Anda di halaman 1dari 6

Tugas MK.

Gelombang

Interferensi dan Difraksi

Muh Hidayat NWA


1612441004
Pend. Fisika ICP
Interferensi dan Difraksi

1. Superposisi Gelombang
Superposisi gelombang biasa disebut dengan interferensi gelombang. Interferensi adalah
penggabungan dari dua atau lebih gelombang yang membentuk sebuah gelombang baru. Prinsip
superposisi gelombang dapat di ilustrasikan melalui gambar 1.

Interferensi konstruktif

(A) (B)

Interferensi destruktif

(C) (D)

Gambar 1.1. (A) dua gelombang datang dengan beda fase berbeda, (B) terjadi interferensi
konstruktif, (C) terjadi interferensi destruktif, dan (D) dua gelombang menjauh dengan
beda fase berbeda
Misalkan diberikan dua gelombang
Ψ1 (𝑥, 𝑦) = Ψ10 sin(𝑘1 𝑥 ± 𝜔1 𝑡 + 𝜙1 ), (1,a)
Ψ2 (𝑥, 𝑦) = Ψ20 sin(𝑘2 𝑥 ± 𝜔2 𝑡 + 𝜙2 ) (1,b)
Gelombang yang dihasilkan
Ψ1 (𝑥, 𝑦) = Ψ10 sin(𝑘1 𝑥 ± 𝜔1 𝑡 + 𝜙1 ), Ψ20 sin(𝑘2 𝑥 ± 𝜔2 𝑡 + 𝜙2 ) (2)
Interferensi konstruktif jika amplitudo Ψ(𝑥, 𝑡) ini lebih besar daripada (1,b) dan destruktif jika
lebih kecil dari (1,a)
Sebagai contoh, perhatikan superposisi dari dua gelombang berikut di t = 0:
𝜋
Ψ1 (𝑥) = sin 𝑥, Ψ2 (𝑥) = 2 sin (𝑥 + 4 ) (3)

Resultan gelombang dituliskan


𝜋
Ψ(𝑥) = Ψ1 (𝑥) + Ψ2 (𝑥) = sin 𝑥 + 2 sin (𝑥 + 4 ) = (1 + √2) sin 𝑥 + √2 cos 𝑥 (4)

Dimana digunakan
sin(𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽 (5)
𝜋 𝜋 √2
Dan sin ( 2 ) = cos ( 4 ) = 2
. Penggunaan lebih lanjut digunakan identitas trigonometri

𝑎 𝑏
𝑎 sin 𝑥 + 𝑏 cos 𝑥 = √𝑎2 + 𝑏 2 [ sin 𝑥 + cos 𝑥 ]
√𝑎 2 +𝑏2 √𝑎 2 +𝑏2

= √𝑎2 + 𝑏 2 [cos 𝜙 sin 𝑥 + sin 𝜙 cos 𝑥] (6)

= √𝑎2 + 𝑏 2 sin(𝑥 + 𝜙)
Dengan
𝑏
𝜙 = tan−1 (𝑎) (7)

Sehingga menghasilkan

Ψ(𝑥) = √5 + 2√2 sin(𝑥 + 𝜙) (8)


√2
Dimana 𝜙 = tan ( ) = 30.4𝑜 = 0.53 𝑟𝑎𝑑. Superposisi gelombang ini dapat digambarkan
1+√2
dalam gambar 2.

Gambar 1.2. Superposisi dari dua gelombang sinusoidal


Untuk membentuk sebuah pola interferensi, cahaya yang berinteraksi harus memenuhi dua
kondisi
i. Sumber cahaya harus koheren
ii. Sumber cahaya harus monokromatik

2. Percobaan celah ganda


Gelombang cahar yang muncul dari dua celah kemudian membentuk sebuah pola interferensi
pada layar tampilan, dimana interferensi maksimum pada terang pusat dan interferensi minimum
pada gelap pertama

Gambar 2.1. Interferensi celah ganda


Interferensi konstruktif terjadi ketika  adalah nol atau kelipatan bulat dari  (panjang
gelombang)
𝛿 = 𝑑 sin 𝜃 = 𝑚 𝜆, 𝑚 = 0, ±1, ±2, ±3 , , , ,, (interferensi konstruktif)

Di sisi lain, ketika  sama dengan /2 gelombang akan membelok 180o keluar dari fase P,
sehingga terjadi interferensi destruktif dan pola gelap pada layar
1
𝛿 = 𝑑 sin 𝜃 = (𝑚 + 2) 𝜆, 𝑚 = 0, ±1, ±2, ±3 , , , ,,( interferensi destruktif)

3. Interferensi distribusi

Intensitas I sebanding dengan waktu rata-rata


kuadrat dari total medan listrik
𝜃 𝜙
𝐼 ∝ (𝐸 2 ) = 4𝜀𝑜2 cos 2 ( ) (sin2 (𝜔𝑡 + )) =
2 2
𝜃
2𝐸𝑜2 cos2 (2 )
𝜙
𝐼 = 𝐼𝑜 cos2 ( 2 ) (9)
Dimana Io adalah intensitas maksimum pada
layar:
𝜋𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝐼 = 𝐼𝑜 cos2 ( ) (10)
𝜆

Gambar 3.1. Interferensi celah ganda

4. Difraksi

Fenomena difraksi dapat dipahami dengan menggunakan prinsip


Huygens yang menyatakan
“setiap titik yang terhalang di depan sebuah gelombang akan bertindak
sebagai sumber gelombang kedua. Muka gelombang baru adalah
persinggungan permukaan untuk semua gelombang kedua.”
Menurut prinsip Huygens, gelombang cahaya pada dua celah akan
menyebar dan menunjukkan pola interferensi di bagian luar. Pola ini disebut
dengan difraksi.
Gambar 4.1 Peristiwa difraksi

5. Difraksi celah tunggal


Gambar di samping menunjukkan distribusi
intensitas untuk difraksi celah tunggal dengan =0 adalah
kondisi maksimum. Kondisi minimum dari difraksi celah
tunggal menjadi kondisi maksimum pada interferensi
celah ganda. Ketika lebar celah tunggak; digantikan oleh
pemisahan antara dua celah d. Alasannya adalah dalam
kasus celah ganda, celah yang digunakan menjadi sangat
kecil sehingga masing-masing dianggap sebagai satu
sumber cahaya, dan interferensi gelombang yang berasal
dari celah yang sama dapat diabaikan. di sisi lain, kondisi
minimum untuk difraksi celah tunggal diperoleh dengan
Gambar 5.1. Difraksi celah
ganda
membandingkan interferensi gelombang dari celah yang sama.

6. Intesnsitas difraksi celah tunggal


Intensitas I pada celah tunggal dapat dituliskan sebagai berikut:
𝛽 2 2
sin( ) 𝜋𝛼 sin 𝜃/𝜆)
2
𝐼 = 𝐼𝑜 [ 𝛽 ] = 𝐼0 [sin( 𝜃 ] (11)
𝜋 asin
2 𝜆

Gambar 6.1. Intensitas pola difraksi Fraunhofer pada celah tunggal

7. Intensitas difraksi celah ganda


Intensitas I pada celah ganda dapat dituliskan sebagai berikut:
𝜋𝑑 sin 𝜃 sin(𝜋 a sin 𝜃/𝜆) 2
𝐼 = 𝐼0 cos 2 ( 𝜆
)[
𝜋𝑎 sin 𝜃/𝜆
] (12)

Gambar 7.1 difraksi pada celah ganda

8. Difraksi kisi

Dari gambar di samping, asumsikan


cahaya adalah lamar dan cahaya menyebar dari
setiap celah melalui sudut yang lebar sehingga
cahaya dari semua celah akan saling
menginterferensi. Perbedaan antara setiap
pasangan celah yang berdekatan adalah = d sin .
Jika terdapat perbedaan yang sama dengan integral
lipat dari panjang gelombang maka semua celah
yang konstruktif akan menginterferensi satu sama
lain, dan terang yang muncul pada layar dengan sudut . Dengan demikian keadaan terang
utama

𝑑 sin 𝜃 = 𝑚 𝜆, 𝑚 = 0, ±1, ±2, ±3, … ..

Anda mungkin juga menyukai