Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

DFD (DATA FLOW DIAGRAM) DAN


ERD (ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM)

Diajukan untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah


Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Muliyadi, S.Kom., M.Cs

Disusun oleh :
Firman Aldi (171220385)
Kelas C

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVERMBER KOLAKA
KOLAKA
2019

i
KATA PENGANTAR

Di era sekarang kita tidak bisa terlepas dari perubahan yang terus-menerus
dan berlangsung secara cepat, tingkat persaingan semakin tinggi, khususnya di dunia
bisnis, setiap perusahaan saling menunjukkan keunggulannya masing-masing dan
komunukasi merupakan bagian terpenting dalam proses kemajuan suatu perusahaan.
Berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis
system dan sebagai pembuatan model yang memberikan analisa maupun rancangan
yang mudah di komunikasikan. Penulis mengkhuskan pada Data Flow
Diagram(DFD). Dalam makalah ini dijelaskan tentang Penggunaan dan Tujuan DFD
selain itu dijelaskan pula mengenai Entity Relationship Diagram (ERD)
Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah
mendukung dibuatnya makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih untuk semua pihak
yang telah mendukung dibuatnya makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kolaka,19 April 2019

Firman Aldi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

Daftar isi ............................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Permasalahan ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dfd(Data Flow Diagram) ........................................................... 3
2.2. Komponen-Komponen Dfd .......................................................................... 3
2.3. Syrat- Syarat Pembuatan Dfd ....................................................................... 7
2.4. Levilisasi Dfd ............................................................................................... 7
2.5. Lathaan Kasus Sederhaan Dan Contoh Soal ............................................... 9
2.6. Entity Relationship Diagram ........................................................................ 10
2.7. Mapping (Transformasi Erd Ke Relasi) ....................................................... 20
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 29

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-
notasi untuk arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk
memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Atau DFD bisa juga dikatakan
sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari
mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data
disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang
tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD ini sering disebut juga
dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau
model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering
digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting
dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD
adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
ERD (Entitiy Relationship Diagram) merupakan sebuah konsep yang
mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan (database) dan didasarkan
pada persepsi dari sebuah dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek
yaitu disebut sebagai entity dan hubungan atau relasi antar objek-objek tersebut.
Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses
yangharus dilakukan. Dengan ERD kita mencoba menjawab pertanyaan seperti :
dataapa yang diperlukan? Dan bagaimana data yang satu berhubungan dengan
yanglain? Peranan ERD di dalam proses pembuatan suatu sistem basis data sangatlah
penting, karena di ERD tersebutlah dijelaskan tentang alur pemrosesan suatu
data,mulai dari proses input hingga outputnya.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. DFD tidak menunjukkan proses pengulangan (loop).


2. DFD berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis
sistem.
DFD tidak menunjukkan proses perhitungan..DFD dapat menggambarkan
sejumlah batasan otomasi (teknik untuk membuat perangkat, proses, atau
sistem agarberjalan secara otomatis) untuk pengembangan alternatif sistem
fisik.DFD tidak memperlihatkan alirankontrol.
3. Lemah dalam konsep model untuk pendeskripsian data dan basis data.

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan tentang pengetahuandata Data Flow Diagram (DFD)


2. Menjelaskan tentang jenis-jenis komponen Data Flof Diagram (DFD)
3. Menjelaskan tentang Entity Relationship Diagram (ERD)
4. Menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan (ERD)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DFD (Data Flow Diagran)

Pengertian Data Flow Diagram (DFD) menurut Jogiyanto Hartono adalah :


“Diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus data
system”. (Jogiyanto Hartono, 2005, 701).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika dan menjelaskan arus
data dari mulai pemasukan sampai dengan keluaran data tingkatan diagram arus data
mulai dari diagram konteks yang menjelaskan secara umum suatu system atau
batasan system dari level 0 dikembangkan menjadi level 1 sampai system
tergambarkan secara rinci. Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras,
perangkat lunak, struktur data atau organisasi file.

2.2. KOMPONEN KOMPONEN DFD

a) Komponen Terminator/Kesatuan luar (external entity)

merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa


orang, organisasi, atau sistem lain yang berada pada lingkungan luarnya yang
memberikan input atau menerima output dari system

3
b) Komponen Proses (process)

menunjukan pada bagian yang mengubah input menjadi output, yaitu


menunjukan bagaimana satu atau lebih input diubah menjadi beberapa output.
Setiap proses mempunyai nama, nama dari proses ini menunjukan apa yang
dikerjakan proses.

c).Komponen Store/Simpanan Data (Data Store)

Data Store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau
database pada sistem komputer.

d).Komponen DATA FLOW / ALUR DATA

4
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah,
yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses.Alur data
ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari
satu bagian sistem ke bagian lainnya.

Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh profesional
sistem dapat merepresentasikan bit, karakter, pesan, formulir, bilangan real, dan
macam-macam informasi yang berkaitan dengan komputer.

Alur data juga dapat merepresentasikan data/informasi yang tidak berkaitan


dengan komputer.

Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang dimaksud,
biasanya pemberian nama pada alur data dilakukan dengan menggunakan kata benda,
contohnya Laporan Penjualan.

Ada 2 konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu

-Konsep Paket Data (Packets of Data)

Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama menuju ke
tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus dianggap sebagai satu alur
data tunggal, karena data itu mengalir bersama-sama sebagai satu paket.

5
-LATIHAN SOAL SEDERHANA Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data
Flow)

Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data yang yang
berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang berbeda, atau paket data yang
kompleks dibagi menjadi beberapa elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda,
atau alur data ini membawa paket data yang memiliki nilai yang berbeda yang
akan dikirim ke tujuan yang berbeda.

– Konsep Alur Data Mengumpul (Converging Data Flow)

Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung bersama-samamenuju


ke tujuan yang sama.

6
2.3. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN DFD

Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk


menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak lengkap atau tidak
konsisten secara logika. Beberapa syarat pembutan DFD dapat menolong profesional
sistem untuk membentuk DFD yang benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah
dibaca oleh pemakai.

 Pemberian nama untuk tiap komponen DFD


 Pembrian nomor pada komponen proses
 Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
 Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
 Pemastian DFD dibentuk konsisten secara logika

2.4. LEVILISASI DFD

 Levslisasi DFD adalah :

1. Diagram Konteks

7
Merupakan diagram tingkat atas yang terdiri dari proses dan
menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu
proses. Hubungan antar Terminator dan Data Store tidak digambarkan.

2. Diagram Zero

Diagram ini merupakan diagram tingkat menengah yang menggambarkan proses


utama dari dalam sistem, yang terdiri dari hubungan entitas (entity), proses data flow
dan penyimpanan data (data store).

3. Diagram Detail dan Diagram primitif

Diagram Primitif merupakan diagram paling bawah yang tidak dapat diuraikan
lagi, sedangkan Diagram Detail masih dapat diuraikan.

Contoh diagram primitif

8
2.5. LATIHAN SOAL SEDERHANA DAN CONTOH KASUS

Latihan Soal Sederhana

1. Apa pengertian DFD ?

2. Sebutkan komponen-komponen DFD ?

3. Apa perbedaaan diagram detail dengan diagram primitive ?

4. Apa sajakah syarat untuk membuat DFD ?

Contoh Kasus

Berikut salah satu contoh DFD (data flow diagram) dengan studi kasus sistem
transaksi jual beli di kantin koperasi. Contoh berikut hanya sebagai gambaran aliran
data dalam aplikasi sistem transaksi jual beli tersebut.

Aplikasi dengan fitur-fitur sebagai berikut :

1. Transaksi pembelian dan transaksi penjualan


2. Transaksi penjualan dilakukan oleh kasir
3. Transaksi pembelian pada supplier
4. Transaksi penjualan untuk anggota Koperasi
5. Stok barang
6. Pengurus koperasi
7. Dan yang lainnya

9
2.6. ENTITY RELATION DIAGRAM (ERD)

Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship Model (ERM)


merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-Relationship adalah
salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema
konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali
memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down.Diagram untuk
menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship
diagram, ER diagram, atau ERD.

A. Definisi ERD

ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam
basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar
relasi.ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk
menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.

B. Langkah –langkah pembuatan ERD

Metode pembuatan ERD

 Dalam membuat ERD, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai, selain
itu kita juga dituntut untuk lebih teliti dalam menentuka entity, relasi,
atribut, menghindarkan terjadinya relasi “many to many” dan lain
sebagainya. Untuk itu lihat beberapa langkah berikut agar kita bisa
membuat ERD dengan baik.

10
Menentukan Entity

 Disini kita dituntut untuk menentukan dengan cermat sebuah entity yang
ada dalam suatu proyek atau masalah. Entity berguna untuk menentukan
peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep penggunaan untuk database

Menentukan Relasi

 Setelah kita berhasil membuat Entity, langkah selanjutnya adalah


menentukan relasi antar entity. Relasi apa yang terdapat antara Entity A
dan B, apakah entity A dan B memiliki relasi “one to one”, “one to
many”, atau “many to many”

Gambar ERD sementara

 Jika sudah mengetahui Entity beserta Relasinya, sekarang kita buat


dulu gambar ERD sementara. Entity digambarkan dengan persegi,
relasi digambarkan dengan garis.

Isi kardinalitas Kardinalitas menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk


sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan. Contohnya antara Entitas Buku,
Distributor dan Pengarang, kardinalitas yang ada berupa:

 Satu pengarang dapat menulis banyak buku


 Satu buku ditulis satu pengarang
 Banyak buku di distribusikan oleh satu distributor.
 Dari sini kita bisa mengetahui harus memberi relasi apa. One to one
kah? dsb.

11
Tentukan Primary Key (Kunci Utama)

 Menentukan Primary Key pada masing-masing entity. Primary Key


adalah atribut pada entity yang bersifat unik. Jadi setiap entity hanya
memiliki satu Primary Key saja. Contoh: Entity Buku memiliki Primary
Key bernama kode buku. Kode Buku ini bersifat unik, karena masing-
masing buku memiliki kode yang berbeda-beda.
 Tentukan pula Foreign Key (Kunci Tamu) pada masing-masing Entity.
Foreign Key adalah Primary Key yang ada dalam Entity yang lain.
Contoh pada Entity Pengarang misalnya terdapat atribut kode buku,
yang mana, kode buku merupakan Primary Key dari Entity buku.

Gambar ERD berdasarkan Primary Key

 Menghilangkan relasi “many to many” dan memasukkan Primary dan


Foreign Key pada masing-masing entitas. Relasi many to many antar
entity perlu dihilangkan dengan cara menambah atribut baru antara 2
entity yang memiliki relasi many to many.

Menentukan Atribut

 Jika sudah melakukan step diatas, sekarang saatnya menentukan atribut


pada masing-masing Entitas. Telitilah dalam menentukan atribut.

Pemetaan Atribut

 Apabila atribut telah ditentukan, sekarang pasang atribut dengan entitas


yang sesuai.

12
Gambar ERD dengan Atribut Mengatur ERD

 seperti langkah 6 dengan menambahkan atribut dan relasi yang


ditemukan.

Periksa Hasil Periksa lagi ERD. Apakah ERD sudah menggambarkan


system yang akan dibangun? Jika belum, check kembali dari awal

C. Komponen dan Notasi ERD

Komponen ERD terdiri dari

 Entity adalah kumpulan objek atau suatu yang dapat dibedakan,


didetivikasikan secara unik
 Relationship adalah suatu hubungan yang terjadi antara satu entity dengan
satu entity lainnya atau lebih
 Anribut berfungsi sebagai pembentuk karakteristik yang melekat pada setiap
entitas

Notasi ERD

Ada sejumlah konvensi mengenai Notasi ERD. Notasi klasik sering


digunakan untuk model konseptual. Berbagai notasi lain juga digunakan untuk
menggambarkan secara logis dan fisik dari suatu basis data,

D. Entitas dan Instance Entitas

Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga
dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya)
dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam
entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak

13
memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota.
Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada
keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.

E. Atribut

Atribut Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut


digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas
atau key diberi garis bawah.

14
 Atribut kunci kandidat dankunci utama Kunci kandidat
 Kunci kandidat
Kunci kandidat ; yaitu suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik
dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity. Kunci kandidat ini
tidak ganda dan hanya satu.
 Kunci utama
Primary Key (kunci utama) adalah atribut Merupakan candidate key yang
telah dipilih untuk mengidentifikasi setiap record secara unik. Primary key
harus merupakan field yang benar-benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL.
Pengertian lainya Primary Key adalah suatu nilai dalam basis data yang
digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam table. Primary key, salah
satu atrribut dari candidat key dapat dipilih menjadi primary key dengan 3 sbb

 Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan


 Key tersebut lebih sedrhana
 Key tersebut cukup unuk

database tanpa data apapun yang asing. Setiap tabel dapat memiliki satu
atau lebih candidate key.
Contoh:
File pegawai berisi attribute
 No induk
 No ktp
 Nama
 Tempat lahir
 Tanggal lahir
 Alamat
 Kota

15
No induk dan no ktp adalah kunci calon (Candidate Key) dan untuk kunci utama
(primary key) adalah salah satu yang dipilih dari kunci calon. Misalnya No. induk di
jadikan primary key, maka primary key nya adalah no induk.

 Atribut bernilai tunggal dan Jamak


 Atribut bernilai tunggal

Atribut bernilai tunggal yaitu atribut yang instan entitasnya hanya satu macam
(single value atribut).

Contoh : atribut Nama, yaitu hanya nama orang yang dimaksud.


Tanggal_lahir yaitu tanggal lahir seseorang tak mungkin ganda.

 Atribut bernilai jamak

Atribut bernilai banyak yaitu atribut yang instan entitasnya lebih dari satu macam.
Contoh : Pekerjaan, Hobi, dsb.

 Atribut komposisi dan Atomik


 Atribut komposisi

Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang
mempunyai arti tertentu

 Atribut Atomik

Aribut atomik adalah atribut yang terdiri atas satu komponen tunggal saja dan tidak
bisa diuraikan lagi.

16
F. Relationship

Relationship Adalah hubungan yang terjadi antara satu entity dengan


entity lainnya. Relationsgip tidak mempunyai keberadaan fisik atau
konseptual kecuali yang sejenis dinamakan dengan Relationship Diagram.

 Derajat Relationship

Drajat relationship yang menjelaskan jumlah entity yang berpartisipasi


dalam suatu relationship. Dalam Derajat Relationship terbagi dari tiga
tingkatan yakni, Unary Degree , Binary Degree , kemudian Ternary Degree.

Perbedaan utama dari ketiga tingkatan ini adalah,Unary Degree hanya


memproses satu proses dan langsung menyelesaikannya.

Lain halnya dengan Binary Degree melakukan proses melalui


perantara dan melalui suatu kerja kemudian menghasilkan output.Sedangkan
Ternary Degree dari proses awal terdapat dua alternatif pilihan yang dapat
dipilih. Sehingga output yang didapatkan bisa lebih dari satu.

17
 Karadinalitas dalam relationship

Kardinalitas pemetaan ataurasiokardimalitas menunjukan jumlah entity yang


dihubungkan ke satu entity lain dengan suatu relationship sets.

Kardinalitas pemetaan meliputi

 Hubungan satu ke satu (one to one) yaitu satu entity dalamA dihubungkan
maksimum satu entity.
 Hubungan satu kebanyak (one to many) yaitu salahentity dalam A
dihubungkan dengan entity dalam entity B dihubungkan dengan maksimum
satu entity dalam A.
 Hubugan banyak ke satu (many to one) yaitu salah entity dalam A
dihubungkan dalam maksimum satu entity B. Satu entity dalam B dapat di
hubungkandengan sejumlah entity dalam A.
 Hubungan banyak ke banyak (many to many). Satu entity dalam A di
hubungkandengan sejumlah entity dalam entity dalam B di hubungkan dengan
sejumlah entity dalam A.

 Syarat partisipasi

1. Participation Constraint
Definisi:

Menjelaskan apakah keberadaan suatu Entity bergantung pada hubungannya


dengan entity lain

Jenis-Jenis Participation Constraint


1. Total Participation
Keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lain

2. Partial Participation

18
Keberadaan suatu entity tidak tergantung pada hubungannya dengan
Entity lain

 Gerund

Gerund (yang kadang-kadang disebut entitas komposisi) adalah suatu relationship


banyak-ke-banyak yang menjadi entitas dengan relationship yang memiliki
kardinalitas satu-ke-banyak. Gambar 4 menunjukkan representasi alternative dari
relationship ternary yang digambarkan pada gambar 3. Pada gambar 4, tipe entitas
(gerund) PENGIRIMAN menggantikan relationship Mengirim pada gambar 3.
Simbol belah ketupat diikutsertakan dalam symbol persegi panjang untuk entitas
sebagai pengingat bahwa entitas ini dihasilkan dari suatu relationship.Tiap instance
PENGIRIMAN merepresentasikan pengiriman yang sesungguhnya dilakukan oleh
pabrik alat tertentu menuju ke gudang yang sudah ditentukan. JUMLAH pengiriman
merupakan atribut PENGIRIMAN. Nomor pengiriman diberikan untuk tiap
pengiriman yang dilaksanakan dan merupakan atribut kunci utama.

Perlu diingat bahwa notasi belah ketupat tidak digunakan sepanjang garis gerund
ke entitas-entitas lainnya. Hal ini karena garis-garis ini bukan menampilkan
relationship binary. Untuk mempertahankan arti yang sama seperti relationship
ternary pada gambar 3, relationship Mengirim dari gambar 3 tidak dapat dibagi ke
dalam tiga relationship binary antara PENGIRIMAN dan PABRIK, ALAT dan
GUDANG.

Pada relationship binary dengan kardinalitas banyak-ke-banyak, tidak ada


masalah apakah relationship ini ditampilkan sebagai gerund atau entitas. Dengan
DBMS relational, relationship banyak-ke-banyak baik sebagai gerund ataupun entitas

diimplementasikan dalam cara yang sama, yaitu sebagai tabel database. Untuk
relationship ternary atau berderajat yang lebih tinggi, jika salah satu tidak dapat lebih

19
relationship bukan relationship banyak, maka relationship ini tidak dapat ditampilkan
sebagai entitas.

G. Pembutaan Model Data Berulang

 Model atribut value

Penggambaran atribut ini menggunakan elips bergaris ganda (lihat gambar 1.a).
Biasanya atribut-atribut multivalue sering dihapus dari entitasnya, kemudian dibentuk
entitas baru yang memiliki relationship dengan entitas tempat atribut multivalue
dihapus.

Kelompok data berulang, Kelompok berulang merupakan sekumpulan dua atau


lebih atribut multivalue yang secara logika berrelasi.

2.7. MAPPING (Tranformasi ERD ke Relasi)

ERD/LRS ditranformasikan ke relasi. Transformasi ini sering disebut dengan


mapping ERD ke database relational.Tranformasi ini di bagi ke dalam dua
langkah, yaittu:

 Merepresentasikan relationship menjadi relasi-relasi atau table-table


database.

 Table hasil transformasi dapat dinormalkan dengan teknik normalisasi.

 Setiap tipe Entity dibuat suatu relasi yang memuat semua atribut simple,
sedangkan untuk atribut composite hanya dimuat komponen-komponennya
saja.

PEGAWAI (NO_PEG, ALM1, KDPOS,……)

20
 Setiap Relasi yang mempunyai atribut multivalue, buatlah relasi baru dimana
Primary keynya merupakan gabungan dari primary key dari relasi tersebut
dengan atribut multivalue

LOKPR(NOPRO, LOKASI)

 Setiap Unary Relationship 1:N, pada relasi perlu ditambahkan suatu foreign
key yang menunjuk ke nilai primary key-nya

PEGAWAI (NO_PEG, …….., SUPERVISOR-ID)

Normalisasi yaitu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel


untuk memenuhi kebutuhan pemakai didalam suatu organisasi.

Tujuan:

 Menghilangkan kerangkapan data

1. Mengurangi kompleksitas
2. Mempermudah pemodifikasian data

Proses Normalisasi

 Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan


persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
 Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu maka tabel
tersebut pelu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai
memenuhi bentuk yang optimal.

Tahapan Normalisasi :

1).Bentuk tidak normal : Menghilangkan perulangan grup.

21
2).Bentuk Normal pertama (1NF) : Menghilangkan ketergantugan sebagian.
3).Bentuk Normal kedua (2NF) : Menghilangkan ketergantungan transitif.
4).Bentuk Normal ketiga (3NF) : Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional.
5).Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) : Menghilangkan ketergantungan
multivalue.
6).Bentuk Normal keempat (4NF) : Menghilangkan anomaly-anomali yang
tersisa.
7).Bentuk Normal kelima (5NF)

 Ketergantungan Fungsional

Ketergantungan fungsional yaitu atribut Y pada pada relasi R dikatakan


tergantung fungsional pada atribut X (R.X -> R.Y) jika dan hanya jika setiap nilai X
pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.

 Ketergantungan Fungsional Penuh

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X


pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X (bila X
adalah keygabungan).

 Ketergantungan Transitif

Ketergantungan transitif adalah atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung


transitif pada atribut X, jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan
atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R.

X -> Y

Y -> Z

22
Maka = X -> Z

 Bentuk Normal Kesatu (1NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila
setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya memepunyai
satu nilai data.

 Bentuk Normal Kedua (2NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila
relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kesatu dan atribut yang bukan key
sudah tergantung penuh terhadap key-nya.

 Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila relasi
tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan atribut yang bukan key tidak
tergantung transitif terhadap key-nya.

A. Konsep Mapping

Konsep Dasar Model Entity Relationship.Model entity relationship pada tahun


1976. Model ini dirancang untuk menggambarkan persepsi dari pemakai dan berisi
obyek-obyek dasar yang disebut entity dan hubungan antara entit-entity tersebut yang
disebut relationship. Pada model ER ini semesta data yang ada dalam dunia nyata
ditransformasikan, yaitu diagram ER (Entity Relationship).

Diagram entity relationship melemgkapi penggambaran grafik dari sruktur


logika. Dengan kata lain diagram ER menggambarkan arti dari aspek data sepert
bagaimana entity-entity, atribut-atribut dan relationship-relationship

23
disajikan.Sebelum membuat diagram ER, tentunya kita harus memahami betul data
yang di perlukaan dan ruang lingkupnya. Didalam pembuatan diagram ER perlu di
perhatikaan penentuan sesuatau konsep apakah merupakaan konsep entity, atribut dan
relationship.

B. Aturan Mapping

Aturan 1 – Entity dan Atribut Simpel, Key & Composite

“Setiap entity yang ada di ERD dibuatkan suatu relasi di mana relasi tersebut
memuat semua atribut key dan simple. Sedangkan untuk atribut composite, dibuatkan
atribut sesuai dengan komponen-komponennya saja.”

 Buatkan relasi-relasi untuk mewakilkan setiap entity yang ada pada ERD.
 Atribut key pada setiap entity, secara otomatis menjadi primary key pada
relasi bersangkutan.
 Atribut simple pada setiap entity, secara otomatis menjadi atribut-atribut baru
pada relasi bersangkutan.
 Atribut composite pada setiap entity, maka hanya komponen-komponen pada
atribut composite tersebut yang menjadi atribut di relasi bersangkutan.

Aturan 2 – Atribut Multivalue

“Setiap relasi yang mempunyai atribut multivalue, maka dibuatkan sebuah relasi
baru di mana primary key-nya bertipe composite key. Primary key tersebut yaitu
gabungan dari Primary Key dari entity yang memiliki atribut multivalue dan nama
atribut multivalue itu sendiri.”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).

24
 Primary key tersebut adalah gabungan dari Primary Key dari Entity tersebut
dan nama Atribut multivalue itu sendiri.

Aturan 3 – Unary Relationship 1:N

“Setiap unary relationship 1:N, pada relasi tersebut perlu ditambahkan suatu foreign
key yang menunjuk ke nilai primary key-nya.”

 Pada relasi yang mewakilkan entity yang dimaksud perlu ditambahkan sebuah
atribut yang bertindak sebagai foreign key.
 Atribut foreign key ini mengacu pada primary key milik relasi itu sendiri.
 Sebagai saran, untuk penamaan atribut foreign key di sini, gunakan penamaan
yang tepat yang dapat memberikan informasi apa nama primary key acuan
dan alasan kenapa mengacu pada primary key tersebut (biasanya adalah
penamaan relationship unary di ERD).

Aturan 4 – Unary Relationship M:N

“Setiap Unary Relationship M:N, buatlah relasi baru dimana primary key-nya
bertipe composite key. Primary key tersebut yaitu gabungan dari dua atribut di mana
keduanya menunjuk ke primary key relasi awal dengan penamaan berbeda.”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
 Primary key tersebut adalah gabungan dari dua atribut foreign key, yang
kedua-duanya mengacu pada primary key relasi awal.
 Kedua atribut foreign key yang menjadi primary key ini harus memiliki
penamaan yang berbeda. Penamaan ini biasanya mengacu kepada sebab
terjadinya relationship unary tersebut seperti: induk – anak atau head – detail.

Aturan 5 – Binary Relationship 1:1 dgn kedua sisi Total Participation Constrain

25
“Setiap Binary Relationship 1:1, dimana kedua sisi Total Participation Constrain,
buatlah suatu relasi baru yang merupakan relasi gabungan dari kedua entity yang
be-relationship dan menghapus dua relasi lama, di mana primary key-nya pada
relasi baru tersebut dapat dipilih salah satu dari dua primary key relasi awal.”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru tersebut berupa gabungan dari dua relasi awal yang berarti semua
atributnya berasal dari dua relasi awal.
 Kedua relasi awal harus dihapus karena telah diwakilkan dengan relasi
penggabungan yang baru dibuat tersebut.
 Primary key untuk relasi baru ini dapat dipilih salah satu dari dua primary key
relasi awal yang digabungkan.

Aturan 6 – Binary Relationship 1:1 dgn satu sisi Total Participation Constrain

“Setiap Binary Relationship 1:1 dan salah satu Participation Constrainnya total,
maka Primary key pada relasi yang Participation Constrainnya Partial menjadi
Foreign Key pada relasi yang lain.”

 Pada relasi yang bersisi total participation constrain, perlu ditambahkan


sebuah atribut yang bertindak sebagai foreign key.
 Foreign key ini mengacu pada Primary key di relasi yang bersisi partial
participation constrain.

Aturan 7 – Binary Relationship 1:1 dgn kedua sisi Partial Participation


Constrain

“Setiap Binary Relationship 1:1, dimana kedua Participation Constrainnya partial,


maka selain kedua relasi perlu dibuat relasi baru yang berisi Primary Key gabungan
dari Primary Key kedua tipe Entity yang berelasi.”

26
 Buatkan sebuah relasi baru.
 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).

 Primary key tersebut adalah gabungan dari dua primary key entitas yang
berelasi.

Aturan 8 – Binary Relationship 1:N dgn sisi N Total Participation Constrain

“Setiap Binary Relationship 1:N, dimana tipe Entity yang bersisi N mempunyai
Participation Constrain Total, maka Primary Key pada relasi yang bersisi 1
dijadikan Foreign Key pada relasi yang bersisi N.”

 Pada relasi yang bersisi N, perlu ditambahkan sebuah atribut yang bertindak
sebagai foreign key.
 Foreign key ini mengacu pada Primary key di relasi yang bersisi 1.

Aturan 9 – Binary Relationship 1:N dgn sisi N Partial Participation Constrain

“Setiap Binary Relationship 1:N , di mana tipe Entity yang bersisi N mempunyai
Participation Constrain Partial, buatlah relasi baru di mana Primary Key-nya
merupakan gabungan dari Primary Key kedua tipe Entity yang berelasi.”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
 Primary key tersebut adalah gabungan dari dua primary key entitas yang
berelasi.

Aturan 10 – Binary Relationship M:N

“Setiap Binary Relationship M:N, buatlah relasi baru dimana Primary Keynya
merupakan gabungan dari Primary key kedua tipe Entity yang berelasi.”

27
 Buatkan sebuah relasi baru.
 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
 Primary key tersebut adalah gabungan dari dua primary key entitas yang
berelasi.

Aturan 11 – Ternary Relationship Degree

“Setiap Ternary Relationship, buatlah relasi baru dimana Primary Keynya


merupakan gabungan dari Primary Key ketiga Entity yang berelasi.”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
 Primary key tersebut adalah gabungan dari tiga primary key entitas yang
berelasi.

Aturan 12 – Weak Entity

“Setiap tipe Weak Entity, dibuat suatu relasi yang memuat semua atributnya di mana
Primary Key-nya adalah gabungan dari Partial Key dan Primary Key di relasi induk
(Identifying owner).”

 Buatkan sebuah relasi baru.


 Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
 Primary key tersebut adalah gabungan dari partial key milik weak entity dan
primary key milik relasi induk.

28
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Model Entity Relationship dirancang untuk menggambarkan persepsi dari
pemakai dan berisi obyek-obyek dasar yang disebut entity dan hubungan antara
entity-entity tersebut . Pada model ER ini semesta data yang ada dalam dunia
nyata ditransformasikan, yaitu diagram ER (Entity Relationship). Diagram entity
relationship melengkapi penggambaran grafik dari sruktur logika. Dengan kata
lain diagram ER menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-
entity, atribut-atribut dan relationship-relationship disajikan sebelum membuat.
1. Mendefinisikan maslah
2. Pahami sistem tersebut dan buat definisinya. Karena sistem mempunyai
hirarki (terdapat sub sistem di dalam sistem yang lebih besar) dan saling
berhubungan dengan lingkungannya, maka akan sulit untuk dapat
merumuskan secara tepat apa saja komponen sistem yang sedang dipelajari.
Tindakanini selanjutnya dapat diperinci lebih lanjut dengan mengajukan
beberapa pertanyaan berikut untuk mendapatkan pemahaman tentang system
3. Mempermudah pengguna ER untuk mendesain
4. Menerapkan konsep tersebut

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Pengantar Analisis dan Perancangan Sistem Terstruktur, Gunadarma,


1995.
2. Burch, J. G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company, 1992..
3. Edward, Perry, Systems Analysis and Design,MCGraw-Hill Publishing
Company,1993.
4. Elmasri/Navathe, Fundamentals of Database System, Benjamin/
Cummings Publishing Company, Inc., 1989
5. Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, Andi Offset, 1990.
6. Senn, James A., Analysis and Design of Information Systems,
McGraw-Hill Publishing Company, 1989.
7. Tavri D. Mahyusir, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, PT. Elex Media
Komputindo, 1989.

30

Anda mungkin juga menyukai