Anda di halaman 1dari 2

POKOK – POKOK PIKIRAN BIDANG PENDIDIKAN KADER DAN KEROHANIAN

GMKI KOMISARIAT FKIP UHN MASA BAKTI 2019–2020


I. Landasan Pemikiran
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bias dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di
kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran
berorganisasi itu sangat minim dewasa ini.
Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi -
organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita
sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi
perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) merupakan organisasi yang tumbuh dan berkembang
di tengah – tengah Komisariat FKIP UHN pada saat ini. GMKI merupakan organisasi kader yang dituntut
untuk melaksanakan pembinaan dan membentuk pemimpin penggerak yang ahli dan bertanggung jawab,
Namun, dengan berjalannya waktu dan semakin pesatnya globalisasi yang melahirkan generasi – generasi
yang semakin bersifat individualistis, egoistis dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, termaksud
adanya organisasi kampus maupun masyarakat.
II. Kondisi Internal dan External

1. Internal Komisariat FKIP UHN


FKIP UHN merupakan salah satu universitas yang melahirkan calon – calon pendidik dimasa depan.
Sebagai calon pendidik, bukan hanya mengetahui cara untuk mendidik melainkan harus mempunyai skill dan
sikap kepemimpinan. GMKI sebagai salah satu wadah pelatihan bagi kader untuk membentuk kepribadian
yang lebih bertanggungjawab, memiliki sosialisasi yang tinggi, berpartisipasi terhadap lingkungan sekitar,
dan lebih memiliki hubungan yang harmonis serta membawa dampak atau pengaruh terhadap lingkungan
sekitar.
Tetapi pada kenyataannya, keadaan kader di dalam Komisariat FKIP UHN kurang memenuhi sikap
sebagai kader yang berintegritas, berkualitas, dan berspiritualitas. Selain itu, kader – kader kurang percaya
diri dalam hal menyampaikan pendapat di depan umum dan kurang mampu menyalurkan aspirasinya dalam
bentuk media, seperti tulisan, dan juga kebanyakan kader – kader kurang dalam membaca padahal kita tahu
jika banyak membaca maka banyak tahu. Hal itu dapat mengembangkan tulisan- tulisan yang bagus dan
bermanfaat.
Salah satu nafas kehidupan organisasi GMKI adalah PA (Penelaahan Alkitab). Seperti yang
kitaketahui, banyak kader – kader yang tidak dapat hadir pada saat dilakukannya PA dengan alasan tertentu.
Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar. Banyak kader – kader komisarit FKIP UHN yang tidak sadar
begitu banyak manfaat PA untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, banyak kader – kader yang menghabiskan
waktunya di dalam media sosial yang kurang bermanfaat. Kader – kader lebih banyak menghabiskan waktu
untuk nongkrong atau berkumpul bersama teman – temannya dari pada melakukan kegiatan yang lebih
bermanfaat.
Sebagai mahasiswa yang menyandang status sebagai kader, dapat membuat kegiatan – kegiatan yang
lebih berpotensi menghasilkan karya yang mengarah pada komersial sederhana. Dengan GMKI, kita dapat
membangun sarana dan prasarana untuk membangkitkan semangat kader – kader melalui kegiatan
kewirausahaan yang sederhana namun semakin mempererat tali persaudaraan.
2. External Komisariat FKIP UHN
Melihat banyaknya reaksi mahasiswa yang beranggapan bahwa berorganisasi merupakan hal yang
tidak penting, membuang waktu, dan beranggapan bahwa organisasi akan memgganggu perkuliahan dan
selalu berkaitan dengan anarkis, demo, maupun bermain politik.
Melihat hal itu, Kader FKIP UHN harus memiliki jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi, harus
mampu menunjukkan bahwa GMKI bukan merupkan organisasi yang seperti dikatakan banyak orang,.
Tetapi GMKI itu adalah organisasi yang berdiri dan bernafas berdasarkan kerohanian, bertindak berdasarkan
fakta, menyuarakan kebenaran, dan GMKI merupakan rumah ataupun wadah untuk menyalurkan aspirasi,
belajar, dan berdiskusi.

III. Penutup
Dalam hal menjalankan tugas dan tanggungjawab tidak terlepas dari adanya sebuah tantangan
maupun kesukaran untuk menuju tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu, maka kita akan
mengemban tugas dan tanggungjawab bersama agar semua terasa ringan.

Putri Mardiana Sihite


Wakil Ketua PKK

Anda mungkin juga menyukai