Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indicator derajat kesehatan. Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih

merupakan masalah besar. AKI yang menurut SKRT 1995 adalah 373/100.000

kelahirann hidup, mengalami penurunan yang sangat lambat yaitu 307/100.000

kelahiran hidup (SDKI 2002/2003). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari Negara di

wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di negara maju.

AKB di Indonesia, berdasarkan SDKI 1997 adalah 52/1000 kelahiran hidup

menjadi 35/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002/2003) dibandingkan Negara ASEAN

lainnya, AKB Indonesia masih 2-5 kali lebih tinggi.

Dalam berbagai studi ditemukan keadaan yang melatar belakangi kematian

ibu yang dikategorikan dalam 3 jenis keterlambatan yaitu :

1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan pengambilan keputusan di tingkat keluarga

untuk mencari pertolongan tenaga professional.

2. Terlambat dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan

3. Terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat di fasilitas pelaayanan

kesehatan

Ketiga keterlambatan tersebut sebenarnya masih dapat dicegah dengan

berbagai upaya sektor kesehatan. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk

penanganan keterlambatan pertama dan kedua. Sedangkan untuk keterlambatan

ketiga menuntut terlaksananya standar prosedur pelayanan yang bermutu di setiap

fasilitas pelayanan kesehatan sehingga setiap pasien diharapkan dapat memperoleh

pelayanan yang cepat dan tepat.

Untuk mengatasi masalah di atas telah dilakukan upaya-upaya mendekatkan

jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat dengan pengadaan polindes di

setiap desa, pemberian kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan

kegawat-daruratan pada kasus obstetri dan neonatal (PONED), pemberdayaan rumah

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 1
sakit sebagai sarana rujukan dalam penanganan kegawat-daruratan obstetri dan

neonatal (PONEK), dan upaya stndarisasi pelayanan kebidanan. Namun upaya-upaya

di atas belum memperlihatkan hasil yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

bersama WHO didapatkan bahwa lenih dari 3 tahun tenaga perawat dan bidan tidak

pernah mendapatkan pelatihan (70,9%), perawat dan bidan bekerja tidak mempunyai

uraian tugas yang jelas (47,4%), perawat dan bidan melakukan tugas-tugas

kebersihan (39,8%) dan belum dikembangkannya system monitoring dan evaluasi

klinis bagi perawat dan bidan.

Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses

dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi

kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan

standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu

kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan

pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan kode etik

kebidanan.

Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSUD Sultan

Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur, maka disusunlah pedoman

pelayanan kebidanan ini dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan

pelayanan kebidanan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Sebagai dasar pelaksanaan asuhan kebidanan di ruang bersalin RSUD

Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak Kabupaten Aceh Timur dalam menurunkan

mortalitas dan morbiditas maternal dan neonatal.

2. Tujuan Khusus

a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan di ruang bersalin

berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 2
b. Sebagai acuan untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam

penerapan standar pelayanan di ruang bersalin.

c. Terlaksananya system rujukan pelayanan maternal dan perinatal.

d. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan kebidanan.

C. Ruang lingkup pelayanan ruang bersalin

1. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal fisiologis

2. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan risiko tinggi dan patologis

3. Pelayanan Ginekologis

4. Pelayanan transfusi darah

D. Batasan operasional

1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan

2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan

3. Fasilitas dan peralatan

4. Kebijakan dan prosedur

5. Pengendalian mutu

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen

Kesehatan.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen

Kinerja Perawat dan Bidan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 3
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

1. Kepala Ruang Bersalin

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin

b. Nama jabatan : Kepala Ruang Bersalin

c. Pengertian :Tenaga kebidanan professional yang bertanggung-

jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan di ruang bersalin

d. Pendidikan dan kualifikasi

1). Pendidikan formal : D-IV Kebidanan

2). Pendidikan non formal:

 Memiliki sertifikat manajemen kepala ruangan

 Memiliki sertifikat PPI

 Memiliki sertifikat komunikasi efektif

3). Pengalaman kerja : Mempunyai pengalaman kerja di ruang bersalin 7

tahun

4). Keterampilan : memiliki kemampuan dalam pelayanan kebidanan dan

kepemimpinan.

5). Berbadan sehat jasmani dan rohani

e. Tanggung-jawab

1). Secara fungsional bertanggung-jawab kepada sub bidang keperawatan.

2). Secara operasional bertanggung-jawab kepada bidang pelayanan medik dan

kebidanan.

f. Tugas pokok: Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan

kebidanan di ruang bersalin.

2. Ketua Tim (Katim)

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin

b. Nama Jabatan : Katim

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 5
c. Pengertian : Seorang bidan professional yang diberi wewenang dan

tanggung-jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan dan

turut merencanakan asuhan kebidanan di ruang bersalin.

d. Pendidikan dan kualifikasi :

1). Pendidikan formal : D-III Kebidanan

2). Pendidikan nonformal : Memiliki sertifikat komunikasi efektif

3). Pengalaman kerja : mempunyai pengalaman kerja di ruang bersalin minimal

3 tahun.

4). Keterampilan : memiliki kemampuan kepemimpinan, perencanaan

pelayanan kebidanan, berwibawa, dan berdedikasi tinggi.

5). Berbadan sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung-jawab : Secara organisasi beranggung-jawab kepada kepala ruang

bersalin.

f. Tugas pokok:

1). Merencanakan asuhan kebidanan

2). Menggantikan kepala ruangan jika tidak bisa hadir agar pelayanan dapat

berjalan lancer.

3. Penanggung-jawab Shift (Pj. Shift)

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin

b. Nama Jabatan : Pj. Shift

c. Pengertian : Seorang bidan professional yang diberi wewenang dan

tanggung-jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan di

ruang bersalin dan turut melaksanakan pelayanan kebidanan pada shift sore,

malam dan hari libur.

d. Pendidikan dan kualifikasi :

1). Pendidikan formal : D-III Kebidanan

2). Pendidikan nonformal : Memiliki sertifikat komunikasi efektif

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 6
3). Pengalaman kerja : mempunyai pengalaman kerja di ruang bersalin minimal

2 tahun.

4). Keterampilan : memiliki kemampuan kepemimpinan, pelayanan kebidanan,

berwibawa, dan jujur.

5). Berbadan sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung-jawab : Secara organisasi beranggung-jawab kepada kepala ruang

bersalin.

f. Tugas pokok:

1). Sebagai koordinator shift dinas pagi, sore, malam dan hari libur sesuai

jadwal yang telah ditetapkan.

2). Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan asuhan kebidanan kepada kepala

ruangan.

3). Bersama-sama dengan bidan pelaksana melakukan kegiatan pelayanan asuhan

kebidanan.

4). Bertanggung-jawab dalam kebenaran isi laporan/penulisan asuhan kebidanan.

4. Bidan Pelaksana

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin

b. Nama Jabatan : Bidan pelaksana

c. Pengertian : Seorang bidan professional yang diberi wewenang dan

diberi tugas di ruang bersalin untuk melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan.

d. Pendidikan dan kualifikasi :

1). Pendidikan formal : D-III Kebidanan

2). Pendidikan nonformal : Memiliki sertifikat komunikasi efektif

3). Pengalaman kerja : mempunyai pengalaman kerja di ruang bersalin minimal

2 tahun.

4). Keterampilan : memiliki kemampuan melaksanakan pelayanan kebidanan,

memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi, berkepribadian mantap

dan emosional yang stabil.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 7
5). Berbadan sehat jasmani dan rohani.

e. Tanggung-jawab : Secara organisasi beranggung-jawab kepada kepala ruang

bersalin.

f. Tanggung-jawab :

1) Secara administrative dan fungsional bertanggung-jawab kepada kepala ruang

bersalin.

2) Secara teknis medis operasional bertanggung-jawab kepada dokter DPJP

g. Tugas pokok : Melaksanakan asuhan kebidanan di kamar bersalin.

B. URAIAN TUGAS

1. Kepala ruangan

a. Melaksanakan fungsi kebidanan meliputi :

1) Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu tenaga

kebidanan serta tenaga lainnya sesuai kebutuhan di ruangan bersalin.

2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan yang berlaku setiap

bulan.

3) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat

kemampuan bidan.

4) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di ruang bersalin.

5) Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai

dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan sesuai

kebutuhan

6) Menyusun program pengembangan staf di ruang bersalin.

7) Bersama katim menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di

ruangan bersalin.

8) Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar

terinformasikan data pelayanan kebidanan

9) Memimpin operan SBAR pada saat pergantian dinas pagi dan sore.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 8
10) Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang

berada dibawah supervisinya sesuai dengan pedoman pengorganisasian

agar pelayanan terlaksana dengan baik.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksanaan meliputi :

1) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas yang

dibebankan.

2) Mengadakan pelatihan untuk staf secara berkesinambungan

3) Memberi orientasi kepada mahasiswa/pegawai baru.

4) Mengadakan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan alat-alat

maupun obat-obatan.

5) Mencipatakan suasana kerja yang harmonis.

6) Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan yang

berprestasi baik.

7) Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian

agar tercipta sumber daya yang berkualitas.

8) Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan

sesuai dengan peraturan agar komposisi ketenagaan seimbang.

9) Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang

menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian daan penilaian meliputi :

1) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai

2) Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat.

3) Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap pakai.

4) Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.

2. Ketua Tim (Katim)

a. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan

standar asuhan kebidanan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 9
b. Mengikuti operan SBAR bersama kepala ruangan, pj shift dan bidan

pelaksana.

c. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan

kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas

kesehatan lainnya agar pelayanan berjalan lancar.

e. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan

f. Membuat pendokumentasian SOAP pada catatan perkembangan pasien

g. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan inventaris alat agar

selalu dalam keadaan siap pakai.

h. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.

i. Membantu kepala ruangan melakukan penilaian prestasi bidan

3. Penanggung-jawab shift (Pj. Shift)

a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan kebidanan pada

shift sore, malam dan hari libur.

b. Memberi pengarahan dan motivasi kepada bidan pelaksanan untuk

melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pada shift sore, malam

dan hari libur.

c. Melakukan konsultasi pasien dengan dokter DPJP.

d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan pada shift sore,

malam dan hari libur.

e. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam

keadaan siap pakai.

f. Melaksanakan program orientasi pasien baru meliputi penjelasan peraturan

RS, tata tertib dan fasilitas ruangan.

g. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan asuhan

kebidanan secara tepat dan benar untuk tindakan kebidanan selanjutnya.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 10
h. Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan

ruangan dan lingkungan pada shift sore, malam dan hari libur.

i. Meneliti pengisian buku jumlah hari rawatan.

j. Memelihara buku register dan buku catatan medik pada shift sore, malam dan

hari libur.

k. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada shift sore, malam dan hari libur

dan melaksanakan tindakan kebidanan.

l. Bersama-sama bidan pelaksana melaksanakan asuhan kebidanan kepada

pasien pada shift sore, malam dan hari libur.

m. Membuat laporan harian pada shift sore, malam dan hari libur.

n. Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung-jawab shift berikutnya

secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas.

o. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan.

4. Bidan Pelaksana

a. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan ruang bersalin untuk kelancaran

pelayanan.

b. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadan darurat secara

cepat dan tepat.

c. Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien gawat darurat dan

melaksanakan evaluasi tindakan perawatan yang telah dilakukan.

d. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku

serta melaksanakan orientasi kepada pasien.

e. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan anggota

tim (dokter, ahli gizi, analisis, pekarya rumah tangga).

f. Melaksanakan tugas jaga sore, malam dan hari libur secara bergiliran sesuai

dengan jadwal dinas.

g. Mengikuti pertemuan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 11
h. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter.

i. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang tepat dan

benar.

j. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara

lisan/tertulis pada saat pergantian dinas.

k. Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan administrasinya.

l. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga.

m. Membantu merujuk pasien ke instansi yang lebih mampu.

n. Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan

yang tepat berdasarkan hasil pemantauan.

o. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien,

keluarga, dokter serta sesama tenaga medis.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :

- Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun

- Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) selama 1 tahun

- Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat ketergantungan

pasien

- Jumlah jam kerja bidan tiap shift

Penghitungan kebutuhan tenaga sesuai dengan beban kerja di ruang bersalin:

1. Untuk partus normal menggunakan rumus sebagai berikut:

6 jam x rata-rata pasien/hari


Jam kerja dalam 1 hari

Keterangan :

6 jam adalah konstanta : waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan


normal mencakup kala I s/d kala IV

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 12
Ex:
 Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d
kala IV= 6 jam/pasien
 Jam efektif kerja bidan = 7 jam/hari
 Rata-rata pasien per hari = 3 pasien
 Berapa jumlah bidan yang diperlukan?

Jwb:
 3 pasien x 6 = 18 = 2,57 (3 orang + loss day)
7

 Loss day : 78 x 3 = 0,8 (1)


286

 25% x 4 = 1

Jadi jumlah tenaga bidan yang dibutuhkan adalah 5 orang

2. Kebutuhan tenaga bidan untuk pasien kegawatan menggunakan rumus:

 Rata-rata pasien/hari : 2
 Jumlah jam perawatan 6,5 jam/hari.
 Jumlah jam perawataan : 2 x 6,5 = 13
 Jadi jumlah bidan :
 13 = 1,85 (2)
7
 Loss day : 78 x 2 = 0,5 (1)
286
 25% x 3 = 0,75 (1)

Jadi jumlah tenaga bidan yang dibutuhkan adalah 4 orang

 Total bidan untuk kamar bersalin adalah 9 orang

 Pola ketenagaan di ruang bersalin adalah sebagai berikut :

Dengan 9 tenaga bidan pelaksana di ruang bersalin + 1 orang karu + 2 orang


katim, maka kepala ruangan membagi pengaturan jadwal dinas sebagai berikut :
a. Dinas pagi jam 08.00 - 14.00 WIB
Petugas yang berdinas terdiri dari karu, 2 katim, 1 Pj. Shift dan 1 bidan pelaksana
b. Dinas sore jam 14.00 - 20.00 WIB
Terdiri dari 1 pj shift dan 1 bidan pelaksana
c. Dinas malam jam 20.00 - 08.00 WIB
Terdiri dari 1 pj shift dan 1 bidan pelaksana
d. Lepas malam : 2 orang
e. Libur/cuti : 1 orang

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 13
C.PENGATURAN JAGA

1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala

ruangan dan disetujui oleh kepala bidang keperawatan RSUD Sultan Abdu Aziz

Syah Peureulak.

2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada

bidan pelaksana

3. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat

mengajukan permintaan dinas melalui surat izin pergantian dinas. Permintaan

akan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan

berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.

4. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat

dan kualifikasi yang telah ditetapkan.

5. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur

6. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan

tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan

harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk

dicarikan pengganti dinasnya tersebut.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 14
BAB III

STANDAR FASILITAS RUANG BERSALIN

A. DENAH RUANGAN

Pintu
Ruang perawatan VIP Nurse Station
Kamar
Ganti
Bidan
Ruang
Observasi

Kamar
Kamar Ganti ganti
Bidan perawat

Ruang Perinatologi
Kamar Bersalin

Ruang Obstetri

t
o
i
Ruang Gynekologi
l Ruang cuci instrument
e
t

Pintu

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 15
B. STANDAR FASILITAS

1. Standar alat kebidanan di kamar bersalin dengan kapasitas persalinan 10

orang/hari

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Partus set 70 % x persalinan/hari
2. Hecting set 50 % x persalinan/hari
3. Perdarahan Partus set 30 % x persalinan/hari
4. Alat vacuum 1 set
5. Alat forceps 1 set
6. Alat kuret 2 set
7. Alat resusitasi ibu dan bayi 2 set
8. Infus set 6 set
Perlengkapan bayi baru
9. lahir 1 set
10. Bengkok Sesuai kebutuhan

2. Kebutuhan alat tenun/linen

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Gordyn 1:2
2 Kimono/baju pasien 1:5
3 Sprei besar 1:5
4 Manset dewasa 1:¼
5 Mitela/topi 1 : 1/3
6 Penutup sprei 1:5
7 Selimut wool/bed cover 1:1
8 Selimut biasa 1:5
9 Sarung bantal 1:6
10 Sarung guling 1:3
11 Sarung kasur 1:1
12 Sarung buli buli panas 1:¼
13 Stick laken 1:6
14 Handuk 1:3
15 Masker 1:½
16 Popok bayi 1 : 15
17 Baju bayi 1:8
18 Duk 1 : 1/3
19 Duk bolong 1 : 1/3

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 16
3. Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Kursi roda 1-2/ruangan
2. Comode chair 1/ruangan
3. Lemari obat emergency 1/ruangan
4 Meja pasien 1:1
5 Over bed table 1:1
6 Standar infuse 2-3/ruangan
7 Lampu sorot/lampu tindakan 1/ruangan
8 Lampu senter 1-2/ruangan
9 Nampan 2-3/ruangan
10 Tempat tidur pasien 1:1
11 Troly obat 1/ruangan
12 Timbangan berat badan/ timbangan badan 1/ruangan
13 Timbangan bayi 1/ruangan
14 Matras for adult 1:1
15 Matras for baby 1:1
16 Box bayi 20
17 Brancard 1
18 Standar waskom double 4-6/ruangan
19 Waskom mandi 8-12/ruangan
20 Canul curet no. 5 4
21 Canul curet no. 6 5
22 Canul curet no. 7 2
23 Canul curet no. 8 5
24 CTG 1
25 Dingklik 4
26 Dopler 2
27 Infant warmer 1
28 Kursi tindakan bulat 4
29 Meja mayo 3
30 Pasien monitor 1
31 USG 1
32 Chamber pot/pispot 1
33 Rak pispot 1/ruangan
34 Tempat sampah pasien 1:1
35 Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah
Infeksius) 4/ruangan
36 Gelas ukur besar 2/ruangan
37 Gelas ukur sedang 1/ruangan

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 17
4. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan kapasitas 30 orang

pasien

NO NAMA BARANG RATIO


1. Formulir pengkajian awal 1:1
2. Formulir asuhan kebidanan 1:5
Formulir catatan perkembangan
3. pasien 1 : 10
4. Formulir observasi 1 : 10
5. Formulir partograf 1:1
6. Formulir resume 1:1
7. Formulir catatan pengobatan 1 : 10
8. Formulir medik lengkap 1:1
9. Formulir laboratorium lengkap 1:3
10. Formulir rontgen 1:2
11. Formulir permintaan darah 1:1
12. Formulir keterangan kematian 5 lembar/bulan
13. Formulir keterangan kelahiran 10-20 lembar/bulan
14. Resep 10 buku/bulan
15. Formulir konsul 1:5
16. Formulir permintaan makanan 1:1
17. Formulir permintaan obat 1:1
18. Buku ekspedisi 10/ruangan/tahun
19. Buku register pasien 4/ruangan/tahun
20. Buku folio 4/ruangan/tahun
21. White board 1
22. Perforator 1
23. Steples 1
24. Pensil 2
25. Pensil merah biru 2
26. Spidol white board 1

5. Kebutuhan alat medis

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Bed pasien kelas 1 2
2. Bed pasien kelas 2 2
3. Bed pasien kelas 3 8
4. Matras for adult 12
5. Matras for baby 20
6. Box bayi 20
7. Brancard 1
8. Canul curet no. 5 4
9. Canul curet no. 6 5
10. Canul curet no. 7 2
11. Canul curet no. 8 5
12. CTG 1
13. Dingklik 4
14. Dopler 2

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 18
NO. NAMA BARANG RATIO
15. Infant warmer 1
16. Kursi tindakan bulat 4
17. Lampu tindakan kecil 6
18. Lemari obat 2 pintu 1
19. Matras for baby besar 2
20. Matras sedang 1
21. Meja mayo 3
22. Pasien Monitor 1
23. USG 1
24. Chamber pot/pispot 1

C. PEMELIHARAAN, PERBAIKAN DAN KALIBRASI PERALATAN

Pemeliharaan alat serta perbaikan alat bekerja sama dengan unit penunjang

medis, dilakukan secara berkala sesuai jadwal dari unit tersebut. Kalibrasi diatur

sedemikian rupa hingga peralatan selalu dalam keadaan prima dan jadwal diatur oleh

unit penunjang medis.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 19
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

1. Penerimaan pasien baru

Prosedur yang dilakukan oleh bidan

a. Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat/bidan dari

ruangan sebelumnya.

b. Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien

dengan bertanya langsung kepada pasien.

c. Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko jatuh sesuai dengan

ketentuan.

d. Melakukan pengkajian kebidanan.

e. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

f. Melakukan pemeriksaan kebidanan yang berhubungan dengan keadaan pasien

sesuai dengan kondisi pasien.

g. Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan

tindakan sesuai instruksi dokter.

h. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter

a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan

kondisi pasien.

b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan

beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun

setelah selesai tindakan.

c. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 20
2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)

Prosedur yang dilakukan oleh bidan

a. Menerima pasien di ruang bersalin (VK)

b. Bidan ruang bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien

c. Bidan ruang bersalin melaporkan ke dokter DPJP dan dokter anastesi bahwa

pasien sudah di kamar bersalin

d. Bidan ruang bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti baju pasien,

membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda

vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain

e. Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-tanda

vitalnya

f. Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasien untuk

menyelesaikan administrasi

g. Keluarga pasien menyerahkan kelengkapan administrasi pada bidan

h. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

i. Bidan melakukan serah terima pasien ke ruang nifas

Prosedur yang dilakukan oleh dokter

a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai

dengan kondisi pasien

b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan

beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan

maupun setelah selesai tindakan

c. Melakukan tindakan di ruang tindakan

d. Membuat resep

e. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 21
3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea

Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien

Prosedur :

a. Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung

jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan

b. Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan sectio

cesarea

c. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai

anjuran dokter

d. Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan

e. Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam

pendokumentasian

f. Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap

diantar ke kamar operasi

g. Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar

h. Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal

operasi

i. Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi

j. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter

a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan

kondisi pasien

b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan

beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun

setelah selesai tindakan

c. Melakukan tindakan di kamar operasi

d. Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 22
e. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.

4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan

Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien

Prosedur :

a. Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien.

b. Mengkaji adanya factor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan,

laporkan pada dokter DPJP.

c. Monitor denyut jantung janin sesuai dengan partograf.

d. Lakukan perawatan kala III

e. Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum

f. Lakukan perawatan kala IV

g. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditanda tangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter

a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan

kondisi pasien

b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan

beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun

setelah selesai tindakan

c. Melakukan tindakan pertolongan persalinan

d. Melakukan penjahitan perineum grade IV dengan didampingi oleh bidan

e. Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya

f. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 23
5. Asistensi tindakan curretage

Prosedur :

a. Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan

oleh dokter DPJP

b. Mempersiapkan informed consent tindakan curettage yang telah ditandatangani

oleh pasien atau keluarga pasien

c. Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan

kandung kemih dan lain-lain

d. Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien

untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk jaringan

yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat

dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek

apakah boleh jaringan yang sudah diambil tidak di PA)

e. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai dengan

3-4 jam pasca tindakan curretage

f. Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan

dan keluhan, pasien dipindahkan ke ruang nifas.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter

a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan

kondisi pasien

b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan

beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun

setelah selesai tindakan.

c. Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi

d. Melakukan tindakan curettage

e. Membuat resep obat

f. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang

ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 24
B. ALUR PELAYANAN

Pendaftaran Laboratorium
CO

PASIEN INSTALASI
GAWAT Ruang bersalin
DARURAT

Dokter Obgyn/ Dokter


Bidan anastesi

Non emergency Emergency

Bayi sehat Rawat nifas Kamar Perinatologi


Rawat gabung operasi

Pasien pulang ICU


Bank
Darah

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 25
C. PERTEMUAN DAN RAPAT

1. PENGERTIAN

Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang

memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau

memecahkan suatu masalah tertentu.

2. TUJUAN

a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di

kamar bersalin

b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan

pelayanan di kamar bersalin.

3. KEGIATAN RAPAT

Rapat dilakukan dan diadakan oleh bidan yang dipimpin oleh kepala

ruang (Karu) dan diikuti oleh seluruh stafnya. Rapat yang diadakan ada 2

macam yaitu :

a. Rapat Terjadwal

Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan kepala ruang kamar

bersalin setiap bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1

tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Karu.

b. Rapat Tidak Terjadwal

Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan

diadakan oleh kepala ruang untuk membahas atau menyelesaikan

permasalahan di kamar bersalin dikarenakan adanya permasalahannya yang

ditemukan bersifat insiden.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 26
D. PELAPORAN

1. PENGERTIAN

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk

melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada kaitan dengan pemberian

pelayanan kamar bersalin.

2. JENIS LAPORAN

Laporan dibuat oleh kepala ruang kamar bersalin. Adapun jenis laporan yang

dikerjakan terdiri dari :

1. Laporan Harian

Laporan yang dibuat oleh penanggung jawab shift dalam bentuk tertulis

setiap hari.

Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin

b. Laporan keadaan sarana dan fasilitas kamar bersalin

c. Laporan persalinan

d. Laporan BHP

2. laporan Bulanan

Laporan yang dibuat oleh karu kamar bersalin dalam bentuk tertulis setiap

bulannya dan diserahkan kepada sub bidang pelayanan medic dan

keperawatan setiap tanggal 1-10. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin yang meliputi :

 Jumlah kunjungan pasien kamar bersalin berdasarkan kasus (Gawat

darurat, gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat, tidak gawat

darurat).

 Jumlah kunjungan pasien kamar bersalin berdasarkan kasus

(pulang, rawat, konsul, rujuk, observasi, menolak rawat).

 Jumlah pasien meninggal.

 Jumlah kasus penyakit terbanyak dikamar bersalin.

 Jumlah pemeriksaan penunjang pasien kamar bersalin.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 27
b. Laporan SDM kamar bersalin yang meliputi :

1) Kuantitas SDM (Dokter dan Perawat kamar bersalin)

2) Kualitas SDM (Dokter dan Perawat kamar bersalin)

c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana kamar bersalin yang meliputi :

1) Kelengkapan alat dan fasilitas

2) Kondisi alat dan fasilitas

d. Laporan mutu pelayanan kamar bersalin meliputi :

1) Sensus hasil ruangan (jumlah penderita gawat darurat yang dilayani

> menit).

2) Angka keterlambatan pelayanan gawat darurat (emergency respon

time rite).

3.Laporan Tahunan

Laporan yang dibuat oleh Karu dalam bentuk tertulis setiap tahun dan

diserahkan kepada Sub Bidang pelayanan medic dan keperawatan per tiap

tanggal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun.

b. SDM / ketenagaan di kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun.

c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana kamar bersalin dan evaluasi dalam

1 tahun.

d. Laporan mutu pelayanan kamar bersalin.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 28
BAB V

LOGISTIK

A. PROSEDUR PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT

Penyediaan alat logostik dibagi menjadi :

1. Penyediaan BHP dan obat disediakan sebagai stock tetap dengan jumlah yang

disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dimana setiap pasien baru masuk

menggunakan BHP dan obat yang disediakan (stock tetap) dan menulis di

buku peminjaman BHP dan obat kemudian dilakukan permintaan dengan

resep ke apotik sesuai dengan kebutuhan pasien, bila BHP dan obat sudah

dikirim dari apotik maka dikembalikan ke stock tetap sesuai dengan prosedur

penggunaan BHP dan obat yang berlaku. Setiap hari jumat dilakukan stock

opname untuk BHP dan obat terhadap jumlah penggunaan BHP dan obat yang

ada di ruangan. Dan sebagai evaluasi untuk kebutuhan BHP dan obat yang

digunakan oleh ruangan untuk minggu selanjutnya.

2. Penyediaan alat rumah tangga yang dibutuhkan melalui gudang logistic rumah

tangga. Kebutuhan logistic rumah tangga yang tersedia di ruang bersalin

disesuaikan dengan standar kebutuhan dan dilakukan pengamprahan di

gudang logistik rumah tangga yang di setujui oleh kepala bagian logistik

rumah tangga.

B. PERENCANAAN DAN PERAWATAN PERALATAN

Perencanaan peralatan dan perawatan peralatan di lakukan setiap tahun

dengan perencanaan melalui POA (plain of action) dimana terdapat perencanaan

prioritas dan rutinitas yang dibuat berdasarkan SOP dari logistic rumah sakit.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 29
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :

 Assesment resiko

 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien

 Pelaporan dan analisis insiden

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di ruang bersalin

2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di ruang bersalin

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

penanggulangan kejadian tidak diharapkan.

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

progam peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 30
7. Komunikasi efektif merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

D. 7 langkah keselamatan pasien

Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

2. Pimpin dan dukung staf anda

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko

4. Kembangkan sistem pelaporan

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)

Adverse event :

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera

pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan

yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.

Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena

tidak dapat dicegah.

F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah

Unpreventable adverse event :

Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat

dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.

G. Kejadian nyaris cedera (KNC)

Near miss :

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau

tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 31
menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan

(misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat)

karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf

lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan

(suatu obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu

diberikan antidotumnya).

H. Kesalahan medis

Medical errors :

Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan

atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan

sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai

tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan

(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(omission).

I. Insiden keselamatan pasien

Patient safety incident :

Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

J. Kejadian sentinel

Sentinel event :

Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau

cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau

tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata

sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta

terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada

kebijakan dan prosedur yang berlaku.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 32
K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien

1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi

kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

2. Memperhatikan identitas pasien pada gelang khususnya nama, tanggal lahir

dan nomor rekam medis

3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter

penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan

penatalaksanaan medis

4. Persalinan normal ditolong oleh bidan, bidan tidak boleh menolong persalinan

dalam kondisi emergensi di luar kemampuannya, disaat tidak ada dokter

spesialis kebidanan. Jika kegawat-daruratan tidak bisa ditangani, maka pasien

harus dirujuk.

5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam

sekali atau bila ada indikasi

6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru

diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik

7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien

yang lengkap, benar dan jelas

8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan

diberikan peneng untuk identitas

9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada

pasien di atas tempat tidur

10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat

11. Kuku petugas harus pendek

12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan

13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan

14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran dan digunakan

sekali pakai.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 33
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan

HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih

tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan

yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara

berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan

pencegahan dan penanggulangan secara memadai.

Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin

tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku

seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum

ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama

peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.

Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C

yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.

Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak

menampakan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas

memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang

bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan

penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan

kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab

itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari

resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan

1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat

dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 34
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko

terpajan atau terinfeksi penyakit menular.

C. Tindakan yang beresiko terpajan

Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat

terpajan dengan infeksi menular yaitu:

1. Cuci tangan yang tidak benar

2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat

3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman

4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman

5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar

6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

D. Prinsip keselamatan kerja

Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan

keselamatan kerja khususnya di ruang bersalin adalah menjaga hygiene sanitasi

individu, hygiene dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip

tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu

khusus ruang bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca

mata dan sarung tangan.

3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya

4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai

7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian

imunisasi.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 35
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar

Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan

jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi

dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang

terpapar adalah :

1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan

2. Status kesehatan petugas terpapar

3. Status kesehatan sumber paparan

4. Kebijakan yang ada

5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh

6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai

lainnya.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 36
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator mutu pelayanan kebidanan

Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit

Umum Daerah Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak diambil dari Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan

 Perdarahan ≤ 1 %

 Pre –Eklamsia ≤ 30%

 Sepsis ≤ 0,2 %

2. Pemberi pelayanan persalinan normal

 Dokter spesialis kebidanan

 Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal

 Bidan

3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang terlatih

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

 Dokter spesialis kebidanan

 Dokter spesialis anak

 Dokter spesialis anastesi

5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%

6. Keluarga berencana :

 Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan

oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah

umum, dokter spesialis urologi dan dokter umum terlatih 100%

 Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan

konseling keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih 100%

7. Kepuasan pelanggan ≥ 80%

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 37
B. Evaluasi dan pengendalian mutu

Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu

pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan

cara :

1. Audit maternal perinatal

2. Audit pendokumentasian

3. Audit prosedur pelayanan kebidanan

4. Survey kepuasan pasien

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 38
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan ruang bersalin RSUD SAAS ini disusun dalam rangka

memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan ruang

bersalin agar dapat menyelenggarakan pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman,

efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila di kemudian

hari diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan

ini akan disempurnakan.

Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 39
Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 40
Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak 41

Anda mungkin juga menyukai