i
LEMBARPENGESAHAN
Panduan Komunikasi dengan Masyarakat
Di UPT Puskesmas Talun
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Talun
ii
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TALUN
Jl. Raya Talun No. 38 Telp. (0342) 691032 Kode Pos 66183
Email: pkmtalun@gmail.com
BLITAR
TENTANG
iii
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Talun
Pada tanggal : 10 Januari 2018
Kepala UPT Puskesmas Talun
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, Panduan Komunikasi Dengan Masyarakat telah dapat diselesaikan.
Panduan ini memuat uraian tentang kualifikasi sumber daya manusia, distribusi
ketenagaan, tatalaksana pelayanan, keselamatan pasien dan pengendalian mutu.
Panduan ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. dr, Heti Candra Susanti, selaku Kepala UPT Puskesmas Talun
2. Suwignyo, BSc, ST, selaku Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas Talun
3. Bapak dan Ibu semua staff UPT Puskesmas Talun yang turut mendukung
penyelesaian Panduan Komunikasi Dengan masyarakat.
Saran serta kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pelaksana dalam
memberikan pelayanan di UPT Puskesmas Talun.
Hormat kami,
Penyusun
v
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT KEPUTUSAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
BAB IPENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 3
C. Sasaran ................................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup ...................................................................................... 3
E. Batasan Operasional ............................................................................. 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ........................................................................ 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................................... 7
B. Distribusi Ketenagaan ........................................................................... 7
C. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 7
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................. 8
A. Peta Lokasi ........................................................................................... 8
B. Denah Ruang ....................................................................................... 6
C. Standar Fasilitas ................................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................ 8
A. Ruang Lingkup Kegiatan ....................................................................... 8
B. Metode .................................................................................................. 11
C. Langkah Kegiatan ................................................................................. 11
BAB V LOGISTIK ................................................................................................. 13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ....................................................................... 14
BAB VII KESELAMATAN KERJA ......................................................................... 15
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ....................................................................... 16
BAB IX PENUTUP ................................................................................................ 17
vi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
2
penyampaian informasi tentang masukan perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas Talun
pada kegiatan lokakarya mini lintas sektor atau pertemuan langsung dengan tokoh
masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tesedianya Panduan Komunikasi Dengan Masyarakat sehingga tercapai
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan untuk penyelenggaraan Puskesmas baik monitoring dan
evaluasi
b. Sebagai acuan dalam perencanaan progran dan anggaran
c. Sebagai acuan dalam mengambil kebijakan Puskesmas
C. Sasaran
Sasaran dari panduan ini adalah semua pemangku kepentingan terkait untuk
bekerjasama dalam pelaksanaan meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan mengatasi masalah kesehatan di Kecamatan Talun.
D. Ruang Lingkup
Komunikasi sangatlah penting dalam hubungannya dengan professional
kesehatan. Tanpa adanya komunikasi sesuatu bisa dipersepsikan dan
diinterpretasikan berbeda dengan yang seharusnya. Apalagi orang yang
berhadapan dengan kita (tenaga kesehatan) mempunyai pengetahuan dan
pemahaman serta prior knowledge yang tidak sama dengan tenaga kesehatan.
3
Komunikasi yang sering digunakan di puskesmas adalah komunikasi
verbal. Komunikasi yang efektif kepada pasien harus disampaikan dengan
bahasa yang sesederhana mungkin, mudah dipahami, tidak menggunakan
istilah medis yang tidak dipahami oleh pasien dan disampaikan secara
langsung. Akan tetapi, bukan berarti komunikasi non verbal dikesampingkan
karena justru penggunaan komunikasi non verbal sangat berperan penting.
Isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal yang disampaikan oleh
tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasiennya.
Komunikasi yang efektif di dalam puskesmas adalah merupakan suatu
issue/persoalan kepemimpinan. Jadi, pimpinan puskesmas memahami dinamika
komunikasi antar anggota kelompok profesional, dan antara kelompok profesi,
unit stuktural; antara kelompok profesional dan non profesional; antara
kelompok profesional kesehatan dengan manajemen; antara profesional
kesehatan keluarga; serta dengan pihak luar puskesmas. Pimpinan puskesmas
bukan hanya menyusun parameter dari komunikasi efektif, tetapi juga berperan
sebagai panutan (role model) dengan mengkomunikasikan secara efektif misi,
strategi, rencana dan informasi lain yang relevan. Pimpinan memberi perhatian
terhadap akurasi dan ketepatan waktu informasi dalam puskesmas.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan atau tertulis.
Profesional kesehatan seharusnya mempunyai kemampuan yang cukup
untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Hal tersebut dapat meminimalkan
terjadinya miskomunikasi akibat dari mispersepsi yang berdampak terhadap
pelayanan puskesmas. Dampak tersebut tidak hanya dari segi material tapi juga
citra pelayanan puskesmas semakin menurun.
Tenaga kesehatan harus memperhatikan hak pasien termasuk hak
menerima informasi secara jelas sehingga pasien dan keluarganya akan merasa
puas terhadap pelayanan yang diberikan. Pasien yang puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus
melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak
puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain
tentang pengalaman buruknya.
Untuk menciptakan kepuasan pasien , harus menciptakan dan
mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan jasa pelayanan dengan sebaik-baiknya, termasuk
melakukan komunikasi terhadap pelanggan dalam hal ini adalah pasien dengan
4
mempertimbangkan latar belakang budaya sehingga keluhan negatif terhadap
pelayanan kesehatan dapat diminimalkan.
E. Batasan Operasional
1. Komunikasi Efektif Dokter – Pasien
Dalam hubungan tenaga medis dan pasien, baik dokter maupu
pasien dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan
penerima pesan secara bergantian.
Pasien sebagai pengirim pasien, menyampaikan apa yang
dirasakan atau menjawab pertanyaan tenaga medis sesuai
pengetahuannya. Sementara tenaga medis sebagai pengirim pesan,
berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana
pengobatan dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi serta
dampak dan dilakukan dan tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam
penyampaian ini, tenaga medis bertanggung jawab untuk memastikan
pasien memahami apa yang disampaikan.
Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang
dimaksud oleh pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau
pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan informasi dan
pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu secara
proaktif memastikan apakah pasien benar-benar memahami pesan yang
telah disampaikannya. Misalnya dalam menginterpretasikan kata “panas”.
Dokter yang mempunyai pasien berumur dua tahun memesankan kepada
ibu pasien.“ Kalau dia panas, berikan obatnya” Pengertian panas oleh ibu
pasien mungkin saja berbeda dengan yang dimaksudkan oleh dokter.
2. Komunikasi Efektif perawat – Pasien
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, komunikasi merupakan
salah satu faktor penting dimana terjadi proses pertukaran informasi secara
verbal dalam pertemuan tatap muka antara perawat dengan pasien.
Kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal yang efektif akan
menentukan kualitas asuhan yang diberikan.
Dalam setiap tahapan pelaksanaan proses keperawatan perawat
selalu menggunakan komunikasi verbal, oleh karena itu perawat harus
memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal.
Tahapan komunikasi dalam keperawatan meliputi tahap pengkajian,
perumusan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3. Komunikasi Antar Pemberi Layanan.
5
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Talun antar
pemberi layanan komunikasi yang terjadi menggunakan tekhnik SBAR.
SBAR merupakan suatu tekhnik komunikasi yang dipergunakan dalam
melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi antara perawat dan dokter. Dengan komunikasi
SBAR ini maka perawat dapat memberikan laporan mengenai kondisi
pasien lebih informatif dan terstruktur.
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien
yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Tekhnik SBAR terdiri dari
unsur Situation, Background, Assessment, Recommendation. Pada
prinsipnya SBAR merupakan komunikasi standar yang ingin menjawab
pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari
dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan.
Empat (4) Unsur SBAR
1) Situation
Menjelaskan kondisi terkini yang terjadi pada pasien
2) Background
Berisi informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
saat ini
3) Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4) Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
4. Komunikasi dengan masyarakat
a. Komunikasi dengan menggunakan media
b. Komunikasi langsung
5. Komunikasi Asuhan dan Edukasi
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dalam
upaya menjalin kounikasi dengan masyarakat di wilayah Kecamatan Talun
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan survei untuk memperoleh masukan dari tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran yang dilaksanakan
sekali dalam setahun.
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Peta Lokasi
Keterangan :
: Kantor Desa
: Puskesmas
: Pustu
: Polindes
: Ponkesdes
: Jalan Raya
: Batas Desa
: Batas Kecamatan
: Sungai Brantas
8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Survei untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat dan atau sasaran terhadap kegiatan, progam dan layanan
di Puskesmas Talun yang di lakukan sekali dalam setahun di bawah tanggung
jawab tim survei manajemen mutu puskesmas. Dilakukan penentuan dan
pembuatan instrumen berupa kuisioner mengenai masukan tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran terhadap pelayanan dan
kegiatan progam. pengumpulan data kuisioner, analisis dan evaluasi data
kuisioner perbaikan kinerja terhadap pelayanan dan kegiatan progam Puskesmas
Talun.
Lokakarya mini lintas sektor atau pertemuan langsung sebagai forum untuk
menyampaikan masukan dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
dan atau sasaran terhadap program dan kegiatan upaya kesehatan masyarakat di
Puskesmas Talun.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei adalah dengan
wawancara dan sasaran dibantu petugas mengisi kuisioner.
Pelaksanaan Survei
9
D. Pelaksanaan
1 Metode survei
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei adalah dengan
wawancara dan sasaran dibantu petugas mengisi kuisioner.
2 Instrumen survei
Instrumen survei berupa Kuisioner Survei untuk memperoleh masukan
dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran
untuk perbaikan kinerja.
3 Penentuan Besar Sampel
Besar sampel tiap tahun yang diambil dalam pelaksanaan survei adalah
dengan menggunakan metode slovin yaitu dengan rumus :
n = N / (1+Ne2)
Keterangan :
n = Besar sampel,
1 TALUN 5,403 35
2 KAMULAN 2,739 18
3 BAJANG 5,178 34
4 KAWERON 3,585 24
5 JAJAR 2,799 18
6 WONOREJO 4,064 27
7 DUREN 3,697 24
10
8 SRAGI 1,391 9
9 BENDOSEWU 5,002 33
10 JEBLOG 4,210 28
11 JABUNG 3,672 24
12 TUMPANG 5,111 34
13 KENDALREJO 10,354 67
14 PASIRHARJO 3,495 23
11
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan puskesmas berasal dari
dana BOK yang direncanakan dalam pertemuan mini lintas program dan lintas sector
dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
15
BAB IX
PENUTUP
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang maha mengabulkan rencana kita
semua, semoga kegiatan yang kami kemas dalam pedoman ini senantiasa memberi
manfaat yang setinggi-tingginya kepada banyak pihak. Kami sadar kegiatan kami tidak
akan berjalan lancer dan baik dukungan dari berbagai pihak dan pedoman ini masih
kurang sempurna karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapan demi perbaikan
dikemudian hari
16