Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN

KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT


UPT PUSKESMAS TALUN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2018

i
LEMBARPENGESAHAN
Panduan Komunikasi dengan Masyarakat
Di UPT Puskesmas Talun

Telah disetujui dan disahkan,

Talun, 11 Januari 2018

Penanggung Jawab UKM Penyusun

PANTI RAHAYU, SST SRI ENDAH, SST


NIP. 19740604 200604 2 019 NIP. 19770213 200701 2 019

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Talun

dr. HETI CANDRA SUSANTI


NIP. 19770427 200901 2 003

ii
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TALUN
Jl. Raya Talun No. 38 Telp. (0342) 691032 Kode Pos 66183
Email: pkmtalun@gmail.com
BLITAR

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TALUN


NOMOR :440/81/409.104.25/SK/2018

TENTANG

UPAYA MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS TALUN,

MENIMBANG : a. bahwa pembangunan kesehatan tidak semata menjadi


tanggung jawab pemerintah tetapi juga harus melibatkan
seluruh elemen masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya;
b. bahwa mutu dan kinerja pelayanan perlu diupayakan untuk
ditingkatkan secara berkesinambungan dengan meningkatkan
kerjasama dengan masyarakat dan saling memberi dukungan;
c. bahwa sehubungan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Puskesmas tentang Menjalin Komunikasi Dengan
Masyarakat.

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas;

iii
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TALUN TENTANG


UPAYA MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT
Kesatu : Upaya menjalin komunikasi dengan masyarakat seperti yang
tertera pada lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Talun
Pada tanggal : 10 Januari 2018
Kepala UPT Puskesmas Talun

dr. HETI CANDRA SUSANTI


NIP. 19770427 200901 2 003

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, Panduan Komunikasi Dengan Masyarakat telah dapat diselesaikan.
Panduan ini memuat uraian tentang kualifikasi sumber daya manusia, distribusi
ketenagaan, tatalaksana pelayanan, keselamatan pasien dan pengendalian mutu.
Panduan ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. dr, Heti Candra Susanti, selaku Kepala UPT Puskesmas Talun
2. Suwignyo, BSc, ST, selaku Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas Talun
3. Bapak dan Ibu semua staff UPT Puskesmas Talun yang turut mendukung
penyelesaian Panduan Komunikasi Dengan masyarakat.
Saran serta kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pelaksana dalam
memberikan pelayanan di UPT Puskesmas Talun.

Hormat kami,
Penyusun

v
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT KEPUTUSAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
BAB IPENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 3
C. Sasaran ................................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup ...................................................................................... 3
E. Batasan Operasional ............................................................................. 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ........................................................................ 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................................... 7
B. Distribusi Ketenagaan ........................................................................... 7
C. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 7
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................. 8
A. Peta Lokasi ........................................................................................... 8
B. Denah Ruang ....................................................................................... 6
C. Standar Fasilitas ................................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................ 8
A. Ruang Lingkup Kegiatan ....................................................................... 8
B. Metode .................................................................................................. 11
C. Langkah Kegiatan ................................................................................. 11
BAB V LOGISTIK ................................................................................................. 13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ....................................................................... 14
BAB VII KESELAMATAN KERJA ......................................................................... 15
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ....................................................................... 16
BAB IX PENUTUP ................................................................................................ 17

vi
BABI
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran atau


informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikirian-
pikiran atau informasi.
Proses komunikasi efektif adalah pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan
sebuah perbuatan oleh penerimaan pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Komponen komunikasi pokok adalah :
a. Pengirim (komunikator), yaitu orang yang mengkomunikasikan atau
menghubungkan suatu pesan kepada orang lain (dokter, perawat, petugas
admission, dan lainnya). Komunikator yang baik adalah komunikator yang
menguasai materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang
disampaikan, cara berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik
saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan).
b. Penerima (komunikan), yaitu orang yang menerima pesan (pasien, keluarga
pasien, perawat, dokter, petugas admission, dan lainnya).
c. Media, yaitu sarana komunikasi yang berperan sebagai jalan atau saluran
yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik
yang disampaikan penerima.
d. Berita dapat berupa lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Pada
kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi
berupa perubahan sikap. Media yang dapat digunakan melalui telepon,
lembar lipat, buklet, video, peraga.
e. Pesan, yaitu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah
dituangkan dalam suatu bentuk, dan melalui lembaga komunikasi diteruskan
kepada orang lain atau komunikan.
f. Feed back (umpan balik), yaitu respon dari penerima terhadap pesan yang
diterimanya.
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan
dalam hal-hal berikut :
1) Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan
klarifikasi, parapharase, intonasi.
2) Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
1
3) Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata / kalimatnya, gerak
tubuh).
4) Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh)
agar tidak mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
Di samping komponen-komponon pokok tersebut dapat ditambahkan
komponen lainnya seperti :
1) Sumber, asal suatu gagasan atau pendapat yang menjadi suatu pesan.
Sumber bisa berupa lembaga, kejadian, atau diri kita sendiri.
2) Media komunikasi, yang merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-
saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan
dikomunikasikan.
3) Kegiatan encoding, artinya menuangkan gagasan atau pendapat dalam
suatu bentuk pesan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan.
4) Kegiatan decoding, artinya kegiatan untuk memahami suatu pesan yang
diterima oleh komunikan dari komunikator.
5) Tujuan yang berupa komunikan, bisa merupakan hadirin, massa, atau
kelompok, atau pula perseorangan.
Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas dan mudah
dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
Komunikasi efektif via telepon adalah komunikasi melalui telepon yang
dilakukan tepat waktu, secara akurat , lengkap ,jelas, dimengerti ,tidak duplikasi
,dan tepat kepada penerima informasi untuk mengurangi kesalahan dan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium adalah cara melaporkan hasil
laboratorium yang nilainya memiliki resiko besar akan menimbulkan masalah
dan harus segera dilaporkan.
Dalam melaksanakan kegiatan sebagai penyelenggara upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama di wilayah kerjanya, salah satu wewenang puskesmas
sesuai permenkes no 75 tahun 2014 pasal 6 adalah melaksanakan perencanaan
berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan
pelayanan yang diberikan. Masalah kesehatan serta kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap kegiatan dan progam upaya kesehatan masyarakat diidentifikasi
sebagai salah satu dasar perencanaan progam dan kegiatan upaya kesehatan
masyarakat di puskesmas. Identifikasi tersebut dilakukan melalui metode antara lain:
1) Penyebaran kuisioner untuk perbaikan mutu dan kinerja yang diperoleh dari tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran. 2) Diskusi dan

2
penyampaian informasi tentang masukan perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas Talun
pada kegiatan lokakarya mini lintas sektor atau pertemuan langsung dengan tokoh
masyarakat.

Survei untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya


masyarakat dan atau sasaran sangatlah penting dan menjadi tolak ukur akan kualitas
pelayanan UKM yang telah diberikan oleh Pelaksana Upaya kesehatan Masyarakat
(UKM) kepada masyarakat. Hal ini juga menunjukkan kelemahan-kelemahan dari
UKM yang harus segera diperbaiki (kalau masih dalam wewenang dan kemampuan
unit layanan bisa langsung diperbaiki). Sehingga manfaat survey masukan dan
pengaduan masyarakat ini seperti “General Check Up” atau merupakan “pemeriksaan
secara menyeluruh” akan kualitas dari sebuah pelayanan UKM unit layanan UKM
(baik menyangkut sarana prasarana, sumber daya manusia ataupun sistem. Dimana
untuk perbaikannya ada yang bisa dilaksanakan oleh unit layanan UKM itu sendiri
(baik saat itu juga ataupun bertahap sesuai dengan kemampuan) ataupun meminta
support kebijakan (baik yang menyangkut anggaran ataupun lainnya) yang
merupakan domain/wilayah/wewenang dari para pengambil keputusan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tesedianya Panduan Komunikasi Dengan Masyarakat sehingga tercapai
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan untuk penyelenggaraan Puskesmas baik monitoring dan
evaluasi
b. Sebagai acuan dalam perencanaan progran dan anggaran
c. Sebagai acuan dalam mengambil kebijakan Puskesmas

C. Sasaran
Sasaran dari panduan ini adalah semua pemangku kepentingan terkait untuk
bekerjasama dalam pelaksanaan meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan mengatasi masalah kesehatan di Kecamatan Talun.

D. Ruang Lingkup
Komunikasi sangatlah penting dalam hubungannya dengan professional
kesehatan. Tanpa adanya komunikasi sesuatu bisa dipersepsikan dan
diinterpretasikan berbeda dengan yang seharusnya. Apalagi orang yang
berhadapan dengan kita (tenaga kesehatan) mempunyai pengetahuan dan
pemahaman serta prior knowledge yang tidak sama dengan tenaga kesehatan.
3
Komunikasi yang sering digunakan di puskesmas adalah komunikasi
verbal. Komunikasi yang efektif kepada pasien harus disampaikan dengan
bahasa yang sesederhana mungkin, mudah dipahami, tidak menggunakan
istilah medis yang tidak dipahami oleh pasien dan disampaikan secara
langsung. Akan tetapi, bukan berarti komunikasi non verbal dikesampingkan
karena justru penggunaan komunikasi non verbal sangat berperan penting.
Isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal yang disampaikan oleh
tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasiennya.
Komunikasi yang efektif di dalam puskesmas adalah merupakan suatu
issue/persoalan kepemimpinan. Jadi, pimpinan puskesmas memahami dinamika
komunikasi antar anggota kelompok profesional, dan antara kelompok profesi,
unit stuktural; antara kelompok profesional dan non profesional; antara
kelompok profesional kesehatan dengan manajemen; antara profesional
kesehatan keluarga; serta dengan pihak luar puskesmas. Pimpinan puskesmas
bukan hanya menyusun parameter dari komunikasi efektif, tetapi juga berperan
sebagai panutan (role model) dengan mengkomunikasikan secara efektif misi,
strategi, rencana dan informasi lain yang relevan. Pimpinan memberi perhatian
terhadap akurasi dan ketepatan waktu informasi dalam puskesmas.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan atau tertulis.
Profesional kesehatan seharusnya mempunyai kemampuan yang cukup
untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Hal tersebut dapat meminimalkan
terjadinya miskomunikasi akibat dari mispersepsi yang berdampak terhadap
pelayanan puskesmas. Dampak tersebut tidak hanya dari segi material tapi juga
citra pelayanan puskesmas semakin menurun.
Tenaga kesehatan harus memperhatikan hak pasien termasuk hak
menerima informasi secara jelas sehingga pasien dan keluarganya akan merasa
puas terhadap pelayanan yang diberikan. Pasien yang puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus
melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak
puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain
tentang pengalaman buruknya.
Untuk menciptakan kepuasan pasien , harus menciptakan dan
mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan jasa pelayanan dengan sebaik-baiknya, termasuk
melakukan komunikasi terhadap pelanggan dalam hal ini adalah pasien dengan

4
mempertimbangkan latar belakang budaya sehingga keluhan negatif terhadap
pelayanan kesehatan dapat diminimalkan.

E. Batasan Operasional
1. Komunikasi Efektif Dokter – Pasien
Dalam hubungan tenaga medis dan pasien, baik dokter maupu
pasien dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan
penerima pesan secara bergantian.
Pasien sebagai pengirim pasien, menyampaikan apa yang
dirasakan atau menjawab pertanyaan tenaga medis sesuai
pengetahuannya. Sementara tenaga medis sebagai pengirim pesan,
berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana
pengobatan dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi serta
dampak dan dilakukan dan tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam
penyampaian ini, tenaga medis bertanggung jawab untuk memastikan
pasien memahami apa yang disampaikan.
Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang
dimaksud oleh pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau
pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan informasi dan
pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu secara
proaktif memastikan apakah pasien benar-benar memahami pesan yang
telah disampaikannya. Misalnya dalam menginterpretasikan kata “panas”.
Dokter yang mempunyai pasien berumur dua tahun memesankan kepada
ibu pasien.“ Kalau dia panas, berikan obatnya” Pengertian panas oleh ibu
pasien mungkin saja berbeda dengan yang dimaksudkan oleh dokter.
2. Komunikasi Efektif perawat – Pasien
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, komunikasi merupakan
salah satu faktor penting dimana terjadi proses pertukaran informasi secara
verbal dalam pertemuan tatap muka antara perawat dengan pasien.
Kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal yang efektif akan
menentukan kualitas asuhan yang diberikan.
Dalam setiap tahapan pelaksanaan proses keperawatan perawat
selalu menggunakan komunikasi verbal, oleh karena itu perawat harus
memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal.
Tahapan komunikasi dalam keperawatan meliputi tahap pengkajian,
perumusan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3. Komunikasi Antar Pemberi Layanan.

5
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Talun antar
pemberi layanan komunikasi yang terjadi menggunakan tekhnik SBAR.
SBAR merupakan suatu tekhnik komunikasi yang dipergunakan dalam
melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi antara perawat dan dokter. Dengan komunikasi
SBAR ini maka perawat dapat memberikan laporan mengenai kondisi
pasien lebih informatif dan terstruktur.
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien
yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Tekhnik SBAR terdiri dari
unsur Situation, Background, Assessment, Recommendation. Pada
prinsipnya SBAR merupakan komunikasi standar yang ingin menjawab
pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari
dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan.
Empat (4) Unsur SBAR
1) Situation
Menjelaskan kondisi terkini yang terjadi pada pasien
2) Background
Berisi informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
saat ini
3) Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4) Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
4. Komunikasi dengan masyarakat
a. Komunikasi dengan menggunakan media
b. Komunikasi langsung
5. Komunikasi Asuhan dan Edukasi

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


a. Tim perencana survei, bertugas untuk :
- Menyusun rencana survei
- Membuat, menyusun dan menggandakan kuisioner
- Mendistribusikan kuisioner pada jejaring Puskesmas
- Menganalisa data dan menyusun laporan hasil survei
b. Tim pelaksana survei, meliputi:
Petugas pada masing-masing jejaring Puskesmas yang bertugas untuk
memberikan survei kepada tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
dan atau sasaran.

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dalam
upaya menjalin kounikasi dengan masyarakat di wilayah Kecamatan Talun

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan survei untuk memperoleh masukan dari tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran yang dilaksanakan
sekali dalam setahun.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Peta Lokasi

Keterangan :
: Kantor Desa

: Puskesmas

: Pustu

: Polindes

: Ponkesdes

: Jalan Raya

: Rel Kereta Api

: Batas Desa

: Batas Kecamatan

: Sungai Brantas

8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Survei untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat dan atau sasaran terhadap kegiatan, progam dan layanan
di Puskesmas Talun yang di lakukan sekali dalam setahun di bawah tanggung
jawab tim survei manajemen mutu puskesmas. Dilakukan penentuan dan
pembuatan instrumen berupa kuisioner mengenai masukan tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran terhadap pelayanan dan
kegiatan progam. pengumpulan data kuisioner, analisis dan evaluasi data
kuisioner perbaikan kinerja terhadap pelayanan dan kegiatan progam Puskesmas
Talun.
Lokakarya mini lintas sektor atau pertemuan langsung sebagai forum untuk
menyampaikan masukan dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
dan atau sasaran terhadap program dan kegiatan upaya kesehatan masyarakat di
Puskesmas Talun.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei adalah dengan
wawancara dan sasaran dibantu petugas mengisi kuisioner.

C. Langkah – langkah Kegiatan


Prosedur operasional Survei untuk mendapatkan masukan dari tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran ditampilkan dalam
bagan berikut:

Menentukan Jadwal Survei

Pemberitahuan kepada Kepala Desa

Pelaksanaan Survei

Analisa Dan Penyajian Data

Membuat Laporan Hasil Survei

9
D. Pelaksanaan
1 Metode survei
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei adalah dengan
wawancara dan sasaran dibantu petugas mengisi kuisioner.
2 Instrumen survei
Instrumen survei berupa Kuisioner Survei untuk memperoleh masukan
dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran
untuk perbaikan kinerja.
3 Penentuan Besar Sampel
Besar sampel tiap tahun yang diambil dalam pelaksanaan survei adalah
dengan menggunakan metode slovin yaitu dengan rumus :

n = N / (1+Ne2)

Keterangan :

n = Besar sampel,

N = Jumlah Populasi yang akan disurvei

e = Sampling error (5%)

Jumlah Populasi di kecamatan Talun adalah 60.700 orang, jadi dengan


menggunakan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah 396 orang.

4 Tehnik Pengambilan sampel


Karena kecamatan Talun terdiri dari 14 desa/kelurahan, dan masing-
masing desa jumlah penduduknya tidak sama, maka untuk penentuan jumlah
sampel pada masing-masing desa menggunakan tehnik Stratified
proportional random sampling sebagai berikut :

NO DESA JUMLAH PENDUDUK JUMLAH SAMPEL

1 TALUN 5,403 35

2 KAMULAN 2,739 18

3 BAJANG 5,178 34

4 KAWERON 3,585 24

5 JAJAR 2,799 18

6 WONOREJO 4,064 27

7 DUREN 3,697 24

10
8 SRAGI 1,391 9

9 BENDOSEWU 5,002 33

10 JEBLOG 4,210 28

11 JABUNG 3,672 24

12 TUMPANG 5,111 34

13 KENDALREJO 10,354 67

14 PASIRHARJO 3,495 23

JUMLAH 60,700 398

Pemilihan sampel dilakukan dengan cara acak.

5 Lokasi pengambilan data


Pengambilan data responden dilaksanakan di 14 (empat belas)
desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Talun dengan mendatangi tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran.

6 Teknik pengambilan data


Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner yang berisi daftar
tentang pernyataan keluhan pelanggan. Kuisioner didistribusikan ke tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan atau sasaran.

7 Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara:


Responden mengisi sendiri kuesioner (jika mampu) dan setelah selesai
langsung dikumpulkan kepada petugas.
Dalam hal responden tidak dapat mengisi sendiri, petugas membantu
pengisian dengan melakukan wawancara (indepth interview) dan responden
memilih jawaban yang sesuai

E. Pemantauan dan evaluasi


Data yang terkumpul kemudian di entry pada software yang sudah ada
kemudian diolah sebagai berikut:
1 Data karakteristik responden disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
menggunakan tabel atau grafik
2 Data pendapat responden terhadap unsur-unsur pelayanan di Puskesmas
dilakukan tabulasi dan skoring kemudian diurutkan sesuai prosentase
penyataan keluhan.
3 Data keluhan tertulis dari reponden direkap di dalam form rekapan keluhan.
Pada hasil akhir nantinya akan keluar hasil rata rata indeks masukan dari
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan sasaran.

11
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan puskesmas berasal dari
dana BOK yang direncanakan dalam pertemuan mini lintas program dan lintas sector
dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan kefarmasian perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan
risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan Puskesmas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan dalam upaya menjalin komunikasi dengan


masyarakat di UPT. Puskesmas Talun dalam memberikan pelayanan pelaksanaan
survey untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat.
Indikator mutu akan di pantau oleh tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan
evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan
manajemen dan di laporkan kepada kepala puskesmas.

15
BAB IX
PENUTUP

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang maha mengabulkan rencana kita
semua, semoga kegiatan yang kami kemas dalam pedoman ini senantiasa memberi
manfaat yang setinggi-tingginya kepada banyak pihak. Kami sadar kegiatan kami tidak
akan berjalan lancer dan baik dukungan dari berbagai pihak dan pedoman ini masih
kurang sempurna karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapan demi perbaikan
dikemudian hari

16

Anda mungkin juga menyukai