Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGIS

DOSEN : Prof. Dr. A. Ramadhan Siregar, M.Si

MODUL 6 (ENAM) ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

DISUSUN OLEH
SAPPE SIRAIT
BC181110261

PROGRAM PASCASARJANA
MEGISTER ILMU MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
2019
1. Mengapa suatu organisasi perlu melakukan Analisa lingkungan Eksternal ?
== Jawab ==
Lingkungan eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan yang dapat
mempengaruhi kehidupan perusahaan. Menurut Viljoen dalam Moeljadi (1998: 28)
mengemukakan bahwa lingkungan eksternal sering disebut sebagai external
opportunities dan Threats, mencakup political, social, technological, economic,
geographic, customers, suppliers, competitors, creditors, dan labour. Sedangkan
menurut Glueck dalam Moeljadi (1998: 28) menyebut lingkungan ini sebagai “faktor-faktor
luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman”.
Dalam analisis lingkungan eksternal, salah satu contoh perusahaan industri
terdapat interaksi di antara 5 faktor kekuatan dalam suatu industri, yang nantinya akan
dapat mempengaruhi besarnya laba potensial suatu perusahaan. Dengan kajian atas
pengaruh terhadap laba potensial industri, maka akan terdapat pertimbangan tentang
tindakan keputusan perusahaan sebagai aksi strategis atau strategic action. Tantangan
yang dihadapi suatu perusahaan adalah upaya untuk memposisikan perusahaan
tersebut di dalam industri, agar perusahaan itu dapat melakukan tindakan atau aksi yang
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian tindakan perusahaan itu dapat
mempengaruhi 5 faktor kekuatan untuk keberhasilan bertahan terhadap pengaruh yang
ada.
Perusahaan yang memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi
lingkungan industri akan berupaya merealisasikannya agar dapat menghasilkan
keuntungan atau return diatas rata-rata industri. Upaya untuk merealisasikan keinginan
tersebut dirumuskan dalam strategi oleh seorang manajer. Strategi yang harus dijalankan
perusahaan adalah dengan mendiferensiasikan hasil perusahaan secara positif terhadap
para pesaingnya. Strategi yang dirumuskan tersebut dapat direalisasikan dengan
memanfaatkan keunggulan perusahaan tersebut secara relatif dalam upaya memuaskan
kebutuhan pelanggannya.
Dari pembahasan diatas, bahwa kita telah mengerti pentingnya kajian serta analisis
dari lingkungan eksternal dan perusahan industry dan lainnya dalam proses perumusan
strategis suatu perusahaan. Strategi yang tepat sangat diperlukan dalam mengantisipasi
dan menghadapi berbagai perubahan dan dinamika yang akan terjadi di masa
mendatang yang dapat berupa ancaman maupun peluang demi mendapatkan profit yang
besar sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan dan tentunya menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.

2. Sebutkan aspek-aspek dalam Analisa lingkungan eksternal ?


== Jawab==

 Analisis Teknologi
Faktor-faktor yang disebabkan oleh perubahan teknologi yang mempengaruhi
kebutuhan konsumen, seperti : teknologi informasi, perubahan teknologi produksi,
perubahan teknologi produk.
Beberapa factor teknologi yang harus dibutuhkan, antaranya :
 Meninjau kemajuan dan kepesatan teknologi.
 Mengidentifikasi kemungkinan pemanfaatan teknologi.
 Melihat berbagai peluang yang muncul dengan pemanfatan teknologi.
 Analisis Politik dan Regulasi
Faktor-faktor kondisi politis suatu negara / kawasan yang mempengaruhi dunia
usaha, seperti : perjanjian perdagangan internasional, kebijakan perburuhan,
kondisi politik suatu negara, isu-isu hak asasi manuasia dan lain-lain.
Beberapa factor yang harus dilaksanakan, antaranya :
 Meninjau karakteristik dan prilaku system politik yang berlaku.
 Meninjau pengaturan institusi politik negara.
 Mengkaji pengaruh perkembangan politik global.
 Analisis ekonomi dan social budaya
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perekonomian secara menyeluruh
seperti : kebijakan moneter, nilai tukar uang, tingkat inflasi, tingkat suku bunga (dari
segi ekonomi).
Faktor-faktor perubahan sosial budaya yang mempengaruhi, seperti : perubahan
pola konsumsi, perilaku konsumen, kepekaan konsumen terhadap krisis ekondisi
(dari segi social budaya).
Beberapa factor yang muncul untuk mempengaruhinya, anatara lain :
 System dan struktur ekonomi.
 Kondisi ekonomi politik makro.
 Interaksi.
 System keuangan.
 Dimensi ragional dan internasional.

3. Sebutkan dan Identfikasi lingkungan eksternal (Peluang, Ancaman) di organisasi


atau tempat kerja saudara ?
== JAWAB ==
Salah satu tugas pemerintah yang juga sekaligus hak dari warga adalah terselenggaranya
pelayanan publik, perizinan merupakan wujud pelayanan publik yang sangat menonjol dalam tata
pemerintahan. Dalam relasi antara pemerintah dan warganya seringkali perizinan menjadi
indikator untuk menilai apakah suatu pemerintah sudah mencapai kondisi "Good Goverment"
atau belum.
Birokrasi perizinan merupakan salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi
perkembangan dunia usaha di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Jawa Barat.
Masyarakat dan kalangan dunia usaha sering mengeluhkan proses pelayanan perizinan oleh
pemerintah yang tidak memiliki kejelasan prosedur, berbelit-belit, tidak transparan, waktu
pemrosesan yang tidak pasti dan tingginya biaya yag harus dikeluarkan terutama berkaitan
dengan biaya-biaya yang tidak resmi.
Pemerintah melalui Departemen Dalam Negeri menindaklanjuti instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2006 Tentang Paket Kebijakan Iklim Investasi dengan meluncurkan kebijakan yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.
Pelayanan perizinan terpadu yang merupakan pelayanan publik yang meliputi semua jenis
perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah Provinsi Jakarta berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI
Jakarta adalah :
“Solusi Investasi dan Perizinan di Jakarta”
Penjabaran lebih lanjut tentang Visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Menjadi solusi bagi investor untuk berinvestasi di Jakarta dengan menciptakan iklim investasi
dan berbisnis yang mudah, cepat, nyaman, transparan dan tidak berbelit belit.
2. Menjadi solusi dalam memperoleh pelayanan perizinan dan non perizinan dengan kualitas
pelayanan publik yang prima (services excellent).
3. Menjadi solusi terhadap permasalahan perizinan dan non perizinan dengan kualitas pelayanan
publik yang mengedepankan nilai-nilai SETIA.

SETIA merupakan singkatan dari tata nilai (kredo) DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta dalam
Melayani Jakarta, yaitu Solusi, Empati, Tegas, Inovasi dan Andal.
a. Solusi
Cara atau jalan yang digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah secara objektif
tanpa adanya tekanan. Pelayanan dapat memberikan solusi :
1) Menginformasikan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
2) Menindaklanjuti dan memonitor penyelesaian masalah
3) Menginformasikan hasil penyelesaian masalah
4) Melakukan service recovery jika solusi tidak sesuai dengan harapan masyarakat
b. Empati
Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Pelayanan yang berempati
diantaranya:
1) Ikut merasakan kesulitan dan perasaan orang lain
2) Mampu mengendalikan emosi diri sendiri
3) Peka terhadap bahasa tersirat
4) Mengambil peran untuk bertindak.
c. Tegas
Sikap yang berani dan percaya diri mengungkapkan apa yang benar dan apa yang salah secara
jelas, nyata dan pasti (tidak samar-samar, tidak ragu-ragu). Pelayanan yang tegas:
1) Membuat keputusan yang tepat atas dasar prosedur yang telah ada.
2) Bersikap jujur dalam menyampaikan kebenaran
3) Bertanggung jawab dalam perkataan dan tindakan.
4) Percaya diri tinggi dalam menyampaikan informasi.
d. Inovasi
Proses kreatif dalam pengalaman terhadap fakta di lapangan menjadi suatu gagasan, ide,
metode atau alat yang dapat bernilai menjadi lebih baik. Pelayanan yang inovatif:
1) Fokus pada masa depan.
2) Menyukai perubahan dan terus berupaya untuk melakukan perbaikan (improvement).
3) Bukan hanya bicara namun mewujudkan dalam tindakan nyata.
4) Berani untuk mengambil resiko yang terukur dan bertanggung jawab atas hasil.
e. Andal
Dapat dipercaya dan mampu memberikan hasil yang sama dari waktu ke waktu. Pelayanan yang
andal:
1) Memiliki integritas yang tinggi untuk melakukan hal yang benar.
2) Selalu mengembangkan diri untuk belajar dan bertumbuh
3) Mampu menjalin hubungan baik.
4) Memiliki perilaku positif dan menjalankannya secara konsisten.

Untuk menjabarkan visi tersebut, maka misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu adalah:
1) Meningkatkan nilai investasi melalui promosi, penyempurnaan peraturan dan pengendalian
pelaksanaan penanaman modal dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi;
2) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan melalui penciptaan inovasi layanan berbasis
sistem teknologi informasi;
3) Mengelola pengaduan masyarakat dengan berbasis quick response;
4) Melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas aparatur Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sesuai kompetensi;
5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan handal.

Dengan mengacu pada Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI, kegiatan yang direncanakan ke depan harus diarahkan dalam rangka
mewujudkan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi DKI (DPMPTSP) agar sesuai dengan tujuan pembentukannya terutama
penyelenggaraan Pemerintahan dalam konteks ”Clean Governance” yang pro-poor, pro-growth,
dan employment sebagai triple track yang menganut 8 prinsip dasar dalam pelayanan perizinan,
yaitu(1) Asas kepastian hukum; (2) keseimbangan; (3) ketidakberpihakan, (4) kecermatan; (5)
tidak melampaui, tidak nnbnbnbvmenyalahgunakan dan/atau mencampur adukkan kewenangan;
(6) keterbukaan; (7) profesionalitas; (8) kepentingan umum.
Dalam Upaya mewujudkan Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI tersebut, Aparat DPMPTSP harus berkemampuan tinggi dan profesional
dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, terbebaskan dari KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme) dan transparan dalam melakukan segala sesuatu kegiatan. Beberapa isu yang
berkaitan dengan pencapaian Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI, baik yang sifatnya internal maupun yang eksternal harus dapat dicarikan
cara untuk menyelesaikannya sehingga tercipta satu strategi yang tepat dalam mewujudkannya.

Evaluasi Pelaksanaan Tupoksi


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pembentukan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Sususan Perangkat Daerah Prov.
DKI Jakarta, yang salah satu isinya adalah penetapan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI, yang memiliki tugas pokok melaksanakan koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian. Pembetukan DPMPTSP
ini merupakan salah satu wujud dari upaya perbaikan regulasi kebijakan reformasi birokrasi
pelayanan publik di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan Pergub No. 47/2017 ini, jumlah layanan perizinan yang proses administrasinya
dilaksanakan oleh Unit PTSP sebanyak 110 jenis perizinan, yang terdiri dari 60 layanan izin dan
50 non izin yang tersebar pada 48 SKPD teknis.
Jumlah perizinan yang telah terintegrasi ke Unit PTSP (cikal bakal DPMPTSP) ini belum
mencakup seluruh perizinan yang dilaksanakan dan menjadi urusan Pemerintah Provinsi Jakarta
karena berdasarkan identifikasi terhadap Perda yang menjadi urusan Pemerintahan Provinsi.
Apabila perizinan yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi sesuai dengan Perda ini akan
menjadi tupoksi DPMPTS maka setidaknya telah terdapat 328 perizinan yang harus dilayani oleh
DPMPTSP, jumlah ini tidak termasuk kepada perizinan yang saat ini dilayani oleh DPMPTSP dan
yang masih dilayani oleh SOPD teknis yang pelaksanaanya didasarkan pada Peraturan.
Berdasarkan identifikasi awal pelaksanaan integrasi perizinan kepada Unit PTSP yang eksis
ditangani 230 Perizinan dan Non Perizinan terkait pada Tahun 2018 adalah 100.000 buah,
sehingga prediksi awal mengenai volume perizinan dari seluruh jenis perizinan yang akan
dilayani oleh DPMPTSP Provinsi Jakarta dalam satu tahun adalah tidak akan kurang ± 1.000.000
perizinan.

Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis lingkungan eksternal pada hakekatnya merupakan identifikasi dan investarisasi atas
peluang (opportunity) dan tantangan/ancaman (threat) yang dihadapi oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta. dalam mewujudkan tugas pokok
dan fungsi organisasi. Dengan semakin banyaknya pengaruh yang terjadi pada kehidupan
ekonomi – sosial masyarakat Jakarta Barat pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya, analisis lingkungan eksternal ini sangat diperlukan sehingga dapat diperoleh
identifikasi dan inventarisasi pemecahan masalah atas peluang (opportunity) dan
tantangan/ancaman (threat) yang timbul.
Analisis lingkungan eksternal pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi DKI Jakarta. didasarkan pada :
1) Isu kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang mempengaruhi kebijakan
dalam penentuan program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta.;
2) Isu kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan peningkatan pelayanan di bidang perizinan ;
3) Isu kebutuhan adanya koordinasi dan sinkronisasi jejaring kerja pelayanan perizinan dengan
OPD dan publik dalam mewujudkan Visi melalui optimalisasi sumber daya yang ada sesuai
standar pelayanan prima untuk memenuhi keunggulan kompetitif.

Peluang (Opportunity)
Peluang yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
DKI Jakarta adalah :
1) Mewujudkan komitmen pemerintah dalam usaha perbaikan iklim berusaha di Jakarta melalui
peningkatan pelayanan administrasi perizinan yang Totality Quality Management (TQM),
akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sebagaimana dalam sambutan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Anti Korupsi
se Dunia tanggal 9 Desember 2008, disebutkan ada 8 arena yang rawan tindak pidana Korupsi
yaitu :
1. Pendapatan negara.
2. Pos anggaran pada APBN dan APBD
3. Kemungkinan kolusi antara penguasa dan pengusaha
4. Bisnis keluarga pejabat pada proyek di APBN/APBD
5. Pengadaan barang *)
6. Penerimaan pajak dan bea cukai
7. Pendaftaran pegawai, TNI/Polri
8. Pengurusan izin. *)
Kemudian dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi yang salah satu tujuannya
adalah untuk membentuk profil dan perilaku aparatur yang memiliki integritas tinggi, produktivitas
tinggi dan bertanggung jawab, kemampuan memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat serta membangun birokrasi yang bersih, efisien, efektif, produktif, transparan,
akuntabel dan melayani masyarakat.
Kebijakan pemerintahan pusat dan daerah tersebut merupakan kesempatan bagi Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta untuk membangun
“Komitmen Publik” dengan menumbuhkan suasana yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa bertanggungjawab, tanggap terhadap aspirasi masyarakat, menghargai
perbedaan, jujur, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, rasa kepedulian yang
tinggi, memberikan pelayanan pada masyarakat yang profesional dan terbebaskan dari KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), transparan dalam melaksanakan kegiatan serta memacu
masyarakat untuk selalu memberikan masukan secara objektif ke arah pemecahan dan
solusi dari persoalan yang dihadapi secara ”win-win solution” yang bergerak ke arah kemajuan
dan tidak berpolemik berkepanjangan.
2) Pelaksanaan pelayanan administrasi perizinan merupakan salah satu lingkup utama dari
RAD-PK Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam Pergub. No. 47 Tahun
2017 dan menjadi agenda kerja bersama Pemerintah Provinsi Jakarta dengan KPK dalam upaya
peningkatan kinerja pelayanan masyarakat, dalam pelaksanaannya menjadi prioritas sinergitas
dari kegiatan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI
Jakarta untuk optimalisasi pelayanan perizinan kepada masyarakat.
3) Penguatan kelembagaan DPMPTSP yang efektif dan efisien berdasarkan kebutuhan.
4) Mengoptimalkan koordinasi teknis dengan OPD terkait dan mengikutsertakan partisipasi
masyarakat atau perwakilan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang strategis dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap pelayanan dan pengendalian proses perizinan.
5) Perlu disusunnya usulan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang mendukung
pelaksanaan teknis pelayanan administrasi perizinan terpadu.
6) Menyelenggarakan program pembinaan dan peningkatan wawasan dan kompetensi
aparatur DPMPTSP.
7) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan yang berorientasi kepada kebutuhan dan
tuntutan masyarakat yang dapat diwujudkan dengan mengembangkan fasilitas pelayanan yang
berorientasi pada kemudahan akses layanan, baik melalui pemenuhan sarana dan prasarana
yang memadai, penerapan teknologi informasi berbasis komunikasi, pengembangan outlet-
outlet pelayanan terpadu yang mendekatkan lokasi konsumen, pelayanan bergerak (mobile
service) maupun dengan pengembangan SDM yang memiliki kompetensi dan komitmen
terhadap kepuasan konsumen.

Hambatan / Tantangan (Threat)


Hambatan/Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi DKI Jakarta adalah :
1) Masih adanya dualisme kebijakan mengenai PTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat,
yaitu PTSP bidang investasi sebagaimana dimaksud Perpres No. 27 Tahun 2009 dan PPTSP
bidang pelayanan publik non investasi sebagaimana dimaksud Permendagri No. 24 Tahun 2006,
sehingga menjadi kendala bagi daerah untuk mengembangkan kelembagaan PTSP yang efektif
dan efisien.
2) Belum terbitnya peraturan pelaksanaan daripada UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
3) Belum tersosialisasikannya administrasi pelayanan perizinan.
4) Komunikasi dan sosialisasi yang kurang terjalin dengan intens dan belum adanya pemahaman
yang sama antara DPMPTSP dengan stakeholder terkait (OPD Provinsi dan publik) dalam
mewujudkan optimalisasi pelayanan administrasi perizinan.

Faktor-faktor penentu keberhasilan


Faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihimpun dari kondisi internal dan
eksternal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta
merupakan kondisi yang mungkin berkembang dan timbul di kemudian hari yang akan
mempengaruhi eksistensi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
DKI Jakarta.
Dengan diketahuinya faktor yang paling berpengaruh baik positif maupun negatif terhadap
perkembangan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI
Jakarta, dari Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT Analysis) ditentukan
asumsi strategis, yaitu:
a) Menggunakan kekuatan yang ada pada organisasi untuk memanfaatkan peluang;
b) Memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman;
c) Mengatasi kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang; dan
d) Mewaspadai dan mencegah ancaman kelemahan yang menjadi ancaman bagi terwujudnya
visi dan misi.
Dengan melihat keterkaitan masing-masing faktor (aspek kekuatan dan kelemahan)
dengan visi, misi yang hendak dicapai, maka rumusan hasil analisis strategis yang menjadi
prioritas Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) adalah:
1. Peningkatan kinerja pelayanan perizinan (peningkatan kinerja badan dalam melaksanakan
Tupoksi);
2. Perumusan Standard Operating Prosedure (SOP) untuk mewujudkan pencapaian visi dan
misi DPMPTSP;
3. Penyempurnaan system dan prosedur kerja efektif, ramping, fleksibel berdasarkan prinsip
Good Governance dan Good Government;
4. Peningkatan profesionalisme aparatur pelayanan perizinan;
5. Pemanfaatan teknologi informasi modern di lingkungan instansi pemerintahan;
6. Penyempurnaan tatakelola, prosedur dan mekanisme pelayanan yang efektif efisien;
7. Penyempurnaan tatalaksana dan hubungan kerja dengan lembaga di pusat dan antar
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
8. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang efektif dan efisien;
9. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan perizinan.

Selanjutnya untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan
antara misi dan tujuan disusun faktor kunci keberhasilan sebagai berikut.
1. Penyempurnaan Kelembagaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi DKI Jakarta
2. Adanya pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia aparatur DPMPTSP agar
menjadi profesional ;
3. Adanya peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan publik dan peraturan
pelaksanaan dalam bidang perizinan.
4. Adanya inovasi yang terus menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan perizinan ;
5. Dukungan sumber daya yang memadai ;
6. Adanya perumusan dan penerapan kebijakan pelayanan perizinan yang konsisten.
7. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara jejaring kerja pelayanan perizinan dengan
pemangku kepentingan, dari instansi pemerintah dan masyarakat, untuk mewujudkan pelayanan
prima.
DAFTAR PUSTAKA

Fred R. David, 2009, Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta .


Jauch, L.R dan Glueck, W.R. (1997), Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Edisi IV,
Erlangga, Jakarta.
Jurnal. David, Fred R. “Manajemen Strategis” edisi ke-12. Jakarta : 2009.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia. Irawan, Handi. 2002. 10 Prinsip.

Anda mungkin juga menyukai