet; oleh karena itu rancang
bentuk dan dimensinya seperti tercantum pada lampiran 3-1, 3-2, 3-3 dan
3-4.
1). Kedalaman dasar sungai di kaki turap penahan tubuh tanah umgan
kesatuan sistem pola aliran mas sungai yang dipengamhi pula oleh
distabilkan.
2. Pemantauan.
terhadap semua aspek/aspek teknis yang benar dan teliti. Oleh karena itu
antara lain :
1). Data geoteknik yang lebih terinci. Untuk itu , perlu dilakukan
2). Penetapan bentuk dan letak bidang gelincir; data ini diperlukan untuk
Pemancangan sheet pile harus masuk lebih dalam dari letak bidang
berkala.
Pada tahun anggaran 1994/1995 Dinas PU Bina Marga Propinsi D.I. Yogyakarta
membuat dua ikatan melintang dengan jarak 5-7 m dari bagian tiang
sumuran yang berada diatas dasar sungai, ikatan dibuat dari batang baja
[ 200 dan batang silang besi beton <I> 1" dengan penambahan wartel mur.
30-45°.
dan sebagian sheet pile atau turap baja dengan diperlukan kedalaman
bronjong, dinding penahan tanah dan sheet pile atau turap baja
bahan lokal maka dalam hal ini akan mengurangi biaya pembangunan
diperhitungkan.
BAB IV
ANALISA BASIL PELAKSANAAN PADA SKALA PENUH
,f
man1
Data-data
YB = 2,35t/m3
Yt = 1,85 ti m3
ya = 1 t / m3
a = 0,88 m
b = 1,67 m
m = 2,10 m
r 2.00
Gambar 4.4.1
52
53
Pa = 0,5 . Yt . Ka . H2
W. a + Pv . m - PH . b
d =
w + Pv Anggap Pp= 0
19.98x0,88 + 1,93x:2,10 - 5,93xl,67
= 19,98 + 1,93
= 0,54 m
b. Guling
W.a
FK = 1,50
PH.b - Pv.m
19,98 . 0,88
5,93 X 1,67 - 1,93 X 2,10
= 3 1,50 cukup aman terhadap guling
c. Geser
(W + Pv) tg 8 + Ca . B
FK = PH 1,50
(19,98 + 1,93) tg 8 + 0. 3
= 5,93 X 1,67
FK = (W + Pv) tg o + Ca . B + Pp
2
PH
(19,98 + 1,93) tgo + 0. 3 + 1,08
9,90
2) Bronjong (Gabion)
6.00 m
2.00 m
3.00 "'
Gambar 4.4.2
W3 . 0,5 + W2 . 1,50 + W1 .
2,50 Anggap Pp= 0
d =
= 1,83 m
Plim = C . Ne . de + q . Nq . dq . iq + 1/2 yt . B . Ny . dy .
iy
q = yt.Y
= 1,85 . 2,50
= 4,625 t/m2
lq = 1 - 0,5 TIN
T
't =
B cr tan cp
6tan35'
4,20 kg/cm2
- 420 kg/m2
T = 't.B
= 420. 3
= 1260 kg
= 1,26 ton
B 3
e = = = 0,30 m
10 10
N
a max = B-2.e
21,60
=3 - 2. 0,30
= 9 t/m2
56
lq = I - 0,5 T/N
= I - 0,5
l,l.1,/
1.1,,,
= 0,97
= I + 0,35 2.,0/3
de = dq
= 1,29 m
dy =
cr
max
= B .e (t +6 e)
=
21,60
3
(, + 6. 30,3)
= ll,52t/m2
cram =
Plim = q . Nq . dq . iq + 1/2 yt . B . Ny . dy . iy
= 4,625. 33,29. 1,29. 0,97 + 1/2. 1,85 . 3 . 40,69. 1,29. 1
= 192,66 + 145,66
= 338,32 ton
plim 338,32
cram= = -- = 112,77 ton/ m2
3 3
u = -B - e
2
=
...,, - 0,30 = 1,20m
2
2N
3U
2.21,6
= 3 X 1,20
= 12 ton/m2
57
Fs = f. N + C . B + Sp . cos 8 + Sr
= f. N+C. B+0,5 dsat. Kp. h:coso + 0,5. g1. Ka. H2. cos 8
= o,10.2,16+0,3+0,5.2.3,70.22.0,82+0,5.1,85.o,21.62.o,82
= 15,12 + 12,14 + 7,37
= 34,63 ton
Fi = Sn. cos
8
= 0,5 yt . Ka . H2 . cos 8
Tl = Fs
Fi
= 34,63
7,37 = 4,70
58
, :\. ,-.,..,,...,.,.
0 \ AR
IVIAT
'f
1.85 t;m
0::=-3'5
f._= 2 t/m3 ·
h3
vI
1
a
sat y
/
/
690 /
/
X
/R p
,
/
/
OKX
'"I
Gambar 4.4.3
cp = 35°
B = 00
Ka = 0,27 (Tabel)
Kp = 3,70 (Tabel)
d = 6,90m
Ka = 0,27 Kp = 3,70
K = Kp-Ka
= 3,70 - 0,27 = 3,43
0'2 1,74
a = -= = 0,27 m
y'K (1,85)(3,43)
59
-
Mencari besaran Ra dan y
y = 1,43 m
-
y'Rp - yRa =O
Kx2
• -2y-{ {0,27+0,90)+(0,67x)} - 1,43(16,70) =
2
23,43.x {(
1,17) + { - 23,88 = 0
2
0,67x)}
4 x2 + 2,3 x3 - 23,88 = 0
D = x+a
= 1,73 + 0,27 = 2,00
GayaAnker
Rp = 2(3,43) (2,00)2(0,50) = 13,72 ton
LFH= 0
Fa + Rp - Ra = 0
Fa = RA-RP
= 16,70 - 13,72 = 2,98 ton
60
Melengkapi hasil perhitungan pada ukuran yang paling kritis untuk faktor
keamanan SF = 1. Kita tinjau beberapa nilai faktor keamanan yang lain :
Momen Maksimum :
= 656,64 ton.m
Ys7,28m 4 ,875t
-.- - - -+- -
l. \ 39Jt
I <t
l . \
\
61
baik berupa struktur bangunan penahan tanah dari dinding tembok penahan
Pada prinsipnya bangunan pengaman harus mantap, kuat dan awet; oleh karena
dengan analisa desain, keamanan, kekuatan dan kestabilan struktur yang akan
dengan turap dialar sungai yang terutama dipilar tengah akan mempercepat
gerusan lokal yang merupakan fungsi lebar pilar di tepi bawah. disarankan dalam
5.1. KES™PULAN
2. Telah dilakukan ikatan melintang tambahan pada semua pilar dengan salah
bagian tiang sumuran yang berada diatas dasar sungai; ikatan dibuat dari
batang baja dan wartelmur, atau dengan besi beton q> 1" dan [ 200 mm
pengaman sheet pile secara melingkar dan bagian atas diisi beton tumbuk.
4. Kedalaman pemancangan sheet pile atau turap baja cukup dalam sehingga
titik jepit sheet pile berada minimal 6 sampai 8 m dibawah dasar sungai.
63
64
5. Diatas ujung sheet pile diberi penutup atau kepala berbentuk perseg1
jembatan sehingga bangunan pengaman ini dapat berfungsi yang tepat guna
5.2. SARAN
* Titik tetap pondasi yang berada minimal ± 3.5 diatas dasar sungai
(tioritis)
Secara perhitungan bahwa kedalaman gerusan dan gaya aliran sungai perlu
berada dalam satu ruas dengan kondisi batas hidrolis yang sama harus
2. Soil Mechanics
R.F. Craig
4th Edition
3. Teknik Sipil
Ir. Sunggono K.H.
4. Lapora Penelitian
Kondisi Getar Pilar Jembatan Progo
Ir. Lanneke. T. Puslitbang Jalan PU.
66
LAMPIRAN 2
-
Photo I. Kedalaman gerusan dalam waktu relatif singkat telah terjadi sek.itar 6 m dari arah Wates
dan 3 m arah Yogyakarta, sehingga labilnya pondasi pilar jembatan.
Photo 2. lkatan melintang tambahan dengan jarak 5-7 m pada bagian tiang sumuran berada diatas
dasar sungai. lkatan dibuat dari besi beton 0 I" dan [. 200 mm yang dipasang
menyilang dari kedua unit pilar.
:- -
. -: , ... .
iit-,;--;-·- -. !6'
Photo 3. Pelaksanaan pembangunan dinding penahan dari pasangan batu kali berfungsi pengarah
arus Kali Progo-Bantar dengan lebar atas dan bawah 1,00 m dan 2,50 m, tinggi relatif
7,50m
Photo 4. Bronjong berfungsi struktur penahan tebing dengan lebar atas dan bawah 1,00m dan 4,00
m yang dipasang secara ber-trap, tinggi relatif 6,00 m kemiringan lereng berkisar 30°
.JSo.
Photo 5. Pemancangan sheet pile pada pilar tengah bagian barat.
. .,-::...
.-: :._
Photo 6.
,
Pemancang sheet pile dibentuk lingkaran bagian atas ditutup beton bertulang untuk
mempersatukan deretan sheet pile dan pada bagian tengah diisi oleh sirtu yang ditutup
oleh beton tumbuk sebagai pengaman pilar jembatan.
- ----- -- --,...lf'"""'ft..,--• --=-·--
7.50
/•
-,
1.20
0 -
,=,./
I / /ff .>
i!l '/ :;>- ">....·'
/.:i..:
"ff'.
,
"( 1-,,.
-
tX·"·
.•· .•· •. ·
'". ,' ·_,..·:
' .··
U,I
·'
·'. ,··I'·/:'
-:,', .,'/
'::>
" '
T " .
•"'
<,.,'.." \ .
' .. 1 / / l•• :·,.
I .. : · ·
11 /- ---··. ,:... /
,, .
·,.-t,".
Lampiran 13 -2
C ' ' .,
P4
n- - - , ,,
IIL•fl-•
,._,.,_ ,...::=-.......
-------====:--1 I
! -1 -!---;;'T."-*f-1--·---------
1,A .....,.., - --
! •
. -
........, u..
·-----=-===----- ---.
-
!
. I ----T--r---- -- i
i In..,._, .
.. ... . .... -
.0.000 ;
.. : l
.,..
.t I
.. - ! '
....
.. 3 ..•
0
.i .•
i g i
..
r..........................................................................................................................................................................................................................................
:
... - ... ... '
11.IVUI
.. !!
;,.,
0
, I
JAIIU ••• "', .. I 1.00 Mtt
I I ,o OI 910
'°" i • 0-0 I '9M
-
11.IVAII
i
"
JAUJI
'
! .. g: i ol
I I •oo '
,. 00
;
- 1
I
'
'
,..,, 11., a.co
'.
I .. . .
I
.. '
. .•
P.0.000 :
i
.. .. .t j . .. .... .
0
. . .. .
. ... ..
0
I
11.(VUI i .i X
.
. ¥
JAaAIC
'!
i " .... 0
I
ma .,. ... ,.,o i • 00 I, .. j •u uo I noe ..., :
00 : ,...........I
I I •n
I ••
!
I
11.lVUI
ti
•::, r
J,UAIC
I ,on i I • ...,
I ••oo I I
f,
I
I
!
064
·---- '
....
r.:;,-A ' I
1012
- :,
+
-f,l""--1: L1 2W I
7
I -,. -•---• L!!(TCN
•n.J
n{f-:-11--1' fi1-t1 : '1 ,, I
7" I
i I '-!{N("'
/1 :I -, -
lH-i'-i
,-, ,-,-,-,-·t 1 -,- •' f l:( -lr:·i{ ·iri·i. 1 1
1
·1_·i lr
' I I I I I I·l -- -,
'1
,,
I.
1, ,,',
I ,-
,,,
u
'
...,-
'
·1
- . I ' I
I , l l
I I
•.
-, l
I
I
;
_;
"
", I 1
'
, I I
I
I,
j 1
-r
-r---:t..,.
,
, ,,
' , .,i, I
t,
I
1/,' .
•
. I
I,· / / / ,· / / /,· • • '
I
-
,;;,
I
; l , I l I l ..... / . ,, (' _.' I _i ·: ·, I.
'
l:
-1 1 .' S,,C[T"\.L ,·_ / ,' i ,
' .' , ., ' I I t'.
..
'
' y'
"'
I
l • .""T 1: I. .
t
I I Ii i I
L 1211
I I I ,l ! I I I I•
I I I,,
1· / / ,' '.- / /,
t'
. ' I I I
'; i
-
l"l
l"l
I I
I l
!
•\ tj I,
.,; .. ., , ,_I·•.,, ·;' . I
' I'iI I I I I .. ,•
' I I _
I I I
I _,r;
- .' A ! • I I
I
' --...
I
•I
'
' ''
--
I I I I • I I I, ,·I I
I
' !/ 7, 020 02• ,020
'
' ; , ',
Ii-
i I I I i '.; / ,'
..._.
I
I
' • I 11
,. ,
I 1 , ,........,,.. _,............._ 911
-J I I I l'\i · IIi I I I I I I
t,It
l
- . II ,
,
.,,
.. : ,.. -·· 1'I
T · \_ .! ,, ,,
t
It
y-
,
-- ,.
Pl..'R
O[NAH Pt:NGAMAN
0-2'4
=
S•ALA I ,o T[NG.AH
POTON41,AH A - A
ALA I
12 8 lO
r
♦
azo·
I( 17'
012.l
I
020
I
·'iC, 1' 't
, ,
• - ,,,,"
SH!% T l"l.[ Ll1W / ,·,
,o. /, 030 - 030
- /
----------------------------------"1 ..
I
.1-.l.lO._
CCTAIL.11
0:1<
••·
1 --
\' DEPllTE.,CN l'U<[IIJ.UN l.,M\JM
POTONGAN 11-11 04RCKTORAT ,CCO\AL IIIN,,I, MARGA
SAAl.A I :,..J [)CNA5 l'(KOIJAAN 1,9,1.a,1 l"flOP'N OIT
JC TAN IIIANTAJI
11 l'O'TONGAN "'- Alf. TCHGAH
CJGI.MIIM 0LO< OLD<
t<Q<
""°"'
l<ONSUJA"
,1
':1 ' 1-..HO
.I," •- / J G
T'( r ,, c ,><o,
Lamp'iran ., -4
...." ...r
!
...
...
-.
... ..
... ....
...
Q[JAL TALVT
,-&LA I ,o
OC T J.l l. P
,. ..u , ,
As. t.H GAN
... r-------_;•;::.M: , _,o°'N:::, _
8ATV TM.ft
-· - . ·
r
...
· .
rI / .'
.
/
r_r7-.,...,.,
,
, ,::
/. / . /,• It
,. ,-;
I •·· I'
.., ·'
...
1
,1
1
·' I
.'
., /
II /;
,
/ /
,,..• ,
· ...
,
I
}
.I , ,
,· 1
·'I
.. ------------- -·
/) --
,,.
.
.. . ,
II
-- -·-·---· r
/_+- ....
-·
_, ,J I, J..... ,
"I l --.---f::.:•-_.::
_ ,. ,· 1
J
,
.-,,
:
,. , I / . /. / /
.,,
/
--< - · · _.- .-
'
/ ,,· / , _J ' ,o
- -- 1·; - - ..: -
_._
.
/
QUAIL OV[RL[P 5 ((T PJLt o.uc'° PAS BAIV BARA.T
,......................t
----·.::.:..----'-----···· J. .;..•.;.."c .
TO,,CM H>CKll,J.U.N UMUM
D_,(KT'O"AT A>Cll!Ul. IIIIA _,._,,
PUAIL :,ALVAAN P1,Ml!VAN9AN DtNAS P'IKIII.IAM ""°"N:91.DIY