SUPER KONDUKTOR
Dosen pengampu : Dyah Anggun Sartika, ST., M.Eng.
Disusun oleh :
Harits Nur Hidayat
M Sulthon Alfarizi (171041012)
Yoga Indra Pratama (171041011)
Alfian G Fauzi (171041039)
PENDAHULUAN
Memanfaatkan zat padat atau material padat yang memiliki sifat dan
karaketristik prinsip dari daya hantar (konduktivitas) kelistrikan membuatnya untuk
dapat mengalirkan arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup pada kumparan
superkonduktor dan kemudian melepaskan sumber arus (tegangan di matikan atau
dihilangkan; dibuat nol), lalu diukur arus ternyata arus masih tetap mengalir pada
rangkaian tersebut, oleh karenanya fenomena ini disebut sebagai superkonduktor atau
superkonduktivitas. Bahan konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik. Bahan konduktor yang ada sekarang ini masih memiliki nilai
resistansi atau hambatan listrik yang masih dapat menyebabakan disipasi atau
hilangnya sebagian energi listrik yang di ubah menjadi panas.
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka penulis membuat suatu rumusan
masalah, yaitu:
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini dapat saya bagi menjadi dua:
1.4. Manfaat
PEMBAHASAN
Hal umum yang dapat dinyatakan dalam mempelajari semikonduktor ialah mengenal
sifat-sifatnya tersebut. hal ini penting, karena akan mengarahkan pada analis bahan-
bahan katagori sebagai bahan semikonduktor. Sifat-sifatnya adalah
A. Sifat Kelistrikan
Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan
menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini
menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. Pada bahan
superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi.
Pada superkonduktor elektron membentuk pasangan Cooper (Cooper pair) dalam satu
keadaan kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini dikenal sebagai Kondensasi
Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak sebagai satu entitas. Untuk
mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini, elektron harus didorong ke
energi quantum state yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak
melibatkan cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat
mengalir tanpa kehilangan energi.
B. Sifat Kemagnetan
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan
magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan
medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang
diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan
dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada
suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner; membuat
sebuah magnet melayang diatas superkonduktor. Gambar berikut ini menunjukkan
fenomena melayngnya magnet atau gejala “levitasi”yang terjadi pada
bahan superkonduktor. Gejala levitasi ini dimanfaatkan dalam pembuatan kereta
supercepat MAGLEV.
Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap
yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsungini terjadi ketika satu elektron
berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan
dari deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi.
D. Efek Meissnen
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran elektron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis
tertentu, maka Phonons akan memecahkan CooperPairs dan bahan kembali ke
keadaan normal. Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7
sebagai berikut,
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada
bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak akan mengalami efek
meissner lagi.
10 Karbon ( C ) 15 -
B. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya
tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov
dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran
(vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang
terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail
dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan
magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan
dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis,
maka bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu
kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II,
biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn),
vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan
senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.
4. Superkomputer
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Superkonduktor ialah bahan material yang memiliki hambatan listrik nol pada
suhu yang sagat rendah namun mengalirkan arus listrik dengan energy tetap. Pada
dasarnya karakteristik superkonduktor pada medan magnet bernilai nol dikenal
sebagai efek meissner. Apabila medan magnetnya terlalu besar , maka efek meissner
ini akan hilang (Menjadi nol) dan material akan kehilangan sifat konduktivitasnya
DAFTAR PUSTAKA
https://saulkakensei.blogspot.com/2014/12/makala-superkonduktor.html?m=1
https://www.academia.edu/9833979/Makalah_superkonduktor