Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM ENDOKRIN

OLEH:
D.IV ILMU GIZI

KELOMPOK 8
1. AL FITRAH ARYSUCI (PO714231171002)
2. FITA SOBRINA (PO714231171015)
3. NUR HUSNUL HATIMAH (PO714231171026)
4. REZKI AWALIA TAHIR (PO714231171032)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TA. 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalag tentang ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM ENDOKRIN..
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini, semoga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 17 September 2017

penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………....................................................................................1
B. Rumusan Masalah……………………….…………………………………………….…..1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
I. System Reproduksi
A. Anatomi fisiologi genitalia ekstra dan intra pada wanita………………………………...6
B. Anatomi fisiologi genitalia ekstra dan intra pada pria……………………………………9
C. Siklus Menstruasi dan Kehamilan……………………………………………………….13
D. Mekanisme Laktasi………………………………………………………………………17
II. System Endokrin
A. Pengertian kelenjar endokrin dan hormone……………………………………………...19
B. Macam macam hormone beserta fungsi pada kelenjar hipofisis………………………..20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………20
B. Saran……………………………………………………………………………….…….20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia

kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh

manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan

fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang sangat penting.

Maka dari itu system reproduksi dan sitem endokrin sangat penting untuk dipelajari lebih

dalam. System reproduksi adalah suatu rangkaian interaksi organ dan zat dalam organisme yang

dipergunakan untuk berkembang biak. System reproduksi pada suatu organisme berbeda antar

pria dan wanita. Sedangakan system endokrin adalah merupakan system hormone yang memiliki

peran yang penting terhadap fungsi fungsi tubuh, cabang ilmu yang mempelajari system

hormone disebut endokrinologi.

B. Rumusan Masalah

 Apa saja anatomi fisiologi genital ekstra dan intra pada wanita?
 Apa saja anatomi fisiologi genital ekstra dan intra pada pria?
 Bagaimana siklus menstruasi dan kehamilan?
 Bagaimana mekanisme laktasi?
 Apa pengertian kelenjar endokrin dan hormone?
 Sebutkan macam-macam hormone dan fungsi dari kelenjar hipofisis?
C. Tujuan

 Untuk menyelesaikan tugas diskusi anatomi fisologi


 Mengetahui klasifikasi pada system reproduksi wanta dan pria
 Mengetahaui fungsi dari masing-masing genitalia ekstra dan intra pada wanita dan
pria
 Mengetahui siklus menstruasi dan kehamilan yang terjadi pada wanita
 Memahami bagaimana mekanisme laktasi
 Mengetahui apa itu kelenjar endokrin
 Mengetahui macam macam hormone dan fungsi pada kelenjar hipofisis



















BAB II
PEMBAHASAN

I. SISTEM REPRODUKSI

A. ANATOMI FISIOLOGI GENITAL EKSTRA DAN INTRA WANITA


GENITALIA LUAR
Alat genital luar terdiri atas dari :

1. Tundun(mons veneris). Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan
dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
2. Labia mayora (bibir besar). Dua lipatan kulit diantara kedua paha bagian atas labia
mayora, banyak mengandung urat saraf.
3. Labia minora (bibir kecil). Berada sebelah dalam labia mayora.
4. Klitoris Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira kira sebesar kacang hijau yang dapat
mengeras dan tegang (erektil) yang mengandung urat saraf.
5. Vestibulum (serambi) merupakan rongga yang berada di bibir kecil (labia minora), muka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara muara
dari :
 Liang senggama (introitus vagina)
 Utera
 Kelenjar bartolin
 Kelenjar skene kiri dan kanan
6. Himen (selaput darah). Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama,
di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir ke luar, letaknya di
mulut vagina. Bagian ini bentuknya berbeda beda
GENITALIA DALAM
Suatu alat reproduksi yang berada didalam yang tak dapat dilihat kecuali dengan jalan
pembedahan. Alat genetalia bagian dalam terdiri atas :

1. Vagina (liang kemaluan). Tabung yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
khusus, dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum
sampai uterus 71/2 cm. Bagian ini merupakan penghubung antara instroitus vagina dan
uterus. Dinding depanliang senggama (Vagina) 9cm, lebih pendek dari dinding belakang.
Pada puncak vagina menonjol leher Rahim (serviks uteri) yang disebut porsio. Bentuk
vagina sebelah dalam berlipat lipat disebut rugae.
2. Uterus (Rahim). Organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak di dalam
pervis antara rektum dibelakang dan kandung kemih didepan, ototnya disebut
myometrium. Uterus terapung didalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen.
Uterus terdiri dari :
 Fundus uteri (dasar rahim). Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal
saluran telur.
 Korpus Uteri. Bagian uteri yang terbesar pada kehamilan,bagian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang
 Serviks uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum
3. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum
uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
4. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
5. Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
6. Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat
ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
7. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
8. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium
di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.
Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
B. ANATOMI FISIOLOGI GENITAL EKSTRA DAN INTRA PRIA
GENITALIA LUAR

a. Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis disebut
glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus
spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke
proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan
pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada
wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus. Penis
terdiri dari:
1. Akar (menempel pada didnding perut)
2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
4. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat
di ujung glans penis. Dasar glans penis disebut korona.
5. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

b. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu
untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki
suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

c. Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan
panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada didalam
skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga
hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
2. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

GENITALIA DALAM

a. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh
darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.

b. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen
dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih. Uretra memiliki 2
fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung
kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

c. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan
kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5
cm. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di
dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Prostat
mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar
prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang
terbagi atas 4 lobus yaitu:
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial
v Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

d. Vesikula seminalis.
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar
kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki
panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada
rectum. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume
cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula
seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di
dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk
sebagian besar cairan semen

Duktus Duktuli
a. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 m terletak sepanjang atas
tepi dan belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan
ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput
(kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-
belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis
tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens. Fungsi
dari epididymis: sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

b. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian
duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung
kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran
vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara
di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


a. Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf.
C. SIKLUS MENSTRUASI DAN KEHAMILAN

a. Siklus Menstruasi

Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari
alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid) . Siklus menstruasi,selaput lendir
rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan mengalami
empat masa (stadium) . Mulai terjadi pada awal pubertas sekitar 11-15 tahun.
Dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, Estrogen dan progesteron. Yang terdiri dari 4 fase :

1. Fase Menstruasi

Dikendalikan oleh estrogen dan progesteron pada lima hari pertama, kedua hormon
tersebut berkurang secara drastis sehingga menyeebabkan sel telur terlepas dari dinding
uterus (endometrium uterus). Lepasnya sel telur menyebabkan endometrium sobek
sehingga dindingnya menjadi tipis.

2. Pra- Ovulasi

Hormon yang berperan adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel folikel untuk
melepaskan estrogen dan progesteron. Akibatnya, endometrium kembali menebal.

3. Fase-Ovulasi

Tingginya kadar estrogen menyebabkan terlambatnya produksi hormon oleh hifofisis


sehingga produksi FSH terhambat. Terhambatnya produksi ini justru memicu
dihasilkannya LH yang menyebabkan lepasnya sel telur dari folikel. Lepasnya sel telur
dinamakan ovulasi yang biasa terjadi 2 minggu setelah menstruasi. Folikel akan mengerut
dan berubah menjadi korpus luteum.

4. Fase Pasca-Ovulasi

Masa antara fase ovulasi dan menstruasi berikutnya sehingga fase ini terjadi pada hari ke-
15 (1 hari setelah ovulasi) sampai hari ke-28 saat menstruasi tiba. Pada fase ini LH akan
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Jika terjadi
pembuahan, korpus luteum akan luruh dan berubah menjadi korpus albikans. Akibatnya,
kadar estrogen dan progesteron menurun. Hal ini mengakibatkan produksi FSH dan LH
meningkat hingga siklus akan kembali ke fase menstruasi.
b. Siklus Kehamilan

Dimulai dari pembuahan (fertilisasi) yang menghasilkan zigot (zn) yang dihasilkan
mengalami beberapa kali pembelahan smabil menuju ke arah rahim hingga tahap morula
akan terus bergerak dan membelah sampai terbentuk rongga (blastosul) dan embrio
tertanam di dinding uterus (implantasi) pada minggu kedua tersebut.

Minggu ketiga, blastula akan berkembang membentuk 3 lapisan, lapisan luar (ektoderm)
lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm) disebut glanula.

Minggu keempat sampai ke minggu ke delapan, terjadi pembentukan organ


(organogenesis) dari ketiga lapisan.

 Lapisan luar (ektoderm) akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung.
 Lapisan tengah (mesoderm) akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh
darah, ginjal, limfa, dan kelamin.
 Lapisan dalam (endoderm) akan membentuk organ-organ yang berhubungan
langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.

Minggu ke sembilan, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tulang


yang pesat. Masa ini disebut masa janin/masa fetus.

Embrio yang terbenam dalam uterus menyebabkan kelenjar-kelenjar dalam dinding


uterus memproduksi estrogen. Hormon ini akan merangsang pembentukan LH yang akan
menyebabkan korpus luteum membentuk progesteron. E dan P memelihara janin. Selama
progesteron dibentuk, menstruasi tidak terjadi.

Pada masa kehamilan 3-4 bulan, korpus luteum mengalami kemunduran sekresi
progesteron dan estrogen diganti oleh plasenta yang akan menutupi sebagian besar
uterus. Embrio menerima makanan dan oksigen serta mengeluarkan bahan-bahan
buangan CO2 melaui plasenta. Plasenta juga akan menghasilkan hormon relaksin yang
berfungsi untuk memperlentur simfisis pulis dan organ lain di daerah tersebut sehingga
mempermudah kelahiran.
Tes kehamilan

Kejadian tes positif palsu (tidak Kejadian tes negative palsu


hamil) (wanita hamil)
a. Salah baca a. Salah baca
b. Dalam kemih banyak protein b. Kehamilan dini
c. Dalam air kemih banyak darah c. Air kemih terlalu cair
d. Menopause d. Kebanyakan anti-serum
e. Penyakit ovarium
(tumor,abses)
f. Beberapa pil atau oba
termasuk pil kontrasepsi
D. MEKANISME LAKTASI
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dsn mengeluarkan air
susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan aksila,
melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat putting susu yang
dikelilingi oleh areola mamae yang berwarna cokelat. Dekat dasar putting terdapat
kelenjar Montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya putting tetap lemas. Putting
mempunyai lobang ± 15-20 untuk tempat saluran kelenjar susu.
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun
atas lobus-lobus yang terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus
bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu).
Laktasi (pengeluaran air susu) terbagi dalam tahap:
1. Sekresi air susu. Pada kehamilan minggu ke-16 mulai terjadi sekresi cairan bening
dalam saluran kelenjar buah dada, yang disebut kolostrum yang kaya protein. Setelah
bayi lahir, pengeluaran kolostrum air susu dirangsang oleh hormon prolaktin.
2. Pengeluaran air susu. Air susu mendapat rangsangan dari bayi supaya keluar secara
normal bergantung pada isapan bayi, mekanisme dalam buah dada berkontraksi
memeras air susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu.
Pada wanita, kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas
(adolosens) pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah
lateral linea axilaris anterior/media sebelah kranial ruang interkostalis III dan sebelah
kaudal ruang interkostalis VII-VIII. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia
torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis ke arah lateral sampai ke
linea axilaris media. Medial melewati line media mencapai daerah axila (lipatan
ketiak).

Dua faktor yang diatur oleh hormon dalam proses laktasi:


1. Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu
hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior yang penting untuk
memproduksi air susu ibu. Kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal
meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta, dengan
lepasnya plasenta pada proses persalinan maka kadar estrogen dan progesteron
berangsur-angsur turun sampai pada tingkat rendah dan dikatifkannya prolaktin.
Kenaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara dapat mensekresi bahan
penting untuk pembentukan air susu, globulin, lemak, dan molekul-molekul
protein yang akan membengkakkan acini dan mendorong menuju timbul
laktiverus. Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga
mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar prolaktin apling tinggi pada waktu
malam hari.
2. Pengeluara air susu (oksitosin). Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air
susu dari sel-sel selktorik ke papila mamae:
a. Tekanan dari belakang. Tekanan globuli yang terbentuk di dalam sel akan
mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan isapan bayi akan
memacu sekresi air susu lebih banyak.
b. Refleks neurohormonal. Gerakan mengisap bayi akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitari posterior. Akibat
langsung dari refleks ini adalah dikeluarkannya oksitoksin dari pituitaria
posterior, di sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke
dalam vasa laktiver dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam
ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit (mis. Jahitan
pada perineum), sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot uterus
berkontraksi dan membantu involusi (kemunduran) uterus selama puerperium
(nifas).
II. SISTEM ENDOKRIN

A. PENGERTIAN KELENJAR ENDOKRIN DAN HORMON


Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin
dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas
dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi,
pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua
perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja
melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu
1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam
waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa
jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon
pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem
endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan
waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai
senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari
sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah,
tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya
hanya untuk sel tertentu.

B. MACAM-MACAM HORMON DAN FUNGSINYA (KELENJAR


HIPOFISIS)
1) Kelenjar Hipofisis
kelenjar ini terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar hipofisi ini dikenal
sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena hipofisis dapat
mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar hipofisis ini
dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Hipofisis dibagi 2 bagian,
yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior:
 Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
 Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur
yodium)
 Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk
hormon)
 Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
 Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon
testosteron)

b. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)


c. Hipofisis posterior
 Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
 Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis
dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma ditandai
dengan mimpi basah pada usia pubertas. Pada system reproduksi wanita memiliki
vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atuovum ditandai
menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuanantara sel sperma
dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

B. SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education dalam perawatan.

c.Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semuaorang.


Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapatmenjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahuidampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Buku (Evelyn C. Pearce ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS)


Buku (John Gibson FISIOLOGI DAN ANATOMI MODERN UNTUK PERAWAT EDISI 2)
Buku ( W.F. Ganong FISIOLOGI KEDOKTERAN EDISI 10)
Buku ( Drs. H.Syarifuddin AMK ANATOMI FISOLOGI UNTUK MAHASISWA KEPERAWATAN EDISI 3)
http://dimasedition.blogspot.co.id/2016/02/makalah-sistem-hormon-kelenjar-endokrin.html

Anda mungkin juga menyukai