Anda di halaman 1dari 65

q

Termodinamika adalah salah satu ilmu yang


mempelajari tentang energi dan entropi.
Jumlah energi adalah tetap hal ini sesuai
Hukum Termodinamika I yakni energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi
mengalami perubahan bentuk menjadi
energi lain.
Entropi adalah proses berubahnya bentuk
energi. Proses yang memproduksi entropi
mungkin terjadi, tetapi yang memusnahkan
entropi mustahil dapat terjadi. Dengan kata
lain terjadi batasan mengenai proses atau
konversi beberapa bentuk energi menjadi
bentuk lain (Hukum Termodinamika II).
Kerja dapat dikonversikan seluruhnya dan secara
terus menerus menjadi termal. Sebaliknya termal
tidak dapat secara keseluruhan dan terus
menerus menjadi kerja.

Dengan kata lain termal tidak seluruhnya


tersedia untuk melakukan kerja secara terus
menerus yaitu dalam siklus.

Bagian termal yang tak dapat dikonversikan


menjadi kerja disebut energi tak tersedia. Harus
dibuang sebagai termal berderajat rendah
setelah melakukan kerja. Jadi walaupun jumlah
energinya tetap, ketersediaannya tidak.
1.1 Hukum Termodinamika I

Kekekalan energi untuk sistem adalah :


Ma Va12 Mb Vb12
E1 = Ea1 + Ebi = __________ + __________ + Ua1 + Ub1
2 gc 2gc

(1 .1)
Energi akhir sistem adalah :
E2 = Ua2 + Ub2 (1.2)

Energi sistem diisolasi, sehingga energi sistem


tidak berubah
E1 = E2 (1.3)
Dari persamaan (1.1) ; (1.2); dan (1.3) menjadi:

Ma Va12 + Mb Vb2
U2 – U1 = (Ua2 – Ua1) + ( Ub2 – Ub1) = _____________________________
2 gc
(1.4)
Dimana :
U = energi dalam
M = massa
V = kecepatan
gc = konstanta gravitasi
Sedang kekekalan energi yang melibatkan proses tak
bereaksi kerja aliran stedi dan aliran tak stedi, maka
persamaannya adalah :
U1 + ∑ E1 + Q = U2 + ∑ E2 + ∑ W
∑ E adalah energi yang terjadi pada proses di
dalam sistem tersebut, yakni energi kinetik dan
potensial sehingga persamaannya adalah :
V1 2 g1 V2 2 g2
U1 + ________ + z1 _______ + Q = U2 + _______ + z2 ______ + ∑ W
2 gc gc 2gc gc
(1.5)
∑ W adalah kerja aliran.
Kerja ada berbagai macam yakni :
Kerja yang dilakukan pada sistem berbentuk segi
empat
2 2 a
W12 = ∫ F dx = ∫ a x 3 dx = ____ ( x24 – x24)
1 1 4
(1.6)
F adalah gaya, x posisi.
Kerja pada engkol yang dilengkapi roda

dW = - Fc (r – R) dΦ = Fc (R – r) dΦ
(1.7)

Fc adalah gaya kekiri , r radius roda, RdΦ


pergeseran horizontal

c. Kerja yang terjadi pada medan listrik


2
W12 = ∫ P A dx (1.8)
1

P adalah tekanan, A luas pelat.


d. Kerja kompresi suatu fluida
dW = PdV (1.9)
P adalah tekanan fluida, dV pertambahan volume

e. Kerja untuk peregangan suatu batang


dW = σx A dx (1.10)
σx tegangan normal, A luas.

f. Kerja perluasan permukaan suatu cairan


dx
dW = 4 σ b _____ = 2 σ b dx (1.11)
2
jika dA = 2 b dx, maka :
dW = σ dA (1.12)
σ adalah tegangan antar permukaan.
g. Kerja oleh magnetisasi dan polarisasi
dW = E d (VP) (1.13)
E menyatakan kekuatan medan listrik di dalam dialektrika, P
medan polarisasi dan V volume sistem
h. Kerja terhadap zat magnetik
dW = μo H d(VM) (1.14)
H adalah kekuatan medan magnet, M vector magnetisasi ,μo
konstanta
i. Kerja pada proses isobarik
W12 = P(V1 – V2) atau W12 = mp1 (v1 – v2) (1.15)
V adalah total volume, m massa dari sistem
j. Kerja listrik
We = IV (1.16)
I adalah arus dalam amper,V tegangan dalam volt
Contoh soal :
Sebuah siklus selama proses, melakukan empat
perpindahan energi yakni :
Q1 = 230 kalori, Q2 = 25 kalori, Q3 = -210 kalori, dan Q4 = 39
kalori. Pada empat titik kerja, tiga diantaranya adalah W1 = 50
J,W2 = 35 J, dan W3 = 77 J. Berapa kerja yang ke empat ?
Jawab :
Konversi satuan :
9,81 J = 1 kgfm
1 kkal = 427 kgfm
Hukum Termodinamika I :
∑Q - ∑W = 0
atau
Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = W1 + W2 + W3 + W4
230 + 25 – 201 + 39 1
___________________________ = ______________ (50 + 35 + 77 + W )
4
1000 9,81 x 427
W4 = 227,5 J
1.2 Hukum Termodinamika II
Entropi (S) adalah energi persatuan
temperatur. Jika sistem terisolasi sehingga
entropi tidak mengalir ke atau dari sistem
maka sistem haruslah timbul oleh karena
adanya produksi entropi di bagian dalam .
Jadi persamaan entropi adalah :
P s = Sakhir - Sawal (1.17)
Produksi pertambahan
Entropi entropi yang terkandung
Hukum kedua mengharuskan produksi
entropi ini sama atau lebih besar dari nol, jadi
:
Sakhir – Sawal ≥ 0 (1.18)
Untuk sistem terisolasi adalah:
∆S ≥ 0 (1.19)
sedangkan entropi spesifik adalah entropi persatuan
massa :
S
s = ____ (1.20)
M
Dengan M adalah massa, kg
Entropi spesifik suatu campuran cairan uap dapat
dinyatakan dengan menggunakan kualitas dan
entropispesifik dari cairan dan uap :
s = (1-x)sf + xsg (1.21)
sf adalah entropi cairan dan sg entropi uap.
Entropi gas nyata :
T2 V2
s2 – s1 = Cv ln [ _____ ] + R ln [ _____ ] (1.22)
T1 V1
T2 V2
s2 – s1 = Cp ln [ _____ ] - R ln [ _____ ] (1.23)
T1 V1
V2 P2
s2 – s1 = Cp ln [ _____ ] + Cv ln [ _____ ] (1.24)
V1 P1
Contoh soal :
Gas pada volume konstan mempunyai panas
spesifik 0,4 kkal/kg K. Volume spesifik gas pada
temperature 540 K adalah 0,0625 m3/kg ketika terjadi
ekspansi secara reversible dan adiabatic berubah
menjadi 0,1875 m3/kg pada temperature 170 K. Ketika
terjadi ekspansi dari kondisi awal temperature akhir
adalah 30 K. Hitung perubahan entropi pada masing-
masing proses adiabatic tersebut !
Untuk proses reversibel 1 – 2 pada volume
konstan
s3 – s1 = (s3 – s2) + (s2 – s1)
= (s3 – s2) + 0
T3
= cv ln (________)
T2
540 - 30
= 0,4 ln (_____________)
540 – 170

= 0,1288 kkal/kg K
r
Sifat dan tingkat keadaan merupakan
sesuatu yang penting dalam memahami
termodinamika.
Sifat adalah sesuatu yang dimiliki oleh fluida yakni
karakteristik yang dapat ditentukan secara
kuantitatif. Sifat – sifat tersebut adalah volume,
massa, energi, temperatur, tekanan, magnetisasi,
polarisasi dan warna.
Tingkat keadaan adalah kondisi yang
digambarkan oleh sederetan harga sifatnya,
misalnya kecepatan dan ketinggian merupakan
berbagai sifat dari tingkat keadaan kinetiknya.
Temperatur dan kelembaban merupakan berbagai
sifat dari tingkat keadaan termodinamiknya.
Pabsolut = Pgauge + Patm (2.2)
Hubungan temperatur dengan tekanan
adalah :
P V = f (T) (2.3)

Temperatur biasanya dinyatakan dalam oC


atau oF. Hubungan antara oC atau oF dengan
temperatur absolut adalah sebagai berikut :
Tabsolut = ToF + 460 (2.4)
Tabsolut = ToC + 273 (2.5)
Untuk gas ideal :
Pv=RT atau PV = n RT (2.6)
Dimana :
n = mol fluida
= m/BM
m = massa, kg
BM = berat molekul, kg mol/kg
v = volume spesifik, m3/kg mol
P = tekanan, N/m2
R = kostanta gas ideal, kkal/kg
mol oC
T = temperature, oC
V = volume, m3
Contoh soal :
Sebuah alat mempunyai volume 30 m3 setelah
dioperasikan mengalami penurunan tekanan dari
1,0332 kgf/cm2 menjadi 0,35 kgf/cm2 dan
temperatur dari 27oC menjadi 5oC. Hitung :
a. berapa kg perubahan udara dari alat
tersebut?
b. konversikan massa menjadi volume yang
diukur pada tekanan 1,0332
kgf/cm2 dan temperatue 27oC ! R = 29,27
kgf/kg K
Jawab :
a.V1 = 30 m3 V2 = 30 m3
P1 = 1,0332 kgf/cm3 P2 = 0,35oC
T1 = 27 + 273 = 300 K T2 = 5 + 273 = 278 K
Persamaan gas ideal
PV = nRT karena R dalam satuan per kg, maka
Kondisi 1 → P1 V1 = m1 R T1
Kondisi 2 → P2 V2 = m2 R T2
Massa perubahan udara selama proses adalah :
1P1V1 P2 V2
(m1 – m2) = ____ ( ______ - _______)
R T1 T2
1 1,0332 x 104 x 30 0,35 x
104 x 30
= _______ (_____________________ -
___________________)
29,27 300 278
= 22,3 kg
b. Volume dari massa perubahan udara tersebut adalah :
mxRxT
V= ______________
P
22,3 x 29,27 x 300
= _________________________ = 18,85 m3
1,0332 x 104
2.2 Kapasitas panas
Untuk fluida campuran :
dh
Cp = [ _____]P kapasitas panas pada tekanan kostan
(2.7)
dT
du
Cv = [ ______]v kapasitas panas pada volume konstan
(2.8)
dT
Hubungan kapasitas panas dengan kostanta gas ideal adalah
sebagai
berikut :
Cp = Cv + R (2.9)
Hubungan kapasitas dengan entalpi adalah sebagai berikut :
T2
H = ∫ Cp dT (2.10)
T1
2.3 Energi dalam dan Entalpi
Energi dalam (U), untuk spesifik energi dalam (u) yakni
perbandingan antara U dan M :
U
u = ______ (2.11)
M
Untuk entalpi spesifik :
H
h = ______ (2.12)
M
Hubungan entalpi dengan energi dalam adalah
sebagai berikut :
H = U + PV
(2.13)
2.4 Fugasity
Persamaan fugasity (f) :
f 1 v RT Pv Pv
ln = ____ = ______ ∫ [ _____ - P ] dv + ______ - 1 – ln ______
(2.14)
P RT ∞ v RT RT
Koefisien fugasity (v) :
P v 1
ln v = ∫ [ _____ - ____ ] dP
(2.15)
P = 0 RT P
Contoh soal :
Diketahui sifat sebuah zat mempunyai
korelasi sebagai berikut :
u = 397 + 0,330 T
PV = 57,5 (T + 273)
Dimana : u = energi dalam spesifik, kkal/kg
T = temperature, oC
P = tekanan, kgf/m3
V = Volume spesifik, m3/kg
Hitung Cv dan Cp !
Jawab :
du du
- Cv = [ ______]v = ______
dT dT
d (397 + 0,330 T)
Cv = _______________________
dT
= 0,330 kkal/kg oC
dh
- Cp = [ _____]P
dT
d (u + PV)
= ______________
dT
57,5 (T + 273)
d[(397 + 0,330T) + __________________]
427
= _________________________________________
dT
d (397 + 0,330 T)
Cv = _______________________
dT
= 0,330 kkal/kg oC
dh
- Cp = [ _____]P
dT
d (u + PV)
= ______________
dT
57,5 (T + 273)
d[(397 + 0,330T) + __________________]
427
= _________________________________________
dT
57,5 T
d [0,330 + _________]
427
= ___________________________
dT
= 0,330 + 0,135
= 0,465 kkal/kgoC
2.5 Gas nyata
Dalam temperatur ruang gas mempunyai
sifat – sifat gas ideal. Jadi sebenarnya gas nyata
pada kondisi tertentu saja yang memenuhi
hukum gas ideal. Interaksi antar gas nyata
menyebabkan adanya penyimpangan terhadap
persamaan gas ideal .
Faktor didalam gas nyata adalah factor
kompresibilitas (Z) didefinisikan sebagai berikut :
PV
Z = _____ (2.16)
RT
a. Persamaan Van der Waals untuk satu mole gas
a
(P + _____ ) (V – b ) = R T per gram mole gas
(2.17)
V2
Dimana :
27 T c2
a = _____ R2 _____ (2.18)
64 Pc
RTc vc
b = _______ = _____ (2.19)
8Pc 3

P = tekanan, N/m2
V = Volume, m3
R = konstanta gas, 1,986 kkal/kg
mole K
 Tabel 2.1 Konstanta Van der Waals dan temperatur serta tekanan
kritis
___________________________________________________________________________________________

____
 Gas Pc, atm Tc, R a, atm ft6/(lb mole)2 b, ft3/lb
mole
___________________________________________________________________________________________

____
 O2 50,1 278,6 349 0,510
 N2 33,5 227,1 346 0,618
 H2O 218,3 1165,3 1400 0,486
 CO 34,5 240 374 0,630
 CO2 72,9 547,5 924 0,685
 CH4 45,8 343,9 579 0,684
 C2H6 48,2 549,8 1410 1,04
 C4H8 42 665,9 2370 1,45
 C6H10 37,5 765,2 3670 1,94
 NH3 111,3 729,8 1080 0,598
 H2 12,8 59,9 63 0,427
 ___________________________________________________________________________________________
b. Persamaan Redlich – Kwong
RT a
P = ___________ - __________________ (2.20)
V–b T1/2 V ( v + b )
a = 0,42748 R2 Tc5/2 / PC
(2.21)
b = 0,08664 R Tc / PC (2.22)
Contoh soal :
Satu kg CO2 mempunyai volume 0,004
m3 dan tekanan 100 atm. Hitung temperature
dengan :
a. Persamaan gas ideal
b. Persamaan Van der Waals’
Jawab :
a. PV = n RT
m
= ____ RT
BM

BM x P x V 44 x (1,0332 x 100 x 104 ) x 0,004


T= ______________ = _________________________________________
mxR 1 x 848
= 214,44 K
a
b. [ P + _____ ] ( v – b ) = RT
v2
Dari tabel 2.1 :
a = 924 atm ft6 / (lb mole)2 = 3,695 atm m6 / (kg mole)2
b = 0,685 ft3/lb mole = 0,04275 m3/kg mole
v = V/n = V/(m/BM) = 0,004/(1/44) = 0,176 m3 /kg mole

3,695
[ 100 + ________ ] (0,176 – 0,04275) = 0,082 x T
0,176
T = 196,6 K
2.6 Sifat Kritis
Dapat tidaknya suatu subtansi dalam keadaan
cair tergantung pada temperaturnya. Jika
temperaturnya tinggi sekali sehingga lintasan
energi kinetik dari molekul-molekul melebihi
energi potensial maximum dari tarik menarik
diantara mereka tidak mungkin terbentuk keadaan
cair, keadaan dimana energi kinetik sama dengan
energi potensial disebut keadaan kritis.
-Temperatur kritis (Tc)
-Temperatur yang berada pada energi kinetik
sama dengan energi potensial maximum.
-Tekanan kritis (Pc)
-Tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan suatu
gas pada temperatur kritisnya.
Volume kritis (Vc)
Volume pada keadaan kritis
Reduksi temperatur (Tr)
Perbandingan temperatur suatu zat terhadap temperatur
kritisnya.
Tr = T/Tc (2.23)
Reduksi tekanan (Pr)
Perbandingan tekanan suatu zat terhadap tekanan kritisnya.
Pr = P/Pc (2.24)
Reduksi volume (Vr)
Perbandingan volume suatu zat terhadap volume kritisnya.
Vr = V/Vc (2.25)
r
Sistem – sistem konversi energi, kebanyakan
melibatkan suatu fluida kerja seperti air atau udara
yang disirkulasikan melalui sistem dalam suatu
siklus.
Siklus ini ada yang tertutup dan ada yang terbuka,
dalam pelaksanaan analisa termodinamika
menerapkan berbagai batasan.
Jika zat mengalami proses siklus, tidak terdapat
perubahan energi netto, jadi perpindahan energi
netto ke satu satuan massa zat sebagai panas
selama siklus berlangsung harus sama dengan
perpindahan energi netto sebagai kerja, dan
keduanya sama dengan luas yang terkurung oleh
lintasan yang reversibel dalam bidang T – S .
Berbagai siklus akan dibahas dalam bab ini.
3.1 Siklus Carnot
Siklus Carnot adalah siklus yang
berlangsung secara reversible yang
didefinisikan sebagai dua proses
isothermal dan dua proses isentropik
(gambar 3.1).
Siklus ini merupakan suatu mesin 2T reversibel,
jadi perbandingan diantara berbagai perpindahan
energi sebagai panas adalah sebagai berikut :

QH TH
______ = ______
QC TC

Sehingga efisiensi konversi energinya adalah


sebagai berikut :
W QH - QC TC
η = ______ = ____________ = 1 - ______
QH QH TH
Dimana :
W = kerja, Watt
QC = Energi fluida dingin, Watt
QH = Energi fluida panas, Watt
TC = Temperatur fluida dingin , oC
TH = Temperatur fluida panas , oC

Apabila siklusnya dibalik , maka siklus


tersebut bekerja sebagai refrijerator. Siklus
ini menyarankan bahwa diinginkan harga TH
yang dekat dengan harga TC.
Siklus refrijerasi ditunjukkan dengan
menggunakan nilai koefisien performansi
atau COP ( Coefficient of Performance).
QC
COPrefrijerasi = _______ atau
W
QC TC
COP = _____________ = __________
QH - QC T H – TC
Pada Siklus Carnot:
- proses perpindahan energi yang sama dapat
dicapai pada daerah uap basah.
- sifat-sifat termodinamik dimana perubahan entalpi fluida kerja
akan menghasilkan penguapan atau kondensasi, tetapi tidak
pada perubahan temperatur, temperatur hanya diatur oleh
tekanan uap fluida.
- Ekspansi isentropik dapat didekati dengan teliti dengan fluida
yang berada dalam fase uap atau bila fraksi kekeringan besar.
Contoh Soal:
Air masuk ke pompa pada suhu 30oC, tekanan
1 bar. Air keluar pompa masuk ke boiler, dari
boiler keluar uap jenuh pada tekanan 8 bar.
Uap jenuh masuk ke turbin, produk dari
turbin adalah steam pada tekanan 1 bar.
Sebagian keluaran turbin masuk kembali ke
pompa. Jika turbin beroperasi secara
adiabatik-reversibel, hitung efisiensi termal
jika proses berlangsung menerapkan siklus
Carnot! Diketahui volume spesifi air masuk
pompa = 0,001 m3/kg
3.2 Siklus Rankine
Siklus Rankine adalah:
- siklus yang meniadakan proses pemampatan.
- kerja pompa menaikkan tekanan fluida kerja
dalam fase cair dari pL ke pH akan jauh lebih
kecil dari pada kerja pemampatan untuk
campuran uap-cairan dalam jangka tekanan
yang sama.
- titik b pada keadaan buang pompa hanya
sedikit di atas titik a pada garis cair jenuh.
- Penambahan panas pada siklus ini tidak
seluruhnya pada temperatur konstan
sebagaimana pada siklus Carnot.
Penambahan panas terjadi pada tekanan
konstan.
Siklus Rankine pada system tenaga uap
Efisiensi siklus Rankine adalah sebagai
berikut :
Panas yang disuplai – Panas yang
ditolak ηth =
_____________________________________________________

Panas yang disuplai


QH - QL
= ____________

QH
QL
= 1 - ________
QH

Siklus beroperasi diantara pengabsorbsi panas


pada pH yang temperatur penguapannya adalah TH
dan penolakan panas pada pL yang temperatur
kondensasinya adalah TL.
Sebagian besar perpindahan panas berlangsung
secara isothermal disebabkan oleh terjadinya
perubahan fasa.
Besaran- besaran QH dan QL maupun kerja yang
berguna dapat ditunjukkan pada sifat-sifat
termodinamik.
Pada siklus suplai panas ke evaporator per
massa satuan fluida kerja adalah sebagai
berikut :
QH = (H3 – H2)
Penyerapan panas di kondensor adalah
sebagai berikut :
QL = (H1 – H4)

Kerja turbin adalah sebagai berikut :


wT = (H3 – H4)
Kerja pompa adalah sebagai berikut :
wP = - (H6 – H5)
Tanda negatif menunjukkan bahwa kerja
dilakukan pada fluida kerja. Keluaran kerja
bersih siklus adalah penjumlahan antara
kerja yang keluar dan kerja yang masuk.
Jadi :
wN = (wT + wP)
Persamaan tersebut sesuai denga hukum
termodinamika pertama yakni keluaran
kerja bersih sama dengan panas yang
disuplai dikurangi panas yang ditolak.
Contoh Soal:
Sebuah boiler dengan tekanan maksimum 7 bar dan
tersedia pendingin pada suhu 50oC. Kondensor didesain
dengan perbedaan suhu 15oC, sehingga suhu rendah
siklus 65oC. Superheater dan kondensor dioperasikan
sehingga katup ekspansi dan pompa menangani hanya
satu fase material. Pompa dan ekspansi harus pada
kondisi adiabatik dan reversibel.
a. tentukan pemanasan lanjut yang dibutuhkan dan
efisiensi thermal siklus, jika beroperasi dengan siklus
Rankine.
b. bandingkan efisiensi jika memakai siklus carnot,
i. jika boiler beroperasi pada tekanan 7 bar dan
menggunakan pompa pada suhu 65oC.
ii. Pada suhu superheater maksimum
c. tentukan efisiensi termal jika boiler beroperasi pada
tekanan15 bar
3.3 Siklus OTTO
Siklus Otto dengan siklus udara standart,
yakni udara digunakan sebagai fluida
kerja dalam sebuah sistem tertutup.

Diagram P-V dan T- S Siklus OTTO


Panas yang dimasukkan pada volume konstan
adalah :
QH = Cv (T3 – T4)
Panas yang dibuang adalah sebagai berikut:
QL = Cv (T5 – T2)
Kerja yang dihasilkan adalah sebagai berikut
:
w = QH - QL
Efisiensi siklus udara standar adalah sebagai
berikut :
QL
ηs = 1 - _______
QH
Contoh Soal:
Rasio kompresi udara pada siklus otto
adalah 8. jika udara sebelum dikompresi
bersuhu 60oF dan tekanan 1 atm, jumlah
gas per siklus adalah 800 Btu/lb. Hitung
a. suhu dan tekanan masing-masing titik
pada
siklus
b. panas yang mungkin hilang
c. efisiensi termal
3.4 Siklus Diesel
Siklus Diesel pada motor bakar torak
dengan mengkompresikan udara sampai
mencapai temperatur nyala bahan bakar,
kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan
laju penyemprotan tertentu, sehingga
dihasilkan proses pembakaran pada tekanan
konstan.
 Proses 1-2 adalah isentropik:

 Proses 3-4 adalah isentropik:


Contoh Soal
Rasio kompresi udara pada siklus diesel
adalah 15. jika udara sebelum dikompresi
bersuhu 60oC
dan tekanan 1 atm, jumlah udara per siklus
adalah 800 Btu/lb. Diketahui Cp = 0,24
Btu/lbm R, Cv= 0,171 Btu/lbm R. Hitung:
a. suhu dan tekanan masing-masing titik
pada
siklus
b. panas yang mungkin hilang
c. efisiensi termal
3.6 Siklus Brayton
Siklus Brayton pada turbin gas
dengan
siklus tertutup.

Siklus Brayton
Dalam siklus ini diidealisasikan, proses pada
kompresor dan turbin adalah isentropik dan
kerugian tekanan di dalam berbagai penukar
panas diabaikan. Efisiensi konversi panas
dengan fluida kerja gas ideal adalah sebagai
berikut :
1 T4
η = 1 – (__________ ) = 1 – (____ )
P* (k-1)/k T1
Dimana : P2 P1
P* = nisbah tekanan = _____ = _____
P3 P4
 Proses 1-4 adalah isentropik:

 Proses 2-3 adalah isentropik:

 dan
Contoh soal
Udara masuk ke kompresor system
turbin gas pada tekanan 0,7 kgf/cm2 dan
temperatur -7oC dan keluar dari kompresor
pada tekanan 2,7 kgf/cm2. Efisiensi
kompresor adalah 83 %, tentukan
•kerja kompresor per kg udara pada kondisi
reversibel
•kerja actual kompresor per kg udara
•kerja actual kompresor per kg pada kondisi
irreversible
Jawab :
Kerja reversible
V42 – V12 g
- w = (h4 – h1) + ____________ + ____ (Z4 – Z1) – To (s4 – s1)
2 gc gc
Dengan mengabaikan energi kinetik dan energi
potensial, maka persamaan menjadi :
- w = (h4 – h1) – To(s4 – s1)
Untuk proses adiabatik reversible dari tekanan 0,7 kgf/cm2,
-7oC (kondisi 4) menjadi tekanan 2,7 kgf/cm2 (kondisi 1s)
T1s P1s
________ = [_____](k - 1)/k
T4 P4
2,7
T1s = (273 – 7)[ _____ ](1,4 – 1)/1,4 = 391 K
0,7
Pada kondisi 2:
h1s – h4
Efisiensi = 0,83 = ___________
h1 – h4
Cp (T1s – T4) 1,00726 (T1s –
T 4)
= ______________ = ______________________
Cv (T1 – T4) 0,1719 (T1 –
T 4)
T1s – T4
T1 = ___________ (1,4018) + T4
0.83
391 – 266
= ____________ (1,4018) + 266
0,83
= 477 K
Kerja reversibel :
-w = Cp (T4 – T1) – To (s4 – s1)
T1 P1
=1,00726(266 – 477) – (273 + 27)[ - Cp ln (____) + R ln (____)
T4 P4
477
2,7
=[1,00726(-211)] – {300[- 1,00726 ln (______ ) + 0,0848 ln
(____) ]}
266
0,7
= - 70,392 kJ/kg
a. Kerja kompresor minimum = kerja reversible
untuk kompresor = - 70,392 kJ/kg
b. Kerja actual kompresor :
V2 g
Q – wx = ∆ (h + ______ + ____ Z )
2 gc gc
Assumsi proses adiabatik :
- wx = ∆h
= Cp (T1 – T4)
= 1,00726(477 – 266) =
212,53kJ/kg
Kerja kompresor pada proses iireversibel per
kg udara :

wreversibel – waktual = - 70,392 - (- 212,53) =


282,92 kJ

Anda mungkin juga menyukai