Anda di halaman 1dari 8

SAP(Satuan Acara Penyuluhan)

Peningkatan Pengetahuan Keluarga Dengan Pasien Gerontik

Oleh :
Kelompok 2
1. Alif Akira
2. Desty Alma
3. I Nyoman Janu Arimbawa
4. Kardinah Dwi Septyaningrum
5. Larasati
6. Mariana
7. Ni Putu Puspa Amerti Putri
8. Siti Haula
9. Widiawati

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
DIII KEPERAWATAN TK/1B
2019
SAP(Satuan Acara Penyuluhan)

Peningkatan Pengetahuan Keluarga Dengan Pasien Gerontik

Tanggal : 08 Mei 2019

A. Topik : Mengenal Perawatan Lansia


B. Sasaran : Keluarga Pasien
C. Analisis situasi
1. Tempat : Balai Desa Labuapi
2. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
D. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga pasien
mampu memahami tentang perawatan pasien gerontik.
E. TIK ( Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit keluargapasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian lansia dengan benar
2. Menjelaskan tipe lansia dengan benar
3. Mejelaskan peran keluarga dalam perawatan lansia dengan benar
4. Menjelaskan perkembangan keluarga dengan lansia
F. Materi (Terlampir)
1. Pengertian
2. Tipe lansia
3. Peran keluarga dalam perawatan lansia
4. Tugas perkembangan keluarga dengan lansia
G. Proses Penyuluhan
Tabel 1. Pendahuluan : 2 menit
No Penyaji Audiens

1 Mengucapkan salam Menjawab salam

2 Memperkenalkan diri Memperhatikan

3 Menjelaskan tujuan Memperhatikan

Tabel 2. Penyajian : 15 Menit

No Penyaji Audiens

1 Menjelaskan pengertian lansia Mendengarkan, memperhatikan

2 Menjelaskan tipe lansia Mendengarkan, memperhatikan

3 Menjelaskan peran keluarga Mendengarkan, memperhatikan


dalam perawatan lansia
4 Tugas perkembangan keluarga Mendengarkan, memperhatikan
dengan lansia

Tabel 3. Penutup : 3 menit


No Penyaji Audiens

1 Memberi kesempatan kepada Bertanya


audiens untuk bertanya
2 Bertanya Menjawab

3 Memberi harapan Menyikapi


H. Alat atau media
1. LCD + layar proyektor
2. 1 Set Wireless

I. Evaluasi
Lisan :
1. Jelaskan pengertin lansia
2. Sebutkan tipe- tipe lansia
3. Jelaskan peran keluarga dalam perawatan lansia
4. Jelaskan tugas perkembangan keluarga dengan lansia

J. Referensi
AdiRianto, 1998, PelayananKesehatanUsiaLanjutolehmasyarakat di
PropinsiJawaTimur, Depkes Bandung.

Sudiro, 1982 :LanjutUsia di Indonesia, Makalah

Bailon,S.G. 1982. PerawatanKesehatanKeluarga, Jakarta, UP College Of


Nursing

WahyudiNugroho, SRM, 2000 KeperawatanGerantik, Edisi 2. EGC Jakarta

T.O. Ihromi, 1999. BungaRampaiSosiologiKeluarga, Jakarta YayasanObor


Indonesia
LAMPIRAN
A. PENGERTIAN
Menurut Undang-Undang No. 13/ tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu WHO menyatakan bahwa
lanjut usia meliputi usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun.
Menua (manjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,
2008).

B. TIPE LANSIA
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho,
2008). Adapun tipe lansia yaitu :
1. Tipe arif bijaksana
Lansia yang kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi
panutan.
2. Tipe mandiri
Lansia mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi
undangan.
3. Tipe tidak puas
Terjadi konflik lahir batin pada lansia yakni menentang proses
penuaan sehingga lansia akan menjadi pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Lansia akan menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
agama dan melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Lansia yang mudah kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
minder, menyesal, pasif, dan bersikap acuh tak acuh.

C. PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN LANSIA


Dengan meningkatnya usia, terjadi pula penurunan kemampuan dalam
Melakukan aktivitas sehari hari. Pada umum nya usia lanjut memerlukan
bantuan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjalani hari
tua yang menyenangkan (Nugroho, 2008).
1. Perawatanfisik
Menurut Nugroho (2008), perawatan dengan pendekatan fisik untuk
lansia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan
mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku,
kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan,cara memakan
obat dan cara pindah dari tempat tidur kekursi atau sebaliknya. Adapun
komponen perawatan dengan pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah
memperhatikan dan membantu para lansia untuk bernafas dengan lancar,
makan (termasuk memilih dan menentukan makanan), minum, melakukan
eleminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, duduk, merubah
posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar
pakaian, mempertahankan suhu tubuhdan melindungi kulit serta
kecelakaan.
2. Perawatanpsikologis
Pada dasar nya lansia membutuh kan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungannya. Untuk itu keluarga harus menciptakan suasana yang aman,
tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas
kemampuan dan hobi yang dimiliki nya. Keluarga harus dapat membangun
semangat dan kreasi lansiadalam memecahkan dan mengurangi rasa
putusasa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidak
mampuan fisik dan kelainan yang di deri tanya. Hal ini perlu dilakukan
karena perubahan psikologi terjadi bersama semakin lanjutnya usia.
Perubahan – perubahan ini meliputi gejala – gejala, seperti menurunnya
daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi , berkurangnya kegairahan
atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan
suatu kecenderungan untuk tiduran di waktu siang dan pergeseran libido.
Keluarga harus sabar mendengarkan cerita – cerita dari masa lampau yang
membosankan, jangan menertawakan atau memarahi lansia bila lupa atau
melakukan kesalahan.
3. Perawatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar fikiran dan bercerita merupakan salah satu
upaya keluarga dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk
berkumpul bersama dengan sesame lansia berarti menciptakan sosialisasi
mereka. Keluarga memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada
para lansia untuk mengadakan komunikasi dan melkukan rekreasi,
misalnya jalan pagi, nonton televise atau hiburan – hiburan lain. Para lansia
perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton televisi,
mendengarkan radio atau membaca surat kabar dan majalah.
4. Perawatan spiritual
Keluarga harus bias memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungan lansia dengan tuhan atau agama yang dianutnya. Keluarga
bisa memberikan kesempa tan pada lansia untuk melaksanakan ibadahnya
atau secara langsung memberikan bimbingan rohani dengan menganjurkan
melaksanakan ibadahnya seperti membaca kitab atau membantu lansia
dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang dianutnya.
D. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN LANSIA
Adapun tugas perkembangan keluarga dengan lansia yaitu keluarga harus
dapat mengenal masalah kesehatan lansia dan mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatan lansia. Selanjutnya
keluarga juga harus merawat anggota keluarga lansia dan memodifikasi
lingkungan fisik dan psikologis sehingga lansia dapat beradaptasi terhadap
proses penuaan. Keluarga juga harus mampu menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dan social dengan tepat sesuai dengan kebutuhan
lansia (Mubarak dkk, 2009).

Anda mungkin juga menyukai