Anda di halaman 1dari 32

Kenapa penting ?

Indonesia: Kematian
Kelahiran tinggi
prematur no 5
di dunia
Prematur: < Komplikasi
37 minggu sangat banyak
Faktor risiko kelahiran prematur
diabe-
tes
Tekanan
malnu-
darah
trisi tinggi

infeksi Gemeli

Stres
Komplikasi bayi prematur

• Gangguan pernapasan : HMD


• Gangguan jantung

• Gangguan pancaindera
terutama penglihatan

• Gangguan tumbuh kembang


• Palsi serebral
1. Rujuk ibu hamil ke fasilitas yang mampu
menangani bayi prematur.

2. Kortikosteroid antenatal:
Risiko kelahiran prematur di bawah 34 minggu
Efektif 24-48 jam sebelum lahir
Dosis dexamethason 6 mg im tiap 12 jam,
diberikan 4 kali
• Efek neuroprotektif
• Mengurangi kejadian
disfungsi motorik dan CP
• Rekomendasi WHO:
diberikan pada risiko
kelahiran prematur < 32
minggu
• Mekanisme belum jelas
• Dosis: 4 gram loading
dose dalam 20-30 mnt
diikuti 1 gram/jam
selama 24 jam atau
sampai lahir
• Persiapkan alat-alat resusitasi
• Panggil bantuan
• Persiapkan alat untuk stabilisasi bayi prematur:
• Termoregulasi: menyalakan lampu pemancar panas,
hangatkan kain, plastik
• Alat bantu napas:
• Kateter penghisap
• balon dan sungkup
• peralatan intubasi dan ET
• sumber oksigen
• T-piece resuscitator
Bungkus dengan
plastik bening tanpa
dikeringkan terlebih
dahulu
Suhu

• Suhu ruang: 24-26 C
• Lampu pemancar panas / inkubator / PMK
• Tidak boleh di bawah AC
• Memakaikan kain kering hangat, topi, plastik

Jalan napas dan pernapasan


• CPAP (contibuous positive airway pressure)
awal pada bayi prematur
• Surfaktan bila gagal CPAP
• Ventilator/ET bila noninvasif gagal
Penggunaan O2
meningkat Memperberat
Hipotermia hipoksemia dan
Penggunaan glukosa hipoglikemia
meningkat
Minimal 3 jam dalam
sehari
Bisa dilakukan untuk
menjaga kehangatan
selama transport bayi
• Bayi dalam sangkar
(nesting)
• posisi midline
• Lampu redup
• Tidak bising
0 1 2

Skor ≤6: gangguan napas sedang, perlu CPAP nasal


Skor >6: gangguan napas berat, perlu ventilator
Diusahakan dengan CPAP nasal karena
memiliki kelebihan:
• Kurang invasif dibandingkan intubasi
• Efektif membuka alveoli terutama
pada bayi prematur
• Kadar oksigen dapat diatur untuk
mencegah keracunan oksigen
(usahakan pada bayi prematur,
oksigen yang diberikan < 40%)
Masa lalu : Sekarang :

• Kanul nasal • CPAP (continuous


• Headbox positive airway
pressure) nasal
• Saat ini lebih jarang digunakan pemberian oksigen dengan
kanul nasal dan headbox (oxyhood) karena:
– Kadar oksigen tidak bisa diatur sehingga kadang-kadang
terlalu tinggi pada bayi prematur)
– Tidak memiliki efek tekanan, sehingga tidak bisa membuka
paru-paru/alveoli
• Target saturasi adalah: 88-92 %
• Hati-hati kadar saturasi bayi > 92% akan
mengakibatkan keracunan oksigen yang
efeknya pada bayi prematur adalah:
– Kebutaan (ROP)
– Ketergantungan oksigen/kerusakan paru
Perawatan mulut dengan ASI
• Mengandung teri non patogen
• Mengandung zat kekebalan tubuh

Perawatan kulit dengan VCO (virgin coconut oil)


Membantu melembabkan kulit bayi, mencegah kehilangan panas dan
kerusakan kulit.
Diberikan 2 kali sehari (bayi di inkubator) dan 1 kali sehari saat bayi
sudah keluar inkubator

Pemberian antijamur (nistatin)


• Infeksi jamur: penyebab kematian dan sepsis
• Nistatin 2 x 1 ml
• Prematur lebih rentan
• Peralatan medis invasif
• Nutrisi parenteral jangka
panjang
• Antibiotik jangka panjang

• Penyebab utama: Candida

• Nistatin :
• Tidak diserap sistemik
• Diberikan dalam 72 jam
setelah lahir
• Penyebab kebutaan
• Risiko prematur:
• Imaturitas retina
• Penggunaan oksigen konsentrasi tinggi
• Dilakukan pada bayi ≤ 1500 atau ≤ 34 minggu atau ada
risiko lain seperti:
• Transfusi berulang
• Butuh FiO2 tinggi
• Kelainan jantung bawaan berat, dan lain-lain
• Pada usia gestasi > 30 mgg: 2-4 minggu setelah lahir
• Pada usia gestasi ≤ 30 minggu: usia 4 minggu
• Sulit diketahui
sejak awal
• Lebih cepat
diintervensi, akan
lebih baik
• Bisa menggunakan
otoacoustic
emissions (OAE)
Kriteria pulang
• Berat badan bayi minimal
sama dengan berat badan
lahir
• Berat badan naik dalam 3
hari berturut-turut
• Ibu mampu merawat
bayinya
• Termoregulasi stabil
• Tidak ada gangguan
hemodinamik
Transportasi pada Bayi Prematur
PRINSIP DASAR :
• Paling ideal : RUJUKAN ANTEPARTUM

• Kendala:
• Tidak semua dapat terdiagnosis dini
• Perubahan / kegawatan bisa terjadi sangat cepat
• Butuh alat dan teknik stabilisasi selama di perjalanan

• Pastikan bayi mendapat manfaat di tempat rujukan


• Bayi harus dalam kondisi stabil
• Gangguan napas berat atau sedang
• Kasus bedah neonatus
• BBLR < 1750 gram
• Kejang yang tidak teratasi
• Kemungkinan kelainan jantung bawaan
• Infeksi berat
• Hipoglikemia dan gangguan
elektrolit yang tidak teratasi
• Perhatikan
regionalisasi Rujukan
perinatal
• Selalu libatkan orang
tua dalam
pengambilan
keputusan

* Transport dengan PMK bila tidak tersedia inkubator


• Identitas bayi dan waktu lahir
• Identitas orang tua
• Riwayat kehamilan dan persalinan
• Obat yang dikonsumsi ibu
• Tindakan resusitasi yang sudah dilakukan, bila ada,
nilai Apgar
• Masa gestasi dan berat bayi
• Kondisi bayi saat ini: tanda vital, kesadaran, skor
Downe
• Data laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain
• Bayi stabil
• Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat
• Kulit dan bibir kemerahan
• Frekuensi jantung 120-160 x/mnt
• Suhu normal
• Sudah dilakukan manajemen awal untuk kegawatan
• Tidak syok/hemodinamik stabil
• Bayi hangat
• Didampingi tenaga kesehatan yang mampu
melakukan resusitasi sewaktu waktu
ugar and Safe care (gula darah)

Emperature (suhu badan)

Irway (jalan napas)

lood Pressure (tekanan darah)

ab work (laboratorium)

motional support (dukungan emosional)

Anda mungkin juga menyukai