Abstrak
Struktur tanah yang ada di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari jenis tanah
alluvial, mediteran, grumosol dan regosol. Penyebaran satuan batuan umumnya berarah barat-
timur dan berfasies lempungan, pasiran, dan gampingan. Perlu untuk mengidentifikasi area
dengan tingkat resiko tinggi terhadap gempa bumi, karena gelombang gempa bumi yang
merambat bawah tanah akan teramplifikasi apabila melewati sedimen yang cukup tebal. Untuk
mengetahui hal tersebut, dibutuhkan pengukuran mikrotremor untuk mengetahui karakteristik
kondisi geologi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukaan pemetaan mikrozonasi di
wilayah Sumenep, Madura menggunakan metode mikrotremor. Dimana metode ini merekam
nilai frekuensi natural dan amplifikasi. Hasil pengukuran kemudain dianalisis menggunakan
metode HVSR sehingga didapat nilai frekuensi natural sebesar 2-11,5 Hz. semakin ke timur
harga amplifikasinya semakin naik dari 0,8 hingga 6,2. Semakin ke arah timur ketebalan
sedimennya semakin tebal hingga 31 m. Sedangkan semakin ke arah barat, yang mana
frekuensi naturalnya semakin besar, ketebalan sedimennya semakin tipis. Indeks kerentanan
seismik, yang mana indeks tertinggi yakni 12 juga berada pada daerah yang memiliki
amplifikasi yang tinggi. Daerah pantai yang merupakan endapan aluvium yang memiliki
indeks kerentanan seismik tinggi, ternyata mengalami kerusakan parah saat terjadi gempabumi.
Nilai indeks kerentanan seismik berubah mengecil setelah memasuki daerah perbukitan
berbatuan lebih keras yang tidak mengalami kerusakan saat gempabumi.
Pada Gambar 4.1, terdapat sebuah Gambar 4.3 Peta Sebaran Amplifikasi
basement hardrock yang ditutupi oleh
sedimen dengan ketebalan m dan kecepatan
gelombang geser Vs. Frekuensi resonansi
dari sistem terdapat pada lapisan yang
ketebalannya adalah λ/4 atau biasa disebut
lapisan halfspace. Hal tersebut disebabkan
karena pada ketebalan λ/4 terjadi amplitudo
maksimum.
Tingkat kerentanan tanah
menunjukkan tingkat kerusakan pada suatu
wilayah jika mengalami adanya pergerakan
tanah atau gempa bumi.
Berdasarkan literasi tabel klasifikasi Gambar 4.4 Peta Sebaran Ketebalan
tanah menurut Kanai, frekuensi dominan Sedimen
dari pengolahan data ini dapat
diklasifikasikan menurut jenisnya yang
tertera pada Tabel 2. Maka, hasil dari
pengolahan 14 titik didapatkan peta sebaran
frekuensi natural, amplifikasi, ketebalan
sedimen, dan indeks kerentanan seismik.