RESUME KULIAH TAMU ELEKTROMAGNETIK Geothermal merupakan salah satu energi terbarukan yang sudah cukup terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri. Di indonesia sendiri listrik yang dihasilkan sebesar 2000 megaWatt lebih, selama 15 tahun semenjak energi geothermal mulai dipakai. Di tahun 2009 indonesia mempunyai target 5000 megawatt. Hal itu merupakan hal yang masih sangat sulit dilakukan di indonesia. Diperkirakan pada tahun 2025 eksplorasi dan eksploitasi geothermal mulai maju. Energi geothermal sebagai energi terbarukan masih sulit berkembang karena masih kalah bersaing dengan energi listrik yang berasal dari batu bara. Hal itu dikarenakan energi listrik dari batu bara jauh lebih murah, serta dari segi investasi merupakan energi yang memiliki resiko kegagalan yang sedikit bila dibandingkan dengan geothermal. Indonesia kaya akan energi geothermal karena posisinya yang berada pada ring of fire. Namun hanya 5% yang baru bisa dimanfaatkan dari keseluruhan potensi geothermal yang ada di indonesia. Geothermal terjadi karena adanya fluida yang terperangkap oleh caprock, dan dibawahnya terdapat sumber panas (source rock) yang disebut dengan reservoir. Reservoir sendiri dibagi menjadi 5 yaitu low temperature (biasanya muncul di sumber air panas), moderate temperaure (diluar negeri diambil sebagi pemanas ruangan), high temperature, ultra high temperature, dan steam temperature. Dalam eksplorasi geothermal, beberapa ilmu yang harus dikuasai yaitu geologi, geofisika dan geokimia. Dari segi geologi, ilmu geologi dalam survey geothermal digunakan untuk mengetahui sistem terbentuknya reservoir yang ada, formasi geologi daerah tersebut, serta umur gunung di dekat reservoir tersebut. Dari segi geofisika, digunakan untuk menentukan anomali geothermal di daerah tersebut dengan menggunakan metode metode yang ada dalam ilmu geofisika. Dari segi geokimia, digunakan untuk menentukan suhu reservoir tersebut, serta meneliti kandungan fluida yang ada di reservoir tersebut. Dalam penentuan akan diambil atau tidaknya energi geothermal yang telah ditemukan tentunya mempertimbangkan beberapa faktor, seperti umur gunung terdekat dari reservoir tersebut. Jika terlalu muda maka tidak akan diambil, hal ini dikarenakan reservoir diasumsikan belum matang. Selain itu juga kandungan air pada sumber air terdekat, jika mengandung H 2S maka tidak diambil, hal ini dikarenakan reservoir tersebut diasumsikan masih bersifat magmatik. Dalam pendirian power plant tentunya tetap memikirkan geohazard yang ada dimana hal hal seperti jalab serta fasilitas-fasilitas yang ada tidak dalam area rawan jika terjadi bencana alam. Dalam eksplorasi geothermal pada bidang geofisika metode yang paling sering digunakan adalah metode MT (magnetotellurik). Hal ini setara dengan metode sesimik pada eksplorasi minyak dan gas. Metode MT lebih sering digunakan karena penetrasinya yang dalam serta mudah dibandingkan dengan metode geolistrik yang reltif dangkal dan tidak efisien. Metode MT adalah metode sounding yang mengukur secara pasif gelombang Elektromagnetik (EM) alami (Agung, 2009; Satrio dan Koesuma 2012). Metode magnetotellurik memiliki jangkauan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan dengan metode geolistrik. Metode magnetotelurik dapat mengetahui sebaran batuan dan lapisan di bawah permukaan dengan melihat nilai resistivitasnya atau tahanan jenisnya (Kadir, 2011). Selain itu model konseptual, luas dan batas reservoir panas bumi dapat diketahui. Sumber sinyal untuk metode YUSRIL MUZAKKI 03411640000043 DIKI SETIAWAN 03411640000048 magnetotellurik adalah medan magnetik yang berasal dari dalam dan luar bumi serta memiliki rentang frekuensi yang bervariasi. Medan magnet yang berasal dari dalam dikarenakan pergerakan antara mantel bumi terhadap inti bumi. Medan magnet yang berasal dari luar bumi adalah medan magnet yang dihasilkan di atmosfer dan magnetosfer. Semua sumber medan magnetik tersebut memiliki nilai yang bervariasi terhadap waktu, tetapi yang dimanfaatkan pada Metode Magnetotellurik hanya medan magnetik yang berasal dari luar bumi yang memiliki rentang frekuensi lebih besar. Sumber magnetik yang berasal dari luar bumi yaitu seperti peristiwa petir yang menyambar dan solar wind yang terjadi. Frekuensi yang dihasilkan oleh peristiwa solar wind memiliki frekuensi lebih kecil dari 1 Hz sehingga jarak tembus medan magnetik menjangkau kedalaman yang cukup jauh. Frekuensi yang dihasilkan pada aktivitas petir atau kilat ialah di atas 1 Hz. Peristiwa ini terjadi di ionosfer dan menjalar hingga ke permukaan bumi. Ketika mencapai permukaan bumi secara otomatis medan magnet bumi akan mengalami perubahan. Jika perubahan medan magnet bumi terjadi berulang kali maka akan menghasilkan fluks magnet yang menginduksi arus listrik di bawah permukaan bumi dan menghasilkan medan magnet sekunder yang akan direkam oleh alat MT.