Anda di halaman 1dari 8

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Disusun Oleh :

1. Anniza Istiqomah (P27220016 152)


2. Putri Eriandi (P27220016 179)
3. Zakiatul Ngabidah (P27220016 191)

DIV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2018/2019
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja.
b. Bersifat teknik.
Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sasarannya adalah manusia.
b. Bersifat medis.
Menurut OHSAS (2007), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kondisi
dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang
berada di tempat kerja.
Menurut Widodo (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang
yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
c. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
a. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.
b. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
c. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
d. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat lingkungan
kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu
penerangan cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan
kerja atau aturan keprilakuan.
e. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
f. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
g. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Manfaat keselamatan dan kesehatan kerja


a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian pada kemungkinan dari bahaya kesehatan
ditempat kerja
b. Memberi anjuran pada rencana dan pengorganisasian dan praktik kerja termasuk
design tempat kerja
c. Memberi anjuran, info, kursus dan edukasi mengenai kesehatan kerja dan APD
seperti penggunaan pakaian dan sepatu safety bagi pekerja.
d. Memonitor kesehatan beberapa pekerja
e. Ikut serta dalam sistem rehabilitasi pekerja yang alami sakit/kecelakaan kerja
f. Mengelola P3K dan aksi darurat

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja


Menurut Ridley (2008), contoh penyebab kecelakaan untuk masing-masing faktor
tersebut adalah:
1. Situasi kerja
a. Pengendalian manajemen yang kurang.
b. Standar kerja yang minim.
c. Tidak memenuhi standar.
d. Perlengkapan yang tidak aman
e. Tempat kerja yang tidak mendukung keamanan seperti getaran, tekanan udara,
ventilasi, penerangan dan kebisingan yang tidak aman.
f. Peralatan/bahan baku yang tidak aman.
2. Kesalahan orang
a. Keterampilan dan pengetahuan minim.
b. Masalah fisik atau mental. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Motivasi yang minim atau salah penempatan.
d. Perhatian yang kurang.
3. Tindakan tidak aman
a. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
b. Mengambil jalan pintas.
c. Tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja selama bekerja.
d. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
4. Sumber-sumber kecelakaan kerja
a. Bahan Kimia :
Yang termasuk bahan kimia, antara lain meliputi bahan mudah terbakar,
bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya.
b. Bahan-bahan Biologis.
Upaya keselamatan bekerja dengan bahanbahan biologis dikenal dengan
istilah Bio-safety, yaitu usaha mengurangi atau menghindari peluang
terinfeksinya pekerja atau terlepasnya suatu mikroorganisme yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi lingkungan.
c. Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya listrik yang besar akan memberikan
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja seperti terkena aliran listrik
(strom).
d. Ionisasi Radiasi
Ionisasi radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi
atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke
dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit.
e. Mekanik.
Walaupun robot banyak digunakan, tetapi pekerjaan mekanik seperti
transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus
dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat terjadi dan
menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti pakaian kerja,
helmet, kacamata, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini
f. Api.
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia
Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri
adalah hidrokarbon. Bahan mudah erbakar yang lain misalnya pelarut organik
seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena,
heksana, dan lain-lain
g. Suara (kebisingan).
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi hampir di
semua industri, (kecil, menengah dan besar). Generator pembangkit listrik,
instalasi pendingin, atau mesin pneumatik, industri tekstil merupakan sekian
contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut
berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan kerja.

6. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi
tingkat kecelakaan, sakit, cacat, dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja
yang sehat, bersih, aman, dan nyaman.
b. Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau
serikat pekerja.
c. Di Indonesia, organisasi pemerintah yang menangani masalah keselamatan kerja di
tingkat pusat dibentuk di bawah Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Di samping itu, organisasi K3 dibentuk di perusahaan-perusahaan
dan ikatan ahli tertentu.
7. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Di tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.

c. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

d. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau
lebih.

e. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.

8. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Alasan utama suatu perusahaan untuk secara aktif mengatasi keselamatan dan kesehatan di
tempat kerja :
Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia

Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan


global
Proteksi terhadap industri dalam negeri

Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional


Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor

Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem

Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang tekait dengan
penerapan K3
mencegah penderitaan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan kematian;
menunjukkan karyawan Anda bahwa Anda peduli tentang keselamatan dan kesehatan mereka;
melindungi investasi pada karyawan melalui perekrutan dan pelatihan;
mengurangi absensi karena sakit dan cedera, kesalahan dan interupsi kerja;
membantu dalam menjaga kualitas produk atau jasa;
menghemat biaya yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas pelaksanaan K3

9. Upaya membangun K3

K3 dilaksanakan pada setiap perusahaan dengan berpedoman pada penerapan 5 prinsip


dasar sebagai berikut:

1. Komitmen dan Kebijakan;

2. Perencanaan

3. Penerapan;

4. Pengukuran dan evaluasi

5. Tinjauan Ulang dan peningkatan oleh pihak Pihak Manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Rejeki, Sri. 2015. Sanitasi Hygene dan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja). Bandung:
Penerbit Rekayasa Sains.

Ridley, John. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing

Anda mungkin juga menyukai