Riwayat Hidup
Martin Luther, anak dari Hans Luder dan ibunya, Margarethe, lahir
di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, pada tanggal 10 November 1483, dan
meninggal pada tanggal 18 Februari 1546 di usianya yang 62 tahun di kota
kelahirannya di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci. Martin Luther bersaudara 3
orang, menikah pada tanggal 13 Juni 1525 dengan Katharina van Bora dan
mempunyai anak 6 orang (Hans, Elizabeth, Magdalena, Martin, Paul,
Margarethe/Rebekah).
Ayahnya menginginkan Martin Luther harus menjadi pegawai negeri untuk dapat
memberikan kehormatan kepada keluarganya. Untuk mewujudkan impiannya
maka ayahnya Hans mengirimkan Matin Luther kecil belajar ke Mansfeld,
Magdeburg dan Eisenach. Selanjutnya pada tahun 1501 di usia 17 tahun, Luther
masuk ke Universitas Erfurt dan menyelesaikan perkuliahannya dengan sangat
cepat sehingga pada tahun 1502 dia sudah mendapatkan gelar sarjananya.
Kemudian pada tahun 1505, Luther sudah meraih gelar magister hukum.
Ayahnya menyarankan Luther untuk mendaftarkan diri bekerja universitas
tempatnya kuliah tersebut.
Pada suatu hari di musim panas tahun 1505, terjadi serangan badai dan petir yang
cukup hebat. Luther yang sedang dalam perjalanan pulang kerumahnya, sangat
ketakutan dengan situasi tersebut. Dalam ketakutan, Luther berdoa dan berseru,
“Tolonglah, Santa Ana! Saya akan menjadi biarawan!”. Selanjutnya Luther
dapat sampai kerumahnya dan dia selamat. Luther merasa bahwa dia selamat
karena pertolongan Tuhan dan Santa Ana, sehingga Luther meninggalkan sekolah
hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Mengetahui anaknya
masuk biara maka ayahnya Hans sangat marah.
Pendidikan:
Pekerjaan:
Imam, ditahbiskan pada tahun 1507.
Pastor/Biarawan Augustinian.
Pendeta Lutheran.
Pengajar Teolog di Universitas Wittenberg pada 1508.
Tokoh terkemuka bagi Reformasi Gereja Katolik.
Karya:
Pada tanggal 15 Juni 1520, Paus – Gereja Katolik Roma mengeluarkan Surat
Resmi “Bulla Kepausan” bernama “Exurge Domine” untuk mengucilkan
Luther (ekskomunikasi dari Gereja). Paus menyatakan bahwa dalam
pandangan-pandangan Luther terdapat 41 pokok yang sesat, dan meminta
kepada Luther menarik kembali pandangannya dalam tempo 60 hari dan jika
tidak dilaksanakan maka Luther akan dijatuhi hukuman gereja. Luther
membalas bulla tersebut dengan suatu karangan yang berjudul “Widder die
Bullen des Endchrists” (Melawan bulla yang terkutuk dari si Anti-Krist).
Pada tanggal 10 Desember 1520 Luther membakar Bulla Paus “Exurge Domine”
tersebut bersama-sama dengan Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik Roma di
depan gerbang kota Wittenberg dengan disaksikan oleh sejumlah besar
mahasiswa dan mahaguru Universitas Wittenberg. Tindakan ini merupakan
tanda pemutusan hubungannya dengan Gereja Katolik Roma.
Pada tanggal 3 Januari 1521, keluarlah Bulla Kutuk Paus terhadap Luther.
Pada tanggal 22 Januari 1521, Kaisar Charles V meresmikan persidangan
Imperial Diet of Worms. Kaisar mengundang Luther sebagai peluang terakhir
Luther untuk mengakui bahwa dalil-dalil yang diajarkannya adalah salah, dan
menjanjikan perlindungan atas keselamatan jiwa Luther, namun Luther tetap
mempertahankan dalil ajarannya. Kaisar menepati janjinya kepada Luther
sehingga sebelum rapat menjatuhkan keputusan atas dirinya, Luther
diperintahkan untuk meninggalkan rapat. Selepas persidangan, Luther
dinyatakan sebagai orang buangan.
Pada tanggal 26 Mei 1521, dikeluarkanlah Edik Worms yang berisi antara lain:
Luther dan para pengikutnya dikucilkan dari masyarakat; segala karangan
Luther harus dibakar; dan Luther dapat ditangkap dan dibunuh oleh siapa pun,
kapan pun, dan di mana pun juga.
Lainnya:
2. Pertobatan
Saat sedang dalam perjalanan dari Mansfeld ke Erfurt, Martin Luther terjebak
serangan badai. Di suatu hutan dekat desa Stotternheim, petir menyambar di
dekatnya, sehingga ia terlempar jauh akibat tekanan udara. Dalam ketakutan, ia
berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya akan menjadi biarawan!". Badai mereda
dan karena nyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan
masuk ke biara Augustinian di Erfurt pada 17 Juli 1505 (Banyak sejarahwan
percaya bahwa tindakan Martin Luther bukanlah tindakan yang spontan, tetapi
sudah terformula di benak pikirannya). Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya
kepada Martin, karena ayahnya menginginkan ia menyelesaikan studi
hukumnya. Luther juga didorong oleh rasa takut akan neraka dan murka Tuhan,
dan merasa bahwa hidup di biara akan menolong dia menemukan keselamatan.
4. Penutup
Manusia cenderung hidup dalam dosa karena hidupnya terikat dosa. Oleh
karena itu, manusia membutuhkan keselamatan agar memperoleh kehidupan
kekal di surga kelak. Manusia membutuhkan penolong lain di luar dirinya yang
dapat enolongnya mendapatkan keselamatan.
Iman adalah jalan pembuka bagi proses pengudusan hidup orang Kristen
dan jembatan yang menghubungkan sehingga ada persekutuan antara orang
Kristen dan Allah. Di sini Roh Kudus berperan untuk menguduskan. Manusia
tidak dapat menguduskan dirinya sendiri. Roh Kuduslah yang menguduskannya.
Bagaimana cara Tuhan membawa ke-4 tokoh di atas kembali kepada
pertobatan?
Tuhan menggunakan Roh Kudus untuk mengembalikan orang-orang yang
sudah berbelok ke arah jalan yang tidak benar. Hanya oleh Roh Kudus sajalah
manusia dapat dipulihkan dan bertumbuh serupa dengan Kristus. Pertumbuhan
rohani orang percaya terjadi karena karya Roh Kudus yang diam di dalamnya.
Pertumbuhan rohani juga terjadi karena Roh Kudus memberi kekuatan yang
mengubahkan mental, karakter, dan kepribadian yang sesuai dengan
pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus.
Jadi, Roh Kudus mempunyai peran yang sangat penting, yaitu memberi
pertumbuhan kepada setiap orang percaya, baik dalam hal iman maupun
kapasitas hidupnya.
5. Daftar Pustaka
Wikipedia Indonesia
Biokristi.sabda.org
https://id-id.facebook.com/notes/us-embassy-jakarta-indonesia/10-hal-
yang-bisa-kamu-pelajari-dari-martin-luther-king-jr/495203332143/
http://www.secapramana.com/theworldismine/martinluther.htm
TUGAS AGAMA KRISTEN
TOKOH REFORMASI : MARTIN LUTHER
REGINA GALILEA NGONGOLOY
X MIPA A / 27