Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN

19.3 SINTESIS INTI PURBA


Sebelum pembentukan inti inti berat, reaksi awal yang harus terjadi adalah :

𝑛+𝑝 →𝑑+𝛾

pada suhu yang tinggi, kebalikan reaksi terjadi secepat produksi deuterium, dan tidak ada akumulasi

inti deuterium. Jumlah nucleon yang tersedia untuk membentuk deuterium dapat ditentukan sebagai

Jumlah neutron karena hanya terdiri dari sebagian kecil neutron dan proton. Perbandingan 𝑁𝑛 ∕ 𝑁𝑝

berkurang mengikut kepada penurunan suhu. Berdasarkan penjelasan mengenai interaksi lemah, dapat

memperkirakan suhu sebesar 𝑇 ∗ = 9 × 109 𝐾, sesuai dengan 𝑁𝑛 ∕ 𝑁𝑝 ≅ 0.2: membutuhkan waktu

sebanyak 3 s. neutron umumnya merupakan fraksi dari Jumlah nuklaon sama dengan 0.2. jika

perbandingan nucleon terhadap proton sebenar 10−9 , kemudian fraksi kritis dari foton berenergi tinggi

untuk mencegah pembentukan deuterium haruslah 0.2 × 10−9 , berseusaian dengan 𝑇 = 9 × 109 𝐾 .

Tidak ada inti yang stabil , 4𝐻𝑒 adalah hasil akhir dari proses ini. Begitupula dengan 8
𝐵𝑒 yang juga

4
tidak stabil, jadi dua 𝐻𝑒 tidak bisa di gabungkan secara langsung dampaknya akan ada menghasilkan

sedikit inti massa atom 7:

4
𝐻𝑒 + 3𝐻 → 7
𝐿𝑖 + 𝛾

4 3 7
𝐻𝑒 + 𝐻𝑒 → 𝐵𝑒 + 𝛾

Tapi gaya coulomb meghambat reaksi ini sebesar 1 Mev.

Kelimpahan 𝑁𝐻𝑒 ⁄𝑁𝑝 = 0.081 (dihitung dari “keadaan diam” Perbandingan 𝑁𝑛 ⁄𝑁𝑝 setelah

koreksi dari peluruhan radioaktif 𝛽 dari neutron dalam waktu selang antara t = 3 s hingga t = 250 s).
4
Mula mula kelimpahan dari 𝐻𝑒 berdasarkan massa, 𝑌𝑝 , sebanyak 0.24 kecuali untuk pembakaran dari

H dan He di bintang. Kelimpahan relative di alam harusnya konstan dimulai ketika t = 250 s hingga
4
hari ini. Kelimpahan yang diamati (berdasarkan massa) dari 𝐻𝑒 adalah 𝑌𝑃 = 0.24 ± 0.011,

berdasarkan pengamtaan dari berbagai system astronomi, termasuk nebula gas, nebula planet dan
bintang (termasuk matahari). Berbagai pendapat antara kelimpahan yang dihitung dan yang terobservasi

seharusnya tidak bisa digunakan sebagai teori, untuk kelimpahan akhir 4𝐻𝑒 sangat sensitive terhadap

rasio 𝑁𝑛 ⁄𝑁𝑝 beku, yang pada saatnya sensitif terhadap suhu yang dihitung di mana pembekuan terjadi.

Deuterium dalam hal yang khusus sangatlah penting dalam penentuan rasio nucleon terhadap foton

yang kelimpahan nukleonnya besar. 2𝐻 adalah inti yang lebih “matang” untuk menjadi inti berat dan

konsentrasinya berkurang. Perbandingan 𝑁𝑑 ⁄𝑁𝑝 dapat disimpulkan dari pergeseran dalam spektrum

penyerapan dari atom hydrogen yang diakibatkan oleh massa 2𝐻 yang lebih berat. Nilai yang teramati

adalah suatu ketidakpastian yang timbul dari hancurnya asal mula 2𝐻 dalam evolusi galaxi, tapi nilai

terbaik saat ini adalah 𝑁𝑑 ⁄𝑁𝑃 ~1 − 3 × 10−5 . Isotop 3𝐻𝑒 hamper sama dengan 2𝐻 , hasil dari proses

awal yang tidak berhasil dan kelimpahan 3𝐻𝑒 berkurang akibat meningkatnya kerapatan nucleon mula

mula. Pengamatan hari ini tentang kelimphan tidak dapat menjelaskan nilai mula mula untuk 3𝐻 baru

yang dapat di produksi, dari deuterium tertentu. Kelimpahan 3𝐻𝑒 yang teramati menjelaskan bahwa

kemungkinan untuk meghitung kombinasi kelimpahan mula-mula 3𝐻𝑒 + 2𝐻 . Berdasarkan kelimpan

sinar matahari, sapat diusulkan bahwa (𝑁 2𝐻 + 𝑁 3𝐻𝑒 )⁄𝑁𝑃 < 6 × 10−5 . ). Hal ini cukup jelas bahwa

3
kelimpahan deuterium dan 𝐻𝑒 mengharuskan rasio nucleon terhadap proton lebih besar daripada

4 × 10−10, dan kembali pada gambar 19.6 dapat kita lihat bahwa nilai ini tidak tetap untuk keempat

neutrino. Meskipun ini bekerja, keduanya, secara teori maupun secara eksperimen masih harus

dilakukan pengkajian mengenai keputusan ini, tampaknya pendapat mengenai kosmologi bisa

mengindikasikan bahwa tidak ada partikel baru diluar dari tiga generasi dari leptons dan kuark.

Anda mungkin juga menyukai