Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMELIHARAAN PERALATAN SALURAN

UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) PADA PT PLN (PERSERO) CABANG


MAKASSAR
Mukhlisah*), Suhaimah*), Salama Manjang**), Yusran**)
*) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
**) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Penyedia jasa listrik dituntut harus dapat meningkatkan kualitas produk dan
layanannya. Salah satu hal yang dapat menurunkan kualitas produk adalah susut yang
timbul di jaringan tenaga listrik. Salah satu penyebab susut energi tersebut karena
menurunnya kualitas peralatan listrik yang membuat terganggunya keandalan pelayanan
pasokan listrik ke pelanggan. Pemeliharaan yang tepat untuk peralatan listrik dapat
meningkatkan kualitas sistem kelistrikan. Penelitian ini membahas pengaruh pemeliharaan
terhadap penekanan susut energi pada transformator, konektor dan isolator pada penyulang
Polda GI Bontoala Makassar dan perbandingan biaya pemeliharaan terhadap nilai susut
pada peralatan listrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analitik
deskiptif. Hasil perhitungan menunjukkan susut konektor buruk dalam sebulan sebesar
937,152 kWh namun dengan pemeliharaan susut dapat ditekan hingga 851,922 kWh. Susut
transformator dalam sebulan sebesar 31.173 kWh. Susut isolator dapat ditekan hingga
mencapai 11,51 MWh untuk tipe pin type dan 15,29 MWh untuk pin post per-bulan dengan
dilakukannya. Total susut konektor, transformator dan isolator penyulang Polda tanpa
pemeliharaan dalam waktu satu bulan adalah 61.280,152 kWh dan dengan pemeliharaan
sebesar 33.627,23 kWh. Perbandingan total biaya pemeliharaan peralatan SUTM terhadap
susut pada penyulang Polda per-tahun dengan pemeliharaan sebesar Rp 673.371.060,-
sedangkan tanpa pemeliharaan sebesar Rp 2.730.411.996,-
Kata Kunci: Susut, Pemeliharaan, Transformator, Konektor, Isolator
I. PENDAHUUAN Susut energi pada sistem kelistrikan
Suatu sistem distribusi listrik yang berpengaruh terhadap faktor ekonomis.
baik diharapkan memenuhi kriteria teknis Susut energi yang besar berarti
antara lain faktor keandalan dan faktor pemborosan dan dapat menyebabkan
ekonomis. Adapun permasalahan utama kerugian energi listrik. Menekan susut
paling mendasar pada distribusi daya energi merupakan salah satu langkah
listrikyaitu mencakup kontinuitas dan meningkatkan kualitas sistem kelistrikan.
ketersedian daya listrik untuk pelanggan. Salah satu upaya meningkatkat kualitas
PT PLN (Persero) selaku penyedia jasa sistem kelistrikan dengan cara
listrik dituntut harus dapat meningkatkan pemeliharaan peralatan listrik secara
kualitas produk dan layanannya sesuai berkala. Kurangnya pemeliharaan akan
dengan UU No. 30 tahun 2009 tentang mengakibatbatkan memendeknya umur
ketenagalistrikan pasal 28. dari peralatan yang bersangkutan.
Susut energi pada suatu sistem Pemeliharaan merupakan salah satu
tenaga listrik sebagian besar terjadi pada hal terpenting yang harus diperhatikan
sistem jaringan distribusinya. Salah satu dalam pengoperasian sistem tenaga listrik,
penyebab susut energi tersebut karena karena dengan sistem pemeliharaan
memburuknya peralatan listrik yang peralatan-peralatan yang baik pada sistem
membuat terganggunya keandalan tenaga dapat beroperasi dengan baik,
pelayanan pasokan listrik ke pelanggan. sehingga kebutuhan energi listrik ke

1
konsumen dapat terlayani dengan baik 2.1 Jaringan Distribusi Sistem Tenaga
dengan tingkat keandalan yang tinggi, Listrik
selain itu harga peralatan sistem tenaga Jaringan distribusi adalah jaringan
listrik yang mahal dan investigasi yang yang terhubung langsung ke konsumen.
besar dalam sistem ketenaga listrikan juga Pada umumnya struktur jaringan
mendorong perlunya pemeliharaan distribusi dapat dibagi menjadi empat
peralatan sistem tenaga listrik. Salah satu topologi antara lain:
hal yang melatarbelakangi perlunya 1. Jaringan Radial
pemeliharaan terhadap peralatan listrik 2. Jaringan Lingkaran
adalah karena perlatan listrik mempunyai 3. Jaringan Spindel
peran yang menentukan dalam operasi 4. Jaringan Anyaman
suatu sistem. Di kota Makassar misalnya
tidak jarang gangguan listrik diakibatkan 2.2 Susut Energi Jaringan
karena gangguan pada peralatan. Susut energi merupakan besar energi
Dari permasalahan diatas penulis yang hilang dalam penyaluran daya listrik
berusaha menghitung secara ekonomi pada akibat berbagai macam sebab. Susut energi
pemeliharaan peralatan listrik saluran secara umum dapat diklasifikasikan
udara tegangan menengah (SUTM). menjadi dua bagian utama, yaitu susut
Dipilihnya jaringan distribusi sebagai teknis dan susut non-teknis.
kasus karena pada jaringan ini susut energi Susut teknis adalah energi yang hilang
relatif tinggi dan pemeliharaan akan sebagai panas di sepanjang penghantar
berdampak besar terhadap penekanan susut pada jaringan, transformator, serta
energi dan peningkatan keandaan sistem. peralatan lain pada jaringan yang
mengandung unsur resistif dan reaktif.
II. TINJAUAN PUSTAKA Susut non-teknis adalah energi yang hilang
Sistem tenaga listrik memiliki akibat faktor-faktor non-teknis seperti
pengertian yaitu, suatu kesatuan dari unit pencurian listrik, kesalahan pembacaan
pembangkit listrik dari produsen kepada alat ukur, jaringan tersentuh pohon dan
konsumen dengan dilengkapi sistem karena kesalahan administrasi.
proteksi pada kesatuan tersebut. Secara Rumusan dari susut teknis secara
umum skema sistem tenaga listrik adalah umum berasal dari rumus berikut:
sebagai berikut. Psusut = I2 saluran x Rpenghantar (2.1)
I = Arus yang mengalir di jaingan
(Ampere)
R = Besar hambatan dalam penghantar (Ω)

Besar hambatan untuk kabel tersebut


didefinisikan dengan persamaan:
ρ×l
R= (2.2)
A
R = Hambatan dalam penghantar (Ω)
Gambar 2.1 Skema Umum Sistem Tenaga
ρ = Hambatan jenis penghantar (Ω meter)
Listrik
l = Panjang penghantar (meter)
Sumber: Whittaker, J.C. (2007)
A = Luas penampang (meter2)
Sistem tenaga listrik dikelompokkan
menjadi 3 bagian yaitu pembangkitan, 2.2.1 Susut Energi pada Jaringan
transmisi dan distribusi. (Whittaker, 2007) Tegangan Menengah
 Pembangkitan Susut jaringan tegangan menengah
merupakan susut yang terjadi pada
 Transmisi
jaringan distribusi primer.
 Distribusi

2
kVAload = Beban yang diterima transforator
(kVA)
kVArated = Kapasitas transformator (kVA)
Strafo = Susut total transformator (kVA)
Gambar 2.21 Model Perhitungan Susut pf = Faktor daya
JTM
2.2.3 Susut Energi pada Saluran
Selanjutnya susut teknis JTM 3 fasa Susut daya pada penghantar
dapat dihitung sebagai berikut: berbanding lurus dengan hambatan dan
Swatt = ((I2 r1 )+((2I)2 r2 )+((3I)2 r3 )+…+((nI)2 rn )) kuadrat arus yang mengalir. Susut daya ini
(2.3) sering disebut daya disipasi pada
Psusut 3 fasa =3× ∑n1 n ×Itb 2 ×RJTM ×pf×10-3
penghantar. Nilai tegangan jatuh pada
(2.4) penghantar adalah hasil kali hambatan dan
Dimana: arus yang mengalirinya. Secara matematis
Swatt = Susut tiap fasa (watt) jatuh tegangan dan disipasi per fasa pada
Psusut = Susut jaringan (kWh) penghantar dirumuskan sebagai berikut:
n =Jumlah titik beban (transformator Vdrop = I × Rkabel
distribusi atau khusus) atau (2.7)
diasumsikan jarak antar beban L Dan adapun rumus diipasi per fasa
(km) dapat dilihat pada persamaan (2.1)
Itb = Besar arus yang masuk ke titik Untuk suatu kabel terdapat suatu
beban (A) nilai hambatan dalam yang bisa
RJTM = Besar resistansi penghantar pada dipengaruhi oleh suhu, dengan persamaan
JTM (Ω/km) berikut sesuai Persyaratan Umum Instalasi
pf = Power factor Listrik 2000: (PUIL, 2000)
234,5+t L
Rt = R20 × 254,5 × 1000 Untuk Tembaga
2.2.2 Susut Energi pada Transformator
(2.8)
Distribusi 228+t L
Susut transformator merupakan susut Rt = R20 × 248 × Untuk Aluminium
1000
yang terjadi akibat rugi-rugi di (2.9)
transformator. Susut transformator terdiri
dari rugi besi (inti) dan rugi tembaga dan Dimana:
rugi isolasi. Rugi tembaga disebabkan oleh Rt = Resistansi L meter kabel pada suhu t
o
perubahan arus beban, sedangkan rugi besi C (Ohm)
disebabkan oleh fluksi pada inti dan R20=Resistansi pada 20 oC (Ohm/Km)
bersifat konstan. Susut dari transformator T = Suhu penghantar (oC)
dapat dituliskan dengan persamaan L = Panjang penghantar (meter)
berikut:
kVAload 2 2.2.4 Susut Energi pada Sambungan Tidak
Ptrafo = [Pbesi +Ptembaga × ( )] Baik
kVArated
(2.5) Susut ini terjadi karena disepanjang
Susut total transformator dalam kVA jaringan tegangan rendah terdapat
Ptrafo beberapa sambungan, antara lain:
Strafo = (2.6) 1. Sambungan saluran jaringan tegangan
pf
Dimana: rendah dengan kabel NYFGBY
Ptrafo = Susut transformator (kW) 2. Percabangan sambungan tegangan
Pbesi = Susut akibat bahan besi (kW) rendah
Ptembaga = Susut akibat lilitan tembaga di 3. Percabangan untuk sambungan
transformator (kW) pelayanan

3
Besarnya rugi-rugi daya pada 2.5 Pemeliharaan Peralatan Jaringan
sambungan dapat dilihat pada persamaan Pemeliharaan instalasi peralatan
(2.1). Tahanan konektor Rk adalah sistem tenaga listrik dimaksudkan sebagai
ekivalen dengan 1 meter panjang upaya untuk mempertahankan kondisi-
konduktor Rt (pada kondisi baik) dan ideal peralatan tersebut (keandalan,
sekitar 11 meter panjang konduktor Rt efisiensi dan umur ekonomis).
(pada kondisi buruk), sesuai dengan hasil
pengukuran di laboratorium. 2.5.1 Pemeliharaan Gardu Distribusi
(Pakpahan,1997) Program pemeliharaan trafo dengan
sendirinya tidak boleh dilepaskan dari
2.2.5 Susut Akibat Faktor Daya Rendah penyiapan program pemeliharaan gardu
Misalkan daya sebesar P disalurkan (sipil, peralatan switching dan proteksi).
melalui saluran dengan penghantar netral.
2.5.2 Pemeliharaan Saluran Udara
Apabila pada penyaluran daya ini arus fasa
Tegangan Menengah
dalam keadaan seimbang, maka besarnya
Saluran udara berada di alam bebas
daya dapat dinyatakan sebagai
yang cukup tinggi, menyebabkan
P = 3 [V] [I] Cos φ .......... (2.10) gangguan cenderung berasal dari
Dengan lingkungan, yang diantaranya adalah, petir,
P = Daya pada ujung kirim binatang, manusia, tumbuhan, jumper
V = Tegangan pada ujung kirim putus , isolator retak atau pecah.
Cos φ = faktor daya
2.6 Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan
Umumnya pemeliharaan peralatan
dapat dilakukan secara prefentif atas dasar
waktu (routine-maintenance), atau secara
prediktif atas dasar evaluasi hasil
pengukuran/pengamatan (predictive-
maintenance). Kadang-kadang tindakan
Gambar 2.23. Diagram Fasor Tegangan perbaikan (repair) untuk peralatan yang
Saluran Daya Model Fasa Tunggal mengalami foreed-outage karena
2.2.6 Susut Energi pada Isolator kerusakan dalam operasi juga
Susut energi pada isolator terjadi dikategorikan sebagai pemeliharaan secara
akibat fungsi isolator yang tidak dapat korektif.
menahan stress listrik secara sempurna.
Hal ini ditandai dengan adanya arus bocor III. METODOLOGI PENELITIAN
(leakage current). Besar arus bocor yang
terjadi pada suatu isolator dipengaruhi
terutama oleh:
1. Tingkat polusi dan kondisi
basah/kering permukaan isolator.
2. Bentuk/ type isolator
Pada isolator normal, dalam keadaan
bersih dan kering, arus bocor dapat
diabaikan, namun bila permukaan terpolusi
terlebih dalam kondisi basah, arus bocor
naik dengan sangat drastis.

Gambar 3.1. Flowchart Penelitian

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan susut konektor buruk
digunakan persamaan nilai tahanan
4.1 Perhitungan Susut konektor Rk adalah ekivalen dengan 11
4.1.1 Perhitungan Susut Konduktor dan meter panjang konduktor Rt(11m/1000m x
Konektor Rt) sesuai dengan hasil pengukuran di
Dari data penghantar Penyulang Polda laboratorium. Hasil perhitungan susut
dapat dihitung besarnya nilai susut konektor buruk dapat dilihat pada tabel di
konduktor dan susut konektor yang baik bawah ini:
dengan menggunakan persamaan (2.1).
Untuk perhitungan konektor baik, Tabel 4.2 Perhitungan Susut Konektor
digunakan persamaan tahanan konektor Rk Baik dan Buruk
adalah ekivalen dengan 1 meter panjang
konduktor Rt (1m/1000m x Rt ) sesuai
dengan hasil pengukuran di laboratorium.
Hasil perhitungan susut konduktor dan
konektor dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
4.1.3 Perhitungan Susut Transformator
Tabel 4.1 Perhitungan Susut Konduktor Susut transformator dihitung
dan Konektor Baik berdasarkan persamaan (2.5) dan (2.6)
dengan menggunakan data susut besi dan
susut tembaga serta data beban
transformator. Perhitungan susut
transformator dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3 Perhitungan Susut
Daya yang disalurkan melalui penghantar Transformator
sesuai data penghantarapabila konduktor
dibebani dengan faktor daya 0,85 adalah:
= √3 x Vl-l x I x cosφ
= √3 x 20 kV x 8.272,8 A x 0,85
= 243.592,3 kWatt
Kondisi beban seperti diatas
menghasilkan susut sebesar 118.327,57
Watt pada konduktor dan sebesar 118,327
Watt pada konektor. Nilai susut pada 4.1.4 Perhitungan Susut Isolator
konduktor maupun konektor dipengaruhi 4.1.4.1 Isolator Terpolusi
oleh arus dan suhu, ini sesuai dengan
persamaan (2.9) yang menerangkan bahwa Besar susut energi akibat arus bocor
nilai hambatan suatu kawat penghantar pada isolator selama periode satu bulan (30
dapat dipengaruhi oleh suhu. Semakin hari) adalah:
besar nilai arus yang melewati penghantar  Type pin type
maka semakin besar pula nilai susutnya. 20 kV
Sesuai dengan teori bahwa besar nilai = 1,51× ×30×24
√3
susut berbanding lurus dengan kuadrat = 12,55 MWh
arus dan tahanan suatu penghantar.  Type pin post
20 kV
4.1.2 Perhitungan Susut Konektor Baik =2× ×30×24
dan Buruk √3
= 16,62 MWh

5
Nilai susut isolator terpolusi dapat
(1183,27 Watt)×(24 Jam)×(30 hari)
dilihat pada tabel di bawah ini: Rugi-rugi perbulan =
1000

Tabel 4.4. Susut Isolator Terpolusi = 851,954 kWh


Jenis
Isolator
Susut Isolator MWh Apabila diasumsikan harga tarif listrik
Type pin type 12,55 rata-rata sebesar Rp 840 / kWh [12], maka
Type pin post 16,62 PLN akan mengalami kerugian per-bulan
sebesar Rp 715.641 dari total semua
4.1.4.2 Isolator Bersih konektor buruk. Berikut akan ditinjau
Besar susut energi akibat arus bocor situasi apabila konektor dalam kondisi
pada isolator selama periode satu bulan (30 buruk dibiarkan (tanpa pemantauan dan
hari) adalah: pemeliharaan) dengan apabila dilakukan
 Type pin type pemeliharaan sebagaimana terlihat pada
20 kV Tabel (4.6) Dari hasil analisa terlihat
= 0.125 × ×30×24 bahwa terdapat selisih yang berupa
√3
= 1,039 MWh keuntungan yaitu sebesar Rp 711.838.662
- Rp 60.180.000 = Rp 651.658.662.
 Type pin post
20 kV Perbandingan nilai susut konektor dengan
= 0,16 × ×30×24 biaya pemeliharaan konektor penyulang
√3 polda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
= 1,33 MWh
Tabel 4.6. Perbandingan Nilai Susut
Nilai susut isolator terpolusi dapat Konektor dengan Biaya Pemeliharaan
dilihat pada tabel di bawah ini: Penyulang Polda
Tabel 4.5. Susut Isolator Bersih
Jenis Susut Isolator % Susut
Isolator MWh Isolator
Type pin type 1,33 0,99
Type pin post 1,33 0,99

4.2 Perbandingan Pemeliharaan


dengan Susut Energi

4.3.1 Perbandingan Susut Energi Konektor


Perbandingan susut energi konektor
diasumsikan disetiap penghantar terdapat
konektor buruk ditiap percabangan. Pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kondisi 4.3.2 Perbandingan Susut Energi
konektor mempengaruhi nilai susutnya. Transformator dengan Pemeliharaan
Apabila konduktor dibebani maka dengan Tabel 4.7 menunjukkan hasil
adanya kontak yang buruk akan perhitungan susut transformator penyulang
mengakibatkan penambahan rugi-rugi Polda. Data tersebut memperlihatkan
sebesar 1183,27 Watt. Apabila kondisi bahwa susut energi pada trafo gardu
kontak tersebut dibiarkan maka dalam satu distribusi penyulang Polda berkisar antara
bulan akan mengalami penambahan rugi- 0,2 % sampai dengan 1,3 %. Besar susut
rugi sebesar: transformator total dalam penyulang Polda
dalam 1 hari adalah sebesar 1.039,1 kWh.

6
Besarnya energi tak tersalurkan akibat Perbandingan susut isolator dalam
gangguan transformator: rupiah untuk tiap feeder dalam 3 fasa per-
= √3 x Vl-l x I x cosφ bulannya bila harga energi Rp. 840/kWh
= √3 x 20 kV x 8.272,8 A x 0,85 adalah:
= 243.592,3 kWatt Kondisi Terpolusi
Bila harga energi sebesar Rp.  Pin Type:
840/kWh maka besarnya susut energi 12,55 MWh x Rp 840 = Rp
selama satu hari dalam rupiah adalah Rp. 31.626.000,-
872.844,- dan 50% dari biaya energi listrik  Pin Post Type:
ini merupakan biaya tetap sebesar Rp. 16,62 MWh x Rp 840 = Rp
473,-. Susut energi yang disebabkan oleh 41.882.400,-
inti dan konduktor relatif sulit ditekan. 4.3.3.1 Kondisi Bersih
Dengan manajemen beban yang baik susut  Pin Type
energi inti dan konduktor dapat dikurangi. 1,039 MWh x Rp 840 = Rp
Transformator distribusi juga 2.618.280,-
berpengaruh terhadap keandalan sistem.  Pin Post Type:
Suatu transformator yang tidak berfungsi 1,33 MWh x Rp 840 = Rp 3.351.600,-
atau mengalami kerusakan berakibat Tabel 4.8 Susut Energi pada Isolator
terhentinya penyaluran energi listrik. dalam Rupiah
Terhentinya penyaluran energi listrik Jenis KondisiTerpolusi Kondisi
berarti losses dan kerugian untuk PLN. Isolator (Rp) Bersih
Berikut akan ditinjau situasi apabila (Rp)
transformator dibiarkan (tanpa pemantauan Pin Type 31.626.000,- 2.618.280,-
dan pemeliharaan) dengan apabila Pin Post 41.882.400,- 3.351.600,-
Type
dilakukan pemeliharaan sebagaimana
Pemeliharaan isolator 20 kV dapat
terlihat pada Tabel 4.7. Hasil analisa
menekan susut energi sekitar 1% dan pada
menunjukkan bahwa terdapat selisih yang
saat yang sama resiko kegagalan akibat
berupa keuntungan yaitu sebesar Rp
isolator tidak berfungsi (misalnya flash
1.136.472.534– Rp 541.552.500 = Rp
over) dapat dikurangi sehingga susut
594.920.034. Perbandingan nilai susut
akibat energi listrik tak tersalurkan
Transformator dengan biaya pemeliharaan
semakin kecil.
transformator penyulang Polda dapat
dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Susut
Peralatan Terhadap Pemeliharaan
Tabel 4.7. Perbandingan Nilai Rugi- Dengan
Tanpa Pemeliharaan
Rugi Transformator dengan Biaya Peralata
Pemelihaaraan
Nilai Biaya Nilai Biaya
Pemeliharaan Penyulang Polda n Listrik
Susut/ Ekonomis/ Susut/b Ekonomis/
bulan Tahun ulan Tahun
Konektor 85,23 Rp 937,152 Rp
kWh/b 60.180.000 kWh 711.838.662
ulan ,-
Transfor 31.173 Rp 31.173 Rp
mator kWh 541.552.500 kWh 1.136.472.5
34,-
Isolator Type Rp Type pin Rp
pin 31.419.360, type 379.512.000
type - 12,55 ,-
1,039 MWh
MWh Rp Type pin
Type 40.219.200, post Rp
pin - 16,62 502.588.800
post MWh ,-
1,33
MWh
Total 33.627, Rp 61.280,1 Rp
4.3.3 Perbandingan Susut Isolator 23 673.371.060 52 kWh 2.730.411.9
kWh 96

7
V. KESIMPULAN SUTM per-tahunnya sebesar Rp
Berdasarkan analisa yang telah 2.057.040.936,-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Susut konektor buruk dalam sebulan DAFTAR PUSTAKA
sebesar 937,152 kWh. Susut
[1] Jerry C. Whittaker, AC System
transformator pada Penyulang Polda
Power Handbook, California 2007
GI Bontoala Makassar dalam satu
[2] Gonen, Turan. Electric Power
bulan sebesar 31,173 kWh. Susut
Distribution System
energi isolator untuk tipe pin type dan
Engineering.McGraw-Hill
pin post kondisi terpolusi sebesar
Singapore, 1986
12,55 MWh dan 16,62 MWh per-
[3] Chapman, Stephen J., Electric
bulan. Susut total peralatan tanpa
Machinery and Power System
pemeliharaan per-bulan sebesar
Fundamentals International Edition,
61.280,152 kWh.
McGraw Hill, Singapore, 2002
2. Susut energi pada konektor dapat
[4] Sianipar, S. 2011. “Analisis jatuh
ditekan hingga mencapai 851,22 kWh
Tegangan dan Rugi-Rugi pada
per-bulan ketika dilakukan
Penyulang dengan Menggunakan
pemeliharaan. Sedangkan untuk susut
ETAP”. Universitas Sumatera Utara
energi pada isolator dapat ditekan
[5] Standar Nasional Indonesia (SNI 04-
hingga mencapai 11,511 MWh dan
0225-2000) Persyaratan Umum
15,29 MWh masing-masing untuk tipe
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
pin type dan pin post per-bulan. Susut
[6] Buku 5 Standar Konstruksi PLN
total peralatan yang dapat ditekan per-
2010
bulan ketika dilakukan pemeliharaan
[7] Komari. 1992. “Pedoman
sebesar 27.652,92 kWh .
Perhitungan Susut Teknis jaringan”,
3. PLN dapat menghemat biaya sebesar
Lokakarya XI Pembakuan PLN
Rp 651.658.662 per-tahun dari
[8] SPLN D3.002-1 tahun 2007
pemeliharaan konektor. Untuk
[9] Adabuddin, 2011. www.kca.co.id
pemeliharaan transformator, PLN
[10] Surat edaran Direksi PT PLN
dapat memperoleh keuntungan sebesar
(Persero) Nomor:
Rp 594.920.034 per-tahunnya.
040.E/152/DIR/1999
Sedangkan untuk pemeliharaan
[11] UU NO. 30 Tahun 2009 Tentang
isolator PLN dapat menghemat biaya
Ketenagalistrikan
sebesar Rp 348.092.640 untuk isolator
[12] TUL III-09
tipe pin type dan Rp 462.369.600,-
[13] Pakpahan, Parouli M. dkk,
untuk isolator tipe pin post per-
1997.Seminar Manajemen
tahunnya. Total keuntungan yang
Perawatan Peralatan Listrik,
didapatkan PLN dengan melakukan
Semarang 1997
pemeliharaan terhadap peralatan

Anda mungkin juga menyukai