Anda di halaman 1dari 21

PADA PASIEN Ny.

D DENGAN GANGGUAN SISTEM RESPIRATORY


DENGAN DIAGNOSA MEDIS PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK)
DI BANGSAL FLAMBOYAN RUANG PARU 2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDOMO TRENGGALEK

Disusun Oleh :

Nama : SUCIPTO DWI T

NIM : 04.12.3467

Kelas : G/KP/IV

KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. D DENGAN
GANGGUAN SISTEM RESPIRATORY DENGAN DIAGNOSA MEDIS PPOK (PENYAKIT
PARU OBSTRUKSI KRONIK) DI BANGSAL FLAMBOYAN RUANG PARU 2 RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDOMO TRENGGALEK

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 80 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku / bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Kawin
Alamat : Desa Puru Kec. Suro
No. RM : 28-34-85
Tanggal masuk : 11 Februari 2014 Jam 11.30
Tanggal pengkajian : 11 Februari 2014 Jam 15.00
Diagnose medis : PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Hub. Dengan pasien : Menantu

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sesak nafas sejak 3 jam yang lalu.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai tanggal 10 februari 2014, pasien mulai merasa sesak, batuk, pusing, dan lemas
sehabis bekerja. Pasien mencoba untuk mengistirahankan dirinya dengan tidur tetapi
tidak bisa, keluarga pasien pun mencoba untuk membelikan obat warung untuk
mengobatinya, tetapi belum sembuh. Karena keluarga pasien khawtir, akhirnya klien
dibawa ke UGD RSUD Dr. Soedomo Trenggalek pada tanggal 11 Februari 2014 jam
11.30.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini hanya saja pasien sakit biasa saja
seperti batuk, pusing, kalaupun demam px mengatakan hanya membeli obat di
warung saja sudah sembuh.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram
Keluarga px mengatakan tidak memiliki penyakit keluarga seperti : DM, HT,
Kelainan Jantung Kongital dan penyakit menurun lainnya.
Keluarga px mengatakan tidak memiliki penyakt menular seperti: HIV AIDS, TB
paru, Hepatitis.
Genogram

= Meninggal

= Laki - Laki

= Perempuan

= Pasien

= Garis keturunan

= Garis tinggal diserumah


D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi terhadap kesehatan-manjamen kesehatan
Pasien mengatakan tidak ernah menggunakan / menghisap rokok, meminum alkohol
serta tidak mempunyai alergi terhadap obat dan makanan. Pasien juga berharap dapat
sembuh dari penyakitnya agar bsa bekerja lagi seperti biasanya.
2. Pola aktivitas dan latihan
 Sebelum MRS
No Aktivitas Skor
0 1 2 3 4
1 Makan/Minum 
2 Eliminasi 
3 Berpakaian 
4 Berhias 
5 Mandi 
6 Berpindah 

 Saat MRS
No Aktivitas Skor
0 1 2 3 4
1 Makan/Minum 
2 Eliminasi 
3 Berpakaian 
4 Berhias 
5 Mandi 
6 Berpindah 

Kemampuan perawatan diri:


Skor : 0 (Mandiri), 1 (Dibantu sebagian), 2 (Perlu natuan orang lain), 3 (perlu
bantuan orang lain dan alat), 4 (tergantung/tidak mampu)

Rasionable : Skor berubah karena pasien terpasang infus, dan keadaan klien saat ini
lemah dan badannya lemas. Proses penyakit dan bagian dari homeostasis tubuh
dimana secara kinisnya tubuhnya terasa lemas.
3. Pola istirahat dan tidur
 Sebelum sakit (MRS)
Pasien mengatakan sebelum masuk RS pasien tidur + 7-9 jam per hari dengan
frekuensi normal, kadang - kadang paien siang bisa tidur.
 Saat sakit (Saat MRS)
Pasien mengatakan bahwa selama di RS pasien hanya bisa tidur 5-6 jam dan
sering terbangun karena sesak, pada siang hari tdak bisa tidur.
4. Pola nutrisi
 Sebelum (MRS)
- Kebiasaan Makan
 Frekuensi : 3 x/hari ( 1 porsi makanan)
 Jenis : Nasi sayur, lauk + buah
 Pantangan : Tidak ada
 Alergi makanan : Tidak alergi makanan
- Kebiasaan Minum
 Frekuensi : 5 x/hari (@ ±250 cc = 1,25 liter)
 Jenis : Air putih
 Pantangan : Tidak ada
 Alergi Minuman : Tidak alergi minuman

 Saat sakit (MRS)


- Kebiasaan Makan
 Frekuensi : 3 x/hari ( 1 porsi makanan yang disediakan RS)
 Jenis : Bubur, Sayur, lauk + buah
 Pantangan : Tidak ada
 Alergi makanan : Tidak alergi makanan
 Pasien makan dibantu
- Kebiasaan Minum
 Frekuensi : 5 x/hari (@ ±250 cc = 1,25 liter)
 Jenis : Air putih
 Pantangan : Tidak ada
 Alergi Minuman : Tidak alergi minuman
 Pasien minum dibantu

5. Pola elminasi
 Sebelum sakit (MRS)
Pasien mengatakan mampu BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain.
BAK 5 x/hari (±1,5 liter), BAB 1 x/hari tanpa obat pencahar dengan
konsistensi BAK berwarna kuning dan berbau khas urine ddan BAB dengan
konsistensi lemek, berwarna kining dan berba khas feses.
 Saat sakit (MRS)
Pasien tidak mampu BAB dan BAK sendiri BAK 5 x/hari (±1,5 liter) dan
BAB belum bisa sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS. BAK berwarna
kuning pekat, bau khas urine.

6. Pola kognitif – perceptual


Pasien dapat berfikir dengan baik dan dapat berbincang-bincang dengan baik,
klien mengalami kesulitan dalam pendengaran.
7. Pola konsep diri
 Body image pasien tidak terganggu dengan kondisinya yang sekarang.
 Ideal diri pasien tidak terganggu pasien masih menganggap dirinya masih
berharga buktinya pasien masih mampu menjalankan hidup sesuai dengan
keadaannya.
 Harga diri pasien tidak terganggu. Pasien masih menjunjung tinggi harga
dirinya terbukti pasien masih berpakaian dan berkelakuan sewajarnya.
 Identitas dari pasien tidak terganggu terbukti pasien masih mengenali sapa
diinya, dan mengenali lingkungan sekitarnya.
 Peran diri pasien terganggu selama pasien dirawat karena peran pasien sebagai
ibu rumah tangga dan ibu dari anaknya masih kecil tidak dapat pasien
laksanakan dengan.
8. Pola koping
Pasien sangat kesulitan dalam melakukan perawatan diri karena sesak yang
dialaminya. Klien juga sangat tidak nyaman dengan suasana RS. Klen
berharap bisa semuh dengan cepat
9. Pola seksualitas-reproduksi
Pasien mengatakan sudah tidak menstruasi lagi. Pasien merasa bahagia sudah
mempunyai 8 anak dan pasien juga sudah tidak bisa lagi untuk melakukan
hubungan seksual lagi.

10. Pola peran-hubungan


 Status Perkawinan : Kawin
 Pekerjaan : Petani
 Keluarga px selalu memberi dukungan positif kepada pasien dan selalu
memahami dan memberi motivasi pasien untuk sembuh.
11. Pola nilai dan kepercayaan
 Agama : Islam
 Pasien selama MRS sangat kesulitan melaksanakan sholat 5 waktu, pasin
sholat dengan tiduran dan untuk bersuci pasien dibantu keluarga.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil Pemeriksaan Lab DL (Darah Lengakap)
Pemeriksaan Hasil Normal Range Ket
WBC 7,7 103/µL 3,5 - 10,0 Normal
RBC 5,66 106/µL 3,5 - 5,5 Normal
HGB 15,4 9/dL 11,5 - 16,5 Normal
HCT 40,8 % 35,0 - 55,0 Normal
MCV 72,1L fL 75,0 - 100,0 Low
MCH 27,2 Þ9 25,0 - 35,0 Normal
MCHC 37,7H d/dL 31,0 - 38,0 Normal
PLT 12L 103/µL 100 - 400 Normal
LY 15,7 1,2 High
MO 4,1 0,3 High
GR 80,2 6,2 High
RDW 13,3 % 11,0 - 16,0 Normal
PCT 0,00L % 0,01 - 99,9 Low
MPV 8,2 fL 8,0 - 11,0 Normal
PDW 21,3H % 0,1 - 99,9 Normal
 Terapi
Injeksi
Gentamicin 3 x ampul/hari
Ceftriaxon 1 gr 3 x/hari
 Infus
RL (14 tpm)
 Kompres hangat
 Terapi Oksigen (Kanula binasal 3 liter/menit)

F. TANDA – TANDA VITAL


Suhu Tubuh : 38,7 oC
Nadi : 75 x/menit
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Respirasi : 25 x/menit
TinggiBadan : - cm
BeratBadan : - kg

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. PemeriksaanKepala dan Leher
a. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala : Oval, ka/ki simetris
Kulit kepala : Bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Tersebar tidak merata
Bau : Berbau
Warna : Putih bercampur hitam
c. Wajah : Simetris (ka/ki)
Warna kulit : Kecoklatan
Struktur wajah : lengkap
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan Simetris
b. Kelopak mata : Tidak terdapat odem, peradangan serta
benjolan
c. Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis (warna merah
muda) dan sclera putih (tidak ikterik)
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris : kornea bening, iris warna coklat
f. Ketajaman penglihatan/visus :-
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris Ka/Ki
b. Lubang hidung : Simetris Ka/Ki
c. Cuping hidung : Simetris Ka/Ki
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris ka/ki
b. Ukuran telinga : Simetris Ka/Ki
c. Lubang telinga : Bersih tidak terdapat serumen
d. Ketajaman pendengaran :-
5. Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir :Mukosa bibir kering, tidak pecah - pecah
b. Keadaan gusi dan gigi :Kebersihan kurang terjaga
c. Keadaan lidah :Agak kotor ,ada selaput putih tipis
6. Leher
a. Posisi trakea : Tidak terdapat pergeseran
b. Tiroid : Tidak terdapat pembesaran
c. Suara : Tidak ada gangguan
d. Kelenjar limfe :-
e. Vena Jugularis :-
f. Denyut nadi karotis : Teraba

7. Pemeriksaan integument (kulit)


a. Kebersihan :Bersih dan tidak terdapat lesi
b. Kehangatan :Hangat
c. Warna :Coklat (sawo matang)
d. Turgor :Normal (<3 detik)
e. Tekstur : Elastis
f. Kelembapan :Kering
g. Kelainan pada kulit :Tidak ada
8. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : Ukuran kecil dan bentuk tidak simetris lagi
b. Warna payudara dan areola : Warna payudara coklat dan areola warna
hitam
c. Kelainan payudara dan puting : Tidak terdapat kelainan
d. Axila dan Clavicula : Axla terdapat bulu yang tumbuh

9. Pemeriksaan torax/dada
a. Inspeksi thorax
Bentuk thorakx :Normal Chest, Simetris (ka/ki)
Frekuensi pernafasan :25 x/menit
Irama pernafasan : Takipnea (Cepat)
Tanda-tanda kesulitan bernafas : Ada
b. Pemeriksaan paru
Inspeksi : Ada pergerakan diagfragma
Palpasi : Taktil fremitus cendrung sebelah kanan lebih
teraba jelas
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi
c. Pemeriksaan jantung
Inspeksi :Tidak terdeteksi
Batas Jantung
 Batas atas : ICS II
 Batas bawah : ICS V
 Batas kiri : ICS V mid clavicula sinistra
 Batas kanan : ICS IV mid sternalis dextra
Perkusi :Suara pekak
Auskultasi :Suara reguler
Bunyi I (lup): Terdengar tunggal, keras dan reguler
Bunyi II (dup): Terdengar tunggal, keras, dan regular
10. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Datar
Benjolan /massa : Tidak ada
Kesimetrisan : Simetris
b. Auskultasi
Bising usus / peristaltik : 9 x / menit ( normal 8 - 13)
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan :Tidak ada
Benjolan /massa :Tidak ada
Tanda acites : Tidak ada
Hepar : tidak tedapat nyeri tekan dan perbesaran serta
hepar tidak teraba
Lien :-
Titik Mc. Burne :-
d. Perkusi
Suara abdomen :Timpani
11. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

TIDAK TERKAJI

12. Pemeriksaan muskuloskletal (ektrimitas)


a. Kesimetrisan otot : simetris kanan dan kiri

b. Pemeriksaan udem : Tidak terdapat udem


c. Kekuatan otot : 5 5

3 3

13. Pemeriksaan Neurologi


a. Tingkat kesadaran/GCS :Komposmetis (15)
E: 4 V: 5 M: 6
b. Fungsi Motorik
 Ukuran otot : Simetris Ka/Ki
c. Fungsi Sensorik
Kepekaan saraf perifer
Benda tumpul : peka
Benda tajam : peka
Sensasi panas dan dingin : peka
d. Reflex
 Refleks fisiologis
a) Refleks bisep dan trisep : refleks +
b) Refleks brachialis : refleks +
c) Refleks patela : refleks +
d) Refleks achiles : refleks +
H. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Ds : Do :
 Pasien mengatakan sesak sejak 3 jam  Pasien terlihat kesulian bernafas
yang lalu  Pasien terlihat pusing
 Pasien mengatakan pusing  Pasien terpasang infus RL 14 tpm
 Pasien mengatakan kakinya tidak bisa TTV
digerakan  TD : 100/70 mmHg
 Pasien mengatakan tidak bisa BAB  N : 75 x/menit
sejak 3 hari yang lalu  S : 38,7 oC
 Pasien mengatakan lemas  RR : 20 x/menit
 Pasien mengatakan panas
 Pasien mengatakan batuk berdahak >1
bulan yg lalu
I. ANALISA DATA
Symtom Etiologi Problem
Ds : Peningkatan kebutuhan Ketidakefektifan Pola Nafas
 Px. sesak sejak 3 suplay oksigen ke seluruh
jam yang lalu tubuh
Do :
 Px. Terlihat
kesulitan bernafas
 Irama pernafasan
dispnea
 RR : 25x/menit
(Takipnea)

Ds : Produksi mukus berlebih Ketidakefektifan Bersihan


 Px mengatakan Jalan Nafas
batuk bedahak >1
bulan yang lalu
Do :
 Auskultasi paru :
Ronchi
 Dahak berwarna
hijau

Asupan serat dan cairan Konstipasi


Ds :
yang tidak ade kuat
 Pasien mengaakan
belum bisa BAB
sejak 3 hari yang
lalu
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektidan Pola Nafas b/d Peningkatan kebutuhan oksigen ke seluruh tubuh d/d
Ds : pasien mengatakan sesak sejak 3 jam yang lalu
Do : pasien terlihat kesulitan bernafas, Irama pernafasan : Takipnea, RR : 25 x/menit
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Produksi mukus yang berlebih d/d
Ds : pasien mengatakan batuk berdahak > 1 bulan yang lalu
Do : auskultasi paru : Ronchi, dahak berwarna hijau

3. Konstipasi b/d asupan serat dan cairan yang tidak cukup


Ds : pasien mengatakan tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu
K. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Produksi mukus yang berlebih
2. Ketidakefektidan Pola Nafas b/d Peningkatan kebutuhan oksigen ke seluruh tubuh
3. Konstipasi b/d asupan serat dan cairan yang tidak cukup
L. PERENCANAAN
No Tanggal/jam No NOC NIC TTD
Diagnosa
1 12-21-2014 I Setelah dilakukan tindakan 1x24 Airway Management
07.00 jam diharapkan jalan nafas dapat  Monitor RR dan status O2
bebas/terbuka dengan kretria hasil.  Posisikan pasien semi
Respiratory Status : Airway fowler untuk
Patency : memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk  Ajarkan pasien teknik
efektif dan suara nafas yang nafas dalam dan batuk
bersih (Mampu efektif
mengeluarkan sputum dan  Kolaborasi dengan tim
bernafas dengan mudah) medis untuk terapi yang
 Menunjukan jalan nafas lebih lanjut (Pemberiaan
yang paten (Irama nafas obat bronkodilator dan
normal, Frekuensi pengencer dahak)
pernafasan normal (RR 16-
24 x/m), tidak ada suara
abnormal)

2. 13-02-2014 II Setelah dilakukan tindakan Airway Management


07.30 keperawatan selama 1x24 jam,  Monitor RR dan status O2
diharapkan pola nafas dalam  Posisikan pasien semi
rentang normal dengan kretria fowler untuk
hasil, memaksimalkan ventilasi
Respiratory Status: Airway Patency  Ajarkan pasien teknik
: nafas dalam dan batuk
 TTV dalam rntang normal efektif
(N : 60 - 100 x/m, RR : 16 -  Kolaborasi dengan tim
24 x/m, S : 35,5 - 36,5 oC) medis untuk terapi yang
 Menunjukan jalan nafas lebih lanjut (Terapi
yang baik (Irama nafas oksiden)
normal, frekuensi normal
(RR : 16 - 24 x/m), tidak
ada lagi bunyi nyafas
abnormal)
M. Implementasi
No Tanggal/jam No Implementasi Respon TTD
Diagnosa
1 12 -02-2014 - Memberikan injeksi IV Ds: pasien mengatakan bersedia
08.00 Gentamicin 1 amp diberikan injeksi
Ceftriaxone 1 gr Do : pasien terlihat bersedia

09.30 I - Mengajarkan pasien teknik Ds : pasien mengatakan sudah


nafas dalam dan batuk efektif mengerti
Do : pasien terlihat bisa
melakukan teknik secara mandiri

09.45 I - Memposisikan pasien Semi Ds : pasien mengatakan merasa


Fowler nyaman
- Terapi O2 (Kanula Binasal 3 Do : pasien terlihan nyaman
l/m)

12.00 I - Memonitor TTV Ds : -


Do :
TD : 110/60 mmHg
N : 74 x/m
S : 38 oC
RR : 24 x/m

2 13 - 02-14
16.00 - Meemberikan Injeksi IV Ds: pasien mengatakan bersedia
Gentamicin 1 amp diberikan injeksi
Ceftriaxone 1 gr Do : pasien terlihat bersedia
17.00 II - Memposisikan pasien semi Ds : pasien mengatakan merasa
fowler nyaman
Do : pasien terlihan nyaman

17.15 II - Mengajarkan pasien teknik Ds : pasien mengatakan mengerti


nafas dalam Do : pasien terlihat bisa
melakukan teknik secara mandiri

20.00 II - Mengobservasi TTV Ds : -


Do :
TD : 120/70 mmHg
N : 74 x/m
S : 37 oC
RR : 19 x/m
N. Evaluasi
No Tanggal/jam Evaluasi TTD
1. 12-02-2014 S:
14.00 - Pasien mengatakan sesak dan batuk berkurang
O:
- Pasien terlihat lemas
- K/U Composmentis
- RR : 20 x/m
- O2 tidak terpasang lagi
- Posisi Semi Fowler
- Batuk berkurang
A: MTS (Masalah teratasi sebagian)
- Batuk dan sesak
- TTV dalam rentang normal (TD : 110/80 mmHg, S :38 C, N : 74
x/menit)
P: Lanjutkan Intervensi.
- Posisikan pasien semi fowler
- Ajarkan pasien teknik nafas dalam dan batuk efektif

2 13-02-2014 S:
21.00 - Pasien mengatakan sesak berkurang
O:
- Pasien masih terlihat lemas
- RR : 24 x/m
- O2 tidak terpasang
- Posisi Semi Fowler
A: MTS (Masalah teratasi sebagian)
- Sesak
- TTV dalam rentang normal (TD : 120/70 mmHg, S :37 C, N : 74
x/menit)
P: Hentikan Intervensi. (Pasien Pulang)

Anda mungkin juga menyukai