Disusun oleh :
Firman Aldi (171220385)
Kelas C
i
KATA PENGANTAR
Di era sekarang kita tidak bisa terlepas dari perubahan yang terus-menerus
dan berlangsung secara cepat, tingkat persaingan semakin tinggi, khususnya di dunia
bisnis, setiap perusahaan saling menunjukkan keunggulannya masing-masing dan
komunukasi merupakan bagian terpenting dalam proses kemajuan suatu perusahaan.
Berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis
system dan sebagai pembuatan model yang memberikan analisa maupun rancangan
yang mudah di komunikasikan. Penulis mengkhuskan pada Data Flow
Diagram(DFD). Dalam makalah ini dijelaskan tentang Penggunaan dan Tujuan DFD
selain itu dijelaskan pula mengenai Entity Relationship Diagram (ERD)
Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah
mendukung dibuatnya makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata penulis mengucapakan banyak terima kasih untuk semua pihak
yang telah mendukung dibuatnya makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Firman Aldi
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Permasalahan ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dfd(Data Flow Diagram) ........................................................... 3
2.2. Komponen-Komponen Dfd .......................................................................... 3
2.3. Syrat- Syarat Pembuatan Dfd ....................................................................... 7
2.4. Levilisasi Dfd ............................................................................................... 7
2.5. Lathaan Kasus Sederhaan Dan Contoh Soal ............................................... 9
2.6. Entity Relationship Diagram ........................................................................ 10
2.7. Mapping (Transformasi Erd Ke Relasi) ....................................................... 20
BAB III. PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika dan menjelaskan arus
data dari mulai pemasukan sampai dengan keluaran data tingkatan diagram arus data
mulai dari diagram konteks yang menjelaskan secara umum suatu system atau
batasan system dari level 0 dikembangkan menjadi level 1 sampai system
tergambarkan secara rinci. Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras,
perangkat lunak, struktur data atau organisasi file.
3
b) Komponen Proses (process)
Data Store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau
database pada sistem komputer.
4
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah,
yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses.Alur data
ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari
satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh profesional
sistem dapat merepresentasikan bit, karakter, pesan, formulir, bilangan real, dan
macam-macam informasi yang berkaitan dengan komputer.
Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang dimaksud,
biasanya pemberian nama pada alur data dilakukan dengan menggunakan kata benda,
contohnya Laporan Penjualan.
Ada 2 konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama menuju ke
tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus dianggap sebagai satu alur
data tunggal, karena data itu mengalir bersama-sama sebagai satu paket.
5
-LATIHAN SOAL SEDERHANA Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data
Flow)
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data yang yang
berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang berbeda, atau paket data yang
kompleks dibagi menjadi beberapa elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda,
atau alur data ini membawa paket data yang memiliki nilai yang berbeda yang
akan dikirim ke tujuan yang berbeda.
6
2.3. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN DFD
1. Diagram Konteks
7
Merupakan diagram tingkat atas yang terdiri dari proses dan
menggambarkan hubungan terminator dengan sistem yang mewakili suatu
proses. Hubungan antar Terminator dan Data Store tidak digambarkan.
2. Diagram Zero
Diagram Primitif merupakan diagram paling bawah yang tidak dapat diuraikan
lagi, sedangkan Diagram Detail masih dapat diuraikan.
8
2.5. LATIHAN SOAL SEDERHANA DAN CONTOH KASUS
Contoh Kasus
Berikut salah satu contoh DFD (data flow diagram) dengan studi kasus sistem
transaksi jual beli di kantin koperasi. Contoh berikut hanya sebagai gambaran aliran
data dalam aplikasi sistem transaksi jual beli tersebut.
9
2.6. ENTITY RELATION DIAGRAM (ERD)
A. Definisi ERD
ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam
basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar
relasi.ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk
menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.
Dalam membuat ERD, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai, selain
itu kita juga dituntut untuk lebih teliti dalam menentuka entity, relasi,
atribut, menghindarkan terjadinya relasi “many to many” dan lain
sebagainya. Untuk itu lihat beberapa langkah berikut agar kita bisa
membuat ERD dengan baik.
10
Menentukan Entity
Disini kita dituntut untuk menentukan dengan cermat sebuah entity yang
ada dalam suatu proyek atau masalah. Entity berguna untuk menentukan
peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep penggunaan untuk database
Menentukan Relasi
11
Tentukan Primary Key (Kunci Utama)
Menentukan Atribut
Pemetaan Atribut
12
Gambar ERD dengan Atribut Mengatur ERD
Notasi ERD
Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga
dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya)
dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam
entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak
13
memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota.
Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada
keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.
E. Atribut
14
Atribut kunci kandidat dankunci utama Kunci kandidat
Kunci kandidat
Kunci kandidat ; yaitu suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik
dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity. Kunci kandidat ini
tidak ganda dan hanya satu.
Kunci utama
Primary Key (kunci utama) adalah atribut Merupakan candidate key yang
telah dipilih untuk mengidentifikasi setiap record secara unik. Primary key
harus merupakan field yang benar-benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL.
Pengertian lainya Primary Key adalah suatu nilai dalam basis data yang
digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam table. Primary key, salah
satu atrribut dari candidat key dapat dipilih menjadi primary key dengan 3 sbb
database tanpa data apapun yang asing. Setiap tabel dapat memiliki satu
atau lebih candidate key.
Contoh:
File pegawai berisi attribute
No induk
No ktp
Nama
Tempat lahir
Tanggal lahir
Alamat
Kota
15
No induk dan no ktp adalah kunci calon (Candidate Key) dan untuk kunci utama
(primary key) adalah salah satu yang dipilih dari kunci calon. Misalnya No. induk di
jadikan primary key, maka primary key nya adalah no induk.
Atribut bernilai tunggal yaitu atribut yang instan entitasnya hanya satu macam
(single value atribut).
Atribut bernilai banyak yaitu atribut yang instan entitasnya lebih dari satu macam.
Contoh : Pekerjaan, Hobi, dsb.
Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang
mempunyai arti tertentu
Atribut Atomik
Aribut atomik adalah atribut yang terdiri atas satu komponen tunggal saja dan tidak
bisa diuraikan lagi.
16
F. Relationship
Derajat Relationship
17
Karadinalitas dalam relationship
Hubungan satu ke satu (one to one) yaitu satu entity dalamA dihubungkan
maksimum satu entity.
Hubungan satu kebanyak (one to many) yaitu salahentity dalam A
dihubungkan dengan entity dalam entity B dihubungkan dengan maksimum
satu entity dalam A.
Hubugan banyak ke satu (many to one) yaitu salah entity dalam A
dihubungkan dalam maksimum satu entity B. Satu entity dalam B dapat di
hubungkandengan sejumlah entity dalam A.
Hubungan banyak ke banyak (many to many). Satu entity dalam A di
hubungkandengan sejumlah entity dalam entity dalam B di hubungkan dengan
sejumlah entity dalam A.
Syarat partisipasi
1. Participation Constraint
Definisi:
2. Partial Participation
18
Keberadaan suatu entity tidak tergantung pada hubungannya dengan
Entity lain
Gerund
Perlu diingat bahwa notasi belah ketupat tidak digunakan sepanjang garis gerund
ke entitas-entitas lainnya. Hal ini karena garis-garis ini bukan menampilkan
relationship binary. Untuk mempertahankan arti yang sama seperti relationship
ternary pada gambar 3, relationship Mengirim dari gambar 3 tidak dapat dibagi ke
dalam tiga relationship binary antara PENGIRIMAN dan PABRIK, ALAT dan
GUDANG.
diimplementasikan dalam cara yang sama, yaitu sebagai tabel database. Untuk
relationship ternary atau berderajat yang lebih tinggi, jika salah satu tidak dapat lebih
19
relationship bukan relationship banyak, maka relationship ini tidak dapat ditampilkan
sebagai entitas.
Penggambaran atribut ini menggunakan elips bergaris ganda (lihat gambar 1.a).
Biasanya atribut-atribut multivalue sering dihapus dari entitasnya, kemudian dibentuk
entitas baru yang memiliki relationship dengan entitas tempat atribut multivalue
dihapus.
Setiap tipe Entity dibuat suatu relasi yang memuat semua atribut simple,
sedangkan untuk atribut composite hanya dimuat komponen-komponennya
saja.
20
Setiap Relasi yang mempunyai atribut multivalue, buatlah relasi baru dimana
Primary keynya merupakan gabungan dari primary key dari relasi tersebut
dengan atribut multivalue
LOKPR(NOPRO, LOKASI)
Setiap Unary Relationship 1:N, pada relasi perlu ditambahkan suatu foreign
key yang menunjuk ke nilai primary key-nya
Tujuan:
1. Mengurangi kompleksitas
2. Mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
Tahapan Normalisasi :
21
2).Bentuk Normal pertama (1NF) : Menghilangkan ketergantugan sebagian.
3).Bentuk Normal kedua (2NF) : Menghilangkan ketergantungan transitif.
4).Bentuk Normal ketiga (3NF) : Menghilangkan anomali-anomali hasil dari
ketergantungan fungsional.
5).Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) : Menghilangkan ketergantungan
multivalue.
6).Bentuk Normal keempat (4NF) : Menghilangkan anomaly-anomali yang
tersisa.
7).Bentuk Normal kelima (5NF)
Ketergantungan Fungsional
Ketergantungan Transitif
X -> Y
Y -> Z
22
Maka = X -> Z
Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila
setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya memepunyai
satu nilai data.
Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila
relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kesatu dan atribut yang bukan key
sudah tergantung penuh terhadap key-nya.
Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila relasi
tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan atribut yang bukan key tidak
tergantung transitif terhadap key-nya.
A. Konsep Mapping
23
disajikan.Sebelum membuat diagram ER, tentunya kita harus memahami betul data
yang di perlukaan dan ruang lingkupnya. Didalam pembuatan diagram ER perlu di
perhatikaan penentuan sesuatau konsep apakah merupakaan konsep entity, atribut dan
relationship.
B. Aturan Mapping
“Setiap entity yang ada di ERD dibuatkan suatu relasi di mana relasi tersebut
memuat semua atribut key dan simple. Sedangkan untuk atribut composite, dibuatkan
atribut sesuai dengan komponen-komponennya saja.”
Buatkan relasi-relasi untuk mewakilkan setiap entity yang ada pada ERD.
Atribut key pada setiap entity, secara otomatis menjadi primary key pada
relasi bersangkutan.
Atribut simple pada setiap entity, secara otomatis menjadi atribut-atribut baru
pada relasi bersangkutan.
Atribut composite pada setiap entity, maka hanya komponen-komponen pada
atribut composite tersebut yang menjadi atribut di relasi bersangkutan.
“Setiap relasi yang mempunyai atribut multivalue, maka dibuatkan sebuah relasi
baru di mana primary key-nya bertipe composite key. Primary key tersebut yaitu
gabungan dari Primary Key dari entity yang memiliki atribut multivalue dan nama
atribut multivalue itu sendiri.”
24
Primary key tersebut adalah gabungan dari Primary Key dari Entity tersebut
dan nama Atribut multivalue itu sendiri.
“Setiap unary relationship 1:N, pada relasi tersebut perlu ditambahkan suatu foreign
key yang menunjuk ke nilai primary key-nya.”
Pada relasi yang mewakilkan entity yang dimaksud perlu ditambahkan sebuah
atribut yang bertindak sebagai foreign key.
Atribut foreign key ini mengacu pada primary key milik relasi itu sendiri.
Sebagai saran, untuk penamaan atribut foreign key di sini, gunakan penamaan
yang tepat yang dapat memberikan informasi apa nama primary key acuan
dan alasan kenapa mengacu pada primary key tersebut (biasanya adalah
penamaan relationship unary di ERD).
“Setiap Unary Relationship M:N, buatlah relasi baru dimana primary key-nya
bertipe composite key. Primary key tersebut yaitu gabungan dari dua atribut di mana
keduanya menunjuk ke primary key relasi awal dengan penamaan berbeda.”
Aturan 5 – Binary Relationship 1:1 dgn kedua sisi Total Participation Constrain
25
“Setiap Binary Relationship 1:1, dimana kedua sisi Total Participation Constrain,
buatlah suatu relasi baru yang merupakan relasi gabungan dari kedua entity yang
be-relationship dan menghapus dua relasi lama, di mana primary key-nya pada
relasi baru tersebut dapat dipilih salah satu dari dua primary key relasi awal.”
Aturan 6 – Binary Relationship 1:1 dgn satu sisi Total Participation Constrain
“Setiap Binary Relationship 1:1 dan salah satu Participation Constrainnya total,
maka Primary key pada relasi yang Participation Constrainnya Partial menjadi
Foreign Key pada relasi yang lain.”
26
Buatkan sebuah relasi baru.
Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
Primary key tersebut adalah gabungan dari dua primary key entitas yang
berelasi.
“Setiap Binary Relationship 1:N, dimana tipe Entity yang bersisi N mempunyai
Participation Constrain Total, maka Primary Key pada relasi yang bersisi 1
dijadikan Foreign Key pada relasi yang bersisi N.”
Pada relasi yang bersisi N, perlu ditambahkan sebuah atribut yang bertindak
sebagai foreign key.
Foreign key ini mengacu pada Primary key di relasi yang bersisi 1.
“Setiap Binary Relationship 1:N , di mana tipe Entity yang bersisi N mempunyai
Participation Constrain Partial, buatlah relasi baru di mana Primary Key-nya
merupakan gabungan dari Primary Key kedua tipe Entity yang berelasi.”
“Setiap Binary Relationship M:N, buatlah relasi baru dimana Primary Keynya
merupakan gabungan dari Primary key kedua tipe Entity yang berelasi.”
27
Buatkan sebuah relasi baru.
Relasi baru ini memiliki primary key bertipe composite key (kunci gabungan).
Primary key tersebut adalah gabungan dari dua primary key entitas yang
berelasi.
“Setiap tipe Weak Entity, dibuat suatu relasi yang memuat semua atributnya di mana
Primary Key-nya adalah gabungan dari Partial Key dan Primary Key di relasi induk
(Identifying owner).”
28
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Model Entity Relationship dirancang untuk menggambarkan persepsi dari
pemakai dan berisi obyek-obyek dasar yang disebut entity dan hubungan antara
entity-entity tersebut . Pada model ER ini semesta data yang ada dalam dunia
nyata ditransformasikan, yaitu diagram ER (Entity Relationship). Diagram entity
relationship melengkapi penggambaran grafik dari sruktur logika. Dengan kata
lain diagram ER menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-
entity, atribut-atribut dan relationship-relationship disajikan sebelum membuat.
1. Mendefinisikan maslah
2. Pahami sistem tersebut dan buat definisinya. Karena sistem mempunyai
hirarki (terdapat sub sistem di dalam sistem yang lebih besar) dan saling
berhubungan dengan lingkungannya, maka akan sulit untuk dapat
merumuskan secara tepat apa saja komponen sistem yang sedang dipelajari.
Tindakanini selanjutnya dapat diperinci lebih lanjut dengan mengajukan
beberapa pertanyaan berikut untuk mendapatkan pemahaman tentang system
3. Mempermudah pengguna ER untuk mendesain
4. Menerapkan konsep tersebut
29
DAFTAR PUSTAKA
30