Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang

digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak

dilakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation

yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan

untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis

kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting (Tim

Dosen UIT, 2010).

Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa

ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan

senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga

sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk

melakukan identifikasinya. (Tim Dosen UIT, 2010).

Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk

mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau

sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep,

suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat

tunggal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu tahapan kerja

yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan semua dapat

diselesaikan dengan tepat dan benar (http://id.wikipedia.org/wiki/asam).


Maksud percobaan yaitu untuk mengetahui cara analisis kualitatif

terhadap golongan asam.

Tujuan percobaan yaitu untuk mengidentifikasi golongan obat-obat

asam dengan analisis kualitatif dengan menggunakan pereaksi-pereaksi

yang spesifik.

Prinsip percobaan yaitu untuk melakukan uji sesuai dengan golongan

obat untuk mengidentifikasi golongan asam dengan menggunakan pereaksi-

pereaksi yang spesifik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan

untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa

Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang

secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah

asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang

umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry,

dan Lewis.

1. Arrhenius : Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang

meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H 3O+) ketika dilarutkan

dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante

Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat

larut dalam air.

2. Brønsted-Lowry : Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton

kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai

pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah

mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut

dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

3. Lewis : Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan

elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis,


ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau

proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi

Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara

umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital

kosongnya yang paling rendah (Lumo) dari orbital terisi yang tertinggi

(HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari

asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan. (Soekarjo,

1990).

Kimia analisis merupakan salah satu cabang ilmu dimana

dalam kimia farmasi analisis ini mencakup pengujian secara kualitatif

yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu sampel. Dalam bidang

analisis farmasi identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan

obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan., yang banyak

dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan

bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk

senyawa organik yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat

perbedaan-perbedaan yang penting (Nahar Satyajid D, Sarker Lutfur,

2009).

Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk

mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau

sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep,

suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat
tunggal. Untuk mencapai tahapan tersebut diperlukan suatu tahapan

kerja yang sistematis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan

semua dapat selesai dengan tepat dan benar.

Adapun uji kualitatif terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Uji organoleptis

Sebagian zat-zat kimia dapat dikenali dengan pengamatan indrawi

atas romannya seperti warna, bau, rasa, bentuk, kelarutan.

2. Uji golongan

Uji golongan bertujuan untuk mengidentifikasi sampel, untuk

menentukan sampel tersebut masuk dalam golongan obat tertentu

3. Uji penegasan

Uji penegasan, setelah diketahui sampel yang diidentifikasi termasuk

golongan tertentu, kemudian dilajutkan dengan uji penegasan untuk

mengetahui sampel tersebut mengandung zatkimia tertentu dengan

penambahan pereaksi yang spesifik. (Khopar S. M, 2008)


B. Uraian Bahan

1. Asam Sitrat (FI Edisi III, hal. 50)

Nama Resmi : ACIDUM CITRICUM

Nama Lain : Asam sitrat

Rumus Molekul : C6H8O7.H2O

Berat Molekul : 210,14

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk

putih, tidak berbau, rasa sangat asam,

agak higroskopik, merapuh dalam

udara kering dan panas.

Kelarutan : Larut dalam kurang 1 dari 1 bagian air

dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P,

sukar larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Zat tambahan

2. Asam Benzoat (FI Edisi III, hal. 49)

Nama Resmi : ACIDUM BENZOICUM

Nama Lain : Asam benzoat

Rumus Molekul : C7H6O2

Berat Molekul : 122, 12

Pemerian : Hablur halus dan ringan; tidak

berwarna; tidak berbau


Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian

air, dalam lebih kurang 3 bagian

etanol(95%)P, dalam 8 bagian

kloroform P dan dalam 3 bagian eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Antiseptikum eksterm; anti jamur

3. Asam Salisilat (FI Edisi III, hal.56)

Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM

Nama Lain : Asam salisilat

Rumus molekul : C7H6O3

Berat molekul : 138, 12

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau

serbuk berwarna putih; hampir tidak

berbau; rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam

4 bagian etanol(95%) P; mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P;

larut dalam larutan amonium asetat P,

dinatrium hidrogenfosfat P, dalam

sitrat P dan natrium sitrat P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Keratolitikum, antifungi


4. Asetosal (FI Edisi III, hal.43

Nama Resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM

Nama Lain : Asam asetilsalisilat, asetosal

Rumus molekul : C9H8O4

Berat molekul : 180, 16

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk

hablur putih; tidak berbau atau hampir

tidak berbau; rasa asam, agak sukar

larut dalam air, mudah larut dalam

etanol (95%)P; larut dalam kloroform

P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Analgetikum; antipiretikum

5. Asam Askorbat (FI Edsi III, hal. 47)

Nama resmi : ACIDUM ASCORBICUM

Nama lain : Asam askorbat, vitamin C

Rumus molekul : C6H8O6

Berat molekul : 176, 13

Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak

kuning; tidak berbau; rasa asam. Oleh

pengaruh cahaya lambat laun menjadi

gelap. Dalam keadaan kering, mantap


diudara, dalam larutan cepat

teroksidasi.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar

larut dalam etanol (95%) P; praktis

tidak larut dalam kloroform P, dalam

eter P dan dalam bensen P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung

dari cahaya

Kegunaan : Antiskorbut

6. Asam Tartrat (FI Edsi III, hal. 654)

Nama resmi : Asam tartrat

Rumus molekul : C4H6O6

Berat molekul : 150

Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk

putih, tidak berbau, rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah

larut dalam etanol (95%) P; sukar larut

dalam eter P.

7. Asam Borat (FI Edisi III, hal. 49)

Nama Resmi : ACIDUM BORICUM

Nama Lain : Asam Borat

Rumus Molekul : H3BO3


Berat Molekul : 61,83

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik

mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak

berbau, rasa agak asam dan pahit

kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam

bagian air mendidih, dalam 16 bagian

etanol (95%) P dan dalam 5 bagian

gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Antiseptikum ekstrn.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan

a. Batang pengaduk

b. Botol pereaksi

c. Gegep

d. Gelas kimia 500 ml, 100 ml dan 50 ml

e. Gelas ukur 10 ml dan 100 ml

f. Handscoon

g. Korek api kayu

h. Lap kasar

i. Lap halus

j. Masker

k. Pipet tetes

l. Pot plastik

m. Rak tabung

n. Sendok tanduk

o. Timbangan

p. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan yang digunakan
a. Acetosal
b. Aquadest
c. Aq. Bromata
d. Asam borat
e. Asam benzoat
f. Asam askorbat
g. Asam salisilat
h. Asam sitrat
i. Asam tartat
j. Cuprifil
k. Etanol
l. FeCl3
m. Fehling B
n. HCL
o. HNO3
p. H2SO4
q. Iodium
r. KMnO4
s. Pb. Asetat
t. Zwikker B

B. Cara Kerja

1. Asam Sitrat

a. Disipakan alat dan bahan yang di gunakan

b. Diambil sampel asam Sitrat secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi Cupprifil 2-3 tetes

hingga menghasilkan larutan biru kehijauan

c. Diambil sampel asam sitrat secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi asam FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan endapan kuning.

2. Asam Benzoat
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Diambil sampel asam benzoat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, emudian ditambahkan pereaksi Pb. Asetat 2-3

tetes menghaslkan warna Kristal roset.

c. Diambil sampel asam benzoat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi H 2SO4 P 2-3

tetes dan alkohol 2-3 tetes hingga menghasilkan etil benzoate

(bau frambos).

d. Diambil sampel asam benzoat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan warna coklat kuning (koloid), setelah itu

ditambahkan HCl,hingga membentuk kristal bentuk jarum.

3. Asam Salisilat

a. Disipkan alat dan bahan yang digunakan

b. Diambil sampel asam salisilat secukupnya masukkan kedalam

tabung reaksi, kemudian di tambahkan pereaksi HNO 3 P 2-3

tetes menghasilkan warna merah bata.

c. Diambil sampel asam salisilat secukupnya masukkan kedalam

tabung reaksi, kemudian di tambahkan pereaksi Aq. Bromida 2-3

tetes menghasilkan Larutan putih.

d. Diambil sampel asam salisilat secukupnya masukkan dalam


tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi zwikker 2-3 tetes

hingga menghasilkan warna endapan hijau atau biru laut.

e. Diambil sampel asam salisilat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan warna violet, setelah itu ditambahkan

alkohol,hingga menghasilkan warna coklat.

4. Acetosal

a. Disisapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Diambil sampel asetosal secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan perekasi larutan panas dan FeCl 3

2-3 tetes menghasilakn larutan violet kemudian ditambahkan

asam warna menjadi hilang.

c. Diambil sampel acetosal secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi H 2SO4 P 2-3 tetes dan

metanol 2-3 tetes hingga menghasilkan endapan putih

kehitaman.

d. Diambil sampel acetosal secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi zwikker 2-3 tetes hingga

menghasilkan larutan warna biru muda.

5. Asam tartrat

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan


b. Diambil sampel asam tartrat secukupnya masukan dalam

tabumg reaksi, kemudian tambahkan perekasi CuSO 4 2-3 tetes

menghasilkan warna biru.

c. Diambil sampel asam tartrat secukupnya masukan dalam

tabumg reaksi, kemudian tambahkan perekasi AgNO 3 2-3 tetes

menghasilkan larutan bening.

d. Diambil sampel asam tartrat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan endapan kuningn terang.

6. Asam askorbat

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Diambil sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi KMnO 4 2-3 tetes

hingga menghasilkan kuning endapan hijau

c. Diambil sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi Iodium 2-3 tetes

hingga menghasilkan larutan kuning.

d. Diambil sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi fehling 2-3 tetes

hingga menghasilkan larutan hijau.


e. Diambil sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan larutan kuning.

7. Asam borat

a. Disiapkan alat dan bahan


b. Diambil sampel asam borat secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi HCl 2-3 tetes

menghasilkan curcuma paper.


c. Diambil sampel asam borat secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi H 2SO4 P 2-3 tetes

menghasilkan curcuma paper.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Tabel Pengamatan Golongan Asam

a. Uji Organoleptis

No Sampel Rasa Warna Bau Bentuk


1 Asam Asam Tidak Menusuk, Cair
sitrat berwarna tajam
2 Asam Asam Putih, atau Khas Hablur halus
benzoat hampir putih Kristal
gading
3 Asam Asam Putih Khas Halus Kristal
salisilat
4 Asetosal Asam Putih Tajam Serbuk Kristal
menusuk
5 Asam Asam Putih atau Khas Serbuk kapur
askorbat agak kuning
6 Asam Asin Putih Khas Serbuk Hablur
tartrat
7 Asam Asam Putih Khas Serbuk halus
borat

b. Uji Penegasan

Hasil
N (menurut Hasil(Menurut
Sampel Pereaksi Keterangan
o hasil Literatur)
praktikum)
1 Asam cupprifil Larutan biru Larutan biru +
sitrat kehijauan kehijauan

Endapan Endapan +
+ FeCl3 kuning kuning

2 Asam FeCl3 Coklat kuning Coklat kuning +


Benzoat +HCl Kristal bentuk Kristal bentuk
jarum jarum

H2SO4 Larutan Etil benzoat -


pekat+ keruh ↓ putih (bau frambos)
Alkohol
3 Asam FeCl3 Violet Violet +
salisilat +alkohol Coklat tetap Coklat tetap

+Zwikker ↓ Hijau ↓ Hijau +

4 Asetosal FeCl3 Violet Violet +

+H2SO4(p) ↓ putih Bau -


+Metanol kehitaman gandapura

+Zwikker Larutan biru Biru muda +


muda
5 Asam FeCl3 Larutan Ungu hilang -
askorbat kuning

+ KMnO4 Kuning ↓ ↓ putih -


putih

+ Fehling Larutan hijau ↓ Cu2O -


muda
6 Asam FeCl3 ↓ Kuning Kuning terang -
tartrat

+ Cuprifil Larutan Biru Larutan Biru +

7 Asam HCl Curcuma Curcuma +


borat paper paper

H2SO4 Coklat muda Coklat muda +

B. Reaksi-reaksi

1. Asam benzoat + H2SO4 + Alkohol

COOH

+ + H2SO4 + H3O

H2O

+ C2 H5 OH + + C2 H SO4

Larut (Bau frambus)


2. Asam benzoate FeCL3

COOH COOH

Fe

FeCL3

Cl Cl
Cl

COOH COOH
OH OH

+ NH4 OH + H3 O

C. PEMBAHASAN

Dalam praktikum dilakukan pemeriksaan golongan asam yaitu

salah satu golongan senyawa obat yang banyak digunakan untuk

pengobatan suatu penyakit.

Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan pada

pemeriksaan golongan asam adalah asam sitrat, asam benzoat, asam

salisilat, acetosal, asam askorbat, asam tartrat dan asam borat.


Dari pengamatan yang di lakukan di peroleh yaitu diambil

sampel asam Sitrat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan pereaksi Cupprifil, 2-3 tetes hingga menghasilkan

larutan biru kehijauan kemudian dengan menggunakan pereaksi

lain(FeCl3), diambil sampel asam sitrat secukupnya masukkan dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi asam FeCl 3 2-3 tetes

hingga menghasilkan endapan kuning.

Selanjutnya dengan asam benzoat, diambil sampel asam

benzoat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pereaksi (H2SO4 P + alkohol), menghasilkan etil benzoate

(bau frambos). Selanjutnya menggunakan pereaksi lain (FeCl 3 + HCl),

diambil sampel asam benzoat secukupnya masukkan dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi FeCl 3 2-3 tetes hingga

menghasilkan warna coklat kuning (koloid), setelah itu ditambahkan

HCl,hingga membentuk kristal bentuk jarum

Kemudian pengamatan di lakukan dengan menggunakan asam

salisilat yaitu diambil sampel asam salisilat secukupnya masukkan kedalam

tabung reaksi, kemudian di tambahkan pereaksi (zwikker) 2-3 tetes hingga


menghasilkan warna endapan hijau atau biru laut, selanjutnya

menggunakan pereaksi lain (FeCl3 + alkohol), diambil sampel asam salisilat

secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

pereaksi FeCl3 2-3 tetes hingga menghasilkan warna violet, setelah itu

ditambahkan alkohol,hingga menghasilkan warna coklat.

Pengamatan dengan sampel asetocal yaitu diambil sampel asetosal

secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

perekasi larutan panas dan FeCl 3 2-3 tetes menghasilakn larutan violet

kemudian ditambahkan asam warna menjadi hilang selanjutnya diambil

sampel acetosal secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pereaksi H2SO4 P 2-3 tetes dan metanol 2-3 tetes hingga

menghasilkan endapan putih kehitaman, kemudian diambil sampel acetosal

secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

pereaksi zwikker 2-3 tetes hingga menghasilkan larutan warna biru muda.

Pengamatan dengan sampel asam tartrat yaitu diambil sampel asam

tartrat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan

perekasi CuSO4 2-3 tetes menghasilkan warna biru, selanjutnya diambil

sampel asam tartrat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pereaksi FeCl3 2-3 tetes hingga menghasilkan endapan kuning

terang.
Kemudian pengamatan dengan sampel asam askorbat yaitu diambil

sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan pereaksi KMnO 4 2-3 tetes hingga menghasilkan

kuning endapan hijau, kemudian dengan pereaksi lain (fehling) diambil

sampel asam askorbat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan pereaksi fehling 2-3 tetes hingga menghasilkan

larutan hijau, serta dengan pereaksi lain pula (FeCl 3), diambil sampel asam

askorbat secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pereaksi FeCl3 2-3 tetes hingga menghasilkan larutan kuning.

Kemudian dengan sampel asam borat Diambil sampel asam borat

secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

pereaksi HCl 2-3 tetes menghasilkan curcuma paper, dan dengan

menggunakan pereaksi lain, diambil sampel asam borat secukupnya

masukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan pereaksi H 2SO4 P 2-

3 tetes menghasilkan curcuma paper.

Adapun hasil yang diperoleh ada beberapa yang berbeda dengan

yang literatur hal ini disebabkan karena beberapa faktor berikut :


1. Alat-alat yang digunakan kurang bersih
2. Sampel dan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi
3. Banyaknya pereaksi yang digunakan tidak sebanding dengan banyaknya

sampel
4. Ketidaktelitian dalam pengamatan warna
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada golongan asam
a. Asam borat
Sampel + HCl menghasilkan curcuma paper
Sampel + H2SO4 menghasilkan endapan warna coklat muda.
b. Asam Benzoat
Sampel + FeCl3 + HCl menghasilkan Kristal bentuk jarum
Sampel + Pb. Asetat menghasilkan Kristal roset
Sampel + H2SO4 (p) + alkohol menghasilkan etil benzoat (frambos)
c. Asam salisilat
Sampel + HNO3 P menghasikan merah bata
Sampel + FeCl3 menghasilkan violet + alkohol menghasilkan

endapan coklat.
Sampel + Zwikker menghasilkan endapan hijau
Sampel + Aq.bromata menghasilkan larutan putih
d. Asetosal
Sampel + larutan panas + FeCl3 menghasilkan larutan berwarna

violet + asam warna hilang.


Sampel + H2SO4 + methanol menghasilkan endapan putih

kehitaman.
Sampel + zwikker menghasilkan larutan biru muda
e. Asam askorbat
Sampel + FeCl3 menghasilkan Larutan berwarna kuning
Sampel + KMnO4 menghasilkan kuning endapan putih
Sampel + fehling menghasilkan larutan berwarna hijau
Sampel + iodium menghasilkan larutan kuning
f. Asam tartrat
Sampel + FeCl3 menghasilkan endapan berwarna kuning

Sampel + CuSO4 menghasilkan larutan berwarna biru

Sampel + AgNO3 menghasilkan larutan bening

g. Asam sitrat

Sampel + Cupprifil menghasilkan larutan biru kehijauan

Sampel + FeCl3 menghasilkan endapan kuning

B. Saran

Kami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan

arahan dari para asisten baik pada saat praktikum maupu pada saat

penyusunan laporan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Asam [internet]. Available from :
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam.
Diakses 25 ;desember 2013.
Departemen Kesehatah RI, 1979, “ Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes,
RI, Jakarta
Ganjar Ibnu Gholib, Prof, Dr, 2007, “Kimia Farmasi Analisis”, Pustaka Pelajar,
UGM, Yogjakarta
Khopar S. M, 2008, “Kimia Dasar Analis”, Pustaka Pelajar, Bandung

Nahar Satyajid D, Sarker Lutfur, 2009, “ Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi”,


UI, Jakarta
Tim dosen.2010.”penuntun praktikum kimia farmasi analisis”. Universitas
Indonesia Timur:Makassar.
Soekarjo, 1990, “ Kimia Anorganik”. Renetika Jakarta: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai