DISUSUN OLEH
SAPPE SIRAIT
BC181110261
PROGRAM PASCASARJANA
MEGISTER ILMU MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
2019
1. Mengapa suatu organisasi perlu melakukan Analisa lingkungan Eksternal ?
== Jawab ==
Lingkungan eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan yang dapat
mempengaruhi kehidupan perusahaan. Menurut Viljoen dalam Moeljadi (1998: 28)
mengemukakan bahwa lingkungan eksternal sering disebut sebagai external
opportunities dan Threats, mencakup political, social, technological, economic,
geographic, customers, suppliers, competitors, creditors, dan labour. Sedangkan
menurut Glueck dalam Moeljadi (1998: 28) menyebut lingkungan ini sebagai “faktor-faktor
luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman”.
Dalam analisis lingkungan eksternal, salah satu contoh perusahaan industri
terdapat interaksi di antara 5 faktor kekuatan dalam suatu industri, yang nantinya akan
dapat mempengaruhi besarnya laba potensial suatu perusahaan. Dengan kajian atas
pengaruh terhadap laba potensial industri, maka akan terdapat pertimbangan tentang
tindakan keputusan perusahaan sebagai aksi strategis atau strategic action. Tantangan
yang dihadapi suatu perusahaan adalah upaya untuk memposisikan perusahaan
tersebut di dalam industri, agar perusahaan itu dapat melakukan tindakan atau aksi yang
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian tindakan perusahaan itu dapat
mempengaruhi 5 faktor kekuatan untuk keberhasilan bertahan terhadap pengaruh yang
ada.
Perusahaan yang memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi
lingkungan industri akan berupaya merealisasikannya agar dapat menghasilkan
keuntungan atau return diatas rata-rata industri. Upaya untuk merealisasikan keinginan
tersebut dirumuskan dalam strategi oleh seorang manajer. Strategi yang harus dijalankan
perusahaan adalah dengan mendiferensiasikan hasil perusahaan secara positif terhadap
para pesaingnya. Strategi yang dirumuskan tersebut dapat direalisasikan dengan
memanfaatkan keunggulan perusahaan tersebut secara relatif dalam upaya memuaskan
kebutuhan pelanggannya.
Dari pembahasan diatas, bahwa kita telah mengerti pentingnya kajian serta analisis
dari lingkungan eksternal dan perusahan industry dan lainnya dalam proses perumusan
strategis suatu perusahaan. Strategi yang tepat sangat diperlukan dalam mengantisipasi
dan menghadapi berbagai perubahan dan dinamika yang akan terjadi di masa
mendatang yang dapat berupa ancaman maupun peluang demi mendapatkan profit yang
besar sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan dan tentunya menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.
Analisis Teknologi
Faktor-faktor yang disebabkan oleh perubahan teknologi yang mempengaruhi
kebutuhan konsumen, seperti : teknologi informasi, perubahan teknologi produksi,
perubahan teknologi produk.
Beberapa factor teknologi yang harus dibutuhkan, antaranya :
Meninjau kemajuan dan kepesatan teknologi.
Mengidentifikasi kemungkinan pemanfaatan teknologi.
Melihat berbagai peluang yang muncul dengan pemanfatan teknologi.
Analisis Politik dan Regulasi
Faktor-faktor kondisi politis suatu negara / kawasan yang mempengaruhi dunia
usaha, seperti : perjanjian perdagangan internasional, kebijakan perburuhan,
kondisi politik suatu negara, isu-isu hak asasi manuasia dan lain-lain.
Beberapa factor yang harus dilaksanakan, antaranya :
Meninjau karakteristik dan prilaku system politik yang berlaku.
Meninjau pengaturan institusi politik negara.
Mengkaji pengaruh perkembangan politik global.
Analisis ekonomi dan social budaya
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perekonomian secara menyeluruh
seperti : kebijakan moneter, nilai tukar uang, tingkat inflasi, tingkat suku bunga (dari
segi ekonomi).
Faktor-faktor perubahan sosial budaya yang mempengaruhi, seperti : perubahan
pola konsumsi, perilaku konsumen, kepekaan konsumen terhadap krisis ekondisi
(dari segi social budaya).
Beberapa factor yang muncul untuk mempengaruhinya, anatara lain :
System dan struktur ekonomi.
Kondisi ekonomi politik makro.
Interaksi.
System keuangan.
Dimensi ragional dan internasional.
SETIA merupakan singkatan dari tata nilai (kredo) DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta dalam
Melayani Jakarta, yaitu Solusi, Empati, Tegas, Inovasi dan Andal.
a. Solusi
Cara atau jalan yang digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah secara objektif
tanpa adanya tekanan. Pelayanan dapat memberikan solusi :
1) Menginformasikan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
2) Menindaklanjuti dan memonitor penyelesaian masalah
3) Menginformasikan hasil penyelesaian masalah
4) Melakukan service recovery jika solusi tidak sesuai dengan harapan masyarakat
b. Empati
Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Pelayanan yang berempati
diantaranya:
1) Ikut merasakan kesulitan dan perasaan orang lain
2) Mampu mengendalikan emosi diri sendiri
3) Peka terhadap bahasa tersirat
4) Mengambil peran untuk bertindak.
c. Tegas
Sikap yang berani dan percaya diri mengungkapkan apa yang benar dan apa yang salah secara
jelas, nyata dan pasti (tidak samar-samar, tidak ragu-ragu). Pelayanan yang tegas:
1) Membuat keputusan yang tepat atas dasar prosedur yang telah ada.
2) Bersikap jujur dalam menyampaikan kebenaran
3) Bertanggung jawab dalam perkataan dan tindakan.
4) Percaya diri tinggi dalam menyampaikan informasi.
d. Inovasi
Proses kreatif dalam pengalaman terhadap fakta di lapangan menjadi suatu gagasan, ide,
metode atau alat yang dapat bernilai menjadi lebih baik. Pelayanan yang inovatif:
1) Fokus pada masa depan.
2) Menyukai perubahan dan terus berupaya untuk melakukan perbaikan (improvement).
3) Bukan hanya bicara namun mewujudkan dalam tindakan nyata.
4) Berani untuk mengambil resiko yang terukur dan bertanggung jawab atas hasil.
e. Andal
Dapat dipercaya dan mampu memberikan hasil yang sama dari waktu ke waktu. Pelayanan yang
andal:
1) Memiliki integritas yang tinggi untuk melakukan hal yang benar.
2) Selalu mengembangkan diri untuk belajar dan bertumbuh
3) Mampu menjalin hubungan baik.
4) Memiliki perilaku positif dan menjalankannya secara konsisten.
Untuk menjabarkan visi tersebut, maka misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu adalah:
1) Meningkatkan nilai investasi melalui promosi, penyempurnaan peraturan dan pengendalian
pelaksanaan penanaman modal dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi;
2) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan melalui penciptaan inovasi layanan berbasis
sistem teknologi informasi;
3) Mengelola pengaduan masyarakat dengan berbasis quick response;
4) Melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas aparatur Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sesuai kompetensi;
5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan handal.
Dengan mengacu pada Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI, kegiatan yang direncanakan ke depan harus diarahkan dalam rangka
mewujudkan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi DKI (DPMPTSP) agar sesuai dengan tujuan pembentukannya terutama
penyelenggaraan Pemerintahan dalam konteks ”Clean Governance” yang pro-poor, pro-growth,
dan employment sebagai triple track yang menganut 8 prinsip dasar dalam pelayanan perizinan,
yaitu(1) Asas kepastian hukum; (2) keseimbangan; (3) ketidakberpihakan, (4) kecermatan; (5)
tidak melampaui, tidak nnbnbnbvmenyalahgunakan dan/atau mencampur adukkan kewenangan;
(6) keterbukaan; (7) profesionalitas; (8) kepentingan umum.
Dalam Upaya mewujudkan Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI tersebut, Aparat DPMPTSP harus berkemampuan tinggi dan profesional
dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, terbebaskan dari KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme) dan transparan dalam melakukan segala sesuatu kegiatan. Beberapa isu yang
berkaitan dengan pencapaian Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi DKI, baik yang sifatnya internal maupun yang eksternal harus dapat dicarikan
cara untuk menyelesaikannya sehingga tercipta satu strategi yang tepat dalam mewujudkannya.
Peluang (Opportunity)
Peluang yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
DKI Jakarta adalah :
1) Mewujudkan komitmen pemerintah dalam usaha perbaikan iklim berusaha di Jakarta melalui
peningkatan pelayanan administrasi perizinan yang Totality Quality Management (TQM),
akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sebagaimana dalam sambutan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Anti Korupsi
se Dunia tanggal 9 Desember 2008, disebutkan ada 8 arena yang rawan tindak pidana Korupsi
yaitu :
1. Pendapatan negara.
2. Pos anggaran pada APBN dan APBD
3. Kemungkinan kolusi antara penguasa dan pengusaha
4. Bisnis keluarga pejabat pada proyek di APBN/APBD
5. Pengadaan barang *)
6. Penerimaan pajak dan bea cukai
7. Pendaftaran pegawai, TNI/Polri
8. Pengurusan izin. *)
Kemudian dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi yang salah satu tujuannya
adalah untuk membentuk profil dan perilaku aparatur yang memiliki integritas tinggi, produktivitas
tinggi dan bertanggung jawab, kemampuan memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat serta membangun birokrasi yang bersih, efisien, efektif, produktif, transparan,
akuntabel dan melayani masyarakat.
Kebijakan pemerintahan pusat dan daerah tersebut merupakan kesempatan bagi Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta untuk membangun
“Komitmen Publik” dengan menumbuhkan suasana yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa bertanggungjawab, tanggap terhadap aspirasi masyarakat, menghargai
perbedaan, jujur, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, rasa kepedulian yang
tinggi, memberikan pelayanan pada masyarakat yang profesional dan terbebaskan dari KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), transparan dalam melaksanakan kegiatan serta memacu
masyarakat untuk selalu memberikan masukan secara objektif ke arah pemecahan dan
solusi dari persoalan yang dihadapi secara ”win-win solution” yang bergerak ke arah kemajuan
dan tidak berpolemik berkepanjangan.
2) Pelaksanaan pelayanan administrasi perizinan merupakan salah satu lingkup utama dari
RAD-PK Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam Pergub. No. 47 Tahun
2017 dan menjadi agenda kerja bersama Pemerintah Provinsi Jakarta dengan KPK dalam upaya
peningkatan kinerja pelayanan masyarakat, dalam pelaksanaannya menjadi prioritas sinergitas
dari kegiatan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI
Jakarta untuk optimalisasi pelayanan perizinan kepada masyarakat.
3) Penguatan kelembagaan DPMPTSP yang efektif dan efisien berdasarkan kebutuhan.
4) Mengoptimalkan koordinasi teknis dengan OPD terkait dan mengikutsertakan partisipasi
masyarakat atau perwakilan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang strategis dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap pelayanan dan pengendalian proses perizinan.
5) Perlu disusunnya usulan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang mendukung
pelaksanaan teknis pelayanan administrasi perizinan terpadu.
6) Menyelenggarakan program pembinaan dan peningkatan wawasan dan kompetensi
aparatur DPMPTSP.
7) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan yang berorientasi kepada kebutuhan dan
tuntutan masyarakat yang dapat diwujudkan dengan mengembangkan fasilitas pelayanan yang
berorientasi pada kemudahan akses layanan, baik melalui pemenuhan sarana dan prasarana
yang memadai, penerapan teknologi informasi berbasis komunikasi, pengembangan outlet-
outlet pelayanan terpadu yang mendekatkan lokasi konsumen, pelayanan bergerak (mobile
service) maupun dengan pengembangan SDM yang memiliki kompetensi dan komitmen
terhadap kepuasan konsumen.
Selanjutnya untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan
antara misi dan tujuan disusun faktor kunci keberhasilan sebagai berikut.
1. Penyempurnaan Kelembagaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi DKI Jakarta
2. Adanya pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia aparatur DPMPTSP agar
menjadi profesional ;
3. Adanya peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan publik dan peraturan
pelaksanaan dalam bidang perizinan.
4. Adanya inovasi yang terus menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan perizinan ;
5. Dukungan sumber daya yang memadai ;
6. Adanya perumusan dan penerapan kebijakan pelayanan perizinan yang konsisten.
7. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara jejaring kerja pelayanan perizinan dengan
pemangku kepentingan, dari instansi pemerintah dan masyarakat, untuk mewujudkan pelayanan
prima.
DAFTAR PUSTAKA