Data Pribadi :
Nama : …………………………....
No. Mhs : ……………………………
Gol / Kel : ….. / …..
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S-1 / D-3
Disusun oleh :
Nama : …………………………....
No. Mhs : ……………………………
Gol / Kel : ….. / …..
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S-1 / D-3
Jogjakarta, …………………….
Mengetahui : Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Elektro, Kepala Lab. Instalasi Listrik,
Perhatian :
Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang :
1. Merokok,
2. Memakai kaos tanpa kerah,
3. Memakai sandal, dan
4. Memakai kaca mata hitam.
1. Pemasangan pipa pada atau dalam tembok. Pada instalasi dengan rol isolator, rol
isolatorlah yang dipasang.
2. Penarikan hantaran-hantaran tetap kedalam pipa/pada rol isolator.
3. Penarikan kawat penghubung ke kotak-kotak penghubung, kontak-kontak tusuk,
dan dari saklar ke titik lampu/penerangan.
4. Pemasangan kawat antara (snoor) dan fitting gantung (untuk lampu gantung).
5. Memasang penghubung-penghubung (saklar) dan kontak-kontak tusuk (stop
kontak), roset plafond, fitting plafond atau fitting dinding ataupun fitting gantung.
6. Mengukur daya tahan isolasi dari instalasi.
7. Apabila daya tahan isolasi sudah memenuhi syarat, instalasi boleh diberi aliran
listrik.
8. Apabila daya tahan isolasi belum memenuhi syarat, maka harus dicari dulu letak
kesalahannya.
1. Alat (peralatan) listrik ialah semua alat yang dipakai untuk pembangkitan
konversi, transmisi, dan distribusi penggunaan tenaga listrik.
2. Alat pemakai listrik ialah alat listrik yang dipakai untuk mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga bukan listrik, seperti tenaga mekanik, kimia, bunyi, dan cahaya.
3. Arus beban lebih ialah arus yang mengalir dalam rangkaian yang secara listrik
tidak rusak.
4. Arus bocor ialah arus yang relatif kecil yang mengalir menembus atau melalui
permukaan isolasi yang secara listrik tidak rusak.
5. Arus bocor tanah ialah arus bocor yang mengalir ketanah.
6. Arus gangguan ialah arus yang mengalir akibat kegagalan isolasi.
7. Arus gangguan tanah ialah arus gangguan yang mengalir ketanah.
8. Arus hubung singkat ialah arus lebih yang mengalir akibat gangguan hubung
singkat.
9. Arus lebih ialah arus yang mengalir yang melebihi harga nominal.
10. Arus nominal ialah arus kerja yang mendasari pembuatan peralatan listrik.
11. Hantaran ialah penghantar yang semata-mata digunakan untuk menyalurkan arus
listrik.
12. Hantaran fase ialah hantaran dari sistem fase banyak yang bukan hantaran netral.
13. Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian instalasi yang
harus ditanahkan ke elektroda tanah, baik diatas maupun dalam tanah.
14. Hantaran netral ialah hantaran yang menghubungkan pada titik netral sistem 3
fase atau banyak.
15. Hantaran nol ialah hantaran aktif yang ditanahkan.
16. Instalasi arus kuat ialah instalasi listrik untuk membangkitkan, pengubahan,
penyimpanan transmisi, distribusi atau penggunaan tenaga listrik seperti untuk
menyalurkan usaha listrik dalam bentuk kerja mekanik, pemasangan penerangan
atau proses elektronika.
17. Instalasi darurat ialah instalasi yang digunakan untuk keperluan penerangan dan
tenaga listrik dalam hal terjadi gangguan pada sistem supply tenaga listrik dan
penerangan normal.
18. Instalasi konsumen ialah instalasi listrik yang terpasang sesudah meter atau kotak
pelayanan rumah.
Unit-Unit Percobaan/Praktikum :
1. PPIL : Pendahuluan
2. Unit I (P-1) : Melakukan pembuatan bermacam-macam sambungan kawat
penghantar.
3. Unit II (P-3) : Instalasi penerangan sistem kamar hotel.
4. Unit III (P-4) : Instalasi penerangan sistem DIM.
5. Unit IV (P-5) : Instalasi penerangan sistem hubung periksa lengkap dengan
KWH meter.
6. Unit V (T-3) : Instalasi motor listrik dengan sistem pengendalian jarak jauh
dengan menggunakan saklar pembalik putaran.
7. Unit VI (T-4) : Instalasi motor listrik dengan sistem pengendalian jarak jauh
dan menggunakan saklar bintang-segitiga (Y–Δ).
8. Unit VII (T-5) : Instalasi 3 buah motor listrik yang bisa dihidupkan sendiri-
sendiri maupun serentak dengan sistem pengendalian jarak jauh.
Petunjuk Praktikum :
1. Untuk setiap unit praktikum telah disediakan lembar data hasil percobaan (khusus
unit I atau P-1 tidak ada lembar data hasil percobaan).
2. Diharuskan kepada setiap peserta praktikum (praktikan), sebelum melakukan
percobaan wajib mempelajari unit yang bersangkutan.
3. Setiap akan melakukan percobaan, peserta praktikum diharuskan menempuh free
test terlebih dahulu.
4. Peserta praktikum tidak diperkenankan melakukan percobaan bila belum
dinyatakan lulus test oleh asisten/pembimbing praktikum yang bersangkutan.
x l x i ........
Vr Volt Dimana : Vr = Drop/turun tegangan (Volt)
s
l = Panjang penghantar (meter)
i = Arus yang lewat penghantar (A)
s = Luas penampang penghantar
(mm2)
ρ = Tahanan jenis penghantar (untuk
tembaga = 0,0175 Ohm mm2/m)
P
I ....... Ampere (untuk arus bolak-balik 1 fase)
V x Cos
P
I ....... Ampere (untuk arus bolak-balik 3 fase)
V x Cos x 3
Dimana : Cos φ = Faktor kerja/daya beban (pf)
I = Arus yang mengalir (ampere)
P = Daya beban (Watt)
V = Tegangan kerja (Volt)
VA
Untuk lampu lijar cos φ = 1,
Watt
Cos
VA maka Watt = VA
φ Watt
Kita menghitung arus maksimum yang lewat penghantar, misalnya daya 900
VA, tegangan 220 Volt, maka arus maksimum (I) yang lewat penghantar adalah :
daya (P) 900 4,09 Ampere
I
tegangan (V ) 220
Maka besarnya zekering yang kita gunakan adalah setingkat lebih besar dari 4,09
Ampere, maka zekering yang dipakai adalah 6 Ampere.
Misalkan diketahui data pada Kwh meter 600 rev/Kwh, jadi daya yang
dipakai setiap putaran per watt detiknya adalah :
600 rev/Kwh = 600 rev/1000 wh
= 600 rev/1000 x 3600 watt detik
= 600 rev/36 x 105 watt detik
36 x105
1 rev = watt detik
600
= 6000 watt detik
6000
Jadi dalam 1 detik : 1 rev = watt = 6000 watt
1
Besar ukuran penghantar yang dipakai harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku, jenis hantaran yang banyak digunakan untuk instalasi rumah pasangan tetap
adalah kabel jenis NYA (dulu banyak digunakan kabel jenis NGA) dan kabel jenis
NYM.
Kabel NYA dapat dipasang dalam pipa dan dapat dipasang terbuka dengan
rol isolator, tetapi tidak boleh langsung menempel pada dinding atau ditanam
langsung didinding. Kabel NYM dapat dipasang diplesteran tetapi tidak boleh
ditanam dalam tanah.
Warna hantaran :
Peraturan warna selubung hantaran maupun warna isolasi inti hantaran harus
sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL ayat 720 B.1). Warna majemuk hijau
kuning hanya boleh digunakan untuk menandai hantaran pentanahan.
Warna biru dipergunakan untuk menandai hantaran netral atau kawat tengah.
Untuk menghindarkan kesalahan, maka warna biru tidak boleh dipergunakan untuk
menandai hantaran lainnya. Warna biru hanya dapat dipergunakan maksud lain, jika
pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat hantaran netral atau kawat tengah, dan
warna biru tidak boleh untuk menandai hantaran pentanahan.
Sistem Indentifikasi
Penggunaan Inti
Dengan Huruf Dengan Simbol Dengan Warna
1 2 3 4
A. Instalasi Arus AC
Fase 1 L 1. R - Merah
Fase 2 L 2. S - Kuning
Fase 3 L 3. T - Hitam
Netral N - Biru
NYFA 4 25 42 25 50
NYFAW 6 33 54 35 63
NYFAZ 10 45 73 50 80
NYFAD 16 61 98 63 100
25 83 129 80 125
NYFADW - 500
240 - 525
- 600
dan 300 - 605
- 710
NYL 400 - 725
- 850
500 - 825
d. Sambungan Bolak-balik
h. Mata Itik
i. Sambungan Britania
Hubungan ini dipakai untuk tujuan melayani satu atau golongan lampu yang
dapat dioperasionalkan dari dua tempat, misalnya pada gang-gang, kamar dengan dua
pintu, atau pada tangga-tangga rumah bertingkat.
Prinsip kerja dari hubungan ini yaitu bila kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam
posisi yang sama (ON-ON atau OFF-OFF), maka lampu akan menyala. Sebaliknya
jika kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam posisi yang berbeda (ON-OFF atau OFF-ON),
maka lampu akan mati. Lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.4.
Untuk keperluan sistem hubungan ini digunakan dua buah saklar tukar atau
saklar hotel. Selain dua buah saklar hotel yang digunakan dalam percobaan ini, ada
juga bahan lain yang digunakan yaitu dua buah lampu (1 buah lampu TL dan 1 buah
lampu pijar).
ON / A’
OFF / A
Simbol Saklar Tukar
Lampu fluoresen sering juga disebut lampu TL. Pada dasarnya lampu
fluoresen termasuk dalam kelompok lampu merkuri tekanan rendah. Hal ini
disebabkan kedalam tabung lampu fluoresen dimasukkan merkuri, dan tekanan gas
didalam tabung saat lampu bekerja adalah rendah, hanya kira-kira 0,0039 atm,
sedangkan tekanan gas dalam tabung lampu merkuri kira-kira 10 atm.
Lampu fluoresen tidak bekerja berdasarkan pemijaran filament sebagaimana
halnya dalam lampu pijar. Tetapi lampu fluoresen menghasilkan cahaya berdasarkan
terjadinya pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung lampu.
Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang
35 cm untuk 10 Watt sampai dengan panjang 150 cm untuk 65 Watt. Pada kedua
ujung tabung dipasang filament tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat
beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium, dan kalsium. Untuk lampu tabung
Starter
Lampu TL
C
Ballast
+
S
SK1 SK2 L2
L1
P
N
A’ B’
L2
A B
Keterangan :
SK1 : Saklar tukar/hotel
SK2 : Saklar tukar/hotel
L1 : Lampu TL (Tube Luminince) 20 Watt
L2 : Lampu pijar 60 Watt
Pengamatan :
1. Pengukuran tahanan isolasi.
2. Pengukuran tegangan jala-jala.
3. Pengukuran tegangan lampu.
I. Skema Hubungan :
L1
2 x 25 cm
2 x 40 cm 3 x 45 cm 2 x 55 cm
3 x 35 cm 3 x 30 cm 2 x 25 cm
SK1 SK2 L2
VII. Pertanyaan :
1. Bagaimana cara kerja lampu TL pada saat start ?
Jawab :
(………………………) (………………………)
Pada prinsip hubungan ini, kita dapat menghidupkan satu lampu (kelompok)
dalam hubungan seri maupun paralel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa untuk
lampu-lampu yang dihubungkan deret (seri) harus dipakai lampu yang daya dan
tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi rata ke dua
lampu (kelompok lampu). Hubungan seperti ini banyak dipergunakan pada instalasi
penerangan bis-bis malam, bioskop-bioskop, dan lain sebagainya.
L1 L3 L5
L2 L4 L6
SK1 SK2
L1 L3 L5
P
N
L2 L4 L6
SK1
SK2
Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 (SK1) ON dan saklar 2
(SK2) OFF, maka lampu-lampu terhubung seri. Sedangkan bila saklar 1 (SK1) ON
dan saklar 2 (SK2) ON, maka lampu-lampu terhubung paralel.
I. Skema Hubungan :
L1 L3 L5
2 x 20 cm 2 x 40 cm 3 x 30 cm 3 x 30 cm 3 x 30 cm
L2 L4 L6
SK1 SK2
VII. Pertanyaan :
1. Apa akibatnya bila lampu-lampu yang dipasang pada saat hubungan seri
besar dayanya berlainan ?
Jawab :
5. Hitung besarnya daya total (seri & paralel) pada percobaan diatas !
Jawab :
(………………………) (………………………)
KWH
ZK L0 L1 L2
KWH H
ZK
L0 L1 L2
P N SK0
SK1 SK1
Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila salah satu saklar dalam
keadaan terhubung (saklar 1 (SK1) ON atau saklar 2 (SK2) ON), maka saklar periksa
(SKo) akan bekerja dan lampu periksa (Lo) menyala, kemudian hantaran bantu (H)
menjadi hantaran fase. Sedangkan bila saklar 1 (SK1) OFF dan saklar 2 (SK2) OFF,
maka saklar periksa (SKo) tidak bekerja dan lampu periksa (Lo) mati.
1 2 3 4 6
MCB
P P
Sumber Beban
N N
N P G
I. Skema Hubungan :
3 x 25 cm 3 x 25 cm
3 x 25 cm 3 x 25 cm 3 x 25 cm
KWH
ZK L0 L1 L2
VIII. Pertanyaan :
1. Sebutkan jenis-jenis kabel/kawat penghantar yang biasa digunakan pada
instalasi listrik di tempat yang basah !
Jawab :
5. Gambarkan suatu instalasi dengan prinsip kerja seperti percobaan P-5 yang
terdiri dari 5 ruang pemakaian dan 1 ruang periksa !
Jawab :
(………………………) (………………………)
Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada tangga jalan
atau lift di supermarket, mol, atau juga di gedung-gedung bertingkat.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motor listrik 3 fase, 2
buah kontaktor magnet, 1 buah saklar thermis, 2 buah saklar NO (Normaly Open),
dan 1 buah saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA 1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA
1 x 2,5 mm2.
Kontaktor magnetis :
Kontaktor magnetis merupakan saklar yang bekerja karena adanya medan
listrik dalam kumparan.
NC NO R S T NC NO A1 A2
KM
NC NO U V W NC NO
ZK 10 A
NC
13
NO K
14
21
K
22
A1 K
A2
Cara kerja dari hubungan ini (unit V) yaitu bila terminal motor terhubung
dengan sumber yang urutannya R – U, S – V, dan T – W maka motor akan berputar
kearah kanan. Apabila salah satu hubungan sumber dengan terminal motor ditukar,
misal R – V, S – U, dan T – W maka motor akan berputar kearah kiri. Lebih jelasnya,
perhatikan gambar 5.1 dibawah ini.
Yang perlu diingat, pada waktu akan merubah putaran motor, motor harus
dihentikan terlebih dulu sampai poros motor benar-benar berhenti. Bila pada waktu
akan merubah putaran motor dan motor belum berhenti, maka tindakan seperti ini
akan membahayakan dan akan cepat merusak motor tersebut.
NC
13 13
NO K1 NO K2
14
14
21 21
K2 K1
22
22
A1 K1
K2
A1
A2 A2
Keterangan :
Zk : Sekering
NC : Saklar OFF (Normaly Close)
NO : Saklar ON (Normaly Open)
A1, A2: Koil / Kumparan
K1 : Kontaktor 1
K2 : Kontaktor 2
13, 14 : NO (Normaly Open)
21, 22 : NC (Normaly Close)
ZK
R S T NC NO A1 A2 R S T NC NO A1 A2
KM KM
U V W NC NO U V W NC NO
STH
NO NO NC
M3Φ
U V W
Gambar 5.1
Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh
Dengan Menggunakan Saklar Pembalik Putaran
V. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut dengan kontaktor magnetis kemudian jelaskan prinsip
kerjanya ?
Jawab :
3. Hitung besarnya hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian diatas sesuai
dengan data hasil percobaan dan data pada motor !
Jawab :
4. Hitung besarnya slip motor (S) yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab :
(………………………) (………………………)
Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada perusahaan-
perusahaan besar atau pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang besar
dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motor listrik 3 fase, 2
buah kontaktor magnet, 1 buah TDR (Time Definite Relay), 1 buah saklar thermis, 1
buah saklar bintang – delta (Y – Δ), 1 buah saklar NO (Normaly Open), dan 1 buah
saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA 1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA 1 x 2,5
mm2.
Motor listrik dengan kapasitas besar tidak boleh langsung dihubungkan ke
jala-jala pada saat start, hal ini sangat berbahaya terhadap motor tersebut. Salah satu
cara pemakaian saklar ini yaitu pada saat starting, motor listrik dalam hubungan
1
bintang karena mendapat tegangan sebesar : x tegangan jala jala .
3
Dengan demikian, motor listrik pada awalnya dapat berjalan dengan aman
dan baik, baru beberapa saat kemudian hubungan motor dirubah menjadi hubungan
delta. Pada keadaan ini motor mendapat tegangan penuh (sama dengan tegangan jala-
jala).
Cara kerja dari hubungan ini yaitu apabila saklar bintang – delta terhubung
bintang, lalu saklar NO ditekan maka kontaktor 1 akan bekerja dan motor akan
berputar. Bila saklar bintang – delta terhubung delta, lalu saklar NO ditekan maka
kontaktor 1 akan bekerja yang kemudian akan mengaktifkan TDR, lalu TDR akan
menghidupkan kontaktor 2 dan motor akan berputar. Setelah kontaktor 1 dan
kontaktor 2 bekerja serta motor berputar, maka untuk mematikannya menggunakan
saklar NC.
4 5
3 6
2 7
1 8
3 4 6 5
2
7
1 8
Cara kerja TDR yaitu jika arus dialirkan pada titik 2 – 7 (kumparan) dan
waktunya sudah diatur maka posisi semula titik 3 – 1 dan titik 6 – 8 terbuka
sedangkan titik 4 – 1 dan titik 5 – 8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka
posisi sekarang menjadi 3 – 1 dan titik 6 – 8 menutup serta titik 4 – 1 dan titik 5 – 8
membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus
posisinya akan kembali seperti semula.
NC
R S T
K2
13
SK U V W
NO K1
14 43 8
7
K1 TDR
TDR 31
44 6 21
K1 2 K2 K2
A1
A2 A1 K2 22 32
A2
Keterangan :
Zk : Sekering
Sk : Saklar Bintang Delta
2, 7 : Kumparan Pada TDR
6, 8 : NO (Normaly Open) Pada TDR
NC : Saklar OFF (Normaly Close)
NO : Saklar ON (Normaly Open)
A1, A2: Koil / Kumparan
K1 : Kontaktor 1
K2 : Kontaktor 2
13, 14 : NO (Normaly Open) Samping Kiri
21, 22 : NC (Normaly Close) Sampin Kiri
31, 32 : NC (Normaly Close) Samping Kanan
43, 44 : NO (Normaly Open) Samping Kanan
ZK
NC NO R S T NC NO NC NO R S T NC NO
A1 A2 A1 A2
KM
U V W
NC NO U V W NC NO NC NO NC NO
2 3 4 6 5
TDR STH
7 8
1
ZK
NO NC
SK
U V W
M3Φ
Z X Y
Gambar 6.3
Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh
Dengan Menggunakan Saklar Bintang Delta Lengkap Dengan TDR
Data-data Motor :
- Tegangan (V) : 220/380 Volt
- Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 6,04/3,5 Ampere
- Putaran (Nr) : 1410 rpm
- Daya (P) : 2 HP (2 x 746 Watt)
VI. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut Time Definite Relay dan bagaimana prinsip kerjanya ?
Jawab :
(………………………) (………………………)
Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada perusahaan-
perusahaan besar atau pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang yang besar
dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 2 buah motor listrik 3 fase, 1
buah motor listrik 1 fase, 3 buah kontaktor magnet, 3 buah saklar thermis, 1 buah
saklar NO (Normaly Open), dan 1 buah saklar NC (Normaly Close) serta kabel NYA
1 x 1,5 mm2 atau kabel NYA 1 x 2,5 mm2.
Saklar Thermis :
Saklar thermis digunakan untuk melindungi motor bila terjadi beban lebih.
Saklar ini berbentuk plat tipis, yang prinsip kerjanya karena timbul panas pada plat
tersebut, bila arus beban lebih terjadi sehingga timbul panas maka plat tersebut akan
mengembang dan hubungan akan terputus.
NC
NO 2 NO 3
NO 1
NC 2 NC 3
NC 1
NO 13 NO 13
NO 13 2 3
1 K2 K3
K1
14 14
14
21 21 21
K1 K2 K3
22 22
22
A1 K1 K2 A1 K3
A1
A2 A2
A2
Keterangan :
Zk : Sekering
Sk : Saklar Bintang Delta
NC : Saklar OFF (Normaly Close)
NO : Saklar ON (Normaly Open)
A1, A2: Koil / Kumparan
K1 : Kontaktor 1
K2 : Kontaktor 2
K3 : Kontaktor 3
13, 14 : NO (Normaly Open) Samping Kiri
21, 22 : NC (Normaly Close) Sampin Kiri
31, 32 : NC (Normaly Close) Samping Kanan
43, 44 : NO (Normaly Open) Samping Kanan
Arus IR IS IT
Motor III :
- Tegangan (V) : 110/220 Volt
- Frekuensi : 50 Hz
- Arus (I) : 8,5/4,2 Ampere
- Putaran (Nr) : 1420 rpm
746
- Daya (P) : 1/2 HP = Watt
2
V. Pertanyaan :
1. Apa yang disebut dengan saklar thermis kemudian jelaskan prinsip kerjanya ?
Jawab :
2. Hitung besarnya slip motor (S) yang terjadi pada masing-masing motor (motor
I, II, dan III) sesuai dengan data motor dan data percobaan diatas !
Jawab :
(………………………) (………………………)
No Simbol Keterangan
1 Arus searah.
2 Arus bolak-balik.
(a) Sakelar.
7 (b) Sakelar berselungkup atau
(a) (b) sakelar bersekat pelindung.
12 Pemutus tenaga.
(a) (b)
13 Pemisah.
16 Kotak-kontak.
17 Tusuk kontak.
18 Kontak tusuk.
21 Bel.
22 Sumer.
23 11 12 13 14 15 16 Jalur terminal.
24 Penyambung rangkaian.
27 Hantaran fleksibel.
No Simbol Keterangan
Pengawatan (simbol).
Catatan :
1
Untuk maksud tertentu, “garis” dapat
diganti dengan “garis putus-putus”.
13 Lampu darurat.
(b)
22 Tombol tekan.
24 Kotak-kontak.
110 V
Rangkaian arus searah, 110 Volt, dua
2 x 125 mm2 Al
29 hantaran dari alumunium yang
110 V
masing-masing berpenampang 125
2 x 125 mm2 Al mm2.
3 50 Hz 600V
3 x 50 mm2 Cu
Rangkaian fasa tiga, 50 Hz, 600 Volt,
30 tiga hantaran dari tembaga
3 50 Hz 600V
berpenampang 50 mm2.
3 x 50 mm2 Cu
2N – 220
2 x 50 + 1 x 25 Rangkaian arus searah, 220 Volt
4 3N 50
3 x 125 + 1 x 50
Rangkaian fasa tiga, 50 Hz tiga
32
3N 50 hantaran berpenampang 125 mm2 dan
netral 50 mm2.
3 x 125 + 1 x 50
Cabang hantaran :
33
Cabang sederhana.
36 Tanah ; Pentanahan.
38 Pentanahan rangka.
G M (a) Generator – G.
42
(b) Motor – M.
(a) (b)
43 Transformator.
44 Auto transformator.
wh pada lampiran 3 :
48 V W
(a) Volt-meter.
(a) (b) (c)
(b) Watt-meter
(c) Wh-meter
49 Saluran satu kabel (symbol umum).
52 Saluran udara.
n n1 n2
Keterangan
No Simbol
Kelipatan
1 T Tera = 1012
2 G Giga = 109
3 M Mega = 106
4 k Kilo = 103
5 m Mili = 10-3
6 µ Micro = 10-6
7 n Nano = 10-9
8 p Pico = 10-12
Contoh :
9 T 1 tera ohm = 1012 ohm
10 GW 1 giga watt = 109 watt
11 MW 1 mega watt = 106 watt
12 kW 1 kilo watt = 103 watt
13 mV 1 mili volt = 103 volt
14 µA 1 micro ampere = 10-6 ampere
15 nF 1 nano farad = 10-9 farad
16 pF 1 pico farad = 10-12 farad