Essay PEROLEHAN STR UNTUK TENAGA KESMAS
Essay PEROLEHAN STR UNTUK TENAGA KESMAS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Kesehatan
Dosen Pengampu: Dr. H. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes.
Oleh,
IKE MARDIANA
164101016
Kelas A
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019
Apakah Tenaga Kesehatan Masyarakat Perlu STR?
Banyak yang mengatakan bahwa syarat apa yang tepat bagi seorang mahasiswa
kesehatan masyarakat ketika ia lulus dapat dikatakan sebagai tenaga kesehatan.
Pernyataan tersebut tercantum dalam UU No.36 tahun 2014 Pasal 21, menyebutkan
bahwa:
(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi
harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional. Artinya mahasiswa minimal
harus lulus dengan gelar Diploma kecuali untuk dokter dan lulus gelar profesi.
1
2
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan,
atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Artinya setiap mahasiswa lulusan di
bidang kesehatan jika ingin menjadi seorang tenaga kesehatan perlu
melaksanakannya ujian kompetensi yang telah bekerja sama dengan
organisasai terkait.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja. Uji
kompetensi ini dimaksudkan untuk memperoleh standar kompetensi atau
keahlian yang dapat dipertanggungjawabkan ketika hendak bekerja sebagai
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun oleh
Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan ditetapkan
oleh Menteri. Standar kompetensi kerja ini diberikan agar terhidar dari
malpraktik yang dapat merugikan kesehatan masyarakat dan kualitas sumber
daya.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus
Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh
Perguruan Tinggi.
(6) Mahasiswa pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus
Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Profesi yang diterbitkan oleh Perguruan
Tinggi.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi diatur
dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
atas tidak termasuk untuk tenaga kesehatan masyarakat karena, jika ingin menjadi
tenaga kesehatan yang memperoleh STR pertu pendidikan vokasi atau profesi.
Pendidikan vokasi ini sendiri merupakan pendidikan tinggi yang menunjang pada
penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan Diploma yang
setara dengan program pendidikan akademik strata dan lulusannya mendapatkan gerar
vokasi atau alhi madya. Sedangkan untuk pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi
setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta pendidik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dan lulusannya akan
mendapatkan gelar profesi. Berbeda halnya untuk tenaga kesehatan masyarakat bukan
termasuk dari keduanya, karena tenaga kesehatan masyarakat menempuh pendidikan
sarjana atau dengan kata lain sebagai jenjang pendidikan Strata-1. Undang-undang
tersebut kurang sesuai dengan UU No.36 tahun 2014 Pasal 11 yang menyebutkan
bahwa kesehatan masyarakat sebagai tenaga kesehatan, tapi nyatanya tidak memenuhi
pesyaratan untuk mengikuti Uji Kompetensi dan memperoleh STR. Selain pada pasal
44 ayat 1 UU No.36 tahun 2014 menyebutkan bahwa hanya pada tenaga kesehatan
yang menjalankan praktik wajib memiliki STR, tetapi untuk tenaga kesehatan
masyarakat itu sendiri tidak melakukan praktik yang khusus baik seperti vokasi atau
profesi yang dapat melakukan kegiatan praktik.
Menurut PP No. 3 tahun 1980 Pasal 3 ayat 1g menyatakan bahwan tenaga kesehatan
masyarakat masuk ke dalam Penata Muda golongan ruang III/a itu bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sarjana, Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, ijazah
Pasca Sarjana, Ijazah Spesialis I, atau Akta IV. Maka tenaga kesehatan masyarakat
dapat menjadi seorang PNS penata muda golonan IIIa karena tenaga kesehatan
masyarakat merupakan lulusan sarjana dan tidak memenuhi syarat untuk uji
kompetensi dan memperoleh STR tapi ia ingin menjadi seorang tenaga kesehatan
sebagai seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Nah masalahnya, ketika seorang tenaga
kesehatan masyarakat ingin bekerja dan memperoleh STR, maka ia ingin dikatakan
sebagai seorang PNS. Tetapi, apakah ia termasuk PNS biasa atau PNS tenaga
4
kesehatan? Menurut pasal 65 ayat 1 UU No. 5 Tahun 2014 bahwa syarat untuk menjadi
PNS biasa hanya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu:
a. lulus pendidikan dan pelatihan dengan artian bahwa jika ingin mencadi PNS
umum/biasa cukup untuk lulus pendikan dan pelatihan saja tanpa melihat strata;
dan
b. sehat jasmani dan rohani, artinya seorang PNS perlu melakukan tes kesehatan
dan dikatakan sehat baik fisik maupun mentalnya.
Sedangkan untuk menjadi PNS tenaga kesehatan, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjadi PNS tenaga kesehatan, menurut UU No.36 tahun 2014 pasal
44 ayat 3, meliputi:
Secara, menurut undang-undang tersebut seorang tenaga kesehatan yang ingin menjadi
PNS perlu syarat-syarat tersebut. Pada hakikatnya dalam hal ini tenaga kesehatan
masyarakat telah memenuhi syarat-syarat tersebut. Akan tetapi permasalahannya pada
penempatan PNS sebagai PNS tenaga kesehatan atau PNS biasa. Sehingga membuat
tenaga kesehatan masyarakat kesulitan dan menentukan status PNS nya. Berbeda
halnya jika seorang tenaga kesehatan masyarakat yang bekerja di swasta atau bekerja
di tempat yang bukan fasilitas kesehatan. Maka, seseorang itu tidak perlu memiliki
STR karena bukan tenaga kesehatan dan jikalau ingin menjadi seorang PNS maka
statusnya hanya sebagai PNS biasa. Akan tetapi menjadi suatu keharusan bagi tenaga
kesehatan untuk memperoleh STR termasuk tenaga kesehatan masyarakat.
Tidak ada ciri yang pasti tenaga kesehatan masyarakat itu menjadi sebagai tenaga
kesehatan. Akan tetapi menurut saya, tenaga kesehatan masyarakat itu mampu
dikatakan sebagai tenaga kesehatan karena kesehatan masyarakat bergelut pada
masalah-masalah yang ada di bidang kesehatan. Bahkan mereka mempelajari segala
aspek untuk menyelesaikan masalah yang cara penyelesaianya melihat pada segala sisi
baik sosial maupun sainsnya walau hanya sebatas dasar-dasarnya saja. Sehingga hal ini
6
menjadi penting bagi seorang kesehatan masyarakat untuk dikatakan sebagai seorang
tenaga kesehatan dan memperoleh STR. Peryataan ini dimaksudkan agar tenaga
kesehatan masyarakat benar-benar memiliki standar kompetensi yang baik dalam
penyelesaian masalah di bidang kesehatan tetapi bukan pada kuratif atau rehabilitatif,
akan tetapi pada promotif dan preventif. Sehingga jika tenaga kesehatan masyarakat
melaksanakan ujian kompetensi dan mendapatkan STR maka ketika ia melaksanakan
tugasnya tidak semata-mata mengawang-ngawang saja tanpa teori yang
mendukungnya. Tenaga kesehatan masyarakat ini mampu memikirkan benar-benar
berdasarkan teori yang ada ketika menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang
terjadi. Sebagai contoh tugas kesehatan masyarakat yang sering dilupakan oleh orang
lain, yaitu ketika terjadi suatu bencana banjir atau bencana lainya dan pada saat itu pula
terjadi berbagai macam penyakit akibat bencana tersebut. Maka fungsi dan tugas
kesehatan masyarakat yang sebenarnya itu bukan menjadi asisten dokter atau perawat
dan bahkan berada di bagian dapur. Bukan itu yang dilakukan tenaga kesehatan
masyarakat, melaikan ia akan berpikir bagaimana agar suatu akar dari masalah
penyakit yang terjadi dapat diketahui sumbernya atau akar dari penyakit itu terjadi dan
bagaimana cara agar penyakit tersebut tidak menyebar dan bertambah banyak serta
penyakit tersebut tidak terjadi lagi. Karena pada hakikatnya seorang dokter atau
perawat hanya menangani penyakit tersebut agar sembuh pada diri seseorang. Bahkan
pada pasca bencana seorang tenaga kesehatan masyarakat harus tanggap cepat dalam
menemukan cara agar berbagai masalah kesehatan yang bisa mengancam bagi korban
itu tidak muncul dan bagaimana agar korban bencana tetap dalam keadaan sehat. Maka
dapat dikatakan inilah praktik yang dilakukan tenaga kesehatan masyarakat dalam
mencangkan suatu kejadian khusus di bidang kesehatan beserta penyelesaiannya,
artinya bahwa tenaga kesehatan masyarakat mampu menganalisa masalah dengan
menggunakan suatu metode tertentu yang telah dipelajari sebelumnya dalam proses
pemecahan suatu masalah kesehatan. Mungkin peran ini tidak dapat dipikirkan oleh
tenaga kesehatan masyarakat, sehingga menurut saya ini merupakan ciri kesehatan
masyarakat yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lain untuk dilakukan.
7
Menurut saya, peran tenaga kesehatan masyarakat pada bidang kesehatan sangat
penting untuk penyesesain permasalahan kesehatan yang terjadi. Selain itu, harapan
kedepannya bahwa tenaga kesehatan masyarakat dapat benar-benar diakui sebagai
tenaga kesehatan yang berhak dan wajib melaksanakan Uji Kompetensi dan
memperoleh STR untuk melaksanakan praktiknya di lapangan sesuai dengan
kompetensi yang baik. Karena berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 4, 5,
6, dan 7 menyatakan bahwa uji kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang kesehatan. Selain itu meperoleh sertifikat
kompetensi, yang mana sertifikat ini merupakan surat tanda pengakuan terhadap
Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia
setelah lulus uji Kompetensi. Setelah itu tenaga kesehatan diregistrasi secara resmi
terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk
menjalankan praktik. Kemudian tenaga kesehatan masyarakat dapat memperoleh STR
sebagai bukti tertulis yang diberikan oleh konsil masing-masing tenaga kesehatan
kepada tenaga kesehatan yang telah diregistrasi.
Tenaga kesehatan masyarakat itu juga dapat bekerja di fasilitas kesehatan sebagai
tenaga kesehatan, karena menurut UU No. 36 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2 mengatakan
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat. Sehingga, fasilitas pelayanan kesehatan ini cocok untuk menjadi salah satu
tempat yang mampu memperkerjakan tenaga kesehatan masyarakat sebagai tenaga
kesehatan karena ada unsur yang ada dalam peran kesehatan masyarakat dalam upaya
kesehatan. Upaya kesehatan tersebut dirtikan sebagai setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
8
Berharap adanya peraturan mengenai pekerjaan khusus yang dapat dilakukan oleh
setiap tenaga kerja ataupun tenaga kesehatan selain tenaga kesehatan masyarakat,
khusus pada kegiatan administratif dan manajemen di fasilitas pelayanan kesehatan
berlaku hanya untuk tenaga kesehatan masyarakat saja. Sehingga hal ini memberikan
peluang dan kesempatan bagi tenaga kesehatan masyarakat untuk bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan. Selain itu tenaga kesehatan masyarakat dapat terfokus pada satu
aspek keahliannya.
12