Andi Riska, Eli Melia, Muhammad Yusriadi Dahlan, siti Nurliana Has
Abstrak. Eksperimen Interferometer Michelson bertujuan untuk Memahami prinsip kerja/konsep interferometer
Michelson, Mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan. Interferemoter
Michelson bekerja berdasarkan prinsip intreferensi/superposisi. Interferensi itu terjadi karena adanya perbedaan
panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut. Jenis interferensi
bergantung pada jarak pergerakan cermin. Pada eksperimen dilakukan kegiatan untuk mengamati perubahan pola
dan jumlah frinji , sehingga dapat diketahui panjang gelombang dari perubahan pola frinji tersebut. Karena
diketahui bahwa panjang gelombang laser HeNe yaitu 632,8 nm, Panjang gelombang yang diperoleh pada
eksperimen ini bervariasi berdasarkan pergerakan cermin sejauh dm, dan diperoleh panjang gelombang yang
paling mendekati panjang gelombang HeNe yaitu 650 nm dengan presentase kesalahan yaitu 0,08%.
∆λ5 = 0,5 nm
KR = 0,08%(4AP) tersebut. Setelah berkas cahaya monokromatik
DK = 99,92% tersebut disatukan maka akan didapat pola
λ = 600,0 ± 0,5 nm interferensi pada layar (viewing screen) akibat
penggabungan dua gelombang cahaya tersebut.
Ketidakpastian Panjang Gelombang (λ6 ) Pola interferensi itu terjadi karena adanya
perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua
∆λ6 = 0,5 nm berkas gelombang cahaya yang telah disatukan
KR = 0,08% (4AP) tersebut. Jenis interferensi bergantung pada
DK = 100% − 0,08% jarak pergerakan cermin.
DK = 99,92% Dengan menggunakan interferometer
λ = 650,0 ± 0,5 nm michelson untuk mengamati perubahan pola
dan jumlah frinji , sehingga dari peubahan pola
Ketidakpastian Panjang Gelombang (λ7 ) frinji tersebut dapat dihitung nilai panjang
gelombang laser HeNe berdasarkan perubahan
∆λ7 = 0,5 nm beda lintasan optik (dm) yang dapat dilihat dari
KR = 0,07% (4AP) penunjukan mikrometer yang telah diputar.
DK = 99,93% Kemudian membandingkan nilai panjang
λ = 700,0 ± 0,5 nm gelombang yang diperoleh berdasarkan data
yang diperoleh menggunakan intreferometer
Ketidakpastian Panjang Gelombang (λ8 ) dengan panjang gelombang leser HeNe yang
telah diketahui sebesar 632,8 nm. Berdasarkan
∆λ8 = 0,5 nm Panjang gelombang yang diperoleh pada
KR = 0,08% (4AP) eksperimen ini bervariasi berdasarkan
DK = 99,92% pergerakan cermin sejauh dm, dan diperoleh
λ = 600,0 ± 0,5 nm panjang gelombang yang paling mendekati
panjang gelombang HeNe yaitu 650 nm
Ketidakpastian Panjang Gelombang (λ9 ) dengan presentase kesalahan yaitu 0,08%.
Dengan persentasse yang demikian kecil
∆λ9 = 0,5 nm tersebut dapat dikatakan bahwa hasil
KR = 0,08% (4AP) eksperimen yang diperoleh mendekati teori.
DK = 99,92%
λ = 650,0 ± 0,5 nm
SIMPULAN
Ketidakpastian Panjang Gelombang (λ10 )
Berdasarkan tujuan dan hasil eksperimen
∆λ10 = 0,5 nm
yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
KR = 0,07%(4AP)
prinsip kerja intreferometer Michelson
DK = 99,93%
berdasarkan prinsip interferensi (superposisi)
λ = 700,0 ± 0,5 nm yaitu perpaduan 2 atau lebih gelombang
menjadi gelombang baru. dan besar panjang
Ekperimen ini memiliki 2 tujuan yaitu gelombang laser HeNe yang telah diketahui
Memahami prinsip kerja/konsep interferometer
berdasarkan eksperimen sebelumnya yaitu
Michelson, Mengukur panjang gelombang
632,8 nm , sedangkan berdasarkan
sumber cahaya yang digunakan dalam eksperimen ini didapatkan 10 panjang
percobaan. Prinsip kerja dari eksperimen
gelombang dengan panjang gelombang yang
interferometer Michelson yang telah dilakukan
paling mendekati panjang gelombang
yaitu menggunakan prinsip interferensi dimana sebenarnya yaitu 650 nm. Dengan presentase
seberkas cahaya monokromatik yang kesalahan yaitu 0,08%.
dipisahkan di suatu titik (beam splitter)
sehingga masing-masing berkas dibuat
melewati dua panjang lintasan yang berbeda
REFERENSI
yang dapat diatur melalui skrup mikrometer,
dan kemudian disatukan kembali melalui
[1] Halliday, D. dan Resnick, R. 1993. Fisika
pantulan dari dua cermin yang letaknya saling Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
tegak lurus dengan titik pembagi berkas
[2]Malago, Jasruddin Daud. 2005. Pengantar
Fisiska Modern. Makassar: Badan Penerbit
UNM.