LAPORAN MAGANG
Oleh :
IKE MARDIANA
NPM 164101016
Laporan ini telah diperiksa oleh Pembimbing Akademik dan disetujui untuk
melaksanakan Ujian Magang.
Tasikmalaya,………….
Laporan ini telah diseminarkan dalam Ujian Magang yang dilaksanakan pada
Hari....Tanggal….Tahun….. dihadapan Penguji Magang dan telah direvisi sesuai
masukan Penguji dan telag memenuhi syarat untuk diterima.
Tasikmalaya,…………………………………
Menyetujui,
Mengesahkan,
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel/Gambar
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
(Lansia), yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan
Indonesia tahun 2013, lansia dikatergorikan menjadi dua, yaitu Pralansia
(45-59 tahun) dan Lansia (60 tahun atau lebih) (Depkes, 2013).
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan ialah
penurunan angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka
harapan hidup penduduk Indonesia. Indonesia termasuk dalam lima besar
negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Menurut
Kemenkes (2019) menyebutkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan
jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi
25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus
meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Seiring
dengan meningkatnya jumlah populasi lansia ini, pemerintah berusaha
merumuskan berbagai kebijakan untuk usia lanjut tersebut, terutama
pelayanan di bidang kesehatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia guna mencapai masa tua yang
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini juga
menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khusus bagi
lansia. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan tersebut, maka perlu adanya
pengukuran terhadap mutu pelayanan. Pengukuran mutu pelayanan ini
memiliki manfaat yang sangat banyak diantaranya mengetahui bagaimana
jalannya proses pelayanan. Penentuan kualitas pelayanan dapat di tinjau dari
lima dimensi yaitu Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya
tanggap), Assurance (jaminan), Empahty (empati), Tangible (bukti
langsung) (Muninjaya, 2011).
Wujud dari usaha pemerintah adalah dicanangkannya pelayanan
khusus bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan
lansia di tingkat puskesmas serta pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat
adalah posyandu lansia. Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Keluarga
sampai dengan tahun 2018, sudah terdapat sekitar 48,4% Puskesmas (4.835
Puskesmas dari 9.993 Puskesmas) yang telah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Lansia dan sudah mempunyai 100.470 Posyandu Lansia. Terjadi
peningkatan sebesar 11,3% dari 37,1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan
di Jawa Barat pada tahun 2018, persentase Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan Lansia yaitu sebesar 54,8% (Kemenkes, 2018).
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Pasundan tahun 2018,
didapatkan bahwa penduduk lansia dan pralansia yang melakukan
kunjungan ke pelayanan kesehatan lansia belum mencapai target yaitu
sebesar 88,96% dan terdapat kesenjangan sebesar 11,04%. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas mengenai
“Gambaran Mutu Pelayanan Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia (Lansia) di
Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Mutu Pelayanan Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
(Lansia) di Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sarana dan prasarana di Ruang Pemeriksaan Lansia di
Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
b. Mengetahui alur pendaftaran pasien Lansia ke Ruang Pemeriksaan
Lansia di Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
c. Mengetahui data kunjungan pasien Lansia ke Ruang Pemeriksaan
Lansia di Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
d. Mengetahui data penyakit pasien Lansia ke Ruang Pemeriksaan
Lansia di Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
e. Mengetahui identifikasi masalah kesehatan pasien Lansia ke Ruang
Pemeriksaan Lansia di Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa
suatu proses kegiatan/aktivitas yang ada di instansi kesehatan.
b. Mendapatkan keterampilan dalam menganalisis gambaran mutu
pelayanan kesehatan di instansi kesehatan.
c. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja bidang
administrasi dan kebijakan kesehatan, kesepadanan dalam hal
konsep keilmuan dengan aplikasi praktisinya.
2. Bagi Instansi Magang
a. Terjalinnya kerjasama yang baik antara instansi tempat magang
dengan lembaga pendidikan.
b. Laporan magang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
instansi tempat magang untuk urusan terkait mutu pelayanan di
Ruang Pemeriksaan Lansia.
c. Mendapatkan data dan informasi mengenai mutu pelayanan
kesehatan di Ruang Pemeriksaan Lansia.
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat FIK Universitas Siliwangi
a. Terjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
instansi tempat magang.
b. Laporan magang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi untuk kegiatan
magang di tahun selanjutnya.
c. Meningkatkan kualitas lulusan melalui kegiatan magang.
BAB II
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Wilayah
a. Kondisi Geografis
Garut Kota sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Garut
yang mempunyai 11 kelurahan dengan kepdatan penduduk
mencapai 130.106 jiwa pada tahun 2018 dan merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Garut. Kecamatan
Garut Kota terbagi menjadi 3 wilayah kerja puskemas, yaitu UPT
Puskemas Siliwangi, UPT Puskesmas Guntur dan UPT Puskesmas
Pasundan.
UPT Puskesmas Pasundan terletak di Kelurahan Kota Kulon
Kecamatan Garut Kota. UPT Puskesmas Pasundan memiliki 3
puskesmas pembantu, yaitu Puskesmas Pembantu Margawati,
Puskesmas Pembantu Sukanegla dan Puskesmas Pembantu
Cimuncang. Wilayah kerja Puskesmas Pasundan meliputi 4
kelurahan, yaitu Kelurahan Kota Kulon, Kelurahan Margawati,
Kelurahan Sukanegla dan Kelurahan Cimuncang.
Karakteristik secara geografis, kelurahan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Pasundan berbeda dengan 2 puskesmas yang ada di
wilayah Garut Kota. Kelurahan Margawati, Cimuncang dan
Sukanegla, secara topografi cenderung merupakan dataran tinggi
dengan kondisi tanah yang tidak rata pegunungan dan bukit.
Sebagian wilayahnya hanya dapat dilalui oleh kendaraan sepeda
motor.
b. Batas Wilayah
Kondisi umum wilayah UPT Puskesmas Pasundan memiliki
batas wilayah administratif sebagai berikut:
Sebelah utara : Kelurahan Regol dan Kelurahan Paminggir
(Wilayah Kerja UPT Puskesmas Siliwangi)
Sebelah timur : Kecamatan Karangpawitan
Sebelah selatan : Kecamatan Cilawu
Sebelah barat : Kelurahan Muara Sanding (Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Siliwangi)
c. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Tabel 2.1
Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan, Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan
Kepadatan Penduduk Puskesmas Pasundan Kec Garut Kota Kabupaten
Garut Tahun 2018
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas
Pasundan Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut Tahun 2018
Tabel 2.4
10 Besar Penyakit Puskemas Pasundan Kecamatan Garut Kota Kabupaten
Garut Tahun 2018
B. Gambaran Khusus
1. Pelayanan Upaya Kesehatan Lansia
Lansia dikatergorikan menjadi dua, yaitu Pralansia (45-59 tahun)
dan Lansia (≥ 60 tahun) dalam kurun waktu 1 tahun minimal 1 kali harus
mendapatkan skrining kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Komponen skrining kesehatan meliputi:
a. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi meter
(manual atau digital)
b. Mengukuran kadar gula darah dan kolesterol dalam darah
menggunakan alat monitor/pemeriksaan laboratorium sederhana.
c. Pemeriksaan gangguan mental emosional usia lanjut menggunakan
instrumen Geriatric Depression Scale (GDS).
d. Pemeriksaan gangguan kognitif usia lanjut menggunakan instrumen
Abbreviatet Mental tes (AMT).
e. Pemeriksaan tingkat kemandirian tingkat lanjut menggunakan
Activity Daily Living (ADI) dengan instrumen indeks Barthel
Modifikasi.
Tabel 2.5
Cakupan Kunjungan Pelayanan Kesehatan Lansia Menurut Jenis Kelamin
Puskesmas Pasundan Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut Tahun 2018
Pasien Datang
Pasien
Registrasi Pasien Lama Registrasi Pasien Baru
Baru
Target Kinerja
No Jenis Kegiatan Pencapaian Persen (%)
Sasaran (%)
Cakupan lansia yang
1 mendapatkan skrining 2.580 3.114 120,70 120,70
kesehatan sesuai standar
Jumlah lansia umur ≥ 60
2 tahun yang dibina/yang 3.853 1.862 48,33 48,33
mendapat pelayanan
Jumlah lansia umur ≥ 70
3 tahun yang dibina/yang 1.153 1.252 108,59 108,59
mendapat pelayanan
Jumlah kelompok
4 lansia/posyandu lansia 4 4 100,00 100,00
yang aktif
Berdasarkan tabel di atas kegiatan yang belum mencapai
target ialah lansia yang berusia 60 ke atas yang belum dibina serta
mendapat pelayanan kesehatan yaitu sebesar 48,33% dan terdapat
kesenjangan sebesar 51,67%.
2. Identifikasi Masalah Kesehatan Lansia
Rendahnya kunjungan terhadap pelayanan kesehatan lansia menjadi
masalah dalam program pelayanan kesehatan lansia adalah pada jumlah
lansia dan pralansia baru yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan
terdapat kesenjangan sebesar 11,04% . Hal ini disebabkan dikarenakan
terbatasnya alat pemeriksaan penunjang dan obat-obatan.
Selain rendahnya kunjungan ke pelayanan kesehatan, kunjungan ke
Posbindu juga lebih rendah di bandingkan ke Puskesmas. Penyebabnya,
yaitu sebagai berikut:
a. Terbatasnya pemeriksaan penunjang yang bisa dilaksanakan di
Posbindu Lansia dikarenakan jumlah petugas yang terbatas serta
terbatasnya alat pemeriksaan penunjang dan obat-obatan.
b. Sasaran tidak tahu atau lupa dengan jadwal Posbindu Lansia karena
Jadwal belum dibuat untuk 1 tahun (jadwal dibuat bulanan) dan
kunjungan setiap bulan untuk setiap Posbindu berdasarkan hari
tertentu dan minggu ke sekian pada bulan tersebut sehingga sasaran
bisa saja lupa dengan jadwal Posbindu.
c. Belum semua masyarakat (terutama sasaran ) yang mengetahui
mengenai kegiatan Posbindu Lansia.
d. Sasaran (terutama pra lansia) masih banyak yang aktif bekerja
sehingga tidak memungkinkan untuk datang ke Posbindu Lansia.
e. “Pencegahan” belum membudaya di masyarakat, masyarakat
cenderung meminta pengobatan sehingga lebih senang langsung ke
Puskesmas.
A. Kesimpulan
Untuk melihat gambaran mutu pelayanan ruang pemeriksaan lansia
di Puskesmas Pasundan, maka diperlukan penilaian terhadap unsur
tangibles, yaitu terdapat Fasilitas fisik yang tersedia di Puskesmas Pasundan
khususnya di ruang pemeriksaan lansia yaitu terdiri dari sarana fisik
peralatan seperti tensimeter, timbangan berat badan, microtoise/pengukur
tinggi badan, stetoskop pita LiLa dll. Selain itu terdapat fasilitas pendukung
lainnya seperti tempat tidur, kursi, meja, serta kursi tunggu khusus
dibedakan dengan pasien umum. Sedangkan untuk fasilitas fisiknya yaitu,
terdapat tempat parkir yang jaraknya dekat dengan ruang pemeriksaan
lansia serta ruang tunggu yang setiap kursinya dibedakan khusus untuk
lansia dan alur pendaftarannya juga didahulukan dan dibedakan.
Selain itu, mutu pelayanan lansia ditentukan juga oleh cakupan
pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lansia melalui
kunjungan rawat jalan pasien lansia. Cakupan kunjungan rawat jalan selama
tahun 2018 yaitu sebesar 57,66%. Sehingga, rasio ketergantungan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Pasundan sebanyak 57,66%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa setiap 100 orang menanggung 57-58 orang yang belum
atau sudah tidak produktif.
Selain itu, penyakit terbanyak yang di derita oleh pralansia di
Puskesmas Pasundan yaitu Artritis yaitu sebanyak 96 kasus. Sedangkan,
penyakit terbanyak yang diderita lansia yaitu Gasteritis sebanyak 36 kasus.
B. Saran
Saran peneliti terkait masalah yang terjadi di ruang pemeriksaan
lansia adalah dengan melakukan meningkatan terhadap mutu pelayanan
lansia dengan mengukur tingkat kepuasan pasien lansia dengan
menggunakan lembar ceklis, sehingga dapat diperoleh perbaikan terhadap
unsur penilaian mutu yang harus terlebih dahulu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
NPM : 164101016
Paraf
Uraian Kegiatan
No. Hari/Tanggal Pembimbing
(What, When, Where, How)
Lapangan
Senin, 23 1. Apel Pagi
Desember 2019 Waktu: pukul 07.30-
07.40
Tempat: halaman
depan Puskesmas
Pasundan
2. Perivikasi strata
posyandu (dana
sehat) dan validasi
Posyandu.
1 Tempat: Aula
Kelurahan
Sukanegla
Waktu: dari pukul
09.00 s.d 11.00
Peserta: Kader
Kelurahan
Sukanegla
Dihadiri: ketua RW,
ketua RT, Bidan
Desa.
3. Enty data
PrimaryCare BPJS
berjumlah 200 KK
Waktu: dari pukul
11.00 s.d 16.30
Tempat: di ruang
konseling
Kamis, 26 Menyusun Laporan Hasil
Desember 2019 Kegiatan Survey Mawas
Diri (SMD) Musyawarah
Masyarakat Kelurahan
(MMK) Kelurahan Kota
2 Kulon Kecamatan Garut
Kota Kabupaten Garut
Tahun 2019
Tempat: di ruang konseling
Waktu: pada pukul 8.00 s.d
selesai
Jumat, 27 1. Menyusun Laporan
Desember 2019 Hasil Kegiatan
Survey Mawas Diri
(SMD) Musyawarah
Masyarakat
3 Kelurahan (MMK)
Kelurahan Kota
Kulon Kecamatan
Garut Kota
Kabupaten Garut
Tahun 2019
Tempat: di ruang
konseling
Waktu: pada pukul
8.00 s.d selesai
2. Sosialisasi senam
peregangan
Waktu: pukul 10.00
s.d selesai
Tempat:
3.
…………………….2019
Pembimbing Instansi
Nama
No. Peserta NPM 1 2 3 4 5 6 30
Magang
1
2
3
4
5
6
7
Paraf
PJ di
Instan
si
NPM : 164101016
Akademik