Anda di halaman 1dari 11

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

I. DESKRIPSI SINGKAT
ir dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang
dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media sarang dan
penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Air kotor merupakan tempat yang
nyaman untuk berkembang biak berbagai bakteri dan virus penyebab penyakit.
Penyakit-penyakit water borne disease seperti kolera, disentri dan typus
merupakan penyakit berbahaya yang rentan merugikan kesehatan masyarakat
dimana media penularannya melalui air.
Selain itu pula saat ini seringkali sumber air bersih yang digunakan oleh
masyarakat apalagi yang didaerah industri banyak tercemarlimbah industry
seperti bahan kimia dan lainnya, dan pencemaran bahan kimia itu sangat
merugikan bagi masyarakat karena dapat menimbulkan keracunan, kanker dan
penyakit lainnya
Modul yang berjudul “Uji dan analisis air sederhana”ini dirancang bagi para
tenaga kesehatan khususnya tenaga sanitarian ataupun masyarakat untuk dapat
mengetahui kualitas air secara dini dengan peralatan sederhana sehingga
masyarakat dapat mengkonsumsi air yang sehat dan memenuhi standar baku
kesehatan.
Materi modul ini terdiri dari 5 pokok bahasan yaitu Tinjauan air, Uji Fisika
sederhana, Uji Kimia sederhana, Uji Biologi sederhana dan Analisis sederhana.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan uji dan
analisis air secara sederhana.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu:


a. Menjelaskan konsep uji air sederhana secara, fisika, kimia dan biologi

b. Mempraktikkan uji fisika sederhana pada air baku

c. Mempraktikkan uji Kimia Sederhana pada air baku


d. Mempraktikkan uji Biologi sederhana pada air baku

e. Mempraktikkan analisis air hasil pemeriksaan sederhana

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Pokok Bahasan Pembuatan briket Sampah organik dalam modul ini dibagi
menjadi 5 (lima) sub pokok bahasan sebagai berikut:
1. Tinjauan air
a. Sumber air

b. Standar baku air minum


2. Uji Fisika sederhana

3. Uji Kimia sederhana

4. Uji Biologi sederhana

5. Analisis sederhana

IV. BAHAN BELAJAR

1. Kepmenkes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan


Pengawasan Kualitas Air Minum

2. Power point materi Uji dan Analisis Air Sederhana

3. Alat peraga
a. Uji Fisika sederhana
b. Uji Biologi sederhana
c. Uji Kimia sederhana
4. Modul prinsip-prinsip pengolahan air bersih
5. Alat dan bahan praktik

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara runtut oleh
narasumber kepada peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan
mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai
langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 2
1. Kegiatan narasumber
a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1, tentang tinjauan air baku, sumber
air dan standar baku

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang


kurang jelas

c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta


2. Kegiatan peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan


yang diberikan.

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber.

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.


Langkah 3
1. Kegiatan narasumber
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2, 3, 4, dan 5(Uji Fisika, kimia, biologi
sederhana dan analisa sederhana)

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang


kurang jelas.

2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan nara sumber.

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.


Langkah 4
1. Kegiatan Nara Sumber
a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu kelompok I, kelompok II
dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji.

b. Meminta masing-masing kelompok untuk mempraktekan cara pengujian


sederhana terhadap air baku yang disediakan.

c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum.


Langkah 4
1. Kegiatan Nara Sumber
a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu kelompok I, kelompok II
dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji.

b. Meminta masing-masing kelompok untuk mempraktekan cara pengujian


sederhana terhadap air baku yang disediakan.

c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum.


2. Kegiatan peserta
a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta
melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan nara sumber.

b. Memeriksa air baku dengan metode fisika, kimia dan biologis

c. Menyusun hasil-hasil pemeriksaan berikut analisanya dalam satu laporan.


d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.

Langkah 5
1. Kegiatan Nara Sumber
a. Meminta masing masing kelompok(kelompok I, kelompok II dan kelompok
III), mempresentasikan hasil-hasil Praktek kelompoknya di depan kelas.

b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang timbul seputar proses


praktikum serta mengarahkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-tahapan tertentu sehingga hasil-


hasil diskusi lebih fokus.
2. Kegiatan peserta
a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-masing kelompok.

b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan pendapat/saran yang


berguna bagi proses pembelajaran.

c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas.

d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.

Langkah 6
Penutup
1. Kegiatan nara sumber
a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas sebelum menutup
acara pembelajaran.

b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses belajar.

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta (kalau ada)

d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas perhatian


peserta selama pembelajaran, serta permohonan maaf jika terdapat sesuatu
yang tidak berkenan.
2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.

b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh


narasumber dalam selembar kertas.

VI. URAIAN MATERI

TINJAUAN AIR
a. Sumber air

Secara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah


lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan
menguap menjadi uap air. Titik uap akan bergerombol membentuk awan.
Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butirn air hujan.
Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah
sehingga membentuk mata air, sumur, danau ataupun mengalir melewati sungai
menuju lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerus
Sumber air secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Air Laut

Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi ,
kadar garam murni sekitar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Saat ini teknologi yang dapat
merubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi masih teknologi tinggi yaitu

dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar
sehingga hanya negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi
penjernihan air laut.
2) Air Hujan

Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi
akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran
air) air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia.
Namun pada saat evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan
air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll)
akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi melainkan bersifat
asam.
3) Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa
dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung
atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di
tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.

dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar
sehingga hanya negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi
penjernihan air laut.
2) Air Hujan

Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi
akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran
air) air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia.
Namun pada saat evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan
air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll)
akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi melainkan bersifat
asam.
3) Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa
dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung
atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di
tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.

4) Air tanah
Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang
terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air
tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air
tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.
5) Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15
meter di bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah
permukaan tanah) dan mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar
langsung dari permukaan tanah, mata air memiliki kualitas hampir sama dengan
kualitas air tanah dalam/dangkal).

b. Standar Baku Air Minum

Standar baku air minum merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air
minum. Dengan standar tersebut, dapat diketahui kualitas air minum yang layak atau tidak dapat
untuk diminum.. Standar baku kualitas air minum harus memenuhi kualitas secara fisika, kimia dan
biologi. Berikut uraiannya:

1) Persyaratan Fisika
Air minum harus memenuhi standar uji fisika antara lain:
a) Kekeruhan

Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas minimal
kekeruhan air layak minum menurut Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan
air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.
b) Tidak berbau dan tidak berasa

Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau
dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan indra perasa. Air
yang mempunyai bau dan berasa mengindikasikan ada terjadi proses
dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, disebabkan
oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau penyebab lainnya yang
menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi
c) Jumlah padatan terapung

Perlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak mengandung padatan terapung dalam
jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).

d) Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar
(270C). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat
bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi
proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.
e) Warna

Warna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan kimia atau organic.
Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. Permenkes
menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah
15 skala TCU.
2) Persyaratan Kimia

Standar baku kimia air layak minum meliputi:


a) Derajat keasaman (pH)

Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7


dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa.
b) Kandungan bahan kimia organic

Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang
ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia

organik namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh.
Hal itu terjadi Karena bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan
menimbulkan gangguan pada tubuh. Bahan kimia organic tersebut antara lain
seperti: NH4, H2S, SO-42-, dan NO3-
c) Kandungan Bahan kimi anorganik

Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain
garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d) Tingkat kesadahan rendah

Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per
liter.
3) Persyaratan Biologi

Bahan baku air minum harus memenuhi syarat tidak mengandung organisme
pathogen yang dapat ditentukan dengan indicator keberadan bakteri e-colli yaitu
tidak mengandung bakteri coli form/coli tinja yang dapat diukur secara kualitatif
maupun kuantitatif.
2. Uji Fisika Sederhana

Secara fisik, kualitas air dapat diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa,
penciuman, dan mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau.

a. Definisi
1) Air sampel adalah air yang akan diuji yang biasa digunakan masyarakat
setempat sehari-hari.

2) Air Kontrol/standar adalah air bersih yang dijadikan standar atau control
untuk pengujian air sampel.
b. Jenis
1) Menggunakan Pancaindra (organoleptik)
Amati kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa air yang akan kita uji. Berhati-hati
pada saat menguji bau dan rasa, jangan lakukan uji bau dan rasa apabila
terlihat kejanggalan pada warna, kekeruhan dan suhu pada air sampel.
2) Menggunakan metode sederhana

a) Masukan segelas air yang akan diuji ke dalam gelas ukur sampel
b) Tambahkan segelas air standar (layak minum) ke dalam gelas ukur sampel.
Perhatikan reaksi yang terjadi, seperti perubahan warna, kekeruhan, suhu, bau
dan rasa. Apabila hasil analisis tidak menunjukan adanya perubahan,
kemungkinan derajat pencemaran pada air cukup rendah dan dapat dijadikan
bahan baku air minum. Namun apabila terjadi perubahan yang telah disebutkan,
dapat disimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada air uji (ikuti tahapan
selanjutnya).

c) Tahapan selanjutnya, tambahkan 2 gelas air bersih (layak minum) ke dalam


gelas ukur sampel. Apabila dengan penambahan dua gelas air bersih (layak
minum), kekeruhan, warna, suhu menjadi normal, berarti tingkat pencemaran
air sampel sedang. Apabila air sampel masih keruh dan tidak ada perubahan
warna dan suhu, disimpulkan derajat pencemaran air sampel tinggi. Pada
thapan ini, jangan menguji bau dan rasa pada air sampel.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:
3. Uji Kimia sederhana
a. Uji kimia menggunakan air teh

Analisa kimia secara sederhana dengan membuat teh menggunakan air minum.
Kemudian, air teh tersebut dicampur dengan air uji. Caranya sebagai berikut:
1) Masukan air uji ke dalam gelas berisi air the.

2) Diamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan air teh dalam keadaan
terbuka selama semalam.

3) Analisis kualitas air yang telah dicampur teh. Apabila terdapat perubahan
warna, lendir dan lapisan minyak pada permukaan air disimpulkan kulitas air
tidak dijadikan bahan baku air minum.
Berikut gambarnya:
b. Uji kimia menggunakan metode elektrolisis sederhana, yaitu sebagai berikut:
1) Sediakan gelas, 2 buah paku dan kabel 50 cm

2) Sediakan air contoh yang akan diperiksa atau di analisis

3) Buat rangkaian listrik seperti pada gambar

4) Perhatikan setelah beberapa menit atau 1 jam

5) Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan banyak
gumpalan pada paku
Berikut gambar rangkaian listrik :
4. Uji biologi sederhana

Analisa kualitas air secara biologi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
bakteri dalam air. Dengan mata telanjang tidak dapat diketahui keberadan
mikroorganisme. Namun ini bisa dilakukan dengan uji sederhana yaitu dengan
cara mendiamkan air uji selama beberapa hari, paling tidak selama 5 hari.
Tahapan uji biologi sederhana adalah sebagai berikut:
a. Masukan air uji ke dalam gelas tembus cahaya (bening) kemudian tutup
rapat.
b. Letakan gelas tersebut di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
langsung selama lima hari.

c. Setelah lima hari periksa kondisi air tersebut, apabila terjadi perubahan warna
dan gumpalan putih berwarna putih seperti lendir disimpulkan kualitas air
tersebut tidak layak dijadikan bahan baku air minum.
Berikut gambar uji biologi sederhana :
VII. REFERENSI

Alamsjah (2006), Alat Penjernih Air, Kawan Pustaka, Cetakan I, Jakarta


Kusnaedi (2010), Mengolah Air Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Cetakan I, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai