Anda di halaman 1dari 27

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil penelitian

dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian dan uji analisis hasil

penelitian.

A. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah dua

variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas tersebut

kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan mutu pembelajaran (X2)

variabel terikatnya adalah motivasi kerja guru (Y). Data hasil

penelitian yang disajikan mulai variabel terikat, kemudian dilanjutkan

dengan variabel-variabel bebas lainnya.

Jumlah sumber penelitian yang dianalisis berdasarkan

kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel sebanyak 45 butir

pernyataan. Proses perhitungan skor yang telah divalidasi dilakukan

dengan menggunakan alat bantu komputer. Hal ini dimaksudkan

untuk menghindari kesalahan dalam menghitung skor sehingga

penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

1. Pengujian Validitas Data Penelitian

Setelah dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi

“product moment” diperoleh koefisien korelasi butir (r-hitung)

untuk 15 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 86


62

orang (n = 86 orang), dengan  = 0.05 didapat r tabel 0,207,

artinya bila r hitung < r tabel, maka butir instrumen tersebut tidak

valid dan apabila r hitung > r tabel, maka butir instrumen tersebut

dapat digunakan (valid). Dari perhitungan statistik untuk masing-

masing variabel, ternyata bahwa r hitung yang diperoleh lebih

besar dari r tabel, sehingga dikatakan bahwa semua butir

kuesioner berpredikat valid. Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji

validitas instrumen setiap variabel, disajikan sebagai berikut :

a. Variabel Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1)

Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel

kepemimpinan Kepala Sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.
Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelitian Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1)

Nomor
r-butir r-tabel Keterangan
Kuesioner
1 0,327 0,207 Valid
2 0,222 0,207 Valid
3 0,213 0,207 Valid
4 0,595 0,207 Valid
5 0,453 0,207 Valid
6 0,623 0,207 Valid
7 0,533 0,207 Valid
8 0,552 0,207 Valid
9 0,533 0,207 Valid
10 0,490 0,207 Valid
11 0,306 0,207 Valid
12 0,477 0,207 Valid
13 0,339 0,207 Valid
14 0,231 0,207 Valid
15 0,339 0,207 Valid
63

Sumber : Spss

Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.1, dapat diketahui

bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen

variabel kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) yang diperoleh

rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrumen

sebanyak 15 butir dikatakan valid.

b. Variabel Mutu Pembelajaran (X2)

Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel

mutu pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.
Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelitian Variabel Mutu Pembelajaran (X2)

Nomor
r-butir r-tabel Keterangan
Kuesioner
1 0,425 0,207 Valid
2 0,487 0,207 Valid
3 0,529 0,207 Valid
4 0,337 0,207 Valid
5 0,469 0,207 Valid
6 0,366 0,207 Valid
7 0,497 0,207 Valid
8 0,644 0,207 Valid
9 0,520 0,207 Valid
10 0,522 0,207 Valid
11 0,218 0,207 Valid
12 0,540 0,207 Valid
13 0,335 0,207 Valid
14 0,224 0,207 Valid
15 0,261 0,207 Valid
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.2, dapat diketahui

bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen

variabel mutu pembelajaran (X2) yang diperoleh rata-rata lebih


64

besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 15 butir

dikatakan valid.

c. Variabel Motivasi Kerja Guru (Y)

Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel

motivasi kerja guru dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.
Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru (Y)
Nomor
r-butir r-tabel Keterangan
Kuesioner
1 0,506 0,207 Valid
2 0,426 0,207 Valid
3 0,477 0,207 Valid
4 0,413 0,207 Valid
5 0,507 0,207 Valid
6 0,299 0,207 Valid
7 0,562 0,207 Valid
8 0,381 0,207 Valid
9 0,599 0,207 Valid
10 0,616 0,207 Valid
11 0,522 0,207 Valid
12 0,488 0,207 Valid
13 0,502 0,207 Valid
14 0,524 0,207 Valid
15 0,252 0,207 Valid
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.3, dapat diketahui

bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen

variabel motivasi kerja guru (Y) yang diperoleh rata-rata lebih

besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 15 butir

dikatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas Data Penelitian


65

Melalui penghitungan dengan bantuan komputer diperoleh

nilai Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach (Lampiran 4), sebagai

berikut :

Tabel 4.4.
Koefisien Reliabilitas

Koefisien
No. VARIABEL Reliabilitas
(Alpha)
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 0. 743
2. Mutu Pembelajaran (X2) 0. 671
3. Motivasi Kerja Guru (Y) 0. 698

Hasil Koefisien Reliabilitas (Alpha) yang tertera pada Tabel 4.4,

dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, artinya

suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data atau mengukur obyek yang telah ditetapkan

karena instrumen tersebut sudah tergolong baik dimana koefisien

reliabilitas alpha > dari alpha correctit alpha item correlation.

3. Pengujian Normalitas Data Penelitian

Pengujian normalitas data, dilakukan dengan dua cara

yaitu dibuat histogram untuk distribusi standardized residual, dan

dibuat grafik Normal Probability Plot pada setiap model. Untuk

memperoleh hasil yang akurat, penghitungan dilakukan dengan

bantuan komputer, hasilnya peneliti kemukakan sebagai berikut :


66

Normal P-P Plot of Regression


Standardized Residual

E x p e c te d C u m P r o b
Dependent Variable: Y
1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Gambar 4.1 Normalitas

Sumber : Spss

Gambar Normal Probability memperlihatkan bahwa sebaran data

pada chart tersebut terdapat korelasi yang kuat antara Expected

Cumulative Probability dengan Observed Cumulative Probability,

sehingga memenuhi persyaratan normalitas.

Analisis Tingkat Persetujuan Responden

Deskripsi hasil penelitian dilakukan agar secara jelas dapat

diperoleh gambaran atas pernyataan dari para responden terhadap

variabel-variabel yang tercakup dalam penelitian ini, yaitu pengaruh

kepemimpinan Kepala Sekolah dan mutu pembelajaran terhadap

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

1. Distribusi frekuensi variabel kepemimpinan Kepala

Sekolah

Dari pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para responden

pada angket yang diberikan kepadanya terhadap kepemimpinan


67

Kepala Sekolah menunjukkan persentase pernyataan sebagai

berikut :

1. (31,86%) responden menyatakan sangat setuju dengan

skor 411.

2. (41,47%) responden menyatakan setuju dengan skor

535.

3. (20,15%) responden menyatakan kurang setuju dengan

skor 260.

4. (5,96%) responden menyatakan tidak setuju dengan

skor 77.

5. (0,54%) responden menyatakan sangat tidak setuju

dengan skor 7.

Berdasarkan angka-angka tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden sangat setuju dan setuju

dengan pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

motivasi kerja guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.5
Frekuensi Skor Penilaian dan % Pernyataan Responden
Terhadap variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1)

Pernyataan SKOR PENILAIAN DAN % PERNYATAAN


STS TS KS S SS Total
68

Kepmmpinn. 1 1 1 6 36 42 86
Kepmmpinn 2 1 4 15 40 26 86
Kepmmpinn 3 0 5 22 40 19 86
Kepmmpinn 4 0 7 20 25 34 86
Kepmmpinn 5 0 7 11 28 40 86
Kepmmpinn 6 1 6 10 35 34 86
Kepmmpinn 7 0 2 15 40 29 86
Kepmmpinn 8 0 4 17 37 28 86
Kepmmpinn 9 0 6 21 29 30 86
Kepmmpinn 10 0 4 14 38 30 86
Kepmmpinn 11 0 3 16 37 30 86
Kepmmpinn 12 1 8 23 39 15 86
Kepmmpinn 13 0 7 30 40 9 86
Kepmmpinn 14 0 9 28 36 13 86
Kepmmpinn 15 3 4 12 35 32 86
Kepmmpinn 7 77 260 535 411 1290
% 0,54 5,96 20,15 41,47 31,86 100
Sumber : Data Olahan

Gambar 4.2.
% Frekuensi Pernyataan Responden Variabel Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1)

2. Distribusi frekuensi variabel mutu pembelajaran

Dari pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para responden

pada angket yang diberikan kepadanya terhadap mutu


69

pembelajaran menunjukkan persentase pernyataan sebagai

berikut :

1. (36,43%) responden menyatakan sangat setuju dengan

skor 470.

2. (40,38%) responden menyatakan setuju dengan skor

521.

3. (14,72%) responden menyatakan kurang setuju dengan

skor 190.

4. (7,36%) responden menyatakan tidak setuju dengan

skor 95.

5. (1,08%) responden menyatakan sangat tidak setuju

dengan skor 14.

Berdasarkan angka-angka tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden sangat setuju dan setuju

dengan pengaruh mutu pembelajaran terhadap motivasi kerja

guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6
Frekuensi Skor Penilaian dan % Pernyataan Responden
70

Terhadap variabel Mutu Pembelajaran (X2)


Pernyataan SKOR PENILAIAN DAN % PERNYATAAN
STS TS KS S SS Total
Mutu Pemb 1 1 7 7 31 40 86
Mutu Pemb 2 0 3 12 35 36 86
Mutu Pemb 3 0 5 10 31 40 86
Mutu Pemb 4 2 15 16 29 24 86
Mutu Pemb 5 2 1 9 38 36 86
Mutu Pemb 6 1 1 11 32 41 86
Mutu Pemb 7 1 5 10 40 30 86
Mutu Pemb 8 0 7 14 33 32 86
Mutu Pemb 9 2 6 17 30 31 86
Mutu Pemb 10 0 10 18 32 26 86
Mutu Pemb 11 1 12 20 38 15 86
Mutu Pemb 12 0 6 16 31 33 86
Mutu Pemb 13 2 7 20 39 18 86
Mutu Pemb 14 0 4 4 39 39 86
Mutu Pemb 15 2 6 6 43 29 86
Mutu Pembljran 14 95 190 521 470 1290
% 1,08 7,36 14,72 40,38 36,43 100
Sumber : Data Olahan

Gambar 4.3
% Frekuensi Pernyataan Responden Variabel Mutu Pembelajaran

3. Distribusi frekuensi variabel motivasi kerja guru

Dari pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para responden

pada angket yang diberikan kepadanya terhadap motivasi kerja

guru menunjukkan persentase pernyataan sebagai berikut :


71

1. (38,06%) responden menyatakan sangat setuju

dengan skor 491.

2. (42,09%) responden menyatakan setuju dengan

skor 543.

3. (14,72%) responden menyatakan kurang setuju

dengan skor 190.

4. (4,49%) responden menyatakan tidak setuju dengan

skor 58.

5. (0,62%) responden menyatakan sangat tidak setuju

dengan skor 8.

Berdasarkan angka-angka tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden sangat setuju dan setuju

dengan pengaruh motivasi kerja guru. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7
Frekuensi Skor Penilaian dan % Pernyataan Responden
Terhadap variabel Motivasi Kerja Guru (Y)
Pernyataan SKOR PENILAIAN DAN % PERNYATAAN
STS TS KS S SS Total
Motivasi Kerja. 1 2 3 14 38 29 86
Motivasi Kerja. 2 2 6 15 27 36 86
Motivasi Kerja. 3 0 10 9 33 34 86
Motivasi Kerja. 4 0 4 23 34 25 86
Motivasi Kerja 5 0 2 13 41 30 86
Motivasi Kerja 6 0 10 15 33 28 86
Motivasi Kerja 7 0 4 11 42 29 86
Motivasi Kerja 8 0 0 12 32 42 86
Motivasi Kerja 9 0 3 14 35 34 86
Motivasi Kerja 10 0 1 12 29 44 86
Motivasi Kerja 11 0 3 5 43 35 86
Motivasi Kerja 12 2 3 10 44 27 86
Motivasi Kerja 13 1 4 12 34 35 86
Motivasi Kerja 14 1 3 16 39 27 86
72

Motivasi Kerja 15 0 2 9 39 36 86
Motivasi Kerja 8 58 190 543 491 1290
% 0,62 4,49 14,72 42,09 38,06 100
Sumber : Data Olahan
Gambar 4.4.
% Frekuensi Pernyataan Responden Variabel Motivasi kerja guru

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Mutu Pmbelajaran

Terhadap Motivasi Krja Guru Pada SMAN Alwatoniah 43

Uji Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah : Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk mengecek apakah sebaran

data Y bersifat random untuk setiap nilai variabel X. Untuk

keperluan pengujian tersebut dibuat Scatterplot Diagram

antara predicted value dengan residual, hasilnya dapat

dikemukakan sebagai berikut :


73

Gambar 4.5 Scaterrplot

Partial Regression Plot

Dependent Variable: Y
10

0
Y

-5

-10

-15

-10 -5 0 5 10

X1

Berdasarkan gambar di atas memperlihatkan bahwa data

terpencar disekitar angka 0 (0 pada sumbu Y) dan tidak

membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Dengan

demikian, data tersebut dapat dikatakan bersifat

Homoskedastisitas dan memenuhi persyaratan untuk analisa

regresi.

b. Uji Autokorelasi

Dari hasil perhitungan dengan bantuan komputer pengaruh

kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan mutu pembelajaran

(X2) terhadap motivasi kerja guru (Y), diperoleh nilai statistik

Durbin Watson sebesar 2,075, sesuai dengan kriteria bahwa

apabila Durbin Watson-nya adalah -2 sampai 2 tidak dijumpai

adanya outokorelasi, maka dalam regresi ini outokorelasi tidak


74

dijumpai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.8
Model Summaryb

Std. Error
R Adjusted of the Durbin-
Model R Square R Square Estimate Watson
1 .642a .413 .398 4.37261 2.075
a Predictors: (Constant), X2, X1
b Dependent Variable: Y
Sumber : SPSS

c. Uji Multicoleration

Uji collinearity dilakukan untuk mengetahui apakah ada

collinearity atau tidak diantara variabel bebas. Cara yang

digunakan adalah dengan menghitung tolerance dan VIF. Dari

hasil perhitungan komputer diperoleh nilai Tolerance dan nilai

VIF (lampiran 4) untuk masing-masing tahapan penelitian,

peneliti kemukakan sebagai berikut ini :

Tabel 4.9
Rekapitulasi Nilai Tolerance dan Nilai VIF
Untuk Uji Collinearity

No. Nilai
Variabel Nilai VIF
Tolerance
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 0,628 1,593
2. Mutu pembelajaran (X2) 0,628 1,593
Sumber : SPSS

Diketahui bahwa nilai tolerance mendekati 1, maka

dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas kepemimpinan Kepala Sekolah dan


75

mutu pembelajaran atau data dikatakan tidak terjadi

collinearity.

Demikian juga dengan nilai VIF, ternyata nilai VIF yang

diperoleh < 10, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada

collinearity antara variabel bebas kepemimpinan Kepala

Sekolah dan mutu pembelajaran. Dengan demikian model

garis regresi berganda yang digunakan untuk variabel bebas

kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan mutu pembelajaran

(X2), terhadap variabel terikat motivasi kerja guru (Y) telah

sesuai.

2. Analisis Regresi

a. Deskripsi

Koefisien korelasi (R) untuk variabel kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) sebesar 0,577, hal ini menunjukkan

bahwa koefisien korelasi variabel kepemimpinan Kepala

Sekolah mempunyai tingkat hubungan yang positif, karena

lebih besar dari 0,5. Variabel mutu pembelajaran (X 2) sebesar

0,576, hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel

mutu pembelajaran mempunyai tingkat hubungan yang positif,

karena lebih besar dari 0,5. Dengan demikian menunjukkan

bahwa variabel bebas kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan

mutu pembelajaran (X2) menunjukkan hubungan atau korelasi

yang kuat dan searah dengan variabel terikat motivasi kerja


76

guru (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Sederhana

Correlations

Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1,000 ,577 ,576
X1 ,577 1,000 ,610
X2 ,576 ,610 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,000 ,000
X1 ,000 . ,000
X2 ,000 ,000 .
N Y 86 86 86
X1 86 86 86
X2 86 86 86

Sumber : Spss

1. Hubungan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Koefisien korelasi (R) variabel kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) sebesar 0,577, hal ini menunjukkan

bahwa koefisien korelasi variabel kepemimpinan Kepala

Sekolah mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat,

karena berada pada interval koefisien 0.40 – 0.500, hal ini

menunjukkan bahwa apabila kepemimpinan Kepala

Sekolah ditingkatkan maka motivasi kerja guru akan

meningkat sedang dan hubungan tersebut adalah positif

yang berarti semakin baik kepemimpinan Kepala Sekolah

maka semakin baik pula motivasi kerja guru pada SMAN

Alwatoniah 43.
77

Untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap variabel motivasi kerja guru,

dapat digunakan analisis Koefisien Determinasi (Kd) yaitu

sebagai berikut :

Kd = r2 x 100 %

= (0,577)2 x 100 %

= 0,332 x 100 %

=32,2 %

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai koefisien

determinasi atau R Square sebesar 0,322. Hal ini

menunjukkan 32,2% variabel motivasi kerja guru (Y)

ditentukan oleh faktor variabel kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1), sedangkan sisanya 67,8% ditentukan faktor-

faktor lain dalam penelitian ini.

2. Hubungan mutu pembelajaran terhadap motivasi kerja

guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Koefisien korelasi (R) variabel mutu pembelajaran

(X1) sebesar 0,576, hal ini menunjukkan bahwa koefisien

korelasi variabel mutu pembelajaran mempunyai tingkat

hubungan yang kuat, karena berada pada interval koefisien

0.40 – 0.500, hal ini menunjukkan bahwa apabila mutu

pembelajaran ditingkatkan maka motivasi kerja guru akan


78

meningkat sedang dan hubungan tersebut adalah positif

yang berarti semakin baik mutu pembelajaran maka

semakin baik pula motivasi kerja guru pada SMAN

Alwatoniah 43.

Untuk mengetahui pengaruh variabel mutu

pembelajaran terhadap variabel motivasi kerja guru, dapat

digunakan analisis Koefisien Determinasi (Kd) yaitu

sebagai berikut :

Kd = r2 x 100 %

= (0,576)2 x 100 %

= 0,331 x 100 %

= 33,1 %

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai koefisien

determinasi atau R Square sebesar 0,331. Hal ini

menunjukkan 22,1% variabel motivasi kerja guru (Y)

ditentukan oleh faktor variabel mutu pembelajaran (X 1),

sedangkan sisanya 77,9% ditentukan faktor-faktor lain

dalam penelitian ini.

b. Koefisien Korelasi (R)


79

Tabel 4.11
Model Summaryb
Std. Error of
Adjusted R the
Model R R Square Square Estimate
1 .642a .413 .398 4.37261
a. Predictors : (Constant), X2, X1
Sumber : SPSS Ver. 13.0

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai koefisien

korelasi berganda (R) = 0,642 yang berarti hubungan variabel

kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan mutu pembelajaran

(X2) dengan variabel terikat motivasi kerja guru (Y)

menunjukkan hubungan yang positif.

Sedangkan besarnya koefisien determinasi atau R

Square sebesar 0,413 yang merupakan pengkuadratan dari

koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 41,3% variabel

motivasi kerja guru (Y) ditentukan oleh faktor variabel

kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan mutu pembelajaran

(X2), sedangkan sisanya 58,7% ditentukan faktor-faktor lain

dalam penelitian ini .

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian dilakukan terhadap masing-masing hipotesis

dengan urutan langkah sebagai berikut :

1. Uji F

2. Uji t untuk b1

3. Uji t untuk b2
80

Adapun uji untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesa pertama, yaitu :

Ho : b1= b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala

Sekolah dan mutu pembelajaran secara

bersama-sama terhadap motivasi kerja guru

pada SMAN Alwatoniah 43.

Ha : b1b2  0 Terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala

Sekolah dan mutu pembelajaran secara

bersama-sama terhadap motivasi kerja guru

pada SMAN Alwatoniah 43.

Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.12
F Hitung Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan Mutu
Pembelajaran (X2) Secara bersama-sama terhadap Motivasi Kerja Guru
(Y)

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1114,660 2 557,330 29,150 ,000a
Residual 1586,933 83 19,120
Total 2701,593 85
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan

bantuan komputer maka diperoleh nilai F hitung 29,150 seperti

terlihat pada tabel 4,12. Sedangkan harga kritis nilai F tabel dengan
81

derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 86 pada  (0.5) sebesar

4,88.

Dengan demikian Fhitung (29,150) > Ftabel (4,88), sehingga

jelas Ho ditolak dan H a diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

secara bersama-sama kepemimpinan Kepala Sekolah dan mutu

pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja

guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Untuk memperjelas gambaran uji hipotesis F diatas dapat

dilihat dalam gambar kurva di bawah ini :

Gambar 4.6
Kurva Hipotesis Distribusi F

Ditolak

Diterima

4,88 29,150

2. Uji t untuk b1

Uji t untuk b1 dan b2 dilakukan untuk menguji hipotesa kedua,

yaitu :
82

Ho : b1 = 0 Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala

Sekolah terhadap motivasi kerja guru pada SMAN

Alwatoniah 43.

Ha : b1  0 Terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah

43.

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.13
t hitung Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1)
Unstandardized Standardize
Coefficients d
t Sig.
Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 21.557 6.310 5.059 .000
.330 .097 .360 3.391 .000
X 1
Sumber : SPSS

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai thitung sebesar 3,391

sedangkan ttabel dengan derajat bebas 86 pada  (0.05) sebesar

1,658. Dengan demikian thitung (3,391) > ttabel (1,658), sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah

43.
83

Gambar 4.7
Kurva Uji t Untuk Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1)

Diterima Ditolak

0 1.658 3.391

Persamaan garis untuk variabel X 1 adalah sebesar 0,330

yang berarti apabila kepemimpinan Kepala Sekolah meningkat

sebesar 0,330 satu satuan maka motivasi kerja guru akan

meningkat sebesar 0,330 satuan. Untuk memperjelas gambaran

tentang persamaan regresi di atas, dapat dilihat pada persamaan

garis regresi di bawah ini :

50 ŷ = 21,557 + 0,335 X1

40

30

20

10

0 1 2 3 4 5 X1
Gambar 4.8
Persamaan Garis Regresi antara X1 dan Y
84

3. Uji t untuk b2

Ho : b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh mutu pembelajaran terhadap

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Ha : b2 0 Terdapat pengaruh mutu pembelajaran terhadap

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.14
t hitung Variabel Mutu pembelajaran (X2)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 Constant) 21.557 5.310 4.059 .000
X2 .340 .102 .356 3.352 .000
Sumber : SPSS

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai t hitung sebesar 3.490 dan

ttabel dengan derajat bebas 86 pada  (0.05) sebesar 1.658 Dengan

demikian thitung (3,352) > ttabel (1,658), sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pembelajaran

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja guru

pada SMAN Alwatoniah 43.

Untuk memperjelas gambaran pengujian hipotesi t hitung

untuk variabel mutu pembelajaran (X2) dapat dilihat dalam gambar

kurva hipotesis t dibawah ini :


85

Gambar 4.9
Kurva Uji t Untuk Variabel Mutu pembelajaran (X2)

Diterima Ditolak

0 1.658 3.352
Persamaan garis dibawah menunjukkan bahwa nilai variabel

X2 adalah sebesar 0.340 yang berarti apabila mutu pembelajaran

meningkat sebesar 0.340 satu satuan maka motivasi kerja guru

akan meningkat sebesar 0.340 satuan. Untuk memperjelas

gambaran tentang persamaan regresi, dapat dilihat pada grafik

garis regresi di bawah ini :

50 ŷ = 21,557 + 0,340 X1

40

30

20

10

0 1 2 3 4 5 X1
Gambar 4.10
Persamaan Garis Regresi untuk variabel X2 dan Y
86

C. Pembahasan

Dalam pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dari tiga

segi, yaitu hasil pengaruh antar variabel. Hasil analisis tiap variabel

menunjukkan bahwa :

a. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kualitas siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja

guru pada SMAN Alwatoniah 43. Hal ini ditunjukkan dengan

signifikansi koefisien thitung sebesar 3,391 pada taraf signifikansi

0,05.

Persamaan garis linier sederhana yang terbentuk antara

variabel kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dengan motivasi

kerja guru (Y) pada SMP Negeri Se Kabupaten Tanggamus

adalah ŷ = 21.557+ 0,330X 1. Artinya makin tinggi kepemimpinan

Kepala Sekolah maka semakin baik motivasi kerja guru pada

SMAN Alwatoniah 43.

b. Pengaruh mutu pembelajaran terhadap motivasi kerja guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif mutu pembelajaran terhadap motivasi kerja guru pada

SMAN Alwatoniah 43. Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi

koefisien thitung sebesar 3,352 pada taraf signifikansi 0,05.

Persamaan garis linier sederhana yang terbentuk antara

variabel mutu pembelajaran (X2) dengan motivasi kerja guru (Y)


87

pada SD Negeri Se Kabupaten Tanggamus adalah ŷ = 21,557+

0,340X2. Artinya makin tinggi mutu pembelajaran maka semakin

baik motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

c. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan mutu pembelajaran

secara bersama-sama terhadap motivasi kerja guru

Dari hasil perhitungan komputer menunjukkan bahwa

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43 dapat dipengaruhi

oleh kepemimpinan Kepala Sekolah dan mutu pembelajaran

secara bersama-sama dengan signifikansi F hitung sebesar 29,150.

Persamaan regresi ditunjukkan oleh persamaan ŷ = 21.557 +

0,330X1 + 0,340X2. Temuan tersebut menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan Kepala

Sekolah dan mutu pembelajaran secara bersama-sama terhadap

motivasi kerja guru pada SMAN Alwatoniah 43.

Anda mungkin juga menyukai