Anda di halaman 1dari 4

Pendekatan Profesional Secara “Administrative Management dalam

Penegendalian Moda MRT”


Jika pendekatan scientific management berangkat dari individu-individu karyawan, yaitu
memfokuskan pada bagaimana agar para karyawan dapat bekerja secara efisien dalam
suatu organisasi; sedangkan administrative management berangkat dari para manajer,
yaitu memfokuskan pada apa saja yang harus dilakukan oleh para manajer agar
organisasi yang dipimpinnya berhasil dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain,
administrative management memfokuskan pada bagaimana mengelola organisasi
secara keseluruhan agar efektif dan efisien. Meskipun fokus pendekatan scientific dan
administrative management berbeda, namun keduanya saling komplementer
(melengkapi). Tokoh administrative management ini adalah Henri Fayol (1841-1925),
Lyndall Urwick (1891-1983), Max Weber (1864-1920), dan Chester Barnard (1886-1961).
Apa saja yang harus dilakukan oleh manajer, menurut para ahli, adalah melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi ini akan dibahas pada pertemuan berikut. Dalam
menerapkan pendekatan administrative management, ada beberapa prinsip yang harus
dilakukan manajer . Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Prinsip “Division of labour”
Bagi para manajer, membagi pekerjaan atau memecah suatu tugas (division of labour)
adalah esensial. Dengan dipecahnya tugas suatu organisasi ke dalam bagian-bagian
atau unit-unit maka akan lebih terspesialisasi tugas-tugas tersebut sehingga makin efektif
dan efisien karyawan dalam melaksanakan tugas itu.
b) Prinsip “Span of control”
Prinsip ini menunjukkan bahwa sejumlah karyawan harus disupervisi. Dengan adanya
pembagian tugas ke dalam bagian-bagian atau unit-unit, maka tiap bagian atau unit itu
harus disupervisi dan dikoordinasikan dengan unit-unit lain. Maka dari itu diperlukan span
of control yang efektif.
c) Prinsip “Homogenity of potition”
Menurut Gullick dalam Hoy dan Miskel (2001), suatu departemen atau bagian terdiri dari
posisi-posisi yang dapat dikelompokkan berdasarkan salah satu dari empat dimensi ini:
(1) tujuan: menyatukan mereka yang bertujuan sama
(2) proses: mengkombinasikan mereka dengan keterampilan/teknologi yang sama
(3) clientele atau material: mengelompokkan mereka yang menghadapi client
(pelanggan) atau material yang sama
(4) lokasi atau geografis: menghimpun mereka yang bekerja bersama melaksanakan
tugas dalam suatu lokasi.

Kedua pendekatan tersebut di atas (scientific management dan administrative


management) menekankan pada organisasi formal atau “bureaucratic organization”.
Keduanya mementingkan adanya devisi (pembagian) pekerjaan, alokasi kekuasaan
(power), dan spesifikasi posisi (expertice); dan mengabaikan keadaan spesifik (sifat-sifat)
individual, serta dinamika sosial orang-orang dalam pekerjaan. Manusia dianggap
sebagai mesin, artinya manusia dapat dikonstruksi sesuai keinginan para pimpinan.
Secara singkat, konsep-konsep dasar dari pendekatan organisasi klasik (scientific dan
administrative management) untuk meningkatkan efisiensi organisasi dapat dirangkum
sebagai berikut:
(1) Tujuan: Keberadaan organisasi terutama sekali adalah untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
(2) Devisi pekerjaan dan spesialisasi: efisiensi dapat dicapai dengan membagi pekerjaan
ke dalam kelompok-kelompok atau bagian-bagian dan dikerjakan oleh ahlinya.
(3) Spesialisasi: Spesialisasi menghasilkan tingkat keahlian (expertise) dan dan yang
pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi.
(4) Standardisasi tugas-tugas: tugas-tugas yang sudah dibagi dalam devisi-devisi atau
bagian-bagian harus dibuatkan strandar kerjanya sehingga memungkinkan pengukuran
unjuk kerja yang rutin.
(5) Formalitas: pelaksanaan tugas harus melalui suatu prosedur yang standar (standard
operating prosedure), yang ditandai dengan adanya suatu sistem aturan-aturan (rules)
dan ketentuan-ketentuan (regulations) sehingga dapat meminimumkan waktu dan tenaga
yang dibutuhkan.
(6) Unity of command (keseragaman komando/perintah): agar pekerjaan terlaksana
secara efektif dan efisien, perlu adanya keseragaman komando/perintah, dan
komando/perintah ini datang dari atas (top) ke bawah (bottom).
(7) Sentralisasi: peran superior dan subordinat perlu ditentukan dengan jelas
(8) Sistem insentif: sistem insentif perlu ditetapkan dengan baik agar karyawan bekerja
dengan giat sehingga arah organisasi tetap bisa dijaga.
(9) Span of control: kesatuan komando dan koordinasi hanya mungkin bila tiap supervisor
mempunya sejumlah subordinat (5- 10 orang) untuk disupervisi.
(10) Uniqueness of function: suatu departemen atau bagian dari suatu organisasi harus
mempunyai tugas khusus, yang tidak boleh sama atau menduplikasi fungsi-fungsi yang
dilakukan departemen-departemen/bagian-bagian lain. Misalnya, bagian keuangan
hanya mengurusi masalah keuangan, tidak boleh mengurusi masalah kepegawaian.
(11) Hirarki: untuk mengkoordinasikan dan mengontrol kerja organisasi, pengambilan
keputusan harus disentralisasikan dalam hirarki otoritas, dengan tanggungjawab yang
mengalir dari atas ke bawah sehingga memungkinkan keseragaman komando
(12) Organisasi formal: hubungan antar individu di dalam organisasi adalah hubungan
formal.

Beberapa teknik dan prinsip dari manajemen klasik masih relevan sampai saat ini.
Sebagai contoh, pemahaman secara menyeluruh tentang sifat dari pekerjaan, deskripsi
pekerjaan, dan pemilihan orang yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan adalah ide-
ide yang sangat berguna. Konsep inti dari model birokrasi masih dapat digunakan dalam
merancang organisasi modern.

MRT merupakan salah satu alternatif moda yang dapat digunakan dalam mengatasi
permasalahan penyediaan sarana transportasi, jika dilihat dari segi kapasitas, yaitu
mempunyai kapasitas rata-rata penumpang yang lebih besar apabila dibandingkan
dengan moda-moda lainnya seperti halnya busway. Pengendalian nya harus kita lihat
dari segi, seperti berikut ini :

Titik Halte
Halte merupakan titik utama interaksi penumpang dengan system angkutan umum
sehingga membutuhkan perhatian yang khusus dalam perancangan dan fungsinya. Halte
harus merupakan bagian yang menarik dari ruang jalan dan menunjukkan citra yang kuat
dan berkualitas dari sistem angkutan umum. Sarana seperti perangkat sistem karcis,
loket penjualan karcis, akses bagi penumpang berkebutuhan khusus, perambuan dan
estetika merupakan elemen-elemen penting yang membutuhkan rancangan yang prima
seperti yang ditunjukan dalam Akses Menuju Halte Keterpaduan yang baik antara halte
dengan lingkungan sekitarnya merupakan hal yang sangat penting dalam proses
perancangangannya seperti akses menuju halte merupakan cermin keseluruhan dari
pengalamanmenggunakan suatu pelayanan angkutan umum. Hal lainnya yang tidak
kalah penting adalah pencahayaan yang baik dan jalur pejalan kaki yang aman.

Konsep akses menuju halte MRT


bukan hanya masalah rancangan tapi yang lebih utama adala herminan kesetaraan
antara pengguna angkutan umum dengan pengguna kendaraan pribadi. Sehingga
merancang kesetaraan penggunaan ruang jalan merupakan pertimbangan utama. Oleh
karena itu pendekatan rancangannya semaksimal mungkin berupa penyeberangan
sebidang menuju halte. Dengan menerapkan pendekatan ini secara tidak langsung juga
dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi kebisingan di lingkungan kota. Bila
jalur BRT berada pada jalan arteri dengan kecepatan lalu lintas melebihi 60 km/jam, maka
perlu dibuatkan jembatan penyeberangan dengan menggunakan escalator.

Sistem Pemandu Bus


Untuk mempercepat dan mempermudah menaik/turunkan penumpang di halte serta
meminimalkan tumbukan dengan platform halte, dapat digunakan sistem pemandu
berbentuk roda horizontal. Dengan menggunakan roda pemandu ini juga dapat
mengurangi lebar lajur disepanjang halte. Agar lebih baik, sebaiknya sistem suspense
bus menggunakan sistem suspensi udara sehingga kerataan antara lantai bus dan lantai
halte tetap terjaga.

Pusat Kendali
Tujuan dari suatu pusat kendali adalah untuk memantau dan untuk mengendalikan
operasional armada bus.Pada saat armada bus memasuki sistem MRT, mereka
langsung berada langsung dibawah kendali sistem dan bukan pemilik. Sistem kendali
menggunakan perangkat lacak GPS untuk menginformasikan posisi dari bus yang selalu
terpantau di pusat kendali secara visual pada layar monitor. Bentuk teknologi pemantau
sangat bervariasi dari yang berisfat sederhana dan umum dimana komunikasi antara
pusat kendali dengan masing-masing bus dilakukan secara manual hingga teknologi
pemantau menggunakan tehnologi canggih yang dilakukan secara otomatis. Namun
efektifitas dari pengendalian operasi tidaklah didasarkan dari teknologi yang digunakan,
tapi berdasarkan bagaimana sistem tersebut sesuai dengan maksudnya. Secara
skematis mekanisme operasional dari pusat kendali system.

Pengumpulan dan teknologi sistem Karcis


Untuk meningkatkan efektifitas operasional dari sistem MRT, penggunaan kartu/karcis
elektronik untuk sistem transaksinya sangat dianjurkan karena teknologi tersebut saat ini
sudah sangat lazim dan terjangkau. Pengguna BRT hanya perlu membayar dan
menyimpan biaya awal (deposit) kedalam kartu elektronik tersebut dan setiap saat dapat
ditambahkan nilainya sesuai dengan kebutuhan. Peggunaannya relatif
sederhana.Penumpang cukup menempelkan kartu tersebut ke alat yang dipasang pada
gerbang transaksi masuk dan keluar sistem MRT. Alat baca tersebut akan mengurangi
jumlah uang yang berada dalam kartu sesuai dengan jarak tempuh penggunaannya.
Dalam hal berpindah moda atau rute, maka sistem tidak akan mengurangi jumlah uang
selama dalam rentang waktu yang ditetapkan (mis. 5–10 menit). Dengan sistem transaksi
elektronik, maka perpindahan antar moda menjadi mudah tanpa perlu melakukan
transaksi berkali kali. Konsekuensi dari penggunaan sistem transaksi elektronik adalah
perlunya sistem keamanan yang ekstensif, operasional yang akurat dan presisi, dan
prosedur pemeliharaan untuk mengelola uang elektronik. Penerapan dan pengoperasian
system seperti ini, umumnya dilakukan oleh unit khusus yang dibentuk dan bertanggung
jawab terhadap pendapatan dari karcis, pengelolaan administrasi finansial sistem BRT.
Selain itu unit ini juga bertugas untuk melakukan distribusi pendapatan ke berbagai
operator didalam sistem MRT sesuai dengan protokol yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai