1. Tentukan peubah, derajat dan suku konstanta dari suku banyak berikut ini:
a) 5t t 2
4
b) x( x 4)( x 3)
c) (2 y y 2)( y 1)( y 1)
2
b) 3 x x 6 x 9 dibagi x x 1
3 2 2
1
8. Tentukan semua nilai x bilangan real yang memenuhi persamaan:
a) 3 x x 4 0 .
2
b) x x 0 .
3
c) 2 x 11 x 7 x 6 0
3 2
d) x 9 ( x 3)( x 3)
2
10. Diketahui bahwa ( x 4) adalah salah satu faktor dari suku banyak
x 2 (b 2) x (b 12) . Maka faktor lainnya adalah….
12. Jika suku banyak P ( x ) dibagi ( x 4) sisanya –13, sedangkan jika dibagi
( x 1) sisanya 2. Jika P ( x ) dibagi oleh ( x 2 3 x 4) sisanya sama dengan
….
2
Bonus: (silahkan dibaca jika berminat)
Dalam artikel ini, disebutkan salah satu atau lebih mukjizat beberapa nabi, yaitu:
1. Nabi Nuh 5. Nabi Dawud
2. Nabi Ibrahim 6. Nabi Sulaiman
3. Nabi Yusuf 7. Nabi Isa
4. Nabi Musa 8. Nabi Muhammad
Selamat menyimak…
1. Nabi Nuh
Nabi Nuh disebut juga “bapak seluruh manusia” (Abul Basyar) selain Nabi
Adam, karena semua manusia setelah kejadian banjir di zaman Nabi Nuh
adalah anak keturunan beliau. Banjir Nabi Nuh terjadi pada seluruh dunia
sehingga tidak ada manusia yang selamat kecuali yang berada di atas kapal
bersama nabi Nuh.
Seluruh orang kafir yang tidak beriman di muka bumi akan terkena banjir
sehingga tidak tersisa sedikit pun, sebagaimana doa nabi Nuh:
3
Semua yang tersisa di bumi yaitu yang tidak naik perahu nabi Nuh
tenggelam. Allah berfirman,
Jadilah nabi Nuh adalah “bapak seluruh manusia” setelah nabi Adam. Allah
berfirman,
“Allah tidak menjadikan seorangpun yang bersama Nabi Nuh dari orang-
orang yang beriman anak dan keturunan kecuali Nuh ‘alaihis salam saja…
Semua yang ada di muka bumi sekarang dinisbatkan kepada ketiga anak
Nabi Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafidz”2.
Al-Hamawi menjelaskan,
“Orang pertama yang turun kapal adalah Nuh ‘alaihis salam, ketika beliau
keluar dari kapal, beliau bersama 80 manusia. Mereka membangun tempat
tinggal di tempat itu dan menetap di sana. Kemudian mereka tertimpa wabah
penyakit, sehingga 80 orang tersebut meninggal kecuali Nuh ‘alaihis salam
dan anaknya. Maka beliau adalah Abul Basyar (bapak seluruh manusia)” 3.
***
Artikel Muslim.or.id
4
2. Nabi Ibrahim
Kalau satu bukti kebesaran Allah Ta’ala adalah pada doa Nabi
Ibrahim ‘alaihis salam ketika membawa Hajar dan Ismail ke tanah ka’bah
Masjidil Haram di Mekkah. Daerah sekitar Ka’bah tidak ada tanaman dan
tandus bahkan sampai sekarang sulit untuk ditanami tanaman. Meskipun
tahu dan mengakui dalam doanya bahwa tanah Mekkah demikian, tetapi
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tetap berdoa agar daerah tersebut diberi rezeki
buah-buahan oleh Allah. Doa Nabi Ibrahim terkabulkan, saat ini buah-
buahan di tanah Mekkah sangat banyak, berlimpah dan beraneka ragam,
buah-buahan tersebut didatangkan dari berbagai daerah di dunia.
Manusia yang terlalu pakai logika, tentu saat itu berpikir mustahil berdoa
seperti itu, tidak ada tumbuhan tapi minta agar ada buah-buahan, akan
tetapi tidak ada yang namanya mustahil dengan doa. Selama doa itu adalah
kebaikan, Allah Maha Mampu mengabulkannya. Ini bukti bahwa manusia
tidak bisa mengandalkan logika dan pikiran saja, karena logika manusia
terbatas. Perlu bimbingan wahyu agar manusia bahagia hidup dunia-akhirat.
Ibnu Katsir menjelaskan ini adalah bentuk terkabulnya doa Nabi Ibrahim,
beliau berkata:
5
“Allah mengabulkan doa nabi Ibrahim dan didatangkan buah berbagai jenis.
Engkau lihat sekarang di Mekkah semua macam buah-buahan yang banyak
berlimpah ruah.” [Tafsir As-Sa’diy]
Satu pelajaran dari doa Nabi Ibrahim adalah agar kita yakin dengan doa kita
dan jangan menganggap tidak mungkin atau sulit dikabulkan, karena Allah
Maha Mampu Mengabulkan doa.
Hendaknya kita yakin dengan doa kita dan optimis. Rasulullah shallalahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
***
Artikel Muslim.or.id
3. Nabi Yusuf
Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang
menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan
bersujud kepadanya. Ketika ia bangun, maka ia langsung mendatangi
ayahnya, Nabi Ya’qub ‘alaihissalam menceritakan mimpinya itu. Ayahnya pun
langsung memahami takwilnya, dan bahwa akan terjadi pada anaknya suatu
urusan yang besar. Maka ayahnya segera mengingatkan Yusuf agar tidak
6
menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya yang nantinya setan
akan merusak hubungan mereka dan berhasad kepadanya atas pemberian
Allah itu. Yusuf pun menaati saran ayahnya.
Maka pada pagi hari, mereka keluar membawa Yusuf ke gurun sambil
menggembala kambing-kambing mereka. Setelah mereka berada jauh dari
ayah mereka, maka mulailah mereka melakukan rencana itu, mereka berjalan
7
hingga tiba di sumur, lalu mereka melepas baju Yusuf dan melempar Yusuf ke
dalamnya. Ketika itu, Allah mewahyukan kepada Yusuf, “Sesungguhnya kamu
akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak
ingat lagi.” (QS. Yusuf: 15)
Setelah mereka berhasil memasukkan Yusuf ke sumur, maka mereka berpikir
kembali tentang apa yang akan mereka katakan nanti di hadapan ayah mereka
ketika ayahnya bertanya tentang Yusuf, hingga akhirnya mereka sepakat untuk
mengatakan bahwa seekor serigala memakannya, dan untuk menguatkan
pernyataan mereka itu, mereka sembelih seekor kambing lalu darahnya
mereka lumuri ke baju Yusuf.
Tetapi Nabi Ya’qub melihat gamisnya dalam keadaan tidak robek, karena
mereka lupa merobeknya, lalu Ya’qub berkata kepada mereka, “Sungguh aneh
serigala ini, mengapa ia bersikap sayang kepada Yusuf, ia memakannya tanpa
merobek pakaiannya.” Maka Ya’qub berkata kepada mereka menerangkan
kedustaan mereka, “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik
perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku).
Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu
ceritakan.” (QS. Yusuf: 18).
Adapun Yusuf, maka ia tetap berada dalam sumur menunggu adanya orang
yang mau menolongnya. Ketika ia dalam keadaan demikian, tiba-tiba datang
sebuah kafilah yang hendak menuju Mesir, lalu mereka ingin menambahkan
persediaan mereka, kemudian mereka mengutus salah seorang dari mereka ke
sumur untuk membawakan air. Ketika ia menurunkan timbanya, maka Yusuf
bergantung kepadanya, lalu orang itu melihat ke isi sumur, ternyata dilihatnya
seorang anak muda yang tampan berpegangan dengannya. Orang ini pun
merasa senang dan memberitahukan kepada kawan-kawannya yang lain, lalu
mereka mengeluarkan Yusuf dan membawanya bersama mereka menuju
Mesir untuk dijual.
8
Pada suatu hari, Al ‘Aziz berkeliling di pasar untuk membeli seorang anak buat
dirinya, karena ia tidak punya anak. Kemudian kafilah itu menawarkan Yusuf
kepadanya, lalu raja Al ‘Aziz membelinya dengan harga beberapa dirham saja.
Waktu pun berlalu dan Yusuf semakin dewasa, ia tumbuh sebagai pemuda
yang kuat dan sangat tampan. Istri Al ‘Aziz selalu memperhatikan Yusuf setiap
harinya dan tertarik kepadanya, mulailah ia menampakkan rasa sukanya
melalui isyarat dan sindiran, tetapi Yusuf berpaling darinya dan tidak peduli
terhadapnya, maka mulailah wanita ini berpikir bagaimana caranya agar dapat
merayu Yusuf.
Terhadap tuduhan itu Nabi Yusuf segera membela diri dan berkata, “Dialah
yang merayu diriku.”
9
Maka suaminya meminta penyelesaian kepada salah seorang keluarganya, lalu
aggota keluarga itu berkata tanpa ragu, “Lihatlah! Jika baju gamisnya koyak di
depan, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.–
Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita Itulah yang dusta, dan
Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Yusuf: 26-27)
Istri Al ‘Aziz pun mengetahui keadaan itu hingga ia marah dan ingin
menunjukkan alasan terhadap tindakannya itu kepada kaum wanita yang
membicarakan dirinya, dan bahwa ketampanan Yusuf itulah yang membuat
dirinya melakukan hal itu.
Yusuf pun keluar menuruti perintah majikannya, maka ketika kaum wanita
melihatnya, mereka semua terpesona dengan ketampanannya dan tanpa sadar
mereka melukai tangan mereka dengan pisau, sampai-sampai mereka semua
mengira bahwa Yusuf adalah seorang malaikat. Istri Al ‘Aziz pun berkata,
“Itulah orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan
sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku)
10
akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang
aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan
termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)
Maka kaum wanita pun menerima alasan istri Al ‘Aziz, dan ketika Yusuf
melihat keadaan seperti itu, ia berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku
sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau
hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
Hampir saja terjadi fitnah di Madinah karena rasa cinta kaum wanita kepada
Yusuf, maka pihak berwenang memandang bahwa Yusuf perlu dipenjarakan
sampai waktu tertentu.
11
tinggal di penjara beberapa tahun lamanya. Maka berlalulah waktu dan
terjadilah apa yang ditakwikan Yusuf itu terhadap keduanya.
Lalu Yusuf menimpali kata-kata mereka secara tiba-tiba dengan ucapan ini,
“Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap
Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu
itu?”.
Mereka pun balik menjawab, “Mereka berkata, “Apakah kamu ini benar-benar
Yusuf?”.
Yusuf menjawab, “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barang siapa yang
bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang berbuat baik.”
12
Maka saudara-saudaranya pun meminta maaf kepadanya dan mengakui
kesalahannya, lalu Yusuf memaafkannya dan memintakan ampunan kepada
Allah untuk mereka, lalu Yusuf bertanya kepada mereka tentang ayahnya. Dari
berita yang disampaikan, Yusuf mengetahui bahwa ayahnya telah buta
matanya karena kesedihannya atas kehilangan Yusuf, lalu Yusuf berkata
kepada mereka, “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu
letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah
keluargamu semuanya kepadaku.”
13
(hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf: 100)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang orang yang paling mulia? Beliau
menjawab, “Yaitu orang yang paling bertakwa.” Maka para sahabat berkata,
“Bukan ini maksud pertanyaan kami?” Beliau pun bersabda, “Yaitu Yusuf
seorang Nabi Allah putera Nabi Allah putera Nabi Allah putera kekasih Allah.”
Kisah Nabi Yusuf ini secara panjang lebar disebutkan Allah dalam surah Yusuf.
***
Artikel kisahmuslim.com
4. Nabi Musa
Maka berangkatlah Musa menuju Mesir bersama keluarganya, sehingga ketika
mereka merasakan kegelapan, mereka duduk beristirahat agar dapat
melanjutkan perjalanan lagi. Ketika itu, cuaca sangat dingin sekali, maka Musa
pun mencari sesuatu untuk dapat menghangatkan badannya, ia pun melihat
api dari jauh, lalu meminta keluarganya menunggu di situ agar ia dapat
mengambil sesuatu untuk menghangatkan badan. Maka Musa pun pergi
mendatangi api itu dengan membawa tongkatnya.
Lebih dari seorang mufassir baik dari kalangan salaf maupun khalaf berkata,
“Nabi Musa pergi menuju api yang dilihatnya itu dan setelah sampai di sana,
14
didapatinya api itu menyala-nyala di sebuah pohon hijau, yaitu pohon Ausaj
(jenis pohon yang berduri), apinya semakin menyala, kehijaun pohon itu juga
semakin bertambah, maka Musa berdiri dalam keadaan takjub dan ketika itu
pohon tersebut di kaki gunung di sebelah Barat dan berada di sebelah kanan
Nabi Musa sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan tidaklah kamu (Muhammad)
berada di sisi yang sebelah Barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada
Musa, dan tidak pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.” (QS. Al
Qashshash: 44)
Saat itu Musa berada di lembah yang bernama Thuwa, sambil menghadap
kiblat, sedangkan pohon itu berada di kanannya di sebelah Barat, lalu
Tuhannya memanggilnya,
15
mukjizat-mukjizat yang lain untuk menguatkan kerasulannya ketika
berhadapan dengan Fir’aun dan para pembesarnya.
16
Maka ketika Musa dan harun berangkat, mulailah keduanya mengajak mereka
kepada Allah dan berusaha membawa Bani Israil dari penindasan Fir’aun, akan
tetapi Fir’aun mengejek keduanya dan mengolok-olok apa yang mereka
berdua bawa serta mengingatkan Musa, bahwa dirinyalah yang mengurus
Musa di istananya dan terus membesarkannya hingga ketika dewasa Musa
membunuh orang Mesir dan pergi melarikan diri.
Maka Nabi Musa ‘alaihissalam berkata, “Aku telah melakukannya, sedang aku
di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.–Lalu aku lari meninggalkan
kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku
ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.—Budi baik
yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah
memperbudak Bani Israil.” (Lihat Asy Syu’araa: 20-22)
Musa menjawab, “Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-
Nya”.
Musa berkata (pula), “Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu
yang dahulu”.
Musa berkata, “Tuhan yang menguasai Timur dan Barat dan apa yang ada di
antara keduanya; (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.”
Fir’aun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selainku, aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.” (Lihat Asy Syu’araa: 23-
29)
17
kembali seperti biasa menjadi tongkat. Kemudian Musa memasukkan
tangannya ke leher bajunya, lalu ia keluarkan, tiba-tiba tampak warna putih
berkilau.
Tibalah hari pertunjukan itu dalam keadaan ramai dihadiri oleh banyak
manusia, mereka ingin melihat apakah Musa yang menang ataukah para
penyihir?
Para penyihir pun melempar tali dan tongkat, sambil menyihir mata manusia
sehingga menurut pandangan manusai bahwa tongkat dan tali tersebut
berubah menjadi ular yang gesit dan bergerak di hadapan mereka, sehingga
orang-orang takut terhadapnya, bahkan Nabi Musa dan Harun merasa takut
terhadapnya, lalu Alllah memberikan wahyu kepada Musa agar ia tidak takut
dan melempar tongkatnya, maka Nabi Musa dan saudaranya (Nabi Harun)
tenang karena perintah Allah itu.
18
Nabi Musa pun melempar tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi ular
yang besar yang menelan tali para penyihir dan tongkat mereka. Ketika para
penyihir melihat apa yang ditunjukkan Nabi Musa ‘alaihissalam, maka mereka
pun mengakui, bahwa itu adalah mukjizat dari Allah dan bukan sihir.
Kemudian Allah melapangkan hati mereka untuk beriman kepada Allah dan
membenarkan apa yang dibawa Nabi Musa ‘alaihissalam, mereka pun
akhirnya hanya bersujud kepada Allah sambil menyatakan keimanan mereka
kepada Tuhan Musa dan Harun.
Ketika itulah Fir’aun semakin geram dan mulai mengancam para penyihir, ia
berkata kepada mereka, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa)
sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah
pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya
aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara
bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada
pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di
antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (QS. Thaahaa: 71)
Meskipun begitu, para penyihir tidak takut terhadap ancaman itu setelah Allah
mengaruniakan keimanan kepada mereka, mereka berkata, “Kami sekali-kali
tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat)
yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan
kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya
kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.–
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni
kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami
melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).–
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa,
maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan
tidak (pula) hidup.–Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan
beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka Itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia),–(yaitu)
surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan
kemaksiatan).” (QS. Thaahaa: 72-76)
***
Artikel kisahmuslim.com
19
5. Nabi Daud
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud," dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju
besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang
saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. 34:10-11)
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Telah dimudahkan bagi Nabi Daud alaihi salam membaca al-Qur an (Kitab
Zabur). Dia pernah memerintahkan agar pelana hewan-hewan tunggangannya
disiapkan, maka dia selesai membaca Kitab sebelum pelana hewan tunggangannya
selesai disiapkan, dan dia tidak memakan sesuatu kecuali dari hasil usaha
tangannya sendiri". Musa bin Uqbah meriwayatkan dari Shafwan dari Atha bin
Yasar dari Abu Hurairah radliallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
(HR. Bukhari) No. 3164 / 3417 Fathul Bari. Shahih
6. Nabi Sulaiman
20
waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai
kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat
Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. “Bawalah semua kuda itu
kembali kepadaku”. Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu.” (Shaad: 30-33).
Sulaiman `alaihis salam begitu cintanya kepada kuda untuk digunakan jihad di
jalan Allah. Beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat dan bersayap. Kuda-
kudanya berjumlah 20 ribu. Ketika ia memeriksa dan mengatur kuda-kuda
tersebut, ia ketinggalan shalat Ashar karena lupa, bukan di sengaja. Saat ia
mengetahui bahwa ia ketinggalan melakukan shalat karena kuda-kuda
tersebut, ia pun bersumpah, ‘Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku)
melalaikanku dari menyembah Tuhanku.’ Lalu beliau memerintahkan agar
kuda-kuda itu disembelih. Maka beliau memukul leher-leher dan urat-urat
nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Ketika Allah mengetahui hamba-
Nya yang bernama Sulaiman menyembelih kuda-kuda tersebut karena Diri-
Nya, karena takut dari siksa-Nya serta karena kecintaan dan pemuliaan
kepada-Nya, karena dia sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga habis
waktu shalat.
Sebab hal tersebut, Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik
dari kuda-kuda tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan
perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya,
perjalanannya sebulan dan kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih cepat
dan lebih baik daripada kuda. Karena itu, benarlah sabda Rasulullah shallallahu
`alaihi wasallam,
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada
Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya.”
(HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih).
***
Artikel kisahmuslim.com
21
7. Nabi Isa
Nabi Isa adalah di antara nabi dan rasul Allah. Berbeda dengan manusia
lainnya, Nabi Isa terlahir tanpa seorang ayah. Dan ibunya adalah seorang
wanita suci dan shalihah. Demikianlah jika Allah menghendaki sesuatu terjadi,
maka ia akan terjadi.
Adam, Allah ciptakan tanpa perantara ayah dan ibu. Hawa lahir tanpa campur
tangan wanita. Dan Isa hanya dari seorang ibu.
Maryam adalah seorang wanita shalihah yang menjaga diri dan kehormatan.
Berita tentang kelahiran Nabi Isa menyebar perlahan. Satu per satu orang
tahu, bahwa Maryam yang tak bersuami melahirkan anak laki-laki. Saat hendak
melahirkan putranya, Maryam menyendiri di ujung timur Masjid al-Aqsha.
22
Mereka kembali bertanya, “Bisakah pohon tumbuh tanpa air?” “Bisa. Siapakah
yang menciptakan pohon pertama kali?” jawab Maryam. Mereka bertanya lagi
untuk yang ketiga kali, “Bisakah seorang anak lahir tanpa seorang ayah?”
Maryam menjawab, “Bisa. Sesungguhnya Allah menciptakan Adam tanpa ayah
dan ibu”. Mereka pun diam.
Keluarga Maryam adalah orang yang mencintai dan mengenalnya Mereka pun
tetap mempertanyakan. Timbul sebersit rasa di hati mereka. Lalu bagaimana
pula dengan orang-orang yang jauh, orang-orang fasik, apa yang akan mereka
katakan?
Ketiga: Orang-orang Islam. Mereka memuliakan Nabi Isa sebagai seorang nabi
dan rasul. Namun tidak berlebih-lebihan terhadapnya, dengan mengimaninya
sebagai hamba Allah.
“Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (Quran: Maryam Ayat 23).
“Maka menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan
goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan
bersenang hatilah kamu.” (Quran: Maryam Ayat 24-26).
23
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa yang menyeru Maryam dalam
ayat ini. Said bin Jubair, adh-Dhahhak, Amr bin Maimun dll. menyatakan
bahwa itu Jibril. Mujahid, al-Hasan, dll. menyatakan bahwa Nabi Isa berbicara
kepada Maryam. Ia menghiburnya, ‘Wahai Ibu, janganlah bersedih’. Sang anak
menunjukkan bahwa kelahirannya adalah mukjizat dan karunia dari Allah ﷻ.
Maryam pun menjadi tenang.
Mereka tuduh Nabi Zakariya lah yang menzinainya. Tanpa pengadilan, mereka
hakimi Zakariya dengan membunuhnya. Di antara mereka juga ada yang
menuduh Yusuf an-Najjar, sepupu Maryam, adalah bapaknya Isa.
24
Isa memberikan jawaban dan persaksian, membantah tuduhan keji yang
dilemparkan pada ibunya.
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil)
dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” (Quran: Maryam Ayat 30).
Kalimat pertama dari lisan Isa menegaskan bahwa dia adalah hamba Allah ﷻ,
bukan anak Tuhan. Sekaligus juga membantah tuduhan kaumnya terhadap
ibunya. Ia membantah orang yang mengatakannya anak Allah atau anak zina.
“…dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada,
dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari
aku dibangkitkan hidup kembali”. (Quran: Maryam Ayat 31-33).
“Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang
mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah
mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka
Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.” (Quran: Maryam
Ayat 34-35).
25
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat
kepadanya dan Kami jadikan Dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah)
untuk Bani lsrail.” (Az-Zukhruf: 59)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah
kalimat Allah yaitu Allah menciptakan beliau dengan kalimat-Nya, “”ك ن.
Sedangkan maksud dari Roh ialah Isa ‘alaihissalam merupakan salah satu
dari sekian banyak roh yang telah Allah ciptakan. 3 Dan beliau bukanlah roh
kudus, karena roh kudus itu ialah Jibril ‘alaihissalam sebagaimana yang
telah dijelaskan oleh para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan yang setelah
mereka.4
Dari ayat ini, kita dapati betapa mulia dan agungnya kedudukan Nabi
Isa ‘alaihissalam di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga Allah sebutkan beliau
sebagai kalimat dan juga roh-Nya. Dan idhafah (penyandaran) pada ayat ini
merupakan bentuk penghormatan kepada beliau.
Dakwah beliau tidak berbeda dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang
lain, yaitu mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya kepada
Allah ‘Azza wa Jalla. Hanya saja, Nabi Isa ‘alaihissalam diutus khusus
kepada Bani Israil. Berbeda dengan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam yang diutus kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan
manusia.
“Dan (Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan
berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu
dengan membawa ayat (mukjizat) dari Rabb-mu.” (Al-Quran Surat Ali ‘Imran:
49)
Di antara yang beliau serukan kepada Bani Israil adalah apa yang Allah
abadikan dalam kitab-Nya,
“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan
juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya,
dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak
memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api
neraka).” (Al-Quran Surat Al-Maaidah: 72)
“Sesungguhnya Allah itu Rabb-ku dan juga Rabb kalian, maka beribadahlah
kepada-Nya. Inilah jalan yang lurus.” (Al-Quran Surat Ali-‘Imran: 51)
26
Walau Allah telah menganugerahi banyak mukjizat yang menunjukkan
kenabian beliau, dan membenarkan kerasulan beliau, hanya sebagian saja
yang menyambut dan menerima dakwah beliau. Mereka adalah al-
hawariyyun yang menjadi pengikut dan penolong setia beliau.
Sejak zaman Nabi Musa ‘alaihissalam, Bani Israil telah menunjukkan sikap-
sikap melampaui batas. Mereka telah dikenal sebagai kaum yang sombong,
berhati keras, pembangkang, suka berbohong dan ingkar janji, selalu
mengingkari nikmat dan ayat-ayat Allah serta hobi mengakal-akali perintah
dan larangan Allah. Karenanya, Allah selalu mengutus para Nabi kepada
mereka untuk membimbing dan menuntun mereka ke jalan yang benar, serta
menegakkan hukum Allah di tengah-tengah mereka.
Akan tetapi, ketika ada Nabi yang diutus kepada mereka, selalu saja
mendapat ancaman kejahatan tangan-tangan mereka. Dan mereka tidak
segan-segan membunuh para Nabi yang diutus kepada mereka. Di antara
Nabi yang Allah utus kepada mereka adalah Isa ‘alaihissalam.
Tidak berbeda dengan nabi-nabi yang lain, Isa ‘alaihissalam juga mendapat
perlakuan yang sama dari Bani Israil berupa pendustaan, pengingkaran,
gangguan, dan permusuhan.
27
menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem
untuk menyalibnya.
Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu
langsung berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang
sedang ditempati oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan kemudian mengepungnya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka telah merancang tipu muslihat,
dan Allah juga membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah
adalah sebaik-baik perancang tipu muslihat.” (Ali ‘Imran: 54)
Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, “Dan
mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan
tetapi, (orang yang mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya
dengan Isa) untuk mereka.”
Para ulama telah sepakat tentang keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit
dalam keadaan masih hidup dan sama sekali belum mati. Dan hal ini telah
disebutkan Allah dalam firman-Nya,
28
“Mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin. Akan tetapi
(sebenarnya), Allah telah mengangkatnya (Isa) kepada-Nya. Dan Allah itu
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Quran Surat An-Nisaa’: 157-158)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud wafat pada ayat ini
adalah tidur. Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat
ke langit.7
“Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa
alaihissalam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan
menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisaa: 159)
29
Imam As-Saffarini menjelaskan bahwa mereka benar-benar akan beriman
kepada Nabi Isa ‘alaihissalam sebelum wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika
beliau turun dari langit pada akhir zaman nanti, sehingga hanya akan ada
satu agama, yaitu agama Ibrahim yang lurus.
“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-
tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil.”
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku ini yang selalu berperang
menampakkan kebenaran sampai hari kiamat tiba. Maka turunlah Isa
alaihissalam, dan pemimpin mereka (Imam Mahdi) akan berkata
(kepadanya), ‘Kemarilah anda dan sholatlah bersama kami (maksudnya
jadilah imam dalam sholat kami-red).’ Kemudian ia menjawab, ‘Tidak,
sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai
bentuk penghormatan Allah terhadap umat ini.’”
Apa Yang Beliau Bawa Ketika Diturunkan dan Untuk Apa Beliau
Turun??
“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-
tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan menghancur-
kan salib, membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta
30
benda berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia
menerimanya (harta pemberian).” (HR. Bukhari no. 2222, Muslim no. 155)
Misi lain dari turunnya Isa ‘alaihissalam adalah untuk membunuh Dajjal.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi
yang membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam. Akan tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang
adil sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan Isa itu masih hidup di langit
dan sama sekali belum mati. Dan ketika turun nanti, ia tidak akan
menerapkan hukum kecuali dengan hukum kitab dan sunah, bukan dengan
yang menyelisihi itu.”
Inilah sedikit tentang hal-hal yang wajib kita yakini seputar Nabi
Isa ‘alaihissalam. Semoga Allah menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi
setiap orang yang ingin mengambil manfaat darinya.
Wallaahu a’lam.
muslim.or.id
kisahmuslim.com
31
8. Nabi Muhammad
32
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Robbmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Robbmulah yang
Maha pemurah.” (Quran: Al-‘Alaq : 1-3)
33
tenaga.” Tidak berselang lama Waroqoh pun meninggal dunia, dan wahyu
tengah terputus.
Pelajaran Kisah
Maka beliau pun berkholwah di sebuah gua yang dikenal dengan Gua Hira.
Gua Hira adalah sebauh gua di suatu bukit yang terletak kurang lebih 3 mil
dari Mekah.
Setelah beliau berkholwah dan beribadah di Gua Hira selama beberapa hari,
datanglah Jibril membawa wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala seraya
mengatakan “Bacalah!”. Namun beliau adalah seorang yang ummi yang tidak
34
bisa baca dan tulis. Oleh karena itu, beliau menjawab “Saya tidak dapat
membaca.” Kemudian Jibril mendekapnya dengan erat dan memerintahkan
agar beliau membaca kembali.
Hikmah dari dekapan Jibril sebagaimana dijelaskan para ulama adalah untuk
memusatkan perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agar beliau
berkonsentrasi dengan menghadirkan hati sepenuhnya terhadap apa yang
akan dibacakan kepadanya. Jibril mengulanginya tiga kali, hal itu menunjukkan
kesungguhan dalam menggugah perhatiannya. Dari sini selayaknya bagi
seorang mu’aliim (pengajar) sebelum ia mengajarkan ilmu, hendaklah benar-
benar mengkondisikan para muridnya untuk memperhatikan pelajaran dan
menghadirkan hati dengan sepenuhnya. Wallahu a’lam.
Setelah beliau mendapatkan pengajaran dari Jibril, beliau pulang dalam
keadaan gemetar ketakutan dan meminta kepada sang pendamping setianya
untuk menyelimuti hingga hilang rasa takutnya tersebut.
35
Kemudian Waroqoh memberi semangat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk tetap tegar di atas jalan yang telah dilalui oleh nabi Musa dan
para nabi yang lainnya. Dia mengatakan: “Seandainya pada hari tatkala engkau
telah diutus menjadi seorang rasul dan tatkala kaummu mengusirmu
sedangkan aku masih gagah dan berusia muda, atau sekurang-kurangnya
apabila aku masih hidup, maka aku akan menolongmu mati-matian.”
Namun takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala menentukan lain, Waroqoh
meninggal dunia setelah waktu berlalu dan wahyu Allah Subhanahu wa
Ta’ala tengah berhenti. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati kita
semua dan juga Waroqoh bin Naufal bin Asad. Wallahul Muwaffiq.
Mutiara Kisah
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah di atas adalah:
1. Selayaknya bagi seorang pengajar untuk menggugah perhatian para
murid dan memerintahkan untuk menghadirkan hati dan tidak lalai dari
ilmu yang disampaikan. Seperti yang dilakukan Jibril kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mendekap dan
mengulang-ulang perintahnya untuk membaca.
2. Kisah ini sangat jelas menunjukkan bahwa ayat yang pertama kali
diturunkan adalah ayat-ayat di awal surat al-Alaq sebagaimana telah
disepakati oleh para ulama salaf dan khalaf dan tidak sebagaimana yang
diyakini oleh sebagian orang yang mengatakan bahwa yang pertama
diturunkan adalah surat al-Mudatstsir.
3. Dalam kisah di atas nampak beberapa akhlak Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di masa-masa sebelum beliau diangkat menjadi nabi
seperti menyambung tali silaturahmi, memikul beban orang lain yang
kepayahan, membantu orang yang kesulitan, menjamu tamu, dan lain
sebagainya dari akhlak-akhlak terpuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
4. Kebaikan akhlak seseorang merupakan sebab terjaganya diri dari
perkara-perkara jelek yang akan menimpanya. Sebagaimana hiburan
yang disampaikan Khadijah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tatkala beliau mengkhawatirkan dirinya.
5. Dibolehkan memuji seseorang langsung di hadapannya bila yang
demikian mengandung maslahat. Seperti yang dilakukan Khadijah
tatkala ia menyebutkan kebaikan-kebaikan yang selama ini dilakukan
36
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka untuk
meneguhkan hati beliau yang tengah dirundung ketakutan.
6. Kisah di atas menunjukkan kesempurnaan dan kecerdikan Khadijah,
kemapanan jiwa, ketegunan hati, dan mengetahui kondisi dan keadaan,
sehingga beliau menjadi pendamping hidup yang selalu memberikan
dorongan di kala sang suami membutuhkannya. Maka perhatikanlah
dengan baik wahai para istri, dan semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala senantiasa meneguhkan kita semua di atas jalan yang haq.
7. Merupakan adab, apabila seorang yang lebih muda memanggil orang
yang lebih tua maka dengan panggilan “Ya Ammi” (wahai paman), untuk
menghormati dan memuliakannya. Sebagaimana hal itu adalah
kebiasaan baik yang dilakukan oleh masyarakat Arab bahkan sebelum
datang cahaya Islam menerangi dunia ini.
8. Kebenaran tetap harus dipegang sekalipun kebanyakan manusia
meninggalkannya. Oleh karenanya, kita jangan terperdaya dengan
banyaknya manusia yang tersesat dan jangan berkecil hati dengan
sedikitnya pengikut kebenaran. Di awal mula diutusnya
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi, banyak manusia
yang mengingkarinya bahkan mengusir beliau. Namun, kebenaran
tersebut suatu saat akan nampak dan manusia akan mengakui
kebenaran tersebut. Wallahu a’lam.
“Saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ketika itu waktu
Ahsar telah tiba. Lalu manusia mencari air untuk berwudhu, tetapi tidak
37
memperolehnya. Lalu ada seseorang membawakan air untuk berwudhu. Maka
beliau meletakkan tangannya ke dalam bejana tempat air itu, dan menyuru
semua orang berwudhu dari situ.” Anas bin Malik Radiyallahu Anhu berkata:
“Saya melihat air keluar dari jari-jari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sehingga semua orang dapat berwudhu dengan air itu.” (HR. Bukhari, 3573,
dalam kitab Manaqib, Bab: Alamat Nubuwwah fil-Islam, dan Muslim, 2279)
Kemudian perawi hadits, Salim bin Abi Ja’d bertanya kepada Jaabir bin
Abdillah: “Berapakah jumlah kalian?” Jaabir menjawab, “Seandainya jumlah
kami seratus ribu, pastikan akan mencukupi. Akan tetapi jumlah kami hanya
lima ratus orang).” (HR. Al-Bukhari no. 3576, dan Muslim no. 1856)
38
dari batu merupakan perihal yang telah dimengerti dan dikenal, berbeda
dengan keluarnya air di antara daging dan darah.” (Fathul-Bari, 6/677)
Sebuah syair berbunyi:
39
Hadits ini menunjukkan bahwa pintu maaf Allah dan rahmat-Nya jauh lebih
bernilai dibanding gunung emas. Hakikat keduanya lebih agung dari emas
walau sebesar gunung. Meskipun manusia lebih suka pada apa yang tidak
mereka miliki (gunung emas). Dibanding kenikmatan besar yang tersedia
untuk mereka.
Pelajaran lainnya adalah di antara metode yang digunakan ahlul batil dalam
mendebat adalah meminta perkara-perkara ajaib semisal mukjizat. Tujuannya
bukan untuk merenungkan kemudian beriman. Bukan pula membuat tenang
hati mereka dengan kebenaran. Mereka hanya ingin menghalangi manusia
dari jalan Allah. Mereka hanya ingin mendebat saja. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah mendatangkan sebuah mukjizat yang besar dan kekal
untuk mereka. Sebuah mukjizat yang dinalar oleh orang-orang Arab sebagai
sesuatu yang hebat dan istimewa. Yaitu Alquran. Bahkan Allah tantang mereka
dengan firman-Nya,
Bahkan Allah tantang dengan suatu yang lebih ringan, sebagaimana dalam
Surat Hud:
40
panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar”.
[Quran, Yunus: 38]
Demikianlah kaum muslimin, kalau Alquran tak mampu membuat kita sadar,
maka mukjizat terbelahnya bulan, gunung menjadi emas, dll. seandainya ada,
juga tak akan mampu membuat kita sadar.
“Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira
(nama tempat) di antara keduanya.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-
Shahabah 3655).
“Terbelah dua. Satu belahan di atas gunung. Belahan lainnya di sisi yang
berbeda.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab at-Tafsir Surat al-Qamar 4583).
41
“Bulan terbelah menjadi dua bagian di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Saksikanlah!’” (HR. al-
Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3437 dan Muslim dalam Kitab Sifat al-
Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2800).
Peristiwa ini terjadi dua kali. Bukan sekali saja. Hal ini berdasarkan riwayat dari
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Ia berkata,
“Dua kali beliau perlihatkan bulan terbelah.” (HR. Muslim dalam Kitab Sifat al-
Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802 dan Ahmad 13177).
“Bulan terbelah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di
Mina.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656).
Meskipun peristiwa besar ini terjadi dua kali, para pendusta itu berkata,
“Muhammad telah menyihir kalian.”
“Aku melihat bulan terbelah menjadi dua bagian sebanyak dua kali. Peristiwa
ini terjadi di Mekah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu
potongan di atas Gunung Abu Qubais dan potongan lainnya di atas as-
42
Suwaida. Mereka berkata, ‘Bulan telah disihir’. Turunlah firman-Nya: ‘Telah
dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan’.” (HR. al-Hakim 3757.)
43
Permintaan Bodoh
Akhirnya, orang-orang musyrik mengajukan permintaan bodoh kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana dikisahkan Alquran:
Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu
memancarkan mata air dan bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah
kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang
deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami,
sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-
malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah
rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab
yang kami baca”. Katakanlah: “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya
seorang manusia yang menjadi rasul?” [Quran, Al-Isra: 90-93]
“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari
(pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentulah
mereka berkata: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan
kami adalah orang orang yang kena sihir”. [Quran Al-Hijr: 14-15].
44
mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka,
niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki,
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” [Quran, Al-An’am: 109-111].
Dalam riwayat lain, juga dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, ia berakta,
45
[Quran, Al-Isra: 59] (HR. an-Nasai 11290. Ahmad 2333 dan ini lafadz dalam
riwayat Ahmad. Syu’aib al-Arnauth mengatakan, “Sanadnya shahih sesuai
dengan syarat al-Bukhari dan Muslim)
kisahmuslim.com
46
KESAMAAN PERKATAAN PARA NABI
“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-
ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka Allah haramkan surga untuknya, dan
tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak
memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api
neraka).”
(Al-Quran Surat Al-Maaidah: 72)
47
Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka
bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang
berserah diri.”
(Al-Quran Surat Yunus : 84)
48