Sebelum pembentukan inti inti berat, reaksi awal yang harus terjadi adalah :
𝑛+𝑝 →𝑑+𝛾
pada suhu yang tinggi, kebalikan reaksi terjadi secepat produksi deuterium, dan tidak ada akumulasi
inti deuterium. Energi foton yang diperlukan untuk foto disosiasi sebesar 2,225 Mev (Energi ikat
deuterium), tetapi harus diingat bahwa ada sekitar 109 kali lebih banyak foton dibandingkan proton dan
neutron. Foton memiliki spektrum benda hitam yang dituliskan dalam persamaan 19.9 dan besar E
digambarkan pada gambar 19.4. ketika jumlah foton pada tingkat energi yang tinggi memiliki energi
Gambar 19.4 Besar spektrum benda hitam foton saat terhadap energi pada temperatur 𝑇 = 9 ×
108 𝐾.
Gambar 19.5 Fraksi f dari foton terhadap energi diatas energi diam
Jumlah neutron yang berpartisipasi dalam pembentukan deuterium sehingga dapat menetapkan suhu
8𝜋𝐸 2 −𝐸∕𝑘𝑇
𝑛(𝐸) 𝑑𝐸 ≅ ⅇ 𝑑𝐸
(ℎ𝑐)3
8𝜋 3 −𝐸0∕𝑘𝑇
𝐸0 2 𝐸0
𝑁𝛾 (𝐸 > 𝐸0 ) = 3
(𝑘𝑇) ⅇ [( ) + 2 ( ) + 2]
(ℎ𝐶 ) 𝑘𝑇 𝑘𝑇
dibagi dengan Jumlah kepadatan sehingga dituliskan fraksi f dan 𝐸𝑜 diatas
𝐸0 2 𝐸0
𝑓(𝐸 > 𝐸0 ) = 0.42 ⅇ −𝐸𝑜∕𝑘𝑇 [( ) + 2 ( ) + 2]
𝑘𝑇 𝑘𝑇
gambar 19.5 menilustrasikan persamaan ini dalam rentang 10−11 < 𝑓 < 10−7 , bersesuaian dengan
21 < 𝐸0 ∕ 𝑘𝑇 < 31
Jumlah nucleon yang tersedia untuk membentuk deuterium dapat ditentukan sebagai Jumlah
neutron karena hanya terdiri dari sebagian kecil neutron dan proton. Perbandingan 𝑁𝑛 ∕ 𝑁𝑝 berkurang
mengikut kepada penurunan suhu, berdasarkan persamaan 19.18, hanya sepanjang ⅇ ± yang cukup
banyak dan reaksi cukup cepat untuk perubahan 𝑛 ⇔ 𝑝 berlangsung. Pada suhu 𝑇 ∗, perbandingan
𝑁𝑛 ⁄𝑁𝑝 menjadi diam ketika nilai dari ikatan lemah menjadi sangat kecil. Berdasarkan penjelasan
mengenai interaksi lemah, dapat memperkirakan suhu sebesar 𝑇 ∗ = 9 × 109 𝐾, sesuai dengan 𝑁𝑛 ∕
Karena itu, neutron umumnya merupakan fraksi dari Jumlah nuklaon sama dengan 0.2. jika
perbandingan nucleon terhadap proton sebenar 10−9 , kemudian fraksi kritis dari foton berenergi tinggi
untuk mencegah pembentukan deuterium haruslah 0.2 × 10−9 , berseusaian dengan 𝑇 = 9 × 109 𝐾 dari
persamaan 19.22 dan t= 250 s. sehingga dapat dilihat pada gambar 19.5, perkiraan ini tidak terlalu
Ketika kuantitas untuk pembentukan deuterium telah cukup, reaksi inti lain menjadi mungkin.
3
𝑑+𝑛→ 𝐻+𝛾
3
𝑑+𝑛 → 𝐻ⅇ + 𝛾
Atau dari
3
𝑑+𝑑 → 𝐻+𝑝
3
𝑑+𝑑 → 𝐻ⅇ + 𝑛
Sehingga, 4𝐻ⅇ dapat dituliskan
3 4
𝐻+𝑝 → 𝐻ⅇ + 𝛾
3 4
𝐻ⅇ + 𝑛 → 𝐻ⅇ + 𝛾
Energi ikat inti dari semua reaksi pembentukkan diatas lebih besar dari deuterium tersebut; jadi jika
foton cukup untuk membentuk deuterium, mereka akan membiarkan reaksi bersisa.
Karena tidak ada inti yang stabil , 4𝐻ⅇ adalah hasil akhir dari proses ini. Begitupula dengan 8
𝐵ⅇ yang
4
juga tidak stabil, jadi dua 𝐻ⅇ tidak bisa di gabungkan secara langsung dampaknya akan ada
4
𝐻ⅇ + 3𝐻 → 7
𝐿𝑖 + 𝛾
4 3 7
𝐻ⅇ + 𝐻ⅇ → 𝐵ⅇ + 𝛾
Tapi karena gaya coulomb meghambat reaksi ini sebesar 1 Mev, jauh dibawah nilai energi ( dalam
kesetimbangan pada 𝑇 = 9 × 109 𝐾, rata rata energi kinetic lebih kecil dari dari 0.1 MeV). Oleh karena
itu pada dasarnya semua neutron yang merupakan bagian dari inti 4𝐻ⅇ , kelimpahan 𝑁𝐻𝑒 ⁄𝑁𝑝 = 0.081
(dihitung dari “keadaan diam” Perbandingan 𝑁𝑛 ⁄𝑁𝑝 setelah koreksi dari peluruhan radioaktif 𝛽 dari
neutron dalam waktu selang antara t = 3 s hingga t = 250 s). Mula mula kelimpahan dari
4
𝐻ⅇ berdasarkan massa, 𝑌𝑝 , sebanyak 0.24 kecuali untuk pembakaran dari H dan He di bintang.
Kelimpahan relative di alam harusnya konstan dimulai ketika t = 250 s hingga hari ini.
Gambar 19.6 Hubungan kelimpahan Helium Purba Yp pada rasio Nukleon dengan foton.
Ketergantungannya ditunjukkan oleh 2,3 atau 4 jenis neutrino tak bermassa; untuk setiap kasus ada
tiga kurva yang menunjukkan rentang yang sesuai dengan ketidak pastian hasil pengukuran dari
waktu paruh neutron sebesar 10.6 ± 0.2 menit. Dari D.N. Schramm dan G. Steigman, Phys, Lett. B
4
Kelimpahan yang diamati (berdasarkan massa) dari 𝐻ⅇ adalah 𝑌𝑃 = 0.24 ± 0.011,
berdasarkan pengamtaan dari berbagai system astronomi, termasuk nebula gas, nebula planet dan
bintang (termasuk matahari). Berbagai pendapat antara kelimpahan yang dihitung dan yang terobservasi
seharusnya tidak bisa digunakan sebagai teori, untuk kelimpahan akhir 4𝐻ⅇ sangat sensitive terhadap
rasio 𝑁𝑛 ⁄𝑁𝑝 beku, yang pada saatnya sensitif terhadap suhu yang dihitung di mana pembekuan terjadi.
Perhitungan ini sangat tergantung pada waktu paruh peluruhan electron (yang tidak terlalu dikenal,
𝑡1⁄ = 10.6 ± 0.2 menit) dan pada jumlah spesies lepton yang diasumsikan. Gambar 19.6 menunjukkan
2
ketergantungan 𝑌𝑃 pada jumlah spesies tanpa massa neutrino (setidaknya tiga, sesuai dengan model
4
standar) dan pada rasio nukleon-ke-foton. kita dapat melihat bahwa kelimpahan 𝐻ⅇ yang diamati
memungkinkan spesies tambahan neutrino (generasi lepton lain dan mungkin juga quark) hanya untuk
rasio nukleon-ke-foton di bawah 2 × 10−10 . Ini memungkinkan hanya ada 2 neutrino tak bermassa
(dibolehkan, misalkan t neutrino menjadi sangat besar, yang bertentangan dengan model standar tetapi
tidak dibatasi oleh batas experimental massa) untuk menyesuaikan rasio nucleon dan foton yang besar
( > 6 × 10−10 )
Sebagai tambahhan untuk 4𝐻ⅇ , akan ada konsentrasi kecil dari unsur purba 2
𝐻, 3
𝐻ⅇ , dan
4
𝐿𝑖 di alam semesta sekarang. Deuterium dalam hal yang khusus sangatlah penting dalam penentuan
rasio nucleon terhadap foton yang kelimpahan nukleonnya besar. 2𝐻 adalah inti yang lebih “matang”
untuk menjadi inti berat dan konsentrasinya berkurang. Perbandingan 𝑁𝑑 ⁄𝑁𝑝 dapat disimpulkan dari
2
pergeseran dalam spektrum penyerapan dari atom hydrogen yang diakibatkan oleh massa 𝐻 yang
lebih berat. Nilai yang teramati adalah suatu ketidakpastian yang timbul dari hancurnya asal mula 2𝐻
dalam evolusi galaxi, tapi nilai terbaik saat ini adalah 𝑁𝑑 ⁄𝑁𝑃 ~1 − 3 × 10−5 .
2 3
Gambar 19.7 Hubungan antara kelimpahan 𝐻 dan 𝐻ⅇ pada rasio nucleon dan foton. Sumber
3 2
Isotop 𝐻ⅇ hamper sama dengan 𝐻 , hasil dari proses awal yang tidak berhasil dan
3
kelimpahan 𝐻ⅇ berkurang akibat meningkatnya kerapatan nucleon mula mula. Pengamatan hari ini
3
tentang kelimphan tidak dapat menjelaskan nilai mula mula untuk 𝐻 baru yang dapat di produksi,
3
dari deuterium tertentu. Kelimpahan 𝐻ⅇ yang teramati menjelaskan bahwa kemungkinan untuk
meghitung kombinasi kelimpahan mula-mula 3𝐻ⅇ + 2𝐻 . Berdasarkan kelimpan sinar matahari, sapat
Gambar 19.7 menunjukkan jumlah kelimpahan menggunakan model standar ( 3 jenis neutrino
3
tidak bermassa). Hal ini cukup jelas bahwa kelimpahan deuterium dan 𝐻ⅇ mengharuskan rasio
nucleon terhadap proton lebih besar daripada 4 × 10−10 , dan kembali pada gambar 19.6 dapat kita
lihat bahwa nilai ini tidak tetap untuk keempat neutrino. Meskipun ini bekerja, keduanya, secara teori
maupun secara eksperimen masih harus dilakukan pengkajian mengenai keputusan ini, tampaknya
pendapat mengenai kosmologi bisa mengindikasikan bahwa tidak ada partikel baru diluar dari tiga