Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

SUPER KONDUKTOR
Dosen pengampu : Dyah Anggun Sartika, ST., M.Eng.

Disusun oleh :
Harits Nur Hidayat
M Sulthon Alfarizi (171041012)
Yoga Indra Pratama (171041011)
Alfian G Fauzi (171041039)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes, seorang


fisikawan asal Belanda dari Universitas Leiden. Pada 10 Juli 1908, Onnes berhasil
mencairkannya hingga suhu 4K atau -269C. Pada 1911, ia mulai mempelajari sifat-
sifat listrik pada logam yang bersuhu sangat rendah. Pada waktu itu telah diketahui
bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang,
akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang
dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli
ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang
mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain
pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi,
Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan
kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K,
Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi hilang.
Arus mengalir melalui kawat merkuri terus menerus (serlyputri.blogspot.com; 2013).
Demikian dengan tidak adanya hambatan yang mengalir maka mengakibatkan arus
mengalir dengan energi yang kekal.

Memanfaatkan zat padat atau material padat yang memiliki sifat dan
karaketristik prinsip dari daya hantar (konduktivitas) kelistrikan membuatnya untuk
dapat mengalirkan arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup pada kumparan
superkonduktor dan kemudian melepaskan sumber arus (tegangan di matikan atau
dihilangkan; dibuat nol), lalu diukur arus ternyata arus masih tetap mengalir pada
rangkaian tersebut, oleh karenanya fenomena ini disebut sebagai superkonduktor atau
superkonduktivitas. Bahan konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik. Bahan konduktor yang ada sekarang ini masih memiliki nilai
resistansi atau hambatan listrik yang masih dapat menyebabakan disipasi atau
hilangnya sebagian energi listrik yang di ubah menjadi panas.

Penemuan di bidang superkonduktor memberikan fenomena berhasilnya


disintesisnya suatu bahan organik yang bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6.
Titik kritis senyawa organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K. ditemukan suatu
keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90 K yang menggunakan nitrogen
cair sebagai pendinginnya. Karena, suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan
material superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama
superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor
hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka penulis membuat suatu rumusan
masalah, yaitu:

1.2.1. Pengertian superkonduktor

1.2.2. Sifat-sifat superkonduktor

1.2.3. Bahan superkonduktor.

1.2.4. Cara pembuatan superkonduktor.

1.2.5. Pemanfaatan superkonduktor

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan paper ini dapat saya bagi menjadi dua:

1.3.1. Tujuan Umum


Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor Penerapan bahan
superkonduktor dalam berbagai bidang

1.4. Manfaat

Makala ini disusun dengan maksud supaya dapat mempelajari tentang


superkonduktor dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai contoh-contoh dari
superkonduktor tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Prinsip Semikonduktor

Superkonduktor adalah suatu material yang mengalami fenomena memiliki


tidak memiliki hambatan listrik atau tanpa adanya sumber tergangan, namun memiliki
arus yang mengalir dengan energinya tetap ada. Karakteristik dari bahan
Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan
mengalami efek meissner; menghilangkan garis medan magnet dari interior
superkonduktor karena transisi pada batas superkonduktor tersebut. Oleh karenanya
terjadinya efek ini menunjukkan bahwa superkonduktivitas yang tidak dapat
dipahami hanya sebagai idealisasi konduktivitas sempurna dalam fisika klasik

Gambar 1.1. Medan magnet akibat pembelokan dari logam superkonduktor

Dalam superkonduktor, perlawanan turun tiba-tiba menjadi nol ketika material


didinginkan di bawah temperatur kritis. Arus listrik yang mengalir dalam loop kawat
superkonduktor dapat bertahan tanpa batas waktu tanpa sumber listrik.
Superkonduktor membutuhkan suhu yang sangat dingin, pada urutan 39 kelvin
(minus 234 C, dikurangi 389 F) untuk superkonduktor konvensional.
2.2. Sifat dan Karakteristik Bahan Superkonduktor

Hal umum yang dapat dinyatakan dalam mempelajari semikonduktor ialah mengenal
sifat-sifatnya tersebut. hal ini penting, karena akan mengarahkan pada analis bahan-
bahan katagori sebagai bahan semikonduktor. Sifat-sifatnya adalah

A. Sifat Kelistrikan

Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan
menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini
menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. Pada bahan
superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi.
Pada superkonduktor elektron membentuk pasangan Cooper (Cooper pair) dalam satu
keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini dikenal sebagai Kondensasi
Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak sebagai satu entitas. Untuk
mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini, elektron harus didorong ke
energi quantum state yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak
melibatkan cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat
mengalir tanpa kehilangan energi.

B. Sifat Kemagnetan

Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan
magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan
medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang
diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan
dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada
suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner; membuat
sebuah magnet melayang diatas superkonduktor. Gambar berikut ini menunjukkan
fenomena melayngnya magnet atau gejala “levitasi”yang terjadi pada
bahan superkonduktor. Gejala levitasi ini dimanfaatkan dalam pembuatan kereta
supercepat MAGLEV.

Gambar 1.2. Gejala Levitasi


(Sumber: http://wanibesak.wordpress.com/2011/09/24/efek-meissner-pada-
superkonduktor/)

C. Sifat Quantum Superkonduktor

Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan


Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS. Fungsi
gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan Ini adalah bentuk lain dari
pasangan partikel yang mungkin dengan Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa:
Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah
dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.

Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap
yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsungini terjadi ketika satu elektron
berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan
dari deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi.
D. Efek Meissnen

Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan


magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan
dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor
umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet
bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan karakteristik dari
superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan
medan magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh
terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan
hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.

Gambar 1.3. Efek Meissner

Suhu dan Medan Magnet Kritis

Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran elektron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis
tertentu, maka Phonons akan memecahkan CooperPairs dan bahan kembali ke
keadaan normal. Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7
sebagai berikut,

Gambar 1.4. Grafik Hambatan terhadap Suhu

Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada
bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak akan mengalami efek
meissner lagi.

2.3. Jenis Bahan dan Tipe Superkonduktor

2.3.1. Bahan Superkonduktor

Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike


Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur
lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda.
Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya,
Tabel 1. Bahan Superkonduktor

No Bahan Suhu Kritis (Tc) K Tahun Ditemukan

1 Raksa Hg 4,2 1911

2 Timbal Pb 7,2 1913

3 Niobium nitrida 16,0 1960-an

4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an

5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an

6 Niobium germanium 23,2 1973

7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985


oksida

8 Yttrium barium tembaga 93 1987


oksida (1-2-3 atau YBCO)

9 Thalium barium kalsium 125 -


Tembaga oksida

10 Karbon ( C ) 15 -

11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

2.3.2. Tipe-tipe Superkonduktor

Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi


menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II.
A. Superkonduktor Tipe I

Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)


dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan
Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk
ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan
dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan
terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis
pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan
medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor.
Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan
menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan
magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan
tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal. Bahan superkonduktor tipe
1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.

B. Superkonduktor Tipe II

Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya
tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov
dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran
(vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang
terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail
dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan
magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan
dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis,
maka bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu
kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II,
biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn),
vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan
senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.

2.4. Cara Pembuatan Superkonduktor

Berikut ini beberapa cara pembuatan superkonduktor dengan tipenya masing-masing;

1. Cara pembuatan semikonduktor tipe- n

Cara pembuatan semikonduktor tipe-n adalah dengan menambahkan atom


pengotor pentavalen (antimony, phosporus atau arsenic) pada silikon murni. Atom
pengotor ini mempunyai 5 elektron valensi sehingga memiliki muatan sebesar +5q.
Pada saat atom pentavalen menempati atom silicon pada kisi kristal, hanya 4 elektron
valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, sisanya yaitu sebuah elektron
akan menjadi elektron bebas apabila diberi tekanan thermal.

Atom bebas tersebut siap untuk menghantarkan listrik. Material yang


dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut dengan semikonduktor tipe-n karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari atom netral. Karena atom ini
memberikan elektron maka bisa disebut dengan atom pendonor.

2. Cara pembuatan semikondukter tipe- p

Semikonduktor tipe-p dibuat sengan cara menambahkan atom trivalen


(aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni. atom-atom ini
mempunyai 3 elektron valensi sehingga hanya dapat membuat maksimal 3 ikatan
kovalen lengkap, nantinya akan tersisa 1 muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan.

Proses ini disebut proses pembuatan semikonduktor tipe-p karena menghasilkan


pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Atom tersebut juga menerima
elektron sehingga disebut dengan atom aseptor (acceptor).

2.5. Pemanfaatan Superkonduktor

Dasar penggunaan semikonduktor adalah terbentuknya sambungan p-n (p-n


juncktion), dimana semikonduktor tipe-p dan tipe-n digabungkan yang merupakan
dasar terjadinya terjadinya revolusi industri akibat ditemukan transisistor oleh wiliam
Shocklye, John Barden dan Walter Brattain di laboratorium Bell pada tahun
1948. Pemanfaatn superkonduktor antara lain;

1. Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)

Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi,


seperti kereta supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama “The
Yamanashi MLX01 MagLev Train”, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet
superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat
dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343
mph (550 km/jam).
Gambar 2.2. Kereta dengan Pemanfaatan Semikonduktor
(Sumber: http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/kereta-maglev.html)

2. Generator listrik super-efisien

Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp, diminta untuk


memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi namaDistributed
Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES
dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk
menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik.

3. Kabel Listrik Super efisien

Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor


dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan,
arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

4. Superkomputer

Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu


superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Superkonduktor ialah bahan material yang memiliki hambatan listrik nol pada
suhu yang sagat rendah namun mengalirkan arus listrik dengan energy tetap. Pada
dasarnya karakteristik superkonduktor pada medan magnet bernilai nol dikenal
sebagai efek meissner. Apabila medan magnetnya terlalu besar , maka efek meissner
ini akan hilang (Menjadi nol) dan material akan kehilangan sifat konduktivitasnya
DAFTAR PUSTAKA

https://saulkakensei.blogspot.com/2014/12/makala-superkonduktor.html?m=1

https://www.academia.edu/9833979/Makalah_superkonduktor

Anda mungkin juga menyukai