Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH MESIN LISTRIK 2

GENERATOR SINKRON TANPA BEBAN , BERBEBAN DAN


CARA KERJANYA

NAMA : MASYHUR ROSYADA


NIM : 21060110130080

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
GENERATOR SINKRON TANPA BEBAN , BERBEBAN DAN
CARA KERJANYA

Abstrak
Di zaman yang serba canggih ini energi listrik merupakan salah satu kebutuhan
yang sangat penting. Karena di kehidupan sehari-hari kita tidak lepas akan
penggunaan energi listrik, dari yang paling sederhana seperti lampu, rice
cooker,laptop, televisi dan lain-lain. Namun bagaimana sebenarnya proses
pembangkitan energi listrik tersebut sehingga kita dapat memakainya untuk keperluan
kita sehari-hari. Energi listrik yang kita gunakan selama ini adalah berasal dari
generator. Generator itu sendiri merupakan suatu alat listrik yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Salah satu contoh dari generator yaitu generator
sinkron. Bagaimana sebenarnya generator sinkron itu? Dan bagaimana jika generator
trsebut tidak berbeban maupun berbeban? kali ini penulis akan membahas tentang
generator sinkron atau bisa disebut alternator dari keaadaan tanpa beban, berbeban
sampai cara kerja generator sinkkron tersebut.
Kata kunci : generator sinkron, energi listrik, tidak berbeban, berbeban

I.Pendahuluan II. Generator Sinkron


2.1 Konstruksi Generator Sinkron
Hampir semua energi listrik Pada generator sinkron, arus DC
dibangkitkan dengan menggunakan mesin diterapkan pada lilitan rotor untuk
sinkron. Generator sinkron (sering disebut mengahasilkan mdan magnet rotor. Rotor
alternator) adalah mesin sinkron generator diputar oleh prime mover
yangdigunakan untuk mengubah energi menghasilkan medan magnet berputar
mekanik menjadi daya listrik. Generator pada mesin. Medan magnet putar ini
sinkrondapat berupa generator sinkron menginduksi tegangan tiga fasa pada
tiga fasa atau generator sinkron AC satu kumparan stator generator. Rotor pada
fasatergantung dari kebutuhan. generator sinkron pada dasarnya adalah
sebuah elektromagnet yang besar. Kutub
medan magnet rotor dapat berupa salient
(kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu
generator sinkron diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Rotor salient (kutub sepatu)


pada generator sinkron (a)

Pada kutub salient, kutub magnet


menonjol keluar dari permukaan rotor
sedangkan pada kutub non salient,
konstruksi kutub magnet rata dengan
permukaan rotor.
Rotor silinder umumnya
digunakan untuk rotor dua kutub dan
empat kutub, sedangkan rotor kutub
sepatu digunakan untuk rotor dengan
(b)
empat atau lebih kutub. Pemilihan
Gambar 1.2 Gambaran bentuk (a) rotor
konstruksi rotor tergantung dari kecepatan
Non-salient (rotor silinder),
putar prime mover, frekuensi dan rating
(b) penampang rotor pada
daya generator. Generator dengan
generator sinkron
kecepatan 1500 rpm ke atas pada
Arus DC disuplai ke rangkaian medan
frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar
rotor dengan dua cara:
10MVA menggunakan rotor silinder.
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari
Sementara untuk daya dibawah 10 MVA
sumber DC eksternal dengan sarana
dan kecepatan rendah maka digunakan
slip ring dan sikat.
rotor kutub sepatu. Gambaran bentuk
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC
kutup silinder generator sinkron
khusus yang ditempelkan langsung
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
pada batang rotor generator sinkron.
2.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika sebuah kumparan diputar
pada kecepatan konstan pada medan
magnet homogen, maka akan terinduksi
tegangan sinusoidal pada kumparan
tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan
oleh kumparan yang dialiri arus DC atau
Gambar 1.3 Gambaran sederhana
oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini
kumparan 3-fasa dan tegangan yang
medan magnet diletakkan pada stator
dibangkitkan
(disebut generator kutub eksternal /
Pada rotor kutub sepatu, fluks
external pole generator) yang mana energi
terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
listrik dibangkitkan pada 2 kumparan
mendesain bentuk sepatu kutub.
rotor. Hal ini dapat menimbulkan
Sedangkan pada rotor silinder, kumparan
kerusakan pada slip ring dan karbon sikat,
rotor disusun secara khusus untuk
sehingga menimbulkan permasalahan
mendapatkan fluks terdistribusi secara
pada pembangkitan daya tinggi. Untuk
sinusoidal. Untuk tipe generator dengan
mengatasi permasalahan ini, digunakan
kutub internal (internal pole generator),
tipe generator dengan kutub internal
suplai DC yang dihubungkan ke
(internal pole generator), yang mana
kumparan rotor melalui slip ring dan sikat
medan magnet dibangkitkan oleh kutub
untuk menghasilkan medan magnet
rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada
merupakan eksitasi daya rendah. Jika
rangkaian stator. Tegangan yang
rotor menggunakan magnet permanen,
dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks
maka tidak slip ring dan sikat karbon
magnet pada celah udara terdistribusi
tidak begitu diperlukan.
sinusoidal dan rotor diputar pada
kecepatan konstan. Tegangan AC tiga
2.3 Kecepatan Putar Generator
fasa dibangkitan pada mesin sinkron
Sinkron
kutub internal pada tiga kumparan stator
Frekuensi elektris yang dihasilkan
yang diset sedemikian rupa sehingga
generator sinkron adalah sinkron dengan
membentuk beda fasa dengan sudut 120°.
kecepatan putar generator. Rotor
Bentuk gambaran sederhana hubungan
generator sinkron terdiri atas rangkaian
kumparan 3-fasa dengan tegangan yang
elektromagnet dengan suplai arus DC.
dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar
Medan magnet rotor bergerak pada arah
di bawah ini.
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan Bentuk hubungannya diperlihatkan pada
putar medan magnet pada mesin dengan persamaan berikut.
frekuensi elektrik pada stator adalah: Ea = c.n.φ
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
φ = fluks yang dihasilkan oleh IF
yang mana:
Dalam keadaan tanpa beban arus
fe = frekuensi listrik (Hz)
jangkar tidak mengalir pada stator,
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi
medan magnet (rpm)
jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
p = jumlah kutub magnet
medan (IF). Apabila arus medan (IF)
Oleh karena rotor berputar pada
diubah-ubah harganya, akan diperoleh
kecepatan yang sama dengan medan
harga Ea seperti yang terlihat pada kurva
magnet, persamaan diatas juga
sebagai berikut.
menunjukkan hubungan antara kecepatan
putar rotor dengan frekuensi listrik yang
dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz,
maka generator harus berputar pada
kecepatan tetapdengan jumlah kutub
mesin yang telah ditentukan. Sebagai
contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
mesin dua kutub, rotor arus berputar
dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk gambar 1.4 Karakteristik tanpa beban
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin generator sinkron
empat kutub, rotor harus berputar pada
1500 rpm. 2.5 Alternator Berbeban
2.4 Alternator tanpa beban Dalam keadaan berbeban arus
Dengan memutar alternator pada jangkar akan mengalir dan
kecepatan sinkron dan rotor diberi arus mengakibatkan terjadinya reaksi jangkar.
medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu
terinduksi pada kumparan jangkar stator. dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut
reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi
pemagnet (Xm ) ini bersama-sama perbedaan antara tegangan induksi
dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dengan tegangan terminal adalah:
dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) . 1. Distorsi medan magnet pada celah
Persamaan tegangan pada generator udara oleh mengalirnya arus pada
adalah: stator, disebut reaksi jangkar.
Ea = V + I.Ra + j I.Xs (1.3) 2.Induktansi sendiri kumparan jangkar.
Xs = Xm + Xa (1.4) 3. Resistansi kumparan jangkar.
yang mana: 4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Ea = tegangan induksi pada jangkar Rangkaian ekuivalen generator
V = tegangan terminal output sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar
Ra = resistansi jangkar di bawah ini.
Xs = reaktansi sinkron
Karakteristik pembebanan dan
diagram vektor dari alternator berbeban
induktif (faktor kerja terbelakang) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.6 Rangkaian ekuivalen


generator sinkron perfasa
2.7 Menentukan Parameter Generator
Sinkron
Gambar 1.5 Karakteristik alternator
Harga s X diperoleh dari dua
berbeban induktif
macam percobaan yaitu percobaan tanpa
2.6 Rangkaian Ekuivalen Generator
beban dan percobaan hubungan singkat.
Sinkron
Pada pengujian tanpa beban, generator
Tegangan induksi Ea dibangkitkan
diputar pada kecepatan ratingnya dan
pada fasa generator sinkron. Tegangan ini
terminal generator tidak dihubungkan ke
biasanya tidak sama dengan tegangan
beban. Arus eksitasi medan mula adalah
yang muncul pada terminal generator.
nol. Kemudian arus eksitasi medan
Tegangan induksi sama dengan tegangan
dinaikan bertahap dan tegangan terminal
output terminal hanya ketika tidak ada
generator diukur pada tiap tahapan. Dari
arus jangkar yang mengalir pada mesin.
percobaan tanpa beban arus jangkar
Beberapa faktor yang menyebabkan
adalah nol (Ia = 0) sehingga V sama
dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini
diperoleh kurva Ea sebagai fungsi arus
medan (If). Dari kurva ini harga yang
akan dipakai adalah harga liniernya
(unsaturated). Pemakaian harga linier
yang merupakan garis lurus cukup Gambar 1.8 Karakteristik hubung singkat
beralasan mengingat kelebihan arus alternator
medan pada keadaan jenuh sebenarnya
dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar. Ketika terminal generator
dihubung singkat maka tegangan terminal
adalah nol. Impedansi internal mesin
adalah:

Oleh karena Xs >> Ra, maka


persamaan diatas dapat disederhanakan
menjadi:
Gambar 1.7 Karakteristik tanpa beban
Pengujian yang kedua yaitu
pengujian hubung singkat. Pada
pengujian ini mula-mula arus eksitasi
medan dibuat nol, dan terminal generator Jika Ia dan Ea diketahui untuk
dihubung singkat melalui ampere meter. kondisi tertentu, maka nilai reaktansi
Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) sinkron dapat diketahui. Tahanan jangkar
diukur dengan mengubah arus eksitasi dapat diukur dengan menerapkan
medan. Dari pengujian hubung singkat tegangan DC pada kumparan jangkar
akan menghasilkan hubungan antara arus pada kondisi generator diam saat
jangkar (Ia ) sebagai fungsi arus medan hubungan bintang (Y), kemudian arus
(IF), dan ini merupakan garis lurus. yang mengalir diukur. Selanjutnya
Gambaran karakteristik hubung singkat tahanan jangkar perfasa pada kumparan
alternator diberikan di bawah ini. dapat diperoleh dengan menggunakan
hukum ohm sebagai berikut.
2.9 Pengaturan Tegangan (Regulasi
Tegangan)
Pengaturan tegangan adalah
Penggunaan tegangan DC ini
perubahan tegangan terminal alternator
adalah supaya reaktansi kumparan sama
antara keadaan beban nol (VNL) dengan
dengan nol pada saat pengukuran.
beban penuh (VFL). Keadaan ini
memberikan gambaran batasan drop
2.8 Diagram Fasor
tegangan yang terjadi pada generator,
yang dinyatakan sebagai berikut.

2.10 Kerja Paralel Alternator


Untuk melayani beban yang
berkembang, maka diperlukan tambahan
sumber daya listrik. Agar sumber daya
listrik yang yang baru (alternator baru)
bisa digunakan bersama, maka dilakukan
Gambar 1.9 Diagram fasor (a) Faktor penggabungan alternator dengan cara
daya satu (b) faktor daya tertinggal (c) mempararelkan dua atau lebih alternator
faktor daya mendahului pada sistem tenaga dengan maksud
Diagram fasor memperlihatkan memperbesar kapasitas daya yang
bahwa terjadinya pebedaan antara dibangkitkan pada sistem. Selain untuk
tegangan teminal V dalam keadaan tujuan di atas, kerja pararel juga sering
berbeban dengan tegangan induksi (Ea ) dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
atau tegangan pada saat tidak berbeban. pelayanan apabila ada mesin (alternator)
Diagram dipengaruhi selain oleh faktor yang harus dihentikan, misalnya untuk
kerja juga oleh besarnya arus jangkar (Ia ) istirahat atau reparasi, maka alternator
yang mengalir. Dengan memperhatikan lain masih bisa bekerja untuk mensuplai
perubahan tegangan V untuk faktor keja beban yang lain. Untuk maksud
yang berbeda-beda, karakteristik tegangan mempararelkan ini, ada beberapa
teminal V terhadap arus jangkar Ia pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
diperlihatkan pada gambar 1.9. 1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus
sama dalam kebesarannya, dan
bertentangan dalam arah, atau harga Jika rangakaian untuk pararel itu
sesaat ggl alternator harus sama dalam benar (urutan fasa sama) maka lampu L1,
kebesarannya dan bertentangan dalam L2 dan L3 akan hidup-mati dengan
arah dengan harga efektif tegangan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila
jalajala. ke tiga lampu sedang tidak bekedip
2. Frekuensi kedua alternator atau berarti fL = fG atau frekuensi tegangan
frekuensi alternator dengan jala harus generator dan jala-jala sudah sama. Untuk
sama mengetahui bahwa fasa kedua tegangan
3. Fasa kedua alternator harus sama (generator dan jala-jala) sama dapat
4. Urutan fasa kedua alternator harus dilihat dari lampu L1, L2, dan L3.
sama Frekuensi tegangan generator diatur oleh
Bila sebuah generator ’G’ akan penggerak mula, sedang besar tegangan
diparaelkan dengan jala-jala, maka mula- diatur oleh penguatan medan. Jika
mula G diputar oleh penggerak mula rangkaian untuk mempararelkan itu salah
mendekati putaran sinkronnya, lalu (urutan fasa tidak sama) maka lampu L1,
penguatan IF diatur hingga tegangan L2 dan L3 akan hidup-mati bergantian
terminal generator tersebut sama denga dengan frekuensi (fL + fG ) cycle. Dalam
jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan hal ini dua buah fasa (sebarang) pada
urutan fasa kedua tegangan (generator terminal generator harus kita pertukarkan.
dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi Jika urutan fasa kedua sistem
yang dapat berupa lampu sinkronoskop tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan
hubungan terang. Benar tidaknya L3 akan hidup-mati bergantian dengan
hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari frekuensi fL - fG cycle. Saat
lampu tersebut. Bentuk hubungan operasi mempararelkan adalah pada keadaan L1
paralel generator sinkron dengan lampu mati sedangkan L2 dan L3 menyala sama
sinkronoskop diperlihatkan pada gambar terang, dan keadaan ini berlangsung agak
di bawah ini. lama (yang berarti fL dan fG sudah sangat
dekat atau benar-benar sama). Dalam
keadaan ini, posisi semua fasa sistem
tegangan jala-jala berimpit dengan semua
fasa sistem tegangan generator.

Gambar 1.10 Operasi paralel generator


sinkron
III. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan pembahasan di atas , 1. Theodore Wildi, Electrical Machines,
maka dapat disimpulkan beberapa hal Drives andPower Systems 3rd,Prentice

sebagai berikut: Hall Inc, New Jersey,1997.

1. Generator sinkron adalah mesin 2. Standar IEEE 18-1992, IEEE Standard


For Shunt Power Capasitors.
sinkron yang digunakan untuk
3. R.C Dugan, M. F. McGranaghan, and H.
mengubah energi mekanik
W. Beaty, Electrical Power System
menjadi daya listrik
Quality. New York : McGraw-Hill,
2. Generator sinkron dapat berupa
1996.
generator sinkron tiga fasa atau
4. Hermawanto, Bambang, Ir. MSc.,
generator sinkron AC satu fasa Phenomena Harmonik Di Sistem
tergantung dari kebutuhan. Distribusi Tenaga Listrik : Masalah,
3. Dalam keadaan tanpa beban arus Penyebab dan Usaha Mengatasinya,
jangkar tidak mengalir pada Energi dan Listrik Volume VI No. 2,
stator, karenanya tidak terdapat Juni 1996.
pengaruh reaksi jangkar 5. Roger C. Dugan/ Mark F.

4. Pengaturan tegangan adalah McGranaghan, Surya Santoso/ H.

perubahan tegangan terminal Wayne Beaty,2003: Electrical Power


Systems Quality, Second Edition,
alternator antara keadaan beban
McGraw-Hill
nol (VNL) dengan beban penuh
(VFL)
5. Agar sumber daya listrik yang
yang baru (alternator baru) bisa
digunakan bersama, maka
dilakukan penggabungan
alternator dengan cara
mempararelkan dua atau lebih
alternator pada sistem tenaga
dengan maksud memperbesar
kapasitas daya yang
dibangkitkan pada sistem.

Anda mungkin juga menyukai