Anda di halaman 1dari 80

BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK

Data Pribadi :

Nama : …………………………....
No. Mhs : ……………………………
Gol / Kel : ….. / …..
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S-1 / D-3

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
JOGJAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Instalasi Listrik di Laboratorium Listrik Arus Kuat


Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jogjakarta ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jogjakarta.

Disusun oleh :

Nama : …………………………....
No. Mhs : ……………………………
Gol / Kel : ….. / …..
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S-1 / D-3

Jogjakarta, …………………….

Mengetahui : Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Elektro, Kepala Lab. Instalasi Listrik,

Sigit Priyambodo.,ST. MT Ir. Muhammad Suyanto, MT

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


PENGANTAR

Maksud dari penyusunan buku petunjuk praktikum ini adalah memberikan


pedoman untuk penyelenggaraan praktikum di Laboratorium Listrik Arus Kuat
kepada para mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Jogjakarta.
Kami harapkan para mahasiswa/praktikan untuk membaca atau mempelajari
isi dari buku ini sebelum praktikum dilaksanakan, sehingga praktikan tidak
mengalami kesulitan pada waktu free test dan mendapat gambaran yang jelas maksud
dari pada unit-unit praktikum yang dilaksanakan, serta aman bagi
mahasiswa/praktikan dan peralatan laboratorium yang ada selama praktikum
berlangsung.
Sekian, semoga isi buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa peserta
praktikum di Laboratorium Listrik Arus Kuat Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Jogjakarta.

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jogjakarta

Laboratorium Listrik Arus Kuat

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan dilarang masuk sebelum bel atau tanda praktikum dimulai.


2. Sebelum praktikum, mahasiswa harus sudah menyiapkan perencanaan
pelaksanaan dan mempelajari unit praktikum yang akan dilaksanakan.
3. Praktikan harus hadir tepat pada waktunya, bagi yang terlambat tanpa alasan yang
dapat diterima tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus mengisi daftar hadir.
5. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang berbuat hal-hal yang dapat
mengganggu suasana praktikum.
6. Kebutuhan alat-alat praktikum diambil/dikembalikan dari/kepada petugas yang
jaga/laborant.
7. Setiap praktikan dilarang memutuskan/menghubungkan suatu peralatan listrik
dengan sumber tegangan tanpa izin dari pengawas praktikum.
8. Lima belas menit sebelum praktikum selesai, semua pekerjaan harus dihentikan.
9. Demi lancarnya praktikum, maka setelah percobaan selesai, praktikan diharap
lapor kepada petugas.
10. Saat pengambilan alat harus tersusun sesuai dengan keadaan saat menerima.
11. Setiap praktikan harus membuat laporan sementara dari unit yang dikerjakan dan
dimintakan pengesahan kepada asisten pembimbing pada saat itu juga.
12. Praktikan yang berhalangan hadir harus membuat surat keterangan yang sah dan
diberi kesempatan mengulang/inhal yang akan diatur kemudian.
13. Setiap praktikan yang inhal, paling banyak dua unit, kelebihannya dikenakan
biaya, dan pelaksanaannya diatur kemudian.
14. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan selama praktikum berlangsung,
diharap semua praktikan mentaati peraturan yang berlaku.

Perhatian :
Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang :
1. Merokok,
2. Memakai kaos tanpa kerah,
3. Memakai sandal, dan
4. Memakai kaca mata hitam.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Bahan-bahan instalasi penerangan :

NO NAMA BAHAN KETERANGAN


1 Kabel NYA 2,5 mm2 Untuk saluran utama.
2 Kabel NYA 1,5 mm2 Untuk saluran cabang ke saklar/lampu.
3 Rol isolator Sebagai penyangga kabel NYA pada instalasi tanpa
pipa.
4 Benang pengikat Untuk mengikat kabel NYA pada rol isolator.
5 Snoor Kabel untuk fitting gantung.
6 Isolasi ban Untuk membungkus kabel yang lecet isolasinya
atau untuk mebungkus sambungan kabel yang tanpa
lasdop.
7 Hout schruf : Untuk mensekrup saklar, stop kontak, roset kayu,
1,5x9 mm, 1x7 mm, fitting plafond, klem penjepit pipa pada dinding
0,5x5 mm atau plafond.
8 Zadle varhed 5/8” Untuk menyangga pipa pada tempat-tempat yang
diklem agar pipa tidak menempel pada dinding.
9 Zadle klem 5/8” Untuk menjepit pipa pada dinding.
10 Pipa union 5/8” Sebagai pelindung/pembungkus kabel NYA pada
instalasi.
11 Tule 5/8” Untuk melindungi ujung-ujung pipa agar
permukaannya halus/licin sehingga kabel yang
dimasukkan dalam pipa tidak lecet.
12 Socket union 5/8” Untuk menyambung dua pipa lurus.
13 Bocht korte 5/8” Untuk menyambung dua pipa yang membentuk
sudut siku.
14 Trek-doos 5/8” Kotak berlubang dua buah untuk penerus/menarik
kabel pada pipa yang panjang.
15 T-doos Kotak berlubang tiga buah untuk pencabangan.
16 Kruis-doos 5/8” Kotak berlubang empat buah untuk
pencabangan/persilangan.
17 Las-dop Untuk menutup/mengisolasi sambungan kabel.
18 Fitting gantung Untuk pemegang lampu pijar yang digantung.
19 Roset kayu Sebagai ganjal dari pada roset plafond yang
diletakkan pada plafond.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


20 Roset plafond Untuk tempat kedudukan dari pada fitting plafond
pada roset kayu.
21 Fitting plafond Yang dipergunakan untuk kedudukan lampu pijar
pada plafond.
22 Saklar engkel Untuk memutuskan/menghidupkan suatu aliran
listrik.
23 Saklar seri Untuk menyalakan dua lampu atau dua kelompok
lampu secara bergantian atau bersamaan.
24 Saklar tukar/hotel Untuk menyalakan/mematikan lampu dari dua
tempat yang berbeda.
25 Stop kontak Merupakan terminal/jepitan dimana kita dapat
menghubungkan alat-alat pemakai listrik, seperti
televisi, radio, setrika listrik, dll.
26 Steker/kontak tusuk Kotak penghubung/memutuskan aliran listrik pada
stop kontak.
27 Saklar 2 kutub atau 3 Untuk menghubungkan/memutuskan aliran listrik
kutub pada stop kontak.
28 Zekering kas Kotak berisi saklar dan zekering yang berguna
untuk melindungi instalasi dari arus yang
berlebihan.
29 KWH meter Merupakan kepanjangan dari Kilo Watt Hour yang
berguna untuk mengukur besarnya tenaga listrik
yang digunakan.
30 Lampu pijar Merupakan sumber penerangan karena memijarnya
kawat yang berada dalam bola lampu. Untuk bola
lampu lebih besar dari 40 watt didalamnya berisi
gas, sedangkan bola lampu lebih kecil dari 40 watt
didalamnya hampa udara.
31 Lampu TL Merupakan kepanjangan dari Tube Luminance yang
merupakan sumber penerangan cahaya yang
diakibatkan karena neonisasi (pelucutan elektron)
dari atom-atom gas yang berada dalam tabung. Gas
yang berada dalam tabung adalah air raksa dengan
1
tekanan yang rendah sekali ±  Atm.
10.000 
 

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Daftar daya dan arus zekering yang ada :

LAMPU PIJAR LAMPU TL ZEKERING


5 W, 10 W, 15 W, 25 10 W, 15 W, 18 W, 20 W, 2 A, 4 A, 6 A, 10 A, 16 A,
W, 40 W, 60 W, 75 W, 40 W, 60 W, dll. 20 A, 25 A, 35 A, 63 A,
100 W, dll. dll.

Urutan pemasangan instalasi :

1. Pemasangan pipa pada atau dalam tembok. Pada instalasi dengan rol isolator, rol
isolatorlah yang dipasang.
2. Penarikan hantaran-hantaran tetap kedalam pipa/pada rol isolator.
3. Penarikan kawat penghubung ke kotak-kotak penghubung, kontak-kontak tusuk,
dan dari saklar ke titik lampu/penerangan.
4. Pemasangan kawat antara (snoor) dan fitting gantung (untuk lampu gantung).
5. Memasang penghubung-penghubung (saklar) dan kontak-kontak tusuk (stop
kontak), roset plafond, fitting plafond atau fitting dinding ataupun fitting gantung.
6. Mengukur daya tahan isolasi dari instalasi.
7. Apabila daya tahan isolasi sudah memenuhi syarat, instalasi boleh diberi aliran
listrik.
8. Apabila daya tahan isolasi belum memenuhi syarat, maka harus dicari dulu letak
kesalahannya.

Beberapa peraturan pemasangan komponen instalasi listrik :

1. Saklar dipasang pada dinding setinggi ± 120 cm dari lantai.


2. Stop kontak dipasang pada dinding setinggi ± 125 cm dari lantai.
3. Zekering kas, saklar automat, dipasang pada dinding setinggi ± 190 cm.
4. KWH meter dipasang pada dinding setinggi ± 190 cm dari lantai.
5. Jarak klem dari ujung pipa ± 10 cm.
6. Jarak antara klem yang satu dengan klem yang lainnya ± 10 cm.
7. Pada instalasi yang menggunakan rol isolator, jarak antara hantaran yang satu
dengan hantaran yang lainnya paling dekat 5 cm.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Definisi-definisi :

1. Alat (peralatan) listrik ialah semua alat yang dipakai untuk pembangkitan
konversi, transmisi, dan distribusi penggunaan tenaga listrik.
2. Alat pemakai listrik ialah alat listrik yang dipakai untuk mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga bukan listrik, seperti tenaga mekanik, kimia, bunyi, dan cahaya.
3. Arus beban lebih ialah arus yang mengalir dalam rangkaian yang secara listrik
tidak rusak.
4. Arus bocor ialah arus yang relatif kecil yang mengalir menembus atau melalui
permukaan isolasi yang secara listrik tidak rusak.
5. Arus bocor tanah ialah arus bocor yang mengalir ketanah.
6. Arus gangguan ialah arus yang mengalir akibat kegagalan isolasi.
7. Arus gangguan tanah ialah arus gangguan yang mengalir ketanah.
8. Arus hubung singkat ialah arus lebih yang mengalir akibat gangguan hubung
singkat.
9. Arus lebih ialah arus yang mengalir yang melebihi harga nominal.
10. Arus nominal ialah arus kerja yang mendasari pembuatan peralatan listrik.
11. Hantaran ialah penghantar yang semata-mata digunakan untuk menyalurkan arus
listrik.
12. Hantaran fase ialah hantaran dari sistem fase banyak yang bukan hantaran netral.
13. Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian instalasi yang
harus ditanahkan ke elektroda tanah, baik diatas maupun dalam tanah.
14. Hantaran netral ialah hantaran yang menghubungkan pada titik netral sistem 3
fase atau banyak.
15. Hantaran nol ialah hantaran aktif yang ditanahkan.
16. Instalasi arus kuat ialah instalasi listrik untuk membangkitkan, pengubahan,
penyimpanan transmisi, distribusi atau penggunaan tenaga listrik seperti untuk
menyalurkan usaha listrik dalam bentuk kerja mekanik, pemasangan penerangan
atau proses elektronika.
17. Instalasi darurat ialah instalasi yang digunakan untuk keperluan penerangan dan
tenaga listrik dalam hal terjadi gangguan pada sistem supply tenaga listrik dan
penerangan normal.
18. Instalasi konsumen ialah instalasi listrik yang terpasang sesudah meter atau kotak
pelayanan rumah.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


19. Instalasi listrik ialah rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan
antara yang satu dengan yang lainnya secara listrik yang berada dalam suatu
ruang/lokasi.
20. Instalasi rumah (domestik) ialah instalasi listrik dengan tegangan ketanah sampai
300 Volt untuk rumah tinggal, toko, kantor, hotel, dan sebagainya yang
menggunakan tenaga listrik hanya penerangan dan keperluan rumah tangga
lainnya.
21. Isolasi ialah : a) Mutu suatu pemisahan secara listrik dari bagian-bagian
bertegangan satu terhadap lainnya dan terhadap tanah pada
waktu kerja.
b) Susunan lengkap dari bahan isolasi dalam bentuk jadi secara
teknik.
22. Isolasi utama ialah isolasi yang semata-mata dimaksudkan untuk mengisolasi
bagian yang bertegangan seperti ditempat pegangan, ditempat terbuka, mudah
tersentuh, dan di daerah jangkauan tangan.
23. Jaringan listrik ialah sistem listrik yang terjadi/terdiri dari hantaran dan peralatan
listrik satu sama lainnya untuk menyalurkan tenaga listrik.
24. Jangkauan tangan ialah daerah yang dapat dijangkau dengan tangan berdiri tanpa
bantuan alat.
25. Kabel ialah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung yang karena sifat
isolasi dan selubungnya tidak boleh dipasang pada atau dalam tanah.
26. Kabel instalasi ialah kabel yang dimaksudkan untuk instalasi tetap.
27. Kabel fleksibel ialah kabel yang karena sifat-sifat penghantar, isolasi, dan
selubungnya yang fleksibel, dimaksudkan untuk dihubungkan dengan peralatan
listrik yang dapat dipindahkan atau bergerak.
28. Kabel tanah ialah semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung yang karena
sifat isolasi dan selubungnya boleh dipasang dalam tanah termasuk dalam air.
29. Kemampuan isolasi ialah tegangan yang mendasari perencanaan isolasi suatu
peralatan.
30. Kegagalan isolasi ialah berkurangnya atau hilangnya tahanan isolasi yang terduga
antara hantaran tanah atau antar hantaran.
31. Kontak tusuk ialah susunan dari alat pemberi dan penerima arus (alat pemberi
arus kotak kontak, alat penerima arus tusuk kontak) untuk menghubungkan dan
memutuskan saluran yang dapat dipindahkan dengan bagian dari suatu instalasi.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


32. Pengaman lebur ialah alat pengaman arus lebih yang mempunyai elemen yang
dapat lebur, jika arus yang melalui melebihi harga tertentu.
33. Penghantar ialah logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik.
34. Titik lampu ialah titik beban yang dimaksudkan untuk menghubungkan langsung
pemegang lampu armatur penerangan atau kabel lampu gantung.
35. Titik kotak kontak ialah beban yang terdiri dari satu kotak kontak tunggal/ganda.

Unit-Unit Percobaan/Praktikum :

1. PPIL : Pendahuluan
2. Unit I (P-1) : Melakukan pembuatan bermacam-macam sambungan kawat
penghantar.
3. Unit II (P-3) : Instalasi penerangan sistem kamar hotel.
4. Unit III (P-4) : Instalasi penerangan sistem DIM.
5. Unit IV (P-5) : Instalasi penerangan sistem hubung periksa lengkap dengan
KWH meter.
6. Unit V (T-3) : Instalasi motor listrik dengan sistem pengendalian jarak jauh
dengan menggunakan saklar pembalik putaran.
7. Unit VI (T-4) : Instalasi motor listrik dengan sistem pengendalian jarak jauh
dan menggunakan saklar bintang-segitiga (Y–Δ).
8. Unit VII (T-5) : Instalasi 3 buah motor listrik yang bisa dihidupkan sendiri-
sendiri maupun serentak dengan sistem pengendalian jarak jauh.

Petunjuk Praktikum :

1. Untuk setiap unit praktikum telah disediakan lembar data hasil percobaan (khusus
unit I atau P-1 tidak ada lembar data hasil percobaan).
2. Diharuskan kepada setiap peserta praktikum (praktikan), sebelum melakukan
percobaan wajib mempelajari unit yang bersangkutan.
3. Setiap akan melakukan percobaan, peserta praktikum diharuskan menempuh free
test terlebih dahulu.
4. Peserta praktikum tidak diperkenankan melakukan percobaan bila belum
dinyatakan lulus test oleh asisten/pembimbing praktikum yang bersangkutan.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Teori pengantar :

Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan yang berlaku.


Tujuan dari peraturan ini adalah :
a) Pengamanan bagi manusia dan barang.
b) Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.
Supaya listrik dapat digunakan dengan aman maka syarat yang ditentukan
dalam peraturan sangat ketat. Peraturan instalasi listrik terdapat pada buku Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL). Buku peraturan ini diterbitkan oleh panitia revisi
PUIL, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebelum dipergunakan, semua
instalasi yang dipasang harus diperiksa dan diuji lebih dulu sesuai dengan ketentuan
PUIL 2000.
Peraturan listrik dapat dipergunakan untuk instalasi apabila :
a) Memenuhi ketentuan PUIL 2000.
b) Telah dapat pengesahan atau izin dari instalasi yang berwenang (ayat 202 pasal
B.1).
Menurut PUIL 2000 ayat 110 T.16, tegangan dibagi menjadi :
a) Tegangan Rendah (TR), tegangan > 1000 Volt (>1 kV).
b) Tegangan Menengah (TM), tegangan 1000 Volt – 20.000 Volt (1 kV – 20 kV).
c) Tegangan Tinggi (TT), tegangan < 20.000 Volt (<20 kV).
Di Indonesia, peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari perusahaan
umum listrik negara yaitu Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan. Peralatan listrik
yang mutunya diawasi oleh Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK) dan telah
disetujui, diizinkan untuk memakai tanda persetujuan LMK.
Pada kabel yang berselubung bahan terro plastik misalnya bahan yang
berselubung PVC tanda persetujuan ini dibuat timbul dan diletakkan pada selubung
luar kabel. Cara ini sulit dikerjakan untuk kabel-kabel ukuran kecil, untuk kabel yang
demikian dipergunakan kartu sebagai tanda persetujuan LKM.
PUIL 2000 berlaku untuk semua instalasi listrik arus kuat (ayat 202 A.2)
kecuali instalasi atau bagian instalasi yang disebut dalam ayat 102 A.2.
Instalasi litrik dianggap sudah memenuhi syarat apabila :
1. Tahanan isolasi dari instalasi harus 1000 x tegangan kerja (dalam satuan Ohm)
sesuai ayat 215 B.2. Misalnya suatu instalasi yang mempunyai tegangan kerja 220
Volt, maka tahanan isolasi yang diizinkan harus lebih besar dari 220.000 Ohm
atau 0,22 MΩ.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


2. Drop/turun tegangan dari sumber ketitik lampu/beban maksimum 5 % (ayat 413
A.5). Misalnya tegangan dari sumber 220 Volt, maka turun tegangan yang
diizinkan adalah 5 % x 220 Volt = 11 Volt.
PUIL ayat 215 B.2 menyatakan tahanan isolasi dari semua bagian yang tidak
ditanahkan baik antar hantaran maupun hantaran dengan tanah, tidak termasuk mesin
listrik, akumulator, transformator, hantaran luar, perlengkapan hubung bagi, dan
armatur lampu sekurang-kurangnya harus 1000 Ohm untuk setiap satu volt tegangan
kerja.
PUIL 2000 ayat 413 A.5 menyatakan susut tegangan antara perlengkapan
hubung bagi utama dan setiap titik beban tidak boleh dari 5 % dari tegangan sumber,
bila semua hantaran instalasi dilalui arus maksimum.

Menghitung drop/turun tegangan dapat dipergunakan rumus :

 x l x i ........
Vr   Volt Dimana : Vr = Drop/turun tegangan (Volt)
s
l = Panjang penghantar (meter)
i = Arus yang lewat penghantar (A)
s = Luas penampang penghantar
(mm2)
ρ = Tahanan jenis penghantar (untuk
tembaga = 0,0175 Ohm mm2/m)

Besarnya arus yang mengalir dapat dihitung dengan rumus :

P
I  ....... Ampere (untuk arus bolak-balik 1 fase)
V x Cos 
P
I  ....... Ampere (untuk arus bolak-balik 3 fase)
V x Cos  x 3
Dimana : Cos φ = Faktor kerja/daya beban (pf)
I = Arus yang mengalir (ampere)
P = Daya beban (Watt)
V = Tegangan kerja (Volt)

VA
Untuk lampu lijar cos φ = 1,
Watt
Cos  
VA maka Watt = VA
φ Watt

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Menentukan besarnya zekering :

Kita menghitung arus maksimum yang lewat penghantar, misalnya daya 900
VA, tegangan 220 Volt, maka arus maksimum (I) yang lewat penghantar adalah :
daya (P)  900  4,09 Ampere
I 
tegangan (V ) 220
Maka besarnya zekering yang kita gunakan adalah setingkat lebih besar dari 4,09
Ampere, maka zekering yang dipakai adalah 6 Ampere.

Menentukan besarnya daya berdasarkan Kwh meter :

Misalkan diketahui data pada Kwh meter 600 rev/Kwh, jadi daya yang
dipakai setiap putaran per watt detiknya adalah :
600 rev/Kwh = 600 rev/1000 wh
= 600 rev/1000 x 3600 watt detik
= 600 rev/36 x 105 watt detik

36 x105
1 rev = watt detik
600
= 6000 watt detik

6000
Jadi dalam 1 detik : 1 rev = watt = 6000 watt
1

Kabel hantaran dan kabel instalasi

Besar ukuran penghantar yang dipakai harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku, jenis hantaran yang banyak digunakan untuk instalasi rumah pasangan tetap
adalah kabel jenis NYA (dulu banyak digunakan kabel jenis NGA) dan kabel jenis
NYM.
Kabel NYA dapat dipasang dalam pipa dan dapat dipasang terbuka dengan
rol isolator, tetapi tidak boleh langsung menempel pada dinding atau ditanam
langsung didinding. Kabel NYM dapat dipasang diplesteran tetapi tidak boleh
ditanam dalam tanah.

Warna hantaran :

Peraturan warna selubung hantaran maupun warna isolasi inti hantaran harus
sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL ayat 720 B.1). Warna majemuk hijau
kuning hanya boleh digunakan untuk menandai hantaran pentanahan.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


PUIL ayat 720 C.1 :

Warna biru dipergunakan untuk menandai hantaran netral atau kawat tengah.
Untuk menghindarkan kesalahan, maka warna biru tidak boleh dipergunakan untuk
menandai hantaran lainnya. Warna biru hanya dapat dipergunakan maksud lain, jika
pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat hantaran netral atau kawat tengah, dan
warna biru tidak boleh untuk menandai hantaran pentanahan.

Sistem Indentifikasi
Penggunaan Inti
Dengan Huruf Dengan Simbol Dengan Warna
1 2 3 4
A. Instalasi Arus AC
Fase 1 L 1. R - Merah
Fase 2 L 2. S - Kuning
Fase 3 L 3. T - Hitam
Netral N - Biru

B. Instalasi Peralatan Listrik U/X - Merah


Fase 1 V/Y - Kuning
Fase 2 W/Z - Hitam
Fase 3

C. Instalasi Arus Searah


Fase 1 L+ - Merah
Fase 2 L– - Hitam
Fase 3 M - Biru

D. Hantaran Pentanahan PE/HT - Hijau Kuning

Luas penampang hantaran :

Luas penampang hantaran yang harus digunakan pertama-tama ditentukan


oleh kemampuan hantar arus (KWH) yang diperlukan dan suhu keliling yang harus
diperhitungkan.
Untuk instalasi rumah tinggal pasangan tetap, hantarannya harus memiliki
luas penampang tembaga sekurang-kurangnya 1,5 mm2 (ayat 840 B.1). Bila pada
instalasi ada titik-titik kontak, maka hantaran utama yang dipakai minimal 2,5 mm2.
Untuk instalasi satu fase, hantaran fasenya boleh dipakai dengan memilih warna yang
telah ditentukan.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


KWH terus menerus yang diperlukan dan pengaman untuk kabel berisolasi
PVC tunggal pada suhu keliling 30o C dan suhu penghantar maksimum 70o C.

K W H (Kilo Watt Hour)


Luas
Arus Nominal dari Alat Pengaman
Jenis Penampang
Dalam Di Dalam Pipa Diudara Sesuai
Hantaran Nominal
Pipa Udara Sesuai Pasal 743 Pasal 742
(mm2)
(A) (A) (A) (A)
1 2 3 4 5 6
NYA 1 11 19 10 20
1,5 15 24 16 25
2,5 20 32 20 35

NYFA 4 25 42 25 50
NYFAW 6 33 54 35 63
NYFAZ 10 45 73 50 80

NYFAD 16 61 98 63 100
25 83 129 80 125

NYA 35 103 158 100 160


NYAF 50 132 197 125 200
NYFAW 70 165 245 160 250
95 197 290 200 300

NYFAFW 120 235 345 250 355


NYFAZW 150 - 390 - 425
185 - 445 - 425

NYFADW - 500
240 - 525
- 600
dan 300 - 605
- 710
NYL 400 - 725
- 850
500 - 825

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT 1 (P-1)
MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KAWAT

1.1 Tujuan Praktikum.


1. Mengetahui dan mengerti jenis-jenis sambungan kabel.
2. Mengetahui jenis-jenis kabel instalasi.
3. Mempraktekkan jenis-jenis sambungan yang ada.

1.2 Alat dan Bahan.


A. Alat
1. Tang kombinasi.
2. Tang potong.
3. Tang lancip.
4. Tang kupas.
B. Bahan
1. Kabel NYA
2. Kabel NYAF

1.3 Teori Singkat.


A. Kabel listrik
Kabel listrik adalah media penghantar untuk menghantarkan tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik menuju ke perlatan yang menggunakan
tenaga listrik ataupun dari peralatan listrik ke peralatan lainnya. Bahan dari
kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus listrik, umumnya
terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Penghantar
atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah keras (BCC
½ H = Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis
0,0185 ohm mm²/m dengan tegangan tarik putus kurang dari 41 kg/mm².
sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH =Bare Copper Conductor
Hard), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemakaian tembaga sebagai
penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu
bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak. Penghantar
yang dibuat oleh pabrik yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka
ragamnya.Didalam pekerjaan instalasi, baik instalasi penerangan maupun

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


instalasi tenaga/tegangan tinggi, harus mengenal berbagai cara
penyambungan kawat hantaran yang sesuai dengan tujuan pemakaian dan
persyaratannya. Selain hubungan/sambungan-sambungan tersebut, juga cara
pengikatan hantaran-hantaran, misal pada hantaran roll isolator, yang sesuai
dengan tujuan yaitu selain untuk menempatkan hantaran dari tegangan tarik.
Adapun sambungan yang dikerjakan adalah sesuai dengan gambar-gambar
dibawah ini.
Pengikat hantaran isolator pada rol isolator ada 2 macam, yaitu :
1. Pengikat antara hantaran, dan
2. Pengikat ujung hantaran.

Pengikatan dilakukan dengan kawat hantaran dan benang (seperti mengikat


kail). Pengupasan isolasi hantaran dilakukan dengan pisau, caranya seperti
meraut pensil.
B. Sambungan Kabel
Penyambungan antara 2 penghantar atau penyambungan dengan cara
ekor babi(pig tail), puntir, bolak balik (turnback), sambungan kabel bernadi
banyak, cabang datar(plain joint) dan cabang simpul (knotted tap joint)
haruslah dipasang dengan rapat. Sesuai dengan syarat-syarat dalam PUIL 2000
tentang sambungan listrik yakni :
1. Semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik.
2. Sambungan antar penghantar dan antara penghantar dan perlengkapan listrik
yang lain harus dibuat sedemikian sehingga terjamin kontak yang aman
danandal.
3. Gawai penyambung seperti terminal tekan, penyambung puntir tekan, atau
penyambung dengan solder harus sesuai dengan bahan penghantar yang
disambungnya dan harus dipasang dengan baik.
4. Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium
atautembaga berlapis aluminium) tidak boleh disatukan dalam terminal atau
penyambung puntir kecuali jika alat penyambung itu cocok untuk maksud
dankeadaan penggunaannya.
5. Sambungan penghantar pada terminal harus terjamin kebaikannya dan tidak
merusakkan penghantar. menyambung kabel fleksibel harus menggunakan
sambung tekan (termasuk jenis sekrup), sambungan solder atau sambungan
puntir, sepatu kabel harus disambungkan dengan mur baut secara baik.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


6. Sambungan puntir harus dilaksanakan dengan:
a. menggunakan penyambung puntir; atau
b. cara dilas atau disolder. sebelum dilas atau disolder, sambungan itu harus
dipuntir dahulu agar diperoleh sambungan yang baik secara mekanis dan
listrik.
Bahan yang digunakan seperti solder, fluks, dan pasta harus terbuat
dari jenis yang tidak berakibat buruk terhadap instalasi dan perlengkapan
listrik.
Dalam suatu instalasi listrik, biasanya digunakan beberapa macam
sambungan kabel.antara lain:
1. Pig Tail adalah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk
ekor babi.sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan
satu ataubeberapa kabel pada satu titik.
2. Sambungan Puntir adalah cara menyambung antara dua kabel yang
berbentuk satugaris lurus. ada dua macam cara sambungan puntir yaitu;
sambungan puntir bellhangers dan sambungan puntir western union.
3. Single Wrapped Cable Spice adalah cara menyambung kabel yang bernadi
banyak,yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya.
4. Knotted Tap Joint adalah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya
dalamsatu bidang datar dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih
kuat.
5. Loop kabel atau mata itik kabel.
Mata itik atau loop kabel digunakan untuk menyambung antara penghantar
dengan terminal strip atau busbar. Ataupun untuk penyambungan 2
penghantar atau lebih pada sebuah busbar atau terminal strip. Pada
kebanyakan instalasirumah tinggal, kebanyakan penghantar atau kabel yang
biasa dibuat sambungan mataitik kabel adalah kabel NYA dan NYM. Kedua
jenis kabel ini merupakan penghantar pejal yang berinti tunggal.

1.4 Langkah Percobaan.


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat berbagai sambungan sesuai dengan petunjuk gambar berikut:
a. sambungan ekor babi (pig tile)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


b. Sambungan bell hangers

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


c. Sambungan western union

d. Sambungan Bolak-balik

e. Single Plan Joint

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


f. Double Plan Joint

g. Knotted Tab Joint

h. Mata Itik

i. Sambungan Britania

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


j. Single Wrapped Cable Slice

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT II (P-3)
INSTALASI PENERANGAN SISTEM KAMAR HOTEL

Hubungan ini dipakai untuk tujuan melayani satu atau golongan lampu yang
dapat dioperasionalkan dari dua tempat, misalnya pada gang-gang, kamar dengan dua
pintu, atau pada tangga-tangga rumah bertingkat.
Prinsip kerja dari hubungan ini yaitu bila kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam
posisi yang sama (ON-ON atau OFF-OFF), maka lampu akan menyala. Sebaliknya
jika kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam posisi yang berbeda (ON-OFF atau OFF-ON),
maka lampu akan mati. Lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.4.
Untuk keperluan sistem hubungan ini digunakan dua buah saklar tukar atau
saklar hotel. Selain dua buah saklar hotel yang digunakan dalam percobaan ini, ada
juga bahan lain yang digunakan yaitu dua buah lampu (1 buah lampu TL dan 1 buah
lampu pijar).

ON / A’

OFF / A
Simbol Saklar Tukar

Bentuk Fisik Saklar Tukar

Gambar 2.1 Simbol dan Bentuk Fisik Saklar Tukar

Lampu fluoresen sering juga disebut lampu TL. Pada dasarnya lampu
fluoresen termasuk dalam kelompok lampu merkuri tekanan rendah. Hal ini
disebabkan kedalam tabung lampu fluoresen dimasukkan merkuri, dan tekanan gas
didalam tabung saat lampu bekerja adalah rendah, hanya kira-kira 0,0039 atm,
sedangkan tekanan gas dalam tabung lampu merkuri kira-kira 10 atm.
Lampu fluoresen tidak bekerja berdasarkan pemijaran filament sebagaimana
halnya dalam lampu pijar. Tetapi lampu fluoresen menghasilkan cahaya berdasarkan
terjadinya pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung lampu.
Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang
35 cm untuk 10 Watt sampai dengan panjang 150 cm untuk 65 Watt. Pada kedua
ujung tabung dipasang filament tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat
beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium, dan kalsium. Untuk lampu tabung

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


(discharge lamps) filament ini disebut juga elektroda, karena salah satu dari dilamen
harus berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya anoda. Kedalam tabung dimasukkan
merkuri dan gas argon, dimana merkuri berfungsi untuk menghasilkan radiasi
ultraviolet sedangkan gas argon berfungsi untuk keperluan start.

Starter

Lampu TL

C
Ballast
+
S

Gambar 2.2 Rangkaian Lampu TL

Cara kerja lampu TL adalah jika lampu dihubungkan terhadap sumber AC


dengan membuat saklar S dalam posisi terhubung (lihat Gambar 2.2), maka starter
akan menerima tegangan kerja penuh yang membuat bimetal terhubung satu sama
lain sebagai hasil terjadinya panas dalam tabung starter sehingga terjadi hubungan
tertutup. Lengkapnya, arus mengalir melalui ballast, elektroda pertama, starter,
elektroda kedua, dan kembali kenetral. Saat arus mengalir melalui bimetal maka
temperatur dalam tabung gelas starter akan turun seperti semula (dingin) dan bimetal
terlepas kembali ke posisi semula, dengan demikian hubungan terbuka. Pada saat arus
mengalir melalui elektroda, maka elektroda akan panas dan memijar dan gas argon
yang ada dalam tabung lampu menjadi terionisasi. Dengan terlepasnya bimetal,
tegangan induktif yang cukup tinggi kira-kira 1000 Volt dibangkitkan dalam
rangkaian lampu. Tegangan kejut ini mampu untuk membuat terjadinya pelepasan
elektron dalam gas argon yang terletak antara elektroda yang satu dengan elektroda
yang lain. Dengan demikian panas yang dibangkitkan dalam tabung akibat
terionisasinya gas argon mampu untuk membuat merkuri menjadi uap (vavour) dan
tegangan jepit antara kedua elektroda akan turun sampai 100 Volt atau 110 Volt,
dimana tegangan ini tidak akan cukup untuk membuat starter bekerja. Akhirnya,
pelepasan elektron yang terjadi melalui uap merkuri akan membangkitkan radiasi
ultraviolet. Radiasi ultraviolet ini akan diubah menadi cahaya tampak oleh lapisan
fluoresen.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


L1

SK1 SK2 L2

Gambar 2.3 Pengawatan Tunggal

L1

P
N

A’ B’
L2
A B

Gambar 2.4 Pengawatan Instalasi Sistem Kamar Hotel

Keterangan :
SK1 : Saklar tukar/hotel
SK2 : Saklar tukar/hotel
L1 : Lampu TL (Tube Luminince) 20 Watt
L2 : Lampu pijar 60 Watt

Pengamatan :
1. Pengukuran tahanan isolasi.
2. Pengukuran tegangan jala-jala.
3. Pengukuran tegangan lampu.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT II (P-3)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan :
L1

2 x 25 cm
2 x 40 cm 3 x 45 cm 2 x 55 cm

3 x 35 cm 3 x 30 cm 2 x 25 cm

SK1 SK2 L2

II. Pelaksanaan Hubungan : (digambar sendiri)

III. Alat dan Bahan yang dipakai :


Alat-alat : Bahan-bahan :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


IV. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)
SK1 SK2 P–N P–G N–G
ON ON …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
ON OFF …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
OFF OFF …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
OFF ON …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

V. Pengukuran Tegangan : (lampu dipasang dihubungkan dengan sumber)


Tegangan Sumber Tegangan Lampu 1 Tegangan Lampu 2

..……………… Volt ..……………… Volt ..……………… Volt

VI. Pengamatan Lampu :


SK1 SK2 Keadaan Lampu
ON (A’) ON (B’) Hidup / Mati
ON (A’) OFF (B) Hidup / Mati
OFF (A) ON (B’) Hidup / Mati
OFF (A) OFF (B) Hidup / Mati

VII. Pertanyaan :
1. Bagaimana cara kerja lampu TL pada saat start ?
Jawab :

2. Sebutkan jenis-jenis kabel/kawat penghantar yang biasa digunakan pada


instalasi listrik bawah tanah !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


3. Hitung besarnya drop tegangan (Vr) yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab :

4. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian instalasi


diatas !
Jawab :

5. Gambarkan rangkaian lampu TL dengan rincian sebagai berikut :


- 1 buah ballast 40 Watt / 220 Volt
- 2 buah lampu TL @ 20 Watt / 220 Volt
- 2 buah starter
- 1 buah kapasitor
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


6. Berikan kesimpulan dari percobaan unit II (P-3) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT III (P-4)
INSTALASI PENERANGAN SISTEM “DIM”

Pada prinsip hubungan ini, kita dapat menghidupkan satu lampu (kelompok)
dalam hubungan seri maupun paralel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa untuk
lampu-lampu yang dihubungkan deret (seri) harus dipakai lampu yang daya dan
tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi rata ke dua
lampu (kelompok lampu). Hubungan seperti ini banyak dipergunakan pada instalasi
penerangan bis-bis malam, bioskop-bioskop, dan lain sebagainya.

L1 L3 L5

L2 L4 L6

SK1 SK2

Gambar 3.1 Pengawatan Tunggal

L1 L3 L5

P
N

L2 L4 L6

SK1
SK2

Gambar 3.2 Pengawatan Instalasi Penerangan Sistem “DIM”

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Keterangan :
SK1 : Saklar tunggal atau saklar satu kutub
SK2 : Saklar ganda atau saklar dua kutub
L1 – L6 : Lampu pijar 25 Watt

Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 (SK1) ON dan saklar 2
(SK2) OFF, maka lampu-lampu terhubung seri. Sedangkan bila saklar 1 (SK1) ON
dan saklar 2 (SK2) ON, maka lampu-lampu terhubung paralel.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT III (P-4)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan :
L1 L3 L5

2 x 20 cm 2 x 40 cm 3 x 30 cm 3 x 30 cm 3 x 30 cm

L2 L4 L6

SK1 SK2

II. Pelaksanaan Hubungan : (digambar sendiri)

III. Alat dan Bahan yang dipakai :


Alat-alat : Bahan-bahan :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


IV. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)
SK1 SK2 P–N P–G N–G
ON ON …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
ON OFF …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
OFF OFF …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ
OFF ON …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

V. Pengukuran Tegangan : (Lampu dipasang dihubungkan dengan sumber)


Hubungan Tegangan Sumber Tegangan Lampu-Lampu
L1 : ….. Volt ; L2 : ….. Volt ; L3 : ..… Volt
Seri ..………… Volt
L4 : ….. Volt ; L5 : ….. Volt ; L6 : ..… Volt
L1 : ….. Volt ; L2 : ….. Volt ; L3 : ..… Volt
Paralel ..………… Volt
L4 : ….. Volt ; L5 : ….. Volt ; L6 : ..… Volt

VI. Pengamatan Lampu :


SK1 SK2 Keadaan Lampu (L1 – L6)
ON ON Terang / Redup
ON OFF Terang / Redup
OFF ON Terang / Redup
OFF OFF Terang / Redup

VII. Pertanyaan :
1. Apa akibatnya bila lampu-lampu yang dipasang pada saat hubungan seri
besar dayanya berlainan ?
Jawab :

2. Sebutkan jenis-jenis kabel/kawat penghantar yang biasa digunakan pada


instalasi listrik di perumahan !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


3. Hitung besarnya drop tegangan (Vr) yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab :

4. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian instalasi


diatas !
Jawab :

5. Hitung besarnya daya total (seri & paralel) pada percobaan diatas !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


6. Berikan kesimpulan dari percobaan unit III (P-4) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT V (P-5)
INSTALASI PENERANGAN SISTEM HUBUNG PERIKSA
LENGKAP DENGAN KHW METER

Pada hubungan ini menggunakan penghantar/hantaran bantu (H), dan lampu


periksa (Lo) adalah lampu periksa yang diletakkan pada ruang khusus (ruang jaga).
Sakalar periksa (SKo) dan lampu periksa (Lo) akan bekerja atau berfungsi bila pada
suatu tempat atau ruangan ada lampu yang menyala, ini disebabkan karena sumber
tegangan atau arus listrik yang masuk kesaklar periksa (SKo) didapat dari output
saklar-saklar yang berada ditempat atau ruangan lain.
Dengan adanya hubungan ini, kita dapat menyelidiki apakah disuatu tempat
atau ruangan masih ada lampu yang menyala atau tidak. Jadi hantaran (H) akan
menjadi hantaran fase bila ada lampu disuatu tempat atau ruangan yang menyala.
Hubungan rangkaian seperti ini banyak digunakan di gedung-gedung besar, seperti
perkantoran, rumah sakit, pabrik, dan lain sebagainya.

KWH

ZK L0 L1 L2

SK0 SK1 SK2

Gambar 4.1 Pengawatan Tunggal

KWH H

ZK
L0 L1 L2

P N SK0
SK1 SK1

Gambar 3.2 Pengawatan Instalasi Penerangan Sistem Hubung Periksa

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Keterangan :
SK0 : Saklar tunggal atau saklar satu kutub, sebagai saklar periksa
SK1 : Saklar ganda atau saklar dua kutub
SK2 : Saklar ganda atau saklar dua kutub
L1 : Lampu pijar 60 Watt
L1 – L2 : Lampu pijar 100 Watt
H : Hantaran bantu

Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila salah satu saklar dalam
keadaan terhubung (saklar 1 (SK1) ON atau saklar 2 (SK2) ON), maka saklar periksa
(SKo) akan bekerja dan lampu periksa (Lo) menyala, kemudian hantaran bantu (H)
menjadi hantaran fase. Sedangkan bila saklar 1 (SK1) OFF dan saklar 2 (SK2) OFF,
maka saklar periksa (SKo) tidak bekerja dan lampu periksa (Lo) mati.

1 2 3 4 6
MCB
P P

Sumber Beban
N N

Gambar Rangkaian KWH Meter 1 Fase

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


NP NP NPG

N P G

Gambar Rangkaian Boks Sekering 1 Fase 3 Kelompok

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT IV (P-5)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan :
3 x 25 cm 3 x 25 cm
3 x 25 cm 3 x 25 cm 3 x 25 cm

KWH

ZK L0 L1 L2

2 x 20 cm SK0 SK1 SK2

II. Pelaksanaan Hubungan : (digambar sendiri)

III. Alat dan Bahan yang dipakai :


Alat-alat : Bahan-bahan :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


IV. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)
SK0 SK1 SK2 P–N P–H P–G N–H N–G H–G
ON ON ON ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ
ON OFF ON ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ
OFF OFF OFF ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ
OFF ON OFF ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ ....... MΩ

V. Pengukuran Tegangan : (lampu dipasang dihubungkan dengan sumber)


Tegangan Sumber Tegangan Lampu-Lampu

Vs : …… Volt L0 : …… Volt L1 : …… Volt L2 : …… Volt

VI. Pengukuran KWH Meter : (lampu dipasang dihubungkan dengan sumber)


Beban Waktu Data KWH Meter

P0 : … Watt P1 : … Watt P2 : … Watt ……. detik ……... Put/Kwh

VII. Pengamatan Lampu :


Keadaan Lampu
SK0 SK1 SK2
L0 L1 L2
ON ON ON Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
ON ON OFF Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
ON OFF ON Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
ON OFF OFF Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
OFF ON ON Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
OFF OFF ON Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
OFF ON OFF Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati
OFF OFF OFF Hidup / Mati Hidup / Mati Hidup / Mati

VIII. Pertanyaan :
1. Sebutkan jenis-jenis kabel/kawat penghantar yang biasa digunakan pada
instalasi listrik di tempat yang basah !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


2. Hitung besarnya drop/turun tegangan (Vr) yang terjadi dari sumber ke L1,
dari sumber ke L2, dan dari sumber ke L3 ! Dan juga hitung berapa besar
arusnya yang mengalir !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


3. Hitung pemakaian daya dari pemakaian 3 buah lampu berdasarkan putaran
KWH meter !
Jawab :

4. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian instalasi


diatas !
Jawab :

5. Gambarkan suatu instalasi dengan prinsip kerja seperti percobaan P-5 yang
terdiri dari 5 ruang pemakaian dan 1 ruang periksa !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


6. Berikan kesimpulan dari percobaan unit IV (P-5) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT V (T-3)
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN JARAK JAUH
DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR PEMBALIK PUTARAN

Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada tangga jalan
atau lift di supermarket, mol, atau juga di gedung-gedung bertingkat.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motor listrik 3 fase, 2
buah kontaktor magnet, 1 buah saklar thermis, 2 buah saklar NO (Normaly Open),
dan 1 buah saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA 1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA
1 x 2,5 mm2.

Kontaktor magnetis :
Kontaktor magnetis merupakan saklar yang bekerja karena adanya medan
listrik dalam kumparan.

NC NO R S T NC NO A1 A2

KM

NC NO U V W NC NO

Kontaktor magnetis mempunyai bagan sebagai berikut :


- 3 buah kontaktor utama, yaitu R, S, T, dan U, V, W.
- 2 buah kontaktor NO (Normaly Open)
- 2 buah kontaktor NC (Normaly Close)
- 1 buah kumparan/koil (A1 dan A2)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


R

ZK 10 A

NC

13
NO K
14

21
K
22

A1 K

A2

Gambar Diagram Leadder/ Diagram satu garis kontaktor

Cara kerja dari kontaktor magnetis yaitu :


Bila ada arus listrik yang mengalir pada kumparan (A1 dan A2) maka
kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga menggerakkan kontaktor, maka
kontaktor R terhubung U, S terhubung V, dan T terhubung W, serta NO (Normaly
Open) tertutup dan NC (Normaly Close) terbuka.
Bila arus listrik yang mengalir pada kumparan terhenti maka magnet pada
kumparan akan hilang dan kontaktor kembali pada posisi semula.

Tombol NC (Normaly Close):


Tombol NC digunakan untuk mematikan motor listrik. Tombol ini dalam
keadaan normal seperti terlihat pada gambar dibawah, titik 1 – 2 terhubung, bila
tombol ditekan maka titik 1 – 2 tidak terhubung. Setelah tidak ditekan maka kembali
pada posisi semula yaitu titik 1 – 2 terhubung.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Tombol NO (Normaly Open):

Tombol NO digunakan untuk menghidupkan motor listrik. Tombol ini dalam


keadaan normal seperti terlihat pada gambar dibawah, titik 1 – 2 tidak terhubung, bila
tombol ditekan maka titik 1 – 2 terhubung. Setelah tidak ditekan maka kembali pada
posisi semula yaitu titik 1 – 2 tidak terhubung.

Cara kerja dari hubungan ini (unit V) yaitu bila terminal motor terhubung
dengan sumber yang urutannya R – U, S – V, dan T – W maka motor akan berputar
kearah kanan. Apabila salah satu hubungan sumber dengan terminal motor ditukar,
misal R – V, S – U, dan T – W maka motor akan berputar kearah kiri. Lebih jelasnya,
perhatikan gambar 5.1 dibawah ini.
Yang perlu diingat, pada waktu akan merubah putaran motor, motor harus
dihentikan terlebih dulu sampai poros motor benar-benar berhenti. Bila pada waktu
akan merubah putaran motor dan motor belum berhenti, maka tindakan seperti ini
akan membahayakan dan akan cepat merusak motor tersebut.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


ZK 10 A

NC

13 13
NO K1 NO K2
14
14

21 21
K2 K1
22
22
A1 K1
K2
A1
A2 A2

Gambar Diagram Leadder/ Diagram satu garis

Keterangan :
 Zk : Sekering
 NC : Saklar OFF (Normaly Close)
 NO : Saklar ON (Normaly Open)
 A1, A2: Koil / Kumparan
 K1 : Kontaktor 1
 K2 : Kontaktor 2
 13, 14 : NO (Normaly Open)
 21, 22 : NC (Normaly Close)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


R
S
T

ZK

R S T NC NO A1 A2 R S T NC NO A1 A2
KM KM
U V W NC NO U V W NC NO

STH

NO NO NC

M3Φ
U V W

Gambar 5.1
Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh
Dengan Menggunakan Saklar Pembalik Putaran

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT V (T-3)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan : (gambar sendiri)

II. Mengukur Hambatan Isolasi : (motor belum dihubungkan dengan sumber)


Putaran Motor R–S S–T T–R

Putar Kanan …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

Putar Kiri …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

III. Data Hasil Percobaan : (motor hidup)


A. Motor Putar Kanan :
R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Z–X X–Y Y–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere

Putaran Motor (Ns) ................ rpm

B. Motor Putar Kiri :


R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
Z–X X–Y Y–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere

Putaran Motor (Ns) ................ rpm

IV. Data-data Motor :


- Tegangan (V) : 220/380 Volt - Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 6,15/3,55 Ampere - Putaran (Nr) : 1425 rpm
- Daya (P) : 1 HP (746 Watt)

V. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut dengan kontaktor magnetis kemudian jelaskan prinsip
kerjanya ?
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


2. Bagaimana caranya untuk membalik arah putaran motor ?
Jawab :

3. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian diatas sesuai
dengan data hasil percobaan dan data pada motor !
Jawab :

4. Hitung besarnya slip motor (S) yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


5. Berikan kesimpulan dari percobaan unit V (T-3) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT VI (T-4)
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN JARAK JAUH
DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR BINTANG – SEGITIGA
LENGKAP DEGAN TDR

Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada perusahaan-
perusahaan besar atau pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang besar
dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motor listrik 3 fase, 2
buah kontaktor magnet, 1 buah TDR (Time Definite Relay), 1 buah saklar thermis, 1
buah saklar bintang – delta (Y – Δ), 1 buah saklar NO (Normaly Open), dan 1 buah
saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA 1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA 1 x 2,5
mm2.
Motor listrik dengan kapasitas besar tidak boleh langsung dihubungkan ke
jala-jala pada saat start, hal ini sangat berbahaya terhadap motor tersebut. Salah satu
cara pemakaian saklar ini yaitu pada saat starting, motor listrik dalam hubungan
1
bintang karena mendapat tegangan sebesar : x tegangan jala  jala .
3
Dengan demikian, motor listrik pada awalnya dapat berjalan dengan aman
dan baik, baru beberapa saat kemudian hubungan motor dirubah menjadi hubungan
delta. Pada keadaan ini motor mendapat tegangan penuh (sama dengan tegangan jala-
jala).
Cara kerja dari hubungan ini yaitu apabila saklar bintang – delta terhubung
bintang, lalu saklar NO ditekan maka kontaktor 1 akan bekerja dan motor akan
berputar. Bila saklar bintang – delta terhubung delta, lalu saklar NO ditekan maka
kontaktor 1 akan bekerja yang kemudian akan mengaktifkan TDR, lalu TDR akan
menghidupkan kontaktor 2 dan motor akan berputar. Setelah kontaktor 1 dan
kontaktor 2 bekerja serta motor berputar, maka untuk mematikannya menggunakan
saklar NC.

Relay penunda waktu/TDR (Time Definite Relay) :

Untuk klasifikasi ini, relay penunda waktu/TDR (Time Definite Relay)


digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat distel/diatur menurut
kebutuhan (ditentukan waktunya). Setelah distel TDR tidak boleh diubah lagi sampai
pada saatnya (sesuai dengan waktu yang telah ditentukan) posisinya akan berubah
sendiri.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


TDR dapat digunakan untuk instalasi sistem otomatis, seperti :
1. Merubah hubungan dari bintang ke segitiga secara otomatis,
2. Merubah arah putar motor secara otomatis,
3. Merubah kecepatan putaran motor secara otomatis, dsb.

4 5
3 6

2 7

1 8

Gambar 6.1 Konstruksi Relay Penunda Waktu

3 4 6 5
2

7
1 8

Gambar 6.2 Diagram Leader Time Definite Relay

Cara kerja TDR yaitu jika arus dialirkan pada titik 2 – 7 (kumparan) dan
waktunya sudah diatur maka posisi semula titik 3 – 1 dan titik 6 – 8 terbuka
sedangkan titik 4 – 1 dan titik 5 – 8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka
posisi sekarang menjadi 3 – 1 dan titik 6 – 8 menutup serta titik 4 – 1 dan titik 5 – 8
membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus
posisinya akan kembali seperti semula.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


ZK 10 A

NC
R S T
K2
13
SK U V W
NO K1
14 43 8
7
K1 TDR
TDR 31
44 6 21
K1 2 K2 K2
A1
A2 A1 K2 22 32

A2

Gambar Diagram Leadder / Diagram Tunggal

Keterangan :
 Zk : Sekering
 Sk : Saklar Bintang Delta
 2, 7 : Kumparan Pada TDR
 6, 8 : NO (Normaly Open) Pada TDR
 NC : Saklar OFF (Normaly Close)
 NO : Saklar ON (Normaly Open)
 A1, A2: Koil / Kumparan
 K1 : Kontaktor 1
 K2 : Kontaktor 2
 13, 14 : NO (Normaly Open) Samping Kiri
 21, 22 : NC (Normaly Close) Sampin Kiri
 31, 32 : NC (Normaly Close) Samping Kanan
 43, 44 : NO (Normaly Open) Samping Kanan

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


R

ZK

NC NO R S T NC NO NC NO R S T NC NO
A1 A2 A1 A2
KM
U V W
NC NO U V W NC NO NC NO NC NO

2 3 4 6 5
TDR STH
7 8
1

ZK

NO NC

SK

U V W
M3Φ
Z X Y

Gambar 6.3
Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh
Dengan Menggunakan Saklar Bintang Delta Lengkap Dengan TDR

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT VI (T-4)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan : (gambar sendiri)

II. Menentukan Belitan-belitan Motor dan Tahanan Belitan :


Belitan I Belitan II Belitan III
U–X V–Y W–Z
R – Belitan I R – Belitan II R – Belitan III

………. Ohm ………. Ohm ………. Ohm

III. Mengukur Hambatan Isolasi Antar Belitan Motor dan Body :


Belitan I – II Belitan II – III Belitan I – III

………. MΩ ………. MΩ ………. MΩ


Belitan I – Body Belitan II – Body Belitan III – Body

………. MΩ ………. MΩ ………. MΩ

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


IV. Mengukur Hambatan Isolasi dan Instalasi :
A. Pada Saat Hubungan Bintang (Y) :
R–S S–T T–R

………. MΩ ………. MΩ ………. MΩ

B. Pada Saat Hubungan Delta (Δ) :


R–S S–T T–R

………. MΩ ………. MΩ ………. MΩ

V. Data Hasil Percobaan : (motor hidup)


A. Motor Terhubung Bintang (Y) :
R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
W–U U–V V–W

…….... Volt …….... Volt …….... Volt


Tegangan
U–N V–N W–N
Motor
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
IU IV IW
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
Putaran Motor (Ns) ................ rpm
Data Kwh Meter : 300 Put/Kwh 1 Putaran .................... detik

Data-data Motor :
- Tegangan (V) : 220/380 Volt
- Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 6,04/3,5 Ampere
- Putaran (Nr) : 1410 rpm
- Daya (P) : 2 HP (2 x 746 Watt)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


B. Motor Terhubung Delta (Δ) :
R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–X V–Y W–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
IZ IX IY
Motor
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
Arus
IU IV IW

….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere


Putaran Motor (Ns) ................ rpm
Data Kwh Meter : 300 Put/Kwh 1 Putaran .................... detik

VI. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut Time Definite Relay dan bagaimana prinsip kerjanya ?
Jawab :

2. Gambarkan belitan-belitan pada motor (bintang dan delta) !


Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


3. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian diatas sesuai
dengan data hasil percobaan dan data pada motor !
Jawab :

4. Hitung besarnya daya saat 1 putaran/Kwh !


Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


5. Berikan kesimpulan dari percobaan unit VI (T-4) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


UNIT VII (T-5)
INSTALASI 3 BUAH MOTOR LISTRIK
YANG BISA DIHIDUPKAN SENDIRI-SENDIRI MAUPUN SERENTAK
DENGAN SISTEM PENGENDALIAN JARAK JAUH.

Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada perusahaan-
perusahaan besar atau pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang besar
dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 2 buah motor listrik 3 fase, 1
buah motor listrik 1 fase, 3 buah kontaktor magnet, 3 buah saklar thermis, 1 buah
saklar NO (Normaly Open), dan 1 buah saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA
1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA 1 x 2,5 mm2.

Saklar Thermis :

Saklar thermis digunakan untuk melindungi motor bila terjadi beban lebih.
Saklar ini berbentuk plat tipis, yang prinsip kerjanya karena timbul panas pada plat
tersebut, bila arus beban lebih terjadi sehingga timbul panas maka plat tersebut akan
mengembang dan hubungan akan terputus.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


ZK 10 A

NC

NO 2 NO 3
NO 1

NC 2 NC 3
NC 1

NO 13 NO 13
NO 13 2 3
1 K2 K3
K1
14 14
14

21 21 21
K1 K2 K3
22 22
22

A1 K1 K2 A1 K3
A1
A2 A2
A2

Gambar Diagram Leadder / Diagram Tunggal

Keterangan :

 Zk : Sekering
 Sk : Saklar Bintang Delta
 NC : Saklar OFF (Normaly Close)
 NO : Saklar ON (Normaly Open)
 A1, A2: Koil / Kumparan
 K1 : Kontaktor 1
 K2 : Kontaktor 2
 K3 : Kontaktor 3
 13, 14 : NO (Normaly Open) Samping Kiri
 21, 22 : NC (Normaly Close) Sampin Kiri
 31, 32 : NC (Normaly Close) Samping Kanan
 43, 44 : NO (Normaly Open) Samping Kanan

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
UNIT VII (T-5)

Nama : ……………………. Teman Kerja : ………………....


Hari/Tanggal : ……………………. Kel / Gol : …………………
Waktu : Pukul ………………

I. Skema Hubungan : (gambar sendiri)

II. Mengukur Hambatan Isolasi : (motor belum dihubungkan dengan sumber)


Motor R–S S–T T–R

Motor I …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

Motor II …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

Motor III …….... MΩ …….... MΩ …….... MΩ

III. Data Hasil Percobaan :


A. Motor I Hidup : (motor II dan III mati)
R–S S–T T–R
Tegangan
Sumber …….... Volt …….... Volt …….... Volt

Arus IR IS IT

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–X V–Y W–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere

Putaran Motor (Ns) ................ rpm

B. Motor II Hidup : (motor I dan III mati)


R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–X V–Y W–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere

Putaran Motor (Ns) ................ rpm

C. Motor III Hidup : (motor I dan II mati)


R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–Y X–V U–V
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor
IU IV
Arus
….... Ampere ….... Ampere

Putaran Motor (Ns) ................ rpm

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


D. Motor I, II, dan III Hidup :
R–S S–T T–R
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Sumber
IR IS IT
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–X V–Y W–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor I
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–X V–Y W–Z
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor II
IZ IX IY
Arus
….... Ampere ….... Ampere ….... Ampere
U–Y X–V U–V
Tegangan
…….... Volt …….... Volt …….... Volt
Motor III
IU IV
Arus
….... Ampere ….... Ampere

IV. Data-data Motor :


Motor I : Motor II :
- Tegangan (V) : 220/380 Volt - Tegangan (V) : 220/380 Volt
- Frekuensi : 50 Hz - Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 6,04/3,5 Ampere - Arus (I) : 3,5/2 Ampere
- Putaran (Nr) : 1410 rpm - Putaran (Nr) : 1400 rpm
- Daya (P) : 2 HP (2 x 746 Watt) - Daya (P) : 1 HP (746 Watt)

Motor III :
- Tegangan (V) : 110/220 Volt
- Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 8,5/4,2 Ampere
- Putaran (Nr) : 1420 rpm
 746 
- Daya (P) : 1/2 HP = Watt 

 
 2 

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


V. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut dengan saklar thermis kemudian jelaskan prinsip kerjanya ?
Jawab :

2. Hitung besarnya slip motor (S) yang terjadi pada masing-masing motor (motor
I, II, dan III) sesuai dengan data motor dan data percobaan diatas !
Jawab :

3. Hitung banyaknya pasang kutub pada motor I, II, dan III !


Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


4. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian diatas
(motor I, II, dan III) sesuai dengan data hasil percobaan dan data pada motor !
Jawab :

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


5. Berikan kesimpulan dari percobaan unit VII (T-5) diatas !
Jawab :

Pembimbing Praktikum, Praktikan,

(………………………) (………………………)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Lampiran :

SIMBOL-SIMBOL ELEKTRONIK ARUS KUAT

No Simbol Keterangan

1 Arus searah.

2 Arus bolak-balik.

Arus searah maupun arus bolak-


3
balik.

(a) Arus bolak-balik berfasa m


m f 3 50
dan berfrekuensi f.
4
(b) Arus bolak-balik fasa-tiga,
(a) (b)
berfrekuensi 50 Hz.

(a) Arus bolak-balik fasa-tiga,


50 Hz 220 Volt.
50 Hz 3N 50 Hz
3 220 V (b) Arus bolak-balik fasa-tiga
5
dengan netral, 50 Hz, 380
(a) (b)
Volt (tegangan antara fasa
dengan netral 220 Volt).
(a) Arus searah, 2 hantaran,
110 Volt.
2 110 V 2N 220 V
(b) Arus searah, 3 hantaran
6
termasuk netral, 220 Volt
(a) (b)
(tegangan antara hantaran
luar dan netral 110 Volt).

(a) Sakelar.
7 (b) Sakelar berselungkup atau
(a) (b) sakelar bersekat pelindung.

Sakelar dengan pelayanan


8
elektromagnetis.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Sakelar dengan pemutus
maksimum :
9
(a) Secara thermis
(a) (b) (b) Secara elektromagnetis

10 3 Sakelar kutub tiga.

(a) Sakelar pengubaah aliran.


11 (b) Sakelar pengubah aliran
(a) (b) dengan kedudukan netral.

12 Pemutus tenaga.
(a) (b)

13 Pemisah.

(a) Pengaman lebur.


14 (b) Sakelar pemisah dengan
(a) (b) pengaman lebur.

Pengaman lebur berkontak


15
isarat.

16 Kotak-kontak.

17 Tusuk kontak.

18 Kontak tusuk.

(a) Lampu sinyal.


19
(b) Lampu kedip.
(a) (b)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


(a) Klakson.
(b) Sirine.
20
(c) Peluit yang bekerja secara
(a) (b) (c)
listrik.

21 Bel.

22 Sumer.

23 11 12 13 14 15 16 Jalur terminal.

24 Penyambung rangkaian.

25 Perlengkapan hubung bagi.

Satu hantaran atau sekelompok


26
hantaran.

27 Hantaran fleksibel.

n (a) Dua hantaran


28 (b) Tiga hantaran

(a) (b) (c) (c) n hantaran

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


SIMBOL-SIMBOL UNTUK DIAGRAM PERENCANAAN BANGUNAN

No Simbol Keterangan

Pengawatan (simbol).
Catatan :
1
Untuk maksud tertentu, “garis” dapat
diganti dengan “garis putus-putus”.

2 m m Pengawatan tampak (dipermukaan).

Pengawatan tidak tampak (dibawah


3 m m
permukaan).
Pengawatan dalam pipa.
4 Catatan :
Jenis pipa dapat dinyatakan jika perlu.
(a) Pengawatan menuju keatas.
(b) Pengawatan menuju kebawah.
Catatan :
1. Pernyataan “keatas” dan “kebawah”
hanya berlaku jika gambar dibaca
5
dalam posisi yang benar.
(a) (b)
2. Panah pada garis miring
menyatakan arah aliran daya.
3. Pengawatan berpangkal pada
lingkaran atai titik hitam.

Pengawatan melalui ruangan secara


6
khusus.

7 Kotak cabang tiga.

8 Kotak saluran masuk utama.

9 Perlengkapan hubung bagi.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


(a) Lampu ; titik sadap lampu.
10 (b) Lampu dipasang tetap pada
(a) (b) dinding.

Kelompok dari tida buah lampu 40


11 3 x 40 watt
Watt.
Perangkat lampu dengan sakelar
12
sendiri.

13 Lampu darurat.

(a) Lampu fluoresen.


14 3 x 40 watt (b) Kelompok dari tiga buah lampu
(a) (b) fluoresen 40 Watt.

Alat pemakaian listrik.


Catatan :
15
Jika perlu untuk lebih jelas diberikan
nama.

16 Alat pemanas listrik.

Sakelar satu arah :


(a) Kutub-satu.
17
(b) Kutub-dua.
(a) (b) (c)
(c) Kutub-tiga.

(a) Sakelar tarik kutub satu.


18
(b) Fungsi dari sakelar no. 17 dan 18.
(a) (b)

(a) Sakelar dengan posisi ganda


(a)
untuk bermacam-macam tingkat
19
penerangan.

(b) Fungsi dari sakelar (a).


(b)

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


(a) Sakelar dua arah.
20
(b) Fungsi dari dua buah sakelar (a)
(a) yang digabung.

(b)

(a) Sakelar silang atau sakelar tukar.


21
(b) Fungsi dari sakelar (a).
(a)
(b)

22 Tombol tekan.

23 Tombol tekan bercahaya.

24 Kotak-kontak.

3 Kotak kontak ganda, misalnya untuk


25
tiga buah tusuk kontak.

Kotak-kontak dengan kontak


26 pengaman, misalnya dengan
pentanahan.

27 Kotak-kontak dengan sakelar kunci.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


28 4 4 Perubahan dari pernyataan garis
tunggal menjadi garis ganda.

110 V
Rangkaian arus searah, 110 Volt, dua
2 x 125 mm2 Al
29 hantaran dari alumunium yang
110 V
masing-masing berpenampang 125
2 x 125 mm2 Al mm2.

3 50 Hz 600V
3 x 50 mm2 Cu
Rangkaian fasa tiga, 50 Hz, 600 Volt,
30 tiga hantaran dari tembaga
3 50 Hz 600V
berpenampang 50 mm2.
3 x 50 mm2 Cu

2N – 220
2 x 50 + 1 x 25 Rangkaian arus searah, 220 Volt

31 (antara hantaran luar dan netral 110


2N – 220
Volt), dua hantaran berpenampang 50
mm2 dan netral 25 mm2.
2 x 50 + 1 x 25

4 3N 50
3 x 125 + 1 x 50
Rangkaian fasa tiga, 50 Hz tiga
32
3N 50 hantaran berpenampang 125 mm2 dan
netral 50 mm2.
3 x 125 + 1 x 50

Cabang hantaran :
33
Cabang sederhana.

34 Cabang dua hantaran.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Persilangan hantaran, tanpa hubungan
35
listrik.

36 Tanah ; Pentanahan.

37 Hubung rangka atau badan.

38 Pentanahan rangka.

39 Penyekatan atau dielektrika.

Sekat pelindung ; selungkup.


Catatan :
40 Macam selungkup dapat ditambahkan
dengan catatan atau dengan symbol
kimiawi logam.
41 Garis batas ; garis pemisah.

G M (a) Generator – G.
42
(b) Motor – M.
(a) (b)

43 Transformator.

44 Auto transformator.

45 Sel atau akimulator.

46 Baterai sel atau baterai akimulator.

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


Simbol umum dari :
(a) Instrumen penunjuk langsung
47 atau pesawat ukur.
(a) (b) (c) (b) Instrumen pencatat.
(c) Instrumen penjumlah.
Untuk menyatakan macam (a) (b) atau
(c) digunakan huruf (tulisan) tersebut

wh pada lampiran 3 :
48 V W
(a) Volt-meter.
(a) (b) (c)
(b) Watt-meter
(c) Wh-meter
49 Saluran satu kabel (symbol umum).

50 Saluran bawah tanah.

51 Saluran dalam laut.

52 Saluran udara.

53 Kotak ujung kabel ; mof ujung.

Kotak sambung lurus ; mof sambung


54
lurus.

55 Kotak sambung cabang tiga.

56 Kotak sambung cabang empat.

Satu inti hantaran fasa.


Satu inti hantaran netral (nol).
57
Satu inti hantaran pengaman
(pentanahan).

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


n

n inti hantaran fasa.


n1 n1 inti hantaran netral.
58 n2 inti hantaran pengaman.

n2 n bisa sama dengan n1.


n1 bisa sama dengan n2.

n n1 n2

(a) Satu inti hantaran fasa dengan


(a)
hantaran netral (nol).
(b) Dua inti hantaran fasa dengan
(b)
hantaran netral (nol).
(c) Tiga inti hantaran fasa dengan
(c)
hantaran netral (nol).
(d) Satu inti hantaran fasa dengan
59 (d)
hantaran pengaman (pentanahan).
(e) Dua inti hantaran fasa dengan
(e) hantaran pengaman (pentanahan).
(f) Tiga hantaran fasa dengan
(f) hantaran pengaman (pentanahan).
(g) Tiga inti hantaran fasa dengan

(g) hantaran netral (nol) dan hantaran


pengaman (pentanahan).

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND


SIMBOL PANGKAT

Keterangan
No Simbol
Kelipatan

1 T Tera = 1012
2 G Giga = 109
3 M Mega = 106
4 k Kilo = 103
5 m Mili = 10-3
6 µ Micro = 10-6
7 n Nano = 10-9
8 p Pico = 10-12

Contoh :
9 T 1 tera ohm = 1012 ohm
10 GW 1 giga watt = 109 watt
11 MW 1 mega watt = 106 watt
12 kW 1 kilo watt = 103 watt
13 mV 1 mili volt = 103 volt
14 µA 1 micro ampere = 10-6 ampere
15 nF 1 nano farad = 10-9 farad
16 pF 1 pico farad = 10-12 farad

Laboratorium Listrik Arus Kuat IST AKPRIND

Anda mungkin juga menyukai