Anda di halaman 1dari 59

Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi dengan Metode Sehari Beban

Seimbang di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Program Studi Teknik Elektro S1

Oleh :
ASYAUQI PUTRA IZZATI
2015310101

Oleh :

ASYAUQI PUTRA IZZATI


2015310101

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir

Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi dengan Metode Sehari


Beban Seimbang di PT. PLN(Persero) Rayon Belanti

Asyauqi Putra Izzati


2015310101
Disahkan Oleh : Disetujui Oleh :
Ka.Prodi. Teknik Elektro S1 Pembimbing

Zuriman Anthony, S.T., M.T. Aswir Premadi, S.T, MSc. Eng


NIDN : 1021096902 NIDN : 0008077309

Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Teknologi Industri

Arfita Yuana Dewi, S.T,. M.T.


NIDN : 1024017501
Tugas Akhir
Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi dengan Metode Sehari
Beban Seimbang di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti

Balancing Load Distribution Substation with A Day Load


Balanced Method in PT. PLN (Persero) Rayon Belanti

Di susun oleh :

Asyauqi Putra Izzati


2015310101

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Pada hari Kamis, Februari 2017

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Aswir Premadi, S.T, MSc. Eng


NIDN. 0008077309

Anggota

Andi Syofian, S.T, MT Alfith S.Pd, M.Pd


NIDN. 1028107001 NIDN. 1012078401
PERNYATAAN KEASLIAN ISI

TUGAS AKHIR (TA)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Asyauqi Putra Izzati

BP : 2015310101

Program Studi : Teknik Elektro Strata I (S I)

Judul TA :Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi Dengan Metode Sehari Beban


Seimbang di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan TA yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya saya sendiri, dan bukan merupakan duplikasi, serta tidak mengutip
sebagian atau seluruhnya karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan sumbernya.

Padang, 2017

Asyauqi Putra Izzati


ABSTRAK

Penyeimbangan beban merupakan suatu rutinitas yang dilakukan oleh PLN dalam
rangka manajemen sebuah trafo distribusi. Selama ini, penyeimbangan beban dilakukan
pada Waktu Beban Puncak (WBP) saja. Sehingga kegiatan penyeimbangan beban pada
suatu trafo belum menjamin tercapainya keseimbangan beban di titik Luar Waktu Beban
Puncak (LWBP). Penyeimbangan juga dilakukan dengan trial and error. Tentunya hal
ini tidak efektif dan efisien baik dari segi hasil yang diinginkan dan waktu yang
digunakan. Berkaca dari hal tersebut, perlu dilakukan penyeimbangan beban WBP dan
LWBP disertai besaran beban terukur sebagai dasar penyeimbangan. Penyeimbangan
dilakukan dengan metode SBS (seimbang beban seharian). Metode SBS itu adalah
dilakukan pengukuran beban pada gardu distribusi selama sehari semalam (24 jam)
dengan menggunakan alat Power Logger. Alat Power Logger sendiri dapat menyimpan
beban dalam rentan waktu 30 menit sekali dalam 24 jam. Selanjutnya dilakukan proses
simulasi, dengan menggunakan simulasi terlebih dahulu, dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dari kegiatan penyeimbangan beban ini. Untuk itu perlu dilakukan
pengukuran awal beban dan data beban pada sebuah trafo distribusi yang akan
diseimbangkan sebagai input Microsoft excel. Penyeimbangan dilakukan merujuk pada
hasil simulasi. Sehingga keseimbangan antar fasanya tercapai disemua titik waktu kurva
beban. Secara keseluruhan setelah dilakukan penyeimbangan beban pada 3 gardu
distribusi yaitu G264T, G102T dan G360T. Maka didapatkan hasil dengan menurunnya
nilai arus maksimum dari ketiga gardu distribusi pada G264T dari 254 ampere menjadi
182 ampere, G102T dari 235 ampere menjadi 229 ampere dan G360T dari 110 ampere
menjadi 88 ampere. Kemudian nilai arus netral rata – rata juga berhasil berkurang pada
G264T dari 55 ampere menjadi 26 ampere, G102T dari 55 ampere menjadi 19 ampere
dan G360T 32 ampere menjadi 31 ampere. Bukan hanya 2 parameter tersebut, untuk rata-
rata ketidakseimbangan dalam sehari juga menurut pada G264T dari 45% persen menjadi
24%, G102T 46% menjadi 16% dan G360T dari 42% menjadi 19%.

Kata Kunci — Luar Beban Puncak, Penyeimbangan, Seimbang Beban Seharian,


Microsoft excel, Waktu Beban Puncak.
ABSTRACT

Load balancing is a routine performed by PLN in the framework of the


management of a distribution transformer. During this time, the load balancing is done
at peak load time (PLT) only. So that load balancing activity on a transformer can not
guarantee the achievement of the balance of the load at point outside peak load time
(OPLT). Rebalancing also done by trial and error. Surely this is not effective and efficient
in terms of both desired outcomes and time used. Reflecting this, the load balancing needs
to be done with the amount of PLT and OPLT measured as a base load balancing.
Balancing conducted using SBS (balanced load a day). The SBS method is the
measurement of the load on the distribution substation during the day and night (24
hours) by using the Power Logger. Power Logger tool can save loads in a vulnerable
period of 30 minutes once in 24 hours. Furthermore, the simulation process,, by using
simulation in advance, can increase the effectiveness and efficiency of the activities of
this load balancing. It is necessary for the initial measurement of the load and the data
load on a distribution transformers will be balanced as input Microsoft excel.
Rebalancing is done referring to the simulation results. So that the balance between the
phase reached in all time points the load curve. Overall after balancing the load on three
distribution substations that G264T, G102T and G360T. Then the results obtained with
the declining value of the maximum current of the three distribution substations at G264T
from 254 amperes to 182 amperes, G102T from 235 amperes to 229 amperes and G360T
of 110 amperes to 88 amperes. Then the neutral current value of the average - average
also successfully reduced in G264T from 55 amperes to 26 amperes, G102T from 55
amperes to 19 amperes and G360T 32 amperes to 31 amperes. Not only 2 parameters, to
an average imbalance in the day also according to the G264T from 45% percent to 24%,
G102T 46% to 16% and G360T from 42% to 19%.

Keywords - Outside of peak load, balancing, Load Balanced day long, Microsoft excel,
peak load time.
UCAPAN TERIMA KASIH

ِ‫ﺑِﺳْ ــــــــ ِم اﻟﻠﱠــــــ ِﮫ اﻟرﱠ ﺣْ ﻣَــــــــ ِن اﻟ ﱠﺮ ِﺣﯿــــــــﻢ‬

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa,
Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan berkat, kasih dan rahmat-Nya, kepada
hamba yang lemah dan fakir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad
Saw serta iringan do’a untuk keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang selalu setia
sampai akhir zaman.

“Lihatlah diriku, sebuah kata yang maknanya samar-samar dan membingungkan,


kadang kala tak bermakna, kadang kala bermakanya banyak hal”

Kumpulan kata-kata yang tersusun indah diatas, Penulis ambil dari karya besar
sang maestro yaitu Kahlil Gibran. Mungkin itu yang bisa menggambarkan penulis saat
ini, apabila masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Tugas Akhir ini,
penulisa sangat mengharapkan adanya saran pembaca untuk menyempurnakan Tugas
Akhir ini. Selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari usaha, do’a dan bantuan serta
bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sangat besar ini,
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua Orang tua
penulis Bapak M. Izzudien Anastyas dan Ibu Tuti Purwantini yang selalu memanjatkan
do’a, untuk kelancaran mengerjakan Tugas Akhir penulis, kepada adik-adik penulis A4
(Arini, Arina, Anastasyah dan Azizah) yang selalu menjadi penyemangat hari-hari
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dan tidak lupa kepada pembimbing Tugas
Akhir penulis Bapak Aswir Permadi yang telah membina dalam mengerjakan Tugas
Akhir, semoga apa yang telah bapak ajarkan ke penulis, bisa penulis terapkan untuk selalu
menghasilkan sebuah karya atau tulisan yang bermanfaat bagi sesama.

Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah dan kita sebagai manusia sangat tidak
layak untuk mengakui kesempurnaan itu, begitu pula skripsi ini yang tak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap dari ketidaksempurnaan itu akan hadir
kebaikan dan manfaat bagi semua. Amiennn!!!

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul ”Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi dengan Metode
Sehari Beban Seimbang di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti”.
Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman modern yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini , penulis juga mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik sumbangan tenaga maupun sumbangan pikiran, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, yaitu :.
1 Bapak Ir. Hendri Nofrianto., MT.Selaku Rektor Institut Teknologi Padang.
2 Ibu Arfita Yuana Dewi, MT.Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Padang.
3 Bapak Zuriman Anthony, S.T, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Institut Teknologi Padang.
4 Bapak Ir.Aswir Premadi,M.Sc.Selaku pembimbing Tugas Akhir.
5 Bapak Andi Syofian, MT Selaku nara sumber dan penguji.
6 Bapak Alfith, MPd Selaku nara sumber dan penguji.
7 Bapak Isrofil Selaku Manager PT. PLN (Persero) Rayon Belanti.
8 Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan
9 Teman-teman dari Jurusan Teknik Elektro dan Angkatan ’2015’ yang telah
memberikan dorongan dan motifasi serta bantuannya selama ini.
10 Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan mengingat


keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan hambatan-hambatan yang di alami penulis
dalam memperoleh sumber-sumber dan bahan-bahan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini

ii
dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca terutama penulis
dan semua pihak yang membutuhkan.

Padang, Februari 2017

Asyauqi Putra Izzati

iii
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………….. i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1


1.2 Tujuan dan manfaat................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah….................................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan……........................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur………………………....................................................... 5


2.2 Landasan Teori………………………….................................................. 6
2.2.1 Sistem Distribusi..................................................................... 6
2.2.2 Jaringan Tegangan Menegah................................................... 7
2.2.2.1 Pola radial…………………………………………… 8
2.2.2.2 Sistem/Pola Open Loop…………………………….. 8
2.2.2.3 Sistem/Pola Close Loop…………………………….. 9
2.2.2.4 Sistem/Pola Spindel………………………………… 9
2.2.2.5 Sistem/Pola Cluster……………………..................... 10
2.2.3 Transformator………………………………………………. 11
2.2.3.1 Bagian-bagian Transformator………………………. 12
2.2.3.2 Prinsip kerja……………………………………………. 14
2.2.4 Jaringa Tegangan Rendah…………………………………… 15
2.2.4.1 Saluran Udara Tegangan Rendah……………………. 16
2.2.4.2 Saluran Kabel Tegangan Rendah……………............. 16

iv
2.2.4.3 Panel Hubung Bagi………………………………….. 16
2.2.5 Komponen Jaringan Tegangan Rendah……………………... 16
2.2.6 Sistem Tiga Fase…………………………………………….. 17
2.2.6.1 Sistem Y dan Delta…………………………………... 18
2.2.6.2 Beban Seimbang Terhubung Delta…………………... 19
2.2.6.3 Beban Seimbang Terhubung Y………………………. 20
2.2.6.4 Beban Tak Seimbang Terhubung Y………………….. 20
2.2.7 Susut………………………………………………………….. 21
2.2.8 Susut Teknis………………………………………………….. 22
2.2.8.1 Susut Teknis Pada Penghantar fasa ………………….. 22
2.2.8.2 Susut Akibat Beban Tidak Seimbang………………… 23
2.2.8.3 Susut Akibat Sambungan Tidak Baik………………… 23
2.2.9 Rugi-rugi Daya Akibat Adanya Arus Netral Pada Trafo……... 23
2.2.10 Ketidakseimbangan Beban……………………………………. 24

2.2.11 Penyaluran dan Susut Daya…………………………………… 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Studi kasus………………………………………………………… 29


3.2 Lokasi Kajian……………………………………………………………. 29
3.3 Data yang di butuhkan…………………………………………………... 29
3.4 Metode pengambilan data……………………………………………….. 28
3.5 Metode Perhitungan……………………………………………………... 28
3.6 Flowchart penelitian……………………………………………………… 28

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Penyeimbangan Beban Distribusi dengan Metode SBS ………… 30


4.2 Pemasangan Alat Ukur PowerLogger selama 24 jam sebelum diseimbangkan 31
4.3 Data Beban Gardu Distribusi Sebelum Diseimbangkan………………… 31
4.3.1 Data Sebelum G 264 T…………………………………………… 31
4.3.2 Data Sebelum G 102 T…………………………………………… 36
4.3.3 Data Sebelum G 360 T…………………………………………… 41

v
4.4 Mengolah Data Hasil Pengukuran dengan Metode SBS………………… 45
4.4.1 Mengolah Data G 264 T………………………………………….. 45
4.4.2 Mengolah Data G 102 T………………………………………….. 48
4.4.3 Mengolah Data G 360 T………………………………………….. 51
4.5 Pelaksanaan Pemindahaan Beban di Lapangan………………………….. 51
4.6 Pengukuran Beban Gardu Setelah Dilakukan Penyeimbangan Beban…… 53
4.6.1 Data Sesudah G 264 T……………………………………………… 53
4.6.2 Data Sesudah G 102 T……………………………………………… 55
4.6.3 Data Sesudah G 360 T……………………………………………… 57
4.7 Analisa Hasil Pelaksanaan Penyeimbangan Beban dengan Metode SBS… 59
4.7.1 Analisa Hasil G 264 T……………………………………………… 59
4.7.2 Analisa Hasil G 102 T……………………………………………… 60
4.7.3 Analisa Hasil G 360 T……………………………………………… 62

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. 63
5.2 Saran ……………………………………………………………………… 63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Penyaluran Litrik Ke Konsumen ……………………… 7

Gambar 2.2 Sistem Radial …………………………………………………… 8

Gambar 2.3 Sistem Open Loop …………….………………………………… 8

Gambar 2.4 Sistem Close Loop ………………………………………………. 9

Gambar 2.5 Sistem Spindel …………………………………………………… 10

Gambar 2.6 Sistem Cluster …………………………………………………… 10

Gambar 2.7 Tipe Inti ………………………………………………………….. 12

Gambar 2.8 Tipe Cangkang ………………………..………………………….. 12

Gambar 2.9 Sistem tiga fase sebagai tiga sistem fase tunggal ………………… 17

Gambar 2.10 Bentuk gelombang pada sistem tiga fase………………………… 18

Gambar 2.11 Sistem Y dan Sistem Delta ……………………………………… 19

Gambar 2.12 Beban tak seimbang terhubung bintang empat kawat ...………… 20

Gambar 2.13 Diagram Fasor Beban tak Seimbang…………………………….. 21

Gambar 2.14 Diagram Vektor ……………………………………..................... 24

Gambar 3.1 Kantor PT.PLN (Persero) Rayon Belanti…………………………. 27

Gambar 3.2 Diagram Alir………………………………………………………. 29

Gambar 4.1. Grafik ketidakseimbangan beban Induk pada G 264 T ………….. 33

Gambar 4.2 Grafik ketidakseimbangan beban line 1 pada G 264 T …………… 34

Gambar 4.3 Grafik ketidakseimbangan beban line 3 pada G 264 T ..………….. 35

Gambar 4.4 Grafik ketidakseimbangan beban Induk pada G 102 T …………… 37

vii
Gambar 4.5 Grafik ketidakseimbangan beban line 1 pada G 102 T …………….. 38

Gambar 4.6 Grafik ketidakseimbangan beban line 3 pada G 102 T …………… 39

Gambar 4.7 Grafik ketidakseimbangan beban line 4 pada G 102 T……………. 39

Gambar 4.8 Grafik ketidakseimbangan beban pada G 360 T ………………….. 42

Gambar 4.9 Hasil Maneuver Beban line 1 pada G 264 T ……………………… 44

Gambar 4.10 Hasil Maneuver Beban line 3 pada G 264 T ……………………. 45

Gambar 4.11 Hasil maneuver beban pada G 264 T ………………………..….. 45

Gambar 4.12 Hasil maneuver beban line 1 pada G 102 T ………..…………… 47

Gambar 4.13 Hasil maneuver beban line 3 pada G 102 T …………………….. 48

Gambar 4.14 Hasil maneuver beban pada G 102 T ………………………...…. 49

Gambar 4.15 Hasil maneuver beban pada G 360 T ………………………..….. 50

Gambar 4.16 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 264 T … 57

Gambar 4.17 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 102 T … 58

Gambar 4.18 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 360 T … 59

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Beban G 264 T dengan Power Logger sebelum diseimbangkan …… 31

Tabel 4.2 Data Indikator Induk G 264 T sebelum diseimbangkan ……………. 33

Tabel 4.3 Data Indikator line 1 pada G 264 T sebelum diseimbangkan ………. 34

Tabel 4.4 Data Indikator line 3 pada G 264 T sebelum diseimbangkan ………. 35

Tabel 4.5 Beban G 102 T dengan Power Logger sebelum diseimbangkan …… 36

Tabel 4.6 Data Indikator Induk pada G 102 T sebelum diseimbangkan ……… 38

Tabel 4.7 Data Indikator line 1 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan 38

Tabel 4.8 Data Indikator line 3 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan 39

Tabel 4.9 Data indikator line 4 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan 40

Tabel 4.10 Beban G 360 T dengan Power Logger …………………………… 40

Tabel 4.11 Data Indikator pada G 360 T sebelum dilakukan penyeimbangan . 42

Tabel 4.12 Hasil Maneuver Beban line 1 pad G 264 T ……………………..... 44

Tabel 4.13 Hasil Maneuver Beban line 3 pada G 264 T ………………........... 45

Tabel 4.14 Hasil maneuver beban pada G 264 T ………………...................... 46

Tabel 4.15 Hasil simulasi maneuver beban pelanggan line 1 pada G 102 T ..... 47

Tabel 4.16 Hasil maneuver beban line 3 pada G 102 T ..................................... 48

Tabel 4.17 Hasil maneuver beban pada G 102 T ………………...................... 49

Tabel 4.18 Hasil maneuver beban pada G 360 T ………………...................... 50

Tabel 4.19 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 264 T ……......... 51

Tabel 4.20 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 102 T ……......... 53

Tabel 4.21 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 360 T ……......... 55

ix
Tabel 4.22 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 264 T 57

Tabel 4.23 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 102 T 58

Tabel 4.24 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 360 T 60

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selain sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik
bagi konsumen listrik, PT PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
merupakan sebuah perusahaan yang berorientasi profit. Namun pada kenyataannya,
intervensi Pemerintah dalam penetapan Tarif Dasar Listrik (TDL) menyebabkan PLN
tidak mampu menjalankan fungsi bisnis semestinya. Tentu terlalu kompleks untuk
membahas bagaimana meningkatkan TDL karena aspek politis yang melingkupinya
terlalu rumit.

Cara yang ditempuh PLN untuk menyelamatkan pendapatan adalah dengan


menekan susut sekecil mungkin, baik susut teknik maupun non teknik. Secara sederhana
susut dapat diartikan sebagai listrik (kWh) yang tidak menjadi rupiah. Pengertian ini
membawa kita pada kesimpulan bahwa penekanan susut dapat meningkatkan profit PLN,
dan paling tidak dapat mengurangi beban Pemerintah dalam mensubsidi PLN. Penekanan
susut teknis dilakukan dengan pemeliharaan jaringan listrik semaksimal mungkin, antara
lain dengan cara pemberatan jaringan (up rating), pemasangan gardu sisipan, pemasangan
kapasitor, serta pengalihan / penyeimbangan beban. Menekan susut diusahakan dengan
biaya yang sekecil - kecilnya tapi hasil yang didapatkan bisa maksimal.

PT PLN (Persero) Rayon Belanti merupakan salah satu dari Rayon di bawah Area
Padang yang melayani sekitar 57.590 pelanggan (data Oktober 2016). PLN Rayon Belanti
disuplay dari 2 (dua) Gardu Induk yakni GI. Pauh Limo dan GIS Simpang Haru, 3 (Tiga)
buah Gardu Hubung (GH Kandis, GH Imam Bonjol dan GH GOR). Untuk
mendistribusikan tenaga listrik ke pelanggan PT. PLN Rayon Belanti mengoperasikan 30
(Tiga Puluh) buah penyulang dan memiliki panjang saluran 222.26 kms. Dengan jumlah
pelanggan dan panjang jaringan sebanyak itu,PT. PLN Rayon Belanti harus memberikan
pelayanan yang optimal.

Luas cakupan pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Belanti meliputi pasar,
pertokoan, perhotelan, Kantor dan Rumah Tangga. PT. PLN (Persero) Rayon Belanti
menyumbang 42% pendapatan dari PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat. Jadi PT
1
PLN (Persero) Rayon Belanti ikut andil alih besar untuk pendapatan di Wilayah Sumatera
Barat. Adapun kendala yang ada di PT. PLN (Persero) Rayon Belanti adalah masih
adanya beban gardu distribusi yang tingkat ketidakseimbangan bebannya cukup tinggi
sehingga memerlukan perhatian yang cukup serius untuk penanganannya. Kegiatan
penyeimbangan beban trafo distribusi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan PLN. Hal
ini dikarenakan selalu terjadi ketidakseimbangan beban antar fasa seiring dengan terus
meningkatnya jumlah pelanggan. Jumlah pertumbuhan pelanggan PLN tidak sama
disetiap fasanya. Begitu juga jika terjadi putus langganan pengguna energi listrik PLN,
maka akan berbeda setiap fasa. Karena keadaan beban yang terus berubah, maka perlu
dilakukan penyeimbangan beban secara berkala. Jumlah gardu distribusi dalam wilayah
kerja PLN Ranting/Rayon/Cabang lebih banyak dibanding dengan jumlah petugas
pemeliharaan. Sehingga jika penyeimbangan tetap dilakukan dengan cara konvensional
maka akan memakan waktu lama untuk proses penyeimbangan beban. Karena cara
konvensional memungkinkan untuk dilakukan penyeimbangan lebih dari sekali sehingga
tidak efektif dan efisien dalam biaya, tenaga, dan waktu.

Penyeimbangan beban dengan cara konvensional hanya berdasarkan WBP.


Sedangkan saat LWBP yang waktunya lebih panjang tidak diseimbangkan. Maka perlu
dilakukan penyeimbangan beban dengan metode Seimbang Beban Seharian. Melalui
penggunaan software, dapat dilakukan simulasi terlebih dahulu. Data untuk simulasi
merupakan data primer beban trafo selama 24 jam dengan pengukuran setiap 1 jam.
Datanya berupa nilai arus beban tanpa sudut fasa (dianggap ideal). Trafo yang akan
diseimbangkan dipilih berdasarkan data pengukuran trafo tidak seimbang semester II
tahun 2016. Trafo dikatakan tidak seimbang jika tingkat ketidakseimbangan lebih dari
25%. Setelah dilakukan simulasi penyeimbangan kemudian dilakukan proses
penyeimbangan beban pada trafo. Dengan dilakukannya penyeimbangan berdasarkan
data selama sehari, maka dapat menurunkan besarnya arus netral yang ada serta
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan penyeimbangan beban.

Oleh karena itu, dari penjelasan penulis diatas penulis tertarik untuk membahas
penyeimbang beban gardu distribusi di PT PLN (Persero) Rayon Belanti.

2
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan diadakannya program penyeimbangan beban gardu distribusi di PT PLN
(Persero) Rayon Belanti adalah untuk menyeimbangkan gardu distribusi sesuai standar
ketidakseimbangan beban maximal 25%, mengetahui dampak dari arus netral dan
ketidakseimbangan beban pada gardu distribusi, menurunkan besar arus netral yang
terjadi pada gadu distribusi serta menghitung berapa besar saving kwh yang didapat
setelah dilakukan penyeimbangan beban dengan metode SBS. Manfaat dari
penyeimbangan beban pada Gardu Distribusi antara lain

 Menurunkan besarnya arus netral


 Memperbaiki persentase ketidakseimbangan beban yang ada pada gardu
 Mengetauhui kerugian yang diterima PT. PLN (Persero) akibat adanya Arus netral

1.3 Batasan Masalah


Penyusunan Tugas Akhir ini difokuskan pada Penyeimbang pada sistem distribusi
Tegangan Rendah dengan Metode Seharian Beban Seimbang. Pada laporan ini penulis
mengambil Penyeimbangan gardu G 264 T, G 102 T dan G 360 T di Penyulang Cadnas.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir yang lebih jelas dan
sistematis disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab berisi tentang: Latar Belakang, , Tujuan, Manfaat,
Batasan Masalah, Sistematika Penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang: Studi Literatur dan Landasan Teori.
BAB III: KEADAAN UMUM
Dalam bab ini berisikan tentang keadaan umum Penyeimbangan
beban gardu distribusi dengan metode sehari beban seimbang di
PT PLN (Persero) Rayon Belanti dan juga yang berkaitan dengan
penyusunan laporan akhir ini.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

3
Dalam bab ini berisi tentang: Penyeimbangan beban gardu
distribusi dengan metode sehari beban seimbang di PT PLN
(Persero) Rayon Belanti
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran yang di dapat penulis
setelah menyelesaikan laporan akhir ini.

4
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Studi Kasus


Adapun jenis Studi Kasus pada Tugas Akhir (TA) yaitu Penyeimbangan beban gardu
distribusi dengan metode sehari beban seimbang

3.2 Lokasi Kajian


Perancangan ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Area
Padang Rayon Belanti yang berlokasi di Jl. Khatib Sulaiman No. 44 Padang
Sumatera Barat. Sepeti yang ditunjukan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Kantor PT.PLN (Persero) Rayon Belanti

3.3 Data-Data yang Dibutuhkan


Berikut ini data yang dibutuhkan untuk Penyeimbangan beban gardu distribusi
dengan metode sehari beban seimbang :

27
1. Data pengukuran beban Gardu distribusi
2. Data Kapasitaas Trafo Gardu Distribusi

3.4 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan pada judul yang diangkat untuk tugas akhir adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh data-dtaa yang
berhubungan dengan permasalahan
2. Wawancara dan Diskusi
Melakukan tanya jawab dengan sumber-sumber yang memahami permasalahan
3. Studi Literatur
Mendapatkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan melalui
referensi
3.5 Metode Perhitungan
Adapun metode yang dilakukan dalam perhitungan ini adalah menghitung rugi
energi listrik akibat ketidakseimbangan beban pada gardu distribusi di PT. PLN
(Persero) Rayon Belanti.

3.6 Diagram Alir


Berikut adalah tahapan penelitian Tugas Akhir yang digambarkan pada diagram
alir seperti Gambar 3.2 berikut :

28
MULAI

Penentuan Lokasi Melakukan


Gardu Yang Akan Penyeimbangan
Diseimbangkan Beban Gardu

Pengumpulan Data
Trafo (Beban dan
kapasitas trafo)
Apakah Setelah
Dilakukan TIDAK
Masukan Penyeimbangan
Data-Plg Ke Sesuai Dengan
Sheet (Sbs) Reasilasi?

Simulasi Saluran YA
Sekunder
Evaluasi Hasil
Grafik
Penyeimbangan
Beban Gardu

Apakah Hasil
TIDAK Simulasi SELESAI
Penyeimbangan
Sudah Sesuai?

YA

Gambar 3.2 Diagram Alir

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil dari penyeimbangan beban gardu distribusi dengan
metode SBS (Seharian Beban Seimbang). Gardu distribusi yang akan diseimbangakan
diantaranya G 264 T, G 102 T dan G 360 T pada penyulang cadnas. Berikut merupakan
langkah-langkah menyeeimbangkan ketidakseimbangan gardu distribusi dengan Metode
SBS.

4.1 Metode Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi Dengan Metode Seharian


Beban Seimbang (SBS)
Penyeimbangan beban gardu distribusi ini dilakukan pada 3 gardu distribusi di
penyulang cadnas yaitu G 264 T, G 102 T dan G 360 T. kondisi pelanggan pada ketiga gardu
tersebut dominan pelanggan dengan kelompok rumah tangga.
Metode ini dilakukan dengan merencanakan dan menetapkan beban mana yang harus dibagi atau
dioper pada gardu distribusi tersebut. Parameter atau nilai yang digunakan untuk penetapan
tersebut adalah beban yang telah dilakukan pengukuran pada Gardu distribusi selama 24 jam.
Langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan alat ukur PowerLogger untuk mengukur beban selama 24 jam


sebelum diseimbangkan.
2. Mengolah data hasil pengukuran dengan cara memasukan data hasil pengukuran
ke dalam metode SBS (Seharian Beban Seimbang). Serta Merencanakan
pemindahan dan menentukan kelompok beban mana yang harus dipindahkan
berdasarkan dari hasil pengukuran.
3. Pelaksanaan pemindahan beban dilapangan.
4. Hasil pengukuran beban setelah diseimbangkan dengan PowerLogger.
5. Analisa hasil pelaksanaan penyeimbangan beban dengan PowerLogger.

Penyeimbangan beban ini dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT. Haleyora Power, dan
untuk Target penyeimbangan untuk setiap gardu yang telah di order atau di serahkan

30
kepada mereka, range atau batas toleransi yang diberikan oleh PT.PLN (Persero) ± 5%
dari Target Order.

4.2 Pemasanngan Alat Ukur Powerlogger Selama 24 Jam Sebelum Diseimbangkan


Pemasangan alat ukur PowerLogger dilakukan pada masing-masing jurusan pada
Gardu distribusi yang akan diukur. Alat ukur ini dapat merecord atau merekam data
pengukuran beban Gardu selama 24 jam dan bias diatur record tiap 1 jam atau 30 menit.
Disini kami memilih metode dengan record setiap 30 menit selama 24 jam. Dari hasil
pengukuran tersebut dapat dilihat pada table 4.1, 4.5 dan 4.10.

4.3 Data Beban Gardu distribusi Sebelum Diseimbangkan


4.3.1 Data Sebelum G 264 T
Gardu G 246 T berkapasitas 160 kVA yang disuplai dari feeder Cadnas (Jl. Perum
Filano Gunung Pangilun), dan mempunyai dua jurusan yaitu line 1 dan line 3. Berikut
adalah data pembebanan gardu distribusi yang diambil dengan menggunakan
PowerLogger dalam kurun waktu 24 jam, dalam rentan waktu satu bulan (rata-rata/bulan).
Yang dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Beban G 264 T dengan Power Logger sebelum diseimbangkan

JURUSAN 1 3 T
PHASA R S T N R S T N R S T N

00,00 221 155 150 94


104 37 60 63 117 118 90 31

00,30 215 136 151 90


101 35 59 64 115 100 92 26

01,00 206 144 151 86


99 36 59 62 107 108 92 23

01,30 207 131 153 81


95 33 58 61 112 98 96 19

02,00 187 136 138 86


89 33 58 57 98 104 80 29

02,30 199 133 144 83


91 33 60 59 108 100 84 24

03,00 194 124 145 81


92 33 58 60 102 91 86 21

03,30 184 118 127 81


87 32 54 56 96 87 73 25

31
04,00 186 113 129 86
87 31 55 61 99 81 74 26

04,30 176 108 124 83


80 33 52 54 96 75 72 30

05,00 169 111 120 86


83 29 58 57 86 82 62 29

05,30 128 81 115 79


65 7 52 54 63 75 63 24

06,00 114 66 107 70


54 5 52 51 60 61 55 20

06,30 125 53 92 80
62 7 46 52 63 47 47 28

07,00 121 60 92 77
57 5 54 51 64 55 39 26

07,30 127 69 105 75


55 4 54 52 71 64 52 23

08,00 131 63 101 77


66 6 54 55 65 57 47 23

08,30 122 64 96 71
63 6 50 52 59 58 46 19

09,00 123 71 98 76
69 10 55 52 55 61 43 23

09,30 119 78 96 76
66 11 53 51 53 67 43 26

10,00 126 68 100 83


75 6 56 61 51 62 44 22

10,30 131 63 101 77


66 6 54 55 65 57 47 23

11,00 134 83 116 70


66 10 56 53 68 72 60 17

11,30 116 75 96 74
65 8 48 53 52 67 49 21

12,00 118 83 101 74


58 5 45 50 60 78 56 25

12,30 128 79 103 63


55 6 46 45 73 74 57 18

13,00 142 87 102 88


70 5 48 61 72 83 54 27

13,30 141 89 118 84


66 5 60 61 75 83 58 23

14,00 156 87 128 88


73 6 60 66 83 81 69 22

14,30 156 114 115 97


71 7 53 62 85 107 62 35

15,00 150 106 110 87


68 6 45 57 82 99 65 29

15,30 149 122 110 119


77 4 46 71 72 117 64 48

16,00 159 113 109 102


70 7 49 61 89 106 61 40

32
16,30 149 118 121 102
72 7 51 61 77 111 70 41

17,00 166 115 121 107


80 5 52 69 86 110 69 38

17,30 150 104 129 90


73 7 53 63 77 97 76 27

18,00 194 135 144 103


95 29 62 68 99 106 82 34

18,30 132 136 122 86


58 40 57 45 74 96 65 42

19,00 235 179 192 124


113 36 79 79 122 144 114 45

19,30 236 171 179 113


108 38 68 72 129 134 110 41

20,00 229 192 172 118


98 40 74 63 131 151 99 55

20,30 241 178 170 113


100 39 70 65 141 139 100 48

21,00 257 171 169 118


118 40 70 77 139 130 98 42

21,30 238 154 164 105


115 39 67 75 123 115 97 30

22,00 245 154 160 106


109 37 62 72 137 117 99 34

22,30 247 146 170 101


110 34 61 73 136 113 109 28

23,00 231 149 160 102


115 34 59 77 116 114 101 25

23,30 239 128 153 106


114 33 60 77 125 95 94 29

Berdasarkan hasil ukur yang telah didapat beban puncak terdapat pada jam 21.00 dengan
Arus 257 A pada Fasa R, 171 A pada fasa S dan 169 A pada fasa T. Dan Arus yang
mengalir pada Netral sebesar 118 A. Berikut adalah hasil penginputan ke metode SBS
berupa grafik dan data indicator. Seperti yang ditunjukan pada gambar 4.1 dan tabel 4.2.

33
KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN
300

250

200
R

S
150
T

100

50

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.1 Grafik ketidakseimbangan beban Induk pada G 264 T

Tabel 4.2 Data Indikator Induk G 264 T sebelum diseimbangkan


INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 21.00

I-maks Amp 257

I-netral Rata-2 Amp 55

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 45

Berikut adalah grafik ketidakseimbangan beban yang ada pada line 1 dan 3 yang
ditunjukan pada gambar 4.2 dan 4.3 serta table data indkatornya yang ditunjukan pada
table 4.3 dan 4.4.

34
KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN

140

120

100
R
80
S

60 T

40

20

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.2 Grafik ketidakseimbangan beban line 1 pada G 264 T

Tabel 4.3 Data Indikator line 1 pada G 264 T sebelum diseimbangkan

INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 21.00

I-maks Amp 118

I-netral Rata-2 Amp 55

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 122

35
KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN
160

140

120

100 R

S
80
T
60

40

20

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.3 Grafik ketidakseimbangan beban line 3 pada G 264 T

Tabel 4.4 Data Indikator line 3 pada G 264 T sebelum diseimbangkan

INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 20.00

I-maks Amp 151

I-netral Rata-2 Amp 23

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 31

4.3.2 Data Sebelum G 102 T


Gardu G 102 T berkapasitas 160 kVA yang disuplai dari feeder Cadnas (Jl. Pepaya Wisma
Indah 2 Lapai), dan mempunyai 3 jurusan yaitu line 1, 3 dan 4. Berikut adalah data
pembebanan gardu distribusi yang diambil dengan menggunakan PowerLogger dalam
kurun waktu 24 jam, dalam rentan waktu satu bulan (rata-rata/bulan). Yang dapat dilihat
pada Tabel 4.5

36
Tabel 4.5 Beban G 102 T dengan Power Logger sebelum diseimbangkan

JURUSAN 1 3 4 T
PHASA R S T N R S T N R S T N R S T N

00,00 191 110 124 76


116 94 74 41 52 2 50 26 23 14 0 10

00,30 188 105 126 75


108 89 78 38 55 1 48 27 25 15 0 10

01,00 190 110 128 75


115 93 75 40 51 3 53 25 24 14 0 10

01,30 197 102 130 60


125 86 79 35 48 2 52 15 25 14 0 10

02,00 190 95 127 67


114 80 80 34 51 1 47 23 25 14 0 10

02,30 173 100 127 69


103 84 73 36 46 1 53 22 25 14 0 10

03,00 176 99 118 64


107 83 73 34 43 2 46 19 25 15 0 10

03,30 180 95 122 63


109 79 73 33 46 2 48 20 25 14 0 10

04,00 177 93 116 67


103 77 67 34 50 2 49 23 25 14 0 10

04,30 178 96 108 67


108 81 63 34 45 1 45 23 25 14 0 10

05,00 185 94 114 68


108 79 71 33 52 1 42 25 24 14 0 10

05,30 171 105 117 72


104 90 70 39 42 1 47 23 25 14 0 10

06,00 148 95 114 56


102 89 76 38 45 6 38 18 0 0 0 0

06,30 147 80 98 61
94 79 66 32 53 1 32 29 0 0 0 0

07,00 120 77 96 48
86 73 61 31 34 4 36 17 0 0 0 0

07,30 116 74 90 49
73 66 54 30 42 8 36 19 0 0 0 0

08,00 109 87 81 54
69 76 46 35 40 11 35 19 0 0 0 0

08,30 106 92 80 57
69 83 45 37 37 8 35 20 0 0 0 0

09,00 104 102 86 64


65 91 41 41 39 12 45 23 0 0 0 0

09,30 114 93 84 64
69 87 48 37 45 6 36 26 0 0 0 0

10,00 107 92 84 60
66 80 50 37 42 12 34 23 0 0 0 0

10,30 113 104 85 65


67 92 47 42 46 12 37 24 0 0 0 0

37
11,00 106 85 83 55
66 77 53 34 40 8 30 21 0 0 0 0

11,30 99 83 85 52
68 78 50 33 32 6 35 19 0 0 0 0

12,00 104 90 84 59
63 78 51 36 42 11 33 23 0 0 0 0

12,30 125 97 86 65
72 85 55 39 52 12 31 26 0 0 0 0

13,00 120 97 101 68


71 89 64 39 50 8 37 29 0 0 0 0

13,30 117 96 93 65
70 89 57 38 48 6 36 26 0 0 0 0

14,00 121 89 102 59


76 82 58 36 44 8 43 24 0 0 0 0

14,30 120 94 99 63
70 87 58 38 50 7 41 25 0 0 0 0

15,00 129 95 94 71
75 88 54 38 53 7 40 33 0 0 0 0

15,30 131 100 92 65


78 88 61 39 52 12 31 26 0 0 0 0

16,00 140 89 114 68


84 87 67 36 56 2 47 32 0 0 0 0

16,30 150 98 130 81


84 96 73 39 65 3 57 42 0 0 0 0

17,00 164 112 133 87


95 106 74 45 69 6 59 42 0 0 0 0

17,30 153 100 131 80


92 98 85 40 61 1 46 41 0 0 0 0

18,00 181 94 146 80


114 93 89 36 67 1 57 44 0 0 0 0

18,30 230 141 155 107


135 126 94 53 72 1 61 44 24 14 0 10

19,00 234 151 145 111


142 135 82 60 68 1 63 41 24 14 0 10

19,30 216 153 148 106


127 137 94 60 65 1 54 36 24 14 0 10

20,00 229 134 148 95


144 118 89 50 61 1 58 34 24 14 0 10

20,30 215 137 140 96


134 121 85 53 57 1 55 33 24 14 0 10

21,00 223 137 161 103


140 121 89 53 59 2 72 40 24 14 0 10

21,30 235 128 164 99


144 112 96 46 66 1 68 43 25 15 0 11

22,00 234 134 161 96


150 118 97 49 60 1 65 37 24 14 0 10

22,30 209 120 152 86


133 105 88 46 51 1 65 30 24 14 0 10

23,00 202 109 147 78


124 93 86 38 54 2 61 30 25 14 0 10

38
23,30 204 104 127 76
121 87 74 37 59 3 53 30 24 14 0 10

Berdasarkan hasil ukur yang telah didapat beban puncak terdapat pada jam 21.30 dengan
Arus 235 A pada Fasa R, 128 A pada fasa S dan 164 A pada fasa T. Dan Arus yang
mengalir pada Netral sebesar 99 A. Berikut adalah hasil penginputan ke metode SBS
berupa grafik dan data indicator. Seperti yang ditunjukan pada gambar 4.4 dan tabel 4.6.

KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN


250

200

150 R

T
100

50

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.4 Grafik ketidakseimbangan beban Induk pada G 102 T

Tabel 4.6 Data Indikator Induk pada G 102 T sebelum diseimbangkan


INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 21.3

I-maks Amp 235

I-netral Rata-2 Amp 55

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 46

Berikut adalah grafik ketidakseimbangan beban yang ada pada line 1, 3 dan 4 yang
ditunjukan pada gambar 4.5, 4.6 dan 4.7 serta table data indkatornya yang ditunjukan
pada table 4.7, 4.8 dan 4.9.

39
KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN

160

140

120

100 R

S
80
T
60

40

20

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.5 Grafik ketidakseimbangan beban line 1 pada G 102 T

Tabel 4.7 Data Indikator line 1 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan
INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 22.00

I-maks Amp 150

I-netral Rata-2 Amp 31

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 41

KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN


80

70

60

50 R

S
40
T
30

20

10

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

40
Gambar 4.6 Grafik ketidakseimbangan beban line 3 pada G 102 T

Tabel 4.8 Data Indikator line 3 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan

INDIKATOR SATUAN Nilai

Waktu (I-maks) Jam 21.00

I-maks Amp 72

I-netral Rata-2 Amp 45

Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 140

KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN


30,0

25,0

20,0 R

S
15,0
T
10,0

5,0

0,0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.7 Grafik ketidakseimbangan beban line 4 pada G 102 T

Tabel 4.9 Data indikator line 4 pada G 102 T sebelum dilakukan penyeimbangan
INDIKATOR SATUAN Nilai
Waktu (I-maks) Jam 03.00
I-maks Amp 25
I-netral Rata-2 Amp 10
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % #DIV/0!

4.3.3 Data Sebelum G 360 T


Gardu G 360 T berkapasitas 100 kVA yang disuplai dari feeder Cadnas (Jl. Kesehatan
Gunung Pangilun), dan mempunyai satu jurusan yaitu line 1. Berikut adalah data

41
pembebanan gardu distribusi yang diambil dengan menggunakan PowerLogger dalam
kurun waktu 24 jam, dalam rentan waktu satu bulan (rata-rata/bulan). Yang dapat dilihat
pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Beban G 360 T dengan Power Logger

JURUSAN 1 T
PHASA R S T N R S T N

00,00 82 63 44 39
82 63 44 39

00,30 75 59 46 33
75 59 46 33

01,00 69 62 43 32
69 62 43 32

01,30 69 56 45 31
69 56 45 31

02,00 68 53 39 32
68 53 39 32

02,30 64 59 40 30
64 59 40 30

03,00 66 60 43 29
66 60 43 29

03,30 66 55 41 28
66 55 41 28

04,00 66 54 41 29
66 54 41 29

04,30 66 53 41 30
66 53 41 30

05,00 72 53 41 33
72 53 41 33

05,30 68 57 42 30
68 57 42 30

06,00 83 56 47 37
83 56 47 37

06,30 90 59 44 43
90 59 44 43

07,00 78 58 54 30
78 58 54 30

07,30 72 47 48 31
72 47 48 31

08,00 78 64 54 23
78 64 54 23

08,30 60 63 64 22
60 63 64 22

09,00 68 53 47 21
68 53 47 21

42
09,30 61 51 42 20
61 51 42 20

10,00 67 50 44 20
67 50 44 20

10,30 69 50 42 20
69 50 42 20

11,00 57 47 40 18
57 47 40 18

11,30 66 50 43 21
66 50 43 21

12,00 64 54 44 21
64 54 44 21

12,30 58 58 47 18
58 58 47 18

13,00 67 55 63 20
67 55 63 20

13,30 63 55 61 19
63 55 61 19

14,00 64 54 44 21
64 54 44 21

14,30 62 57 44 23
62 57 44 23

15,00 64 58 41 26
64 58 41 26

15,30 65 61 47 23
65 61 47 23

16,00 73 55 44 28
73 55 44 28

16,30 57 54 47 22
57 54 47 22

17,00 73 55 47 30
73 55 47 30

17,30 78 68 55 29
78 68 55 29

18,00 88 64 58 39
88 64 58 39

18,30 101 68 62 49
101 68 62 49

19,00 110 80 55 58
110 80 55 58

19,30 110 80 63 56
110 80 63 56

20,00 89 81 63 48
89 81 63 48

20,30 94 79 60 50
94 79 60 50

21,00 103 77 56 57
103 77 56 57

21,30 91 77 56 51
91 77 56 51

43
22,00 88 79 61 45
88 79 61 45

22,30 85 73 54 46
85 73 54 46

23,00 81 69 53 40
81 69 53 40

23,30 87 63 43 43
87 63 43 43

Berdasarkan hasil ukur yang telah didapat beban puncak terdapat pada jam 18.30 dengan
Arus 110 A pada Fasa R, 80 A pada fasa S dan 55 A pada fasa T. Dan Arus yang mengalir
pada Netral sebesar 58 A. Berikut adalah hasil penginputan ke metode SBS berupa grafik
dan data indicator. Seperti yang ditunjukan pada gambar 4.8 dan tabel 4.11.

KURVE BEBAN SEBELUM DISEIMBANGKAN


120

100

80
R

S
60
T

40

20

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.8 Grafik ketidakseimbangan beban pada G 360 T

Tabel 4.11 Data Indikator pada G 360 T sebelum dilakukan penyeimbangan


INDIKATOR SATUAN Nilai
Waktu (I-maks) Jam 19.00
I-maks Amp 110
I-netral Rata-2 Amp 23
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 43

44
Setelah didapatkan data dari hasil pengukuran PowerLogger seperti diatas, data tersebut
memudahkan kita untuk membuat perencanaan pembagian atau pengoperan beban
dengan metode SBS (Seharian Beban Seimbang).

4.4 Mengolah Data Hasil Pengukuran Dengan Metode SBS


Data yang sudah didapatkan dari hasil pengukuran di lapangan selama 24 jam selanjutnya
diinputkan ke dalam metode SBS. Metode SBS ini menggunakan microsfost excel yang
sudah mempunyai formula untuk melakukan penyeimbangan beban dengan
mengelompokan jenis pelanggan. Berikut hasil pengolahan data sesuai dengan data yang
sudah didapat :
4.4.1 Mengolah Data G 264 T
Berdasarkan gambar 4.1 dan table 4.2 diatas dapat kita lihat ketidakseimbangan
beban yang ada pada setiap fasa (R, S dan T) di G 264 T masih sangat besar, sehingga
perlu untuk dilakukan penyeimbangan beban. Untuk topologi pelanggan yang berada di
G 264 T, terdapat beberapa jenis kelompok pelanggan diantaranya pelanggan rumah
tangga (18.00-06.00), perkantoran atau sekolah (07.00-17.00), bengkel (08.00-18.00),
dan Warung malam atau Café (17.00-02.00). Maka dari itu kita harus tahu juga grafik dan
data indikator dari setiap line yang ada pada G 264 T. Pada G 264 T terdapat 2 line yaitu
line 1 dan line 3. Grafik dan data indikator ketidakseimbangan beban line 1 pada G 264
T, telah ditunjukan pada gambar 4.2 dan tabel 4.3 diatas.

Berdasarkan gambar 4.2 dan table 4.3, dapat kita lihat hasil ukur pada line 1 semua
beban yang ada pada setiap fasa (R, S dan T), jarak antara ketiga fasa sangat tidak
seimbang. Diantara Fasa R, S dan T terdapat ketimpangan yang sangat tinggi dari jam
00.00-23.00. Oleh Karena itu kita akan mengoper atau melakukan maneuver beban
pelanggan. Untuk melakukan maneuver beban pelanggan dapat kita kelompokan menurut
topologi pelanggan yang terdapat di G 264 T. Jarak antara jam 07.00 sampai 18.00 itu
merupakan kelompok pelanggan perkantoran dan kelompok pelanggan bengkel. Langkah
selanjutnya kita akan simulasikan untuk mengoper atau melakukan maneuver beban
pelanggan perkantoran dari fasa R ke S sebesar 30 A, dari fasa T ke S sebesar 3 A dan
untuk maneuver beban pelanggan bengkel dari fasa R ke S sebesar 5 A. Jarak antara 17.00

45
sampai 06.00 itu merupakan kelompok pelanggan warung malam atau café dan rumah
tangga, Karena di G 264 T terdapat banyak pelanggan warung malam dari pada rumah
tangga maka selanjutnya kita simulasikan untuk maneuver pelanggan warung malam dari
fasa R ke S sebesar 15 A dan pelanggan rumah tangga dari fasa R ke T sebesar 2 A. Dan
berikut adalah hasil dari maneuver beban line 1 G 264 T yang ditunjukan pada gambar
4.9 dan Tabel 4.12.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

R S T N

Gambar 4.9 Hasil Maneuver Beban line 1 pada G 264 T

Tabel 4.12 Hasil Maneuver Beban line 1 pad G 264 T

INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET

Waktu (I-maks) Jam 21.00 21.00

I-maks Amp 118 82 TURUN 36

I-netral Rata-2 Amp 55 15 TURUN 40


Rata-2 ketidak -
seimbangan dlm 1 hr % 122 36 MEMBAIK 86

Selanjutnya untuk line 3, berdasarkan gambar 4.3 dan table 4.4 dapat kita lihat
hasil ukur pada line 3, kita lihat bahwa fasa S merupakan beban tertinggi dan fasa T
merupakan beban terendah pada line ini. Pada line 3 untuk pengelompokan pelanggan
hanya terdapat pelanggan rumah tangga saja. Sehingga harus dilakukan manuver beban
pelanggan dari fasa S ke fasa T sebesar 10 A. Berikut adalah hasil maneuver beban
pelanggan line 3 yang ditunjukan pada gambar 4.10 dan table 4.13

46
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

R S T N

Gambar 4.10 Hasil Maneuver Beban line 3 pada G 264 T

Tabel 4.13 Hasil Maneuver Beban line 3 pada G 264 T


INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 20 20.3
I-maks Amp 151 141 TURUN 10
I-netral Rata-2 Amp 23 16 TURUN 8
MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 31 21 10

Setelah dilakukan maneuver pada setiap line, dan berikut adalah hasil beban Induk pada
G 264 T, yang ditunjukan pada gambar 4.11 dan tabel 4.14.

250
INDUK
200

150

100

50

0 R S T N
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

Gambar 4.11 Hasil maneuver beban pada G 264 T

47
Tabel 4.14 Hasil Maneuver Beban Induk pada G 264 T
INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET

Waktu (I-maks) Jam 21.00 21.00

I-maks Amp 257 221 TURUN 36

I-netral Rata-2 Amp 55 22 TURUN 33


MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 45 19 26

Sesudah kita maneuver beban dengan menggunakan SBS, kita tergetkan untuk
penurunan ketidakseimbangan beban G 264 T dalam sehari sebesar 19 % dengan toleransi
± 5%.

4.4.2 Mengolah Data G 102 T


Berdasarkan gambar 4.4 dan tabel 4.6 diatas dapat kita lihat ketidakseimbangan
beban pada setiap fasa (R, S dan T) yang ada di G 102 T masih sangat jauh dari standar
maximum ketidakseimbangan beban PLN. Sehingga perlu untuk dilakukan
penyeimbangan beban. Untuk topologi pelanggan yang berada di G 102 T terdapat
beberapa jenis kelompok pelanggan diantaranya pelanggan rumah tangga (18.00-06.00),
Toko (09.00-21.00), Warung malam atau Café (17.00-02.00) dan Penerangan Jalan
Umum (PJU) (18.00-06.00). Maka dari itu kita harus tahu juga grafik dan data indikator
dari setiap line yang ada pada G 102 T. Pada G 102 T terdapat 3 line yaitu line 1, 3 dan
4. Grafik dan data indikator ketidakseimbangan beban line 1 telah ditunjukan pada
gambar 4.5 dan Tabel 4.7 diatas.

Berdasarkan gambar 4.5 dan table 4.7, dapat kita lihat hasil ukur pada line 1 semua beban
yang ada pada setiap fasa (R, S dan T), jarak antara ketiga fasa sangat tidak seimbang.
Diantara Fasa R, S dan T terdapat ketimpangan yang sangat tinggi dari jam 00.00-23.00.
Oleh Karena itu kita akan mengoper atau melakukan maneuver beban pelanggan. Untuk
melakukan maneuver beban pelanggan dapat kita kelompokan menurut topologi
pelanggan yang terdapat di G 264 T. Topologi pelanggan yag berada pada line 1 terdapat
pelanggan dengan jenis Toko dan Warung malam. Jarak antara jam 17.00 sampai 06.00

48
itu merupakan kelompok pelanggan warung malam. Langkah selanjutnya kita akan
simulasikan untuk mengoper atau melakukan maneuver beban pelanggan warung malam
dari fasa R ke T sebesar 15 A, dari fasa R ke S sebesar 10 A. selanjutnya untuk rentan
waktu antara jam 09.00 sampai 21.00 terdapat ketimpangan antara fasa S dengan T dan
itu merupakan kelompok pelanggan Pertokoan. Langkah berikutnya kita akan melakukan
maneuver beban pelanggan Pertokoan dari fasa S ke T sebesar 10 A. Berikut adalah hasil
dari simulsi maneuver beban pelanggan line 1 pada G 102 T yang ditunjukan pada gambar
4.12 dan Tabel 4.15.

140
120
100
80
60
40
20
0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

R S T N

Gambar 4.12 Hasil maneuver beban pelanggan line 1 pada G 102 T

Tabel 4.15 Hasil maneuver beban pelanggan line 1 pada G 102 T


INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 22.00 19.30
I-maks Amp 150 131 TURUN 19
I-netral Rata-2 Amp 31 13 TURUN 19
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 41 17 MEMBAIK 24

Selanjutnya untuk line 3, berdasarkan gambar 4.6 dan table 4.8 dapat kita lihat
hasil ukur pada line 3, untuk pembebanan fasa R dan T sudah mendekati seimbang
sedangkan untuk fasa S terdapat ketimpangan yang sangat jauh dari fasa R dan T dan
range ketimpangan beban yang terjadi di fasa S dari jam 00.00 sampai 23.00. Pada line
3 untuk topologi pelanggannya yaitu sebagian kelompok pelanggan rumah tangga dan
sebagian ada pelanggan warung malam.

49
Oleh karena itu beban yang ada di fasa R dan T dimanuver ke fasa S sebagian. Untuk
maneuver kelompok beban rumah tangga dari fasa R ke S sebesar 10 A dan dari fasa T
ke fasa S sebesar 10 A. selanjutnya untuk kelompok beban pelanggan warung malam
dilakukan maneuver dari fasa R ke fasa S sebesar 5 A dan dari fasa T ke fasa S sebesar 5
A juga. Dan berikut adalah hasil maneuver beban pelanggan line 3 yang ditunjukan pada
gambar 4.13 dan table 4.16

70
60
50
40
30
20
10
0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

R S T N

Gambar 4.13 Hasil maneuver beban line 3 pada G 102 T

Tabel 4.16 Hasil maneuver beban line 3 pada G 102 T


INDIKATOR SATUAN Nilai SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 21.00 17.00
I-maks Amp 72 58 TURUN 14
I-netral Rata-2 Amp 45 10 TURUN 35
MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 140 32 108

Selanjutnya untuk line 4 merupakan kelompok pelanggan Penerangan Jalan


Umum (PJU), rentan pemakaiannya diantara jam 18.00 samapai 06.00. Karena line 4
khusus untuk PJU maka untuk maneuver beban pelanggan diabaikan Karena kita tidak
bisa langsung untuk melakukan maneuver beban sebelum kita berkoordinasi dengan dinas
penerangan jalan umum. Dan berikut adalah hasil pengukuran yang telah diinputkan ke
dalam berupada data grafik dan data indicator, yang ditunujkan pada gambar 4.7 dan table
4.9 diatas.

50
Setelah dilakukan maneuver pada setiap line, dan berikut adalah hasil beban Induk pada
G 102 T, yang ditunjukan pada gambar 4.14 dan table 4.17.

250
INDUK
200

150

100

50

0 R S T N
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

Gambar 4.14 Hasil maneuver beban pada G 102 T

Tabel 4.17 Hasil maneuver beban pada G 102 T

INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET


Waktu (I-maks) Jam 21.30 18.00
I-maks Amp 235 206 TURUN 29
I-netral Rata-2 Amp 55 22 TURUN 33
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 46 19 MEMBAIK 26

Sesudah kita simulasikan maneuver beban dengan menggunakan SBS, kita tergetkan
untuk penurunan ketidakseimbangan beban G 102 T dalam sehari sebesar 19 % dengan
toleransi ± 5%.

4.4.3 Mengolah Data G 360 T


Berdasarkan gambar 4.8 dan tabel 4.11 diatas dapat kita lihat ketidakseimbangan
beban pada setiap fasa (R, S dan T) yang ada di G 360 T masih sangat jauh dari standar
maximum ketidakseimbangan beban PLN. Sehingga perlu untuk dilakukan
penyeimbangan beban. terdapat ketimpangan yang sangat tinggi denga rentan waktu dari
00.00 samapi 23.00. Fasa R berada di titik tertinggi beban pelanggan sedangkan fasa T

51
terdapat di titik terendah dan S berada diantara fasa R dan T. Oleh karena itu kita akan
melakukan maneuver beban pelanggan dengan jenis pelanggan rumah tangga dari fasa R
ke T sebesar 13 A. Karena pada G 360 T hanya terdapat 1 line maka data induk sama
dengan line 1. Untuk topologi pelanggan yang berada di G 360 T ini, hanya terdapat jenis
kelompok pelanggan rumah tangga.

Berikut adalah hasil dari maneuver beban pada G 360 T, yang ditunjukan pada
gambar 4.15 dan table 4.18

100

80

60

40

20

0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,00

R S T N

Gambar 4.15 Hasil maneuver beban pada G 360 T

Tabel 4.18 Hasil maneuver beban pada G 360 T


INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 19 19.3
I-maks Amp 110 92 TURUN 18
I-netral Rata-2 Amp 23 8 TURUN 15
MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 43 14 28

Sesudah kita simulasikan maneuver beban dengan menggunakan SBS, kita tergetkan
untuk penurunan ketidakseimbangan beban G 360 T dalam sehari sebesar 14 % dengan
toleransi ± 5%.

52
4.5 Pelaksanaan Pemidahan Beban di Lapangan
Pelaksanaan penyeimbangan beban dilakukan dengan mengikuti ketetapan maneuver
beban yang telah dilakukan seperti yang telah dilakukan diatas. Dan apabila telah
dilakukan penyeimbangan beban tetapi data atau target pencapaiannya berbeda dengan
yang disimulasikan, maka PT. PLN (Persero) memberikan tolernasi kepada pihak ketiga
yaitu PT. Haleyora Power sebesar ± 5% dari target yang telah ditetapkan.

4.6 Pengukuran Beban Gardu Setelah Dilakukan Penyeimbangan Beban


Berikut adalah hasil pengukuran setelah dilakukan penyeimbangan pada setiap gardu
yang telah dilakukan maneuver dengan menggunakan Power Logger selama 24 jam
dengan record setiap 1 jam sekali.
Setelah pelaksanaan penyeimbangan beban kembali dilakukan pengukuran dengan
Power Logger selama 24 jam. Data ini digunakan sebagai dasar untuk menganalisa dan
membandingkan dengan hasil pengukuran sebelum pelaksanaan pekerjaan.

4.6.1 Data Setelah G 264 T


Berikut adalah hasil pengukuran sesudah dilakukan penyeimbangan beban dengan
menggunakan Power Logger, yang ditunjukan pada Tabel 4.19

Tabel 4.19 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 264 T

JURUSAN 1 3 T
PHASA R S T N R S T N R S T N
00,00 80 38 76 50 98 82 76 26 178 121 151 76
00,30 65 38 76 45 101 77 73 26 166 116 148 71
01,00 62 39 67 38 86 73 80 20 148 111 147 58
01,30 66 36 72 47 96 72 70 26 162 108 142 73
02,00 60 37 72 40 94 72 66 27 154 109 138 67
02,30 64 38 68 37 80 72 77 21 143 110 145 58
03,00 56 38 73 42 83 76 68 20 139 114 141 63
03,30 54 35 67 43 78 75 71 20 131 111 138 62
04,00 57 33 62 36 80 71 61 21 137 105 123 57

53
04,30 56 33 62 41 79 94 63 33 135 127 125 74
05,00 53 37 59 34 85 77 67 22 139 114 125 56
05,30 42 33 56 37 76 75 58 28 118 109 114 65
06,00 41 33 58 36 68 75 59 30 108 108 117 66
06,30 34 6 64 49 57 72 46 29 92 78 110 79
07,00 23 9 60 43 68 61 45 23 91 70 104 66
07,30 30 9 49 34 59 61 38 21 89 71 87 55
08,00 36 9 54 40 56 73 47 25 92 82 100 65
08,30 39 9 65 48 61 71 40 25 100 80 105 73
09,00 38 7 56 44 53 71 38 26 91 78 94 70
09,30 44 8 52 43 52 73 41 29 96 82 94 72
10,00 39 7 54 40 67 76 46 24 106 83 100 64
10,30 40 9 53 35 63 70 43 24 103 79 96 59
11,00 39 9 56 37 50 66 35 25 89 75 91 63
11,30 38 6 58 39 57 66 41 18 96 72 99 58
12,00 42 7 52 39 68 70 35 31 110 77 87 70
12,30 37 7 53 42 74 79 29 42 112 86 82 84
13,00 35 6 55 44 86 90 33 49 121 96 87 94
13,30 31 7 62 51 96 97 34 59 127 104 96 109
14,00 37 6 59 45 90 84 35 43 127 90 94 88
14,30 41 8 55 40 86 97 38 45 127 106 93 85
15,00 36 8 56 42 76 93 34 43 111 100 91 85
15,30 39 6 65 53 77 94 40 41 117 100 104 94
16,00 39 7 53 39 77 107 49 47 116 114 102 86
16,30 46 9 53 46 89 99 48 40 135 108 101 86
17,00 59 10 66 53 98 87 52 43 156 98 118 96
17,30 51 10 65 50 106 94 52 47 157 105 117 96
18,00 57 37 72 47 97 96 75 34 154 132 148 81
18,30 47 38 73 48 96 96 74 39 143 134 147 87
19,00 54 36 88 60 100 96 72 40 153 131 160 100
19,30 52 37 83 57 82 105 82 46 134 142 165 103
20,00 63 39 84 56 106 104 79 40 169 143 163 96

54
20,30 60 38 84 51 109 113 75 48 168 151 159 99
21,00 71 44 90 54 110 121 82 46 182 165 172 100
21,30 65 39 85 53 103 98 73 39 169 137 158 92
22,00 70 39 72 45 112 106 85 31 182 145 157 76
22,30 64 41 73 41 110 106 90 29 174 147 163 70
23,00 72 41 77 45 108 110 73 42 181 151 150 87
23,30 70 44 86 54 103 88 86 24 173 133 172 77

4.6.2 Data Setelah G 102 T


Berikut adalah hasil pengukuran sesudah dilakukan penyeimbangan beban dengan
menggunakan Power Logger, yang ditunjukan pada Tabel 4.20

Tabel 4.20 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 102 T

JURUSAN 1 2 3 T
PHASA R S T N R S T N R S T N R S T N

00,00 152 166 156 83


93 118 80 42 59 24 62 31 0 24 14 10

00,30 182 164 147 82


116 113 79 38 66 28 54 34 0 23 15 10

01,00 157 169 142 72


106 119 74 42 52 25 54 19 0 25 15 10

01,30 159 151 146 65


107 101 76 30 52 25 56 24 0 24 14 10

02,00 148 151 152 54


101 102 81 26 47 25 57 18 0 25 14 10

02,30 142 144 137 61


96 97 74 26 46 22 49 25 0 24 14 10

03,00 144 141 140 50


97 93 80 23 47 23 46 17 0 24 14 10

03,30 143 147 145 54


97 96 74 29 47 27 56 15 0 24 14 10

04,00 137 143 137 59


95 97 71 31 42 22 52 17 0 24 14 10

04,30 143 160 133 69


87 107 77 34 56 28 41 24 0 25 15 10

05,00 124 156 128 65


85 104 77 38 39 27 36 17 0 24 14 10

05,30 133 161 133 72


91 115 82 42 42 21 37 20 0 24 14 10

55
06,00 136 128 103 61
90 105 68 37 46 23 36 24 0 0 0 0

06,30 118 111 106 57


75 92 70 34 44 19 36 22 0 0 0 0

07,00 97 110 102 57


55 90 69 36 41 20 33 21 0 0 0 0

07,30 106 114 86 78


57 99 58 45 49 16 27 33 0 0 0 0

08,00 117 107 79 78


66 95 51 41 51 12 28 36 0 0 0 0

08,30 108 106 87 63


63 90 49 37 45 16 38 26 0 0 0 0

09,00 107 111 93 67


59 94 61 38 48 17 32 29 0 0 0 0

09,30 99 116 87 78
53 102 55 50 46 14 31 28 0 0 0 0

10,00 98 108 87 65
53 91 57 39 45 17 30 26 0 0 0 0

10,30 105 101 106 63


54 90 62 32 51 12 43 31 0 0 0 0

11,00 116 103 101 71


57 89 57 34 58 14 44 37 0 0 0 0

11,30 115 103 100 60


64 88 58 30 51 15 42 30 0 0 0 0

12,00 105 105 95 77


53 92 58 39 52 13 37 38 0 0 0 0

12,30 116 113 105 77


62 99 59 41 54 14 45 36 0 0 0 0

13,00 138 131 119 70


80 112 71 37 59 18 48 34 0 0 0 0

13,30 135 123 124 69


78 108 73 32 57 15 51 37 0 0 0 0

14,00 143 122 113 81


75 106 67 35 68 17 46 46 0 0 0 0

14,30 140 121 101 90


70 106 54 44 70 15 47 46 0 0 0 0

15,00 115 123 105 76


60 108 65 42 55 16 40 34 0 0 0 0

15,30 145 144 104 97


76 127 64 53 68 16 40 44 0 0 0 0

16,00 127 130 116 77


70 114 74 39 58 17 42 38 0 0 0 0

16,30 142 133 116 77


83 116 72 41 59 17 44 37 0 0 0 0

17,00 138 130 122 66


88 111 75 35 50 20 47 31 0 0 0 0

17,30 150 145 133 64


98 117 83 38 52 28 50 26 0 0 0 0

18,00 176 168 144 86


114 137 85 54 61 31 59 32 0 0 0 0

56
18,30 191 224 180 105
127 165 104 60 65 35 62 35 0 24 14 10

19,00 197 226 177 107


129 167 98 64 68 36 64 33 0 23 14 10

19,30 215 229 192 113


146 173 104 63 69 32 74 40 0 24 14 10

20,00 219 229 205 115


150 173 108 60 69 32 82 44 0 24 14 10

20,30 196 224 189 118


130 170 99 68 66 31 76 40 0 24 14 10

21,00 200 204 189 106


133 148 102 56 67 32 73 40 0 24 14 10

21,30 201 194 194 97


125 142 106 45 77 28 73 42 0 24 14 10

22,00 212 184 178 99


143 133 96 47 70 26 67 42 0 24 14 10

22,30 203 181 165 90


140 132 89 47 63 25 61 33 0 24 14 10

23,00 181 179 182 76


119 129 101 34 62 26 67 32 0 24 14 10

23,30 174 179 161 90


118 128 81 49 56 27 66 31 0 24 14 10

4.6.3 Data Setelah G 360 T


Berikut adalah hasil pengukuran sesudah dilakukan penyeimbangan beban dengan
menggunakan Power Logger, yang ditunjukan pada Tabel 4.21

Tabel 4.21 Hasil pengukuran setelah diseimbangkan pada G 360 T

JURUSAN 1 T
PHASA R S T N R S T N
00,00 53 57 59 30 53 57 59 30
00,30 54 51 56 29 54 51 56 29
01,00 53 55 55 27 53 55 55 27
01,30 50 53 49 27 50 53 49 27
02,00 53 53 50 26 53 53 50 26
02,30 47 50 51 27 47 50 51 27
03,00 44 54 50 28 44 54 50 28
03,30 48 49 49 26 48 49 49 26

57
04,00 47 52 50 27 47 52 50 27
04,30 50 49 50 27 50 49 50 27
05,00 57 47 55 29 57 47 55 29
05,30 55 52 52 29 55 52 52 29
06,00 58 64 53 29 58 64 53 29
06,30 59 57 70 30 59 57 70 30
07,00 47 57 69 34 47 57 69 34
07,30 47 44 66 30 47 44 66 30
08,00 43 50 59 25 43 50 59 25
08,30 43 61 62 34 43 61 62 34
09,00 46 53 53 24 46 53 53 24
09,30 45 46 64 31 45 46 64 31
10,00 41 46 62 31 41 46 62 31
10,30 40 42 60 28 40 42 60 28
11,00 68 49 56 21 68 49 56 21
11,30 70 49 63 26 70 49 63 26
12,00 67 47 63 26 67 47 63 26
12,30 72 51 68 28 72 51 68 28
13,00 72 49 61 23 72 49 61 23
13,30 74 51 63 23 74 51 63 23
14,00 73 47 51 20 73 47 51 20
14,30 68 51 52 22 68 51 52 22
15,00 73 46 53 21 73 46 53 21
15,30 72 47 59 25 72 47 59 25
16,00 78 44 66 31 78 44 66 31
16,30 87 59 58 25 87 59 58 25
17,00 80 53 78 38 80 53 78 38
17,30 86 54 71 35 86 54 71 35
18,00 66 74 82 42 66 74 82 42
18,30 74 88 83 43 74 88 83 43
19,00 64 77 82 47 64 77 82 47
19,30 77 67 83 47 77 67 83 47
20,00 75 67 72 46 75 67 72 46
20,30 69 70 72 46 69 70 72 46
21,00 71 68 80 47 71 68 80 47
21,30 67 70 70 44 67 70 70 44
22,00 58 68 69 42 58 68 69 42

58
22,30 54 65 69 41 54 65 69 41
23,00 57 59 67 36 57 59 67 36
23,30 57 58 61 33 57 58 61 33

4.7 Analisa Hasil Pelaksanaan Penyeimbangan Beban Dengan Power Logger


Berikut adalah hasil Analisa dari pelaksanaan penyeimbangan beban setelah
disimulasikan dengan SBS (Seharian Beban Seimbang). Dan berikut adalah hasilnya
beserta Analisa pekerjaannya.

4.7.1 Analisa Hasil G 264 T


Setelah kita melakukan penyeimbangan beban dengan menggunakan SBS,
selanjutnya kita akan membandingkan hasil dengan hasil ukur dilapangan sekarang
apakah sesuai dengan target dengan batas toleransi target sebesar ± 5% dari target
penyeimbangan yang kita ajukan. Dan berikut adalah hasil ukur setelah dilakukan
penyeimbangan beban dan juga data indicator perbandingan sebelum dan sesudah
dilakukan penyeimbangan, yang ditunjukan pada gambar 4.16 Dan Tabel 4.22

KURVE BEBAN SETELAH DISEIMBANGKAN


200
180
160
140
R
120
S
100
80 T

60
40
20
0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.16 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 264 T

Tabel 4.22 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 264 T

59
INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 21.00 22.00
I-maks Amp 257 182 TURUN 75
I-netral Rata-2 Amp 55 26 TURUN 29
MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 45 24 21

Dapat kita lihat dari data diatas, bahwa setelah dilakukan pengukuran,
ketidakseimbangan beban membaik menjadi 24% dari data sebelumnya yaitu 45 %, dan
itu berarti sudah memenuhi standar ketidakseimbangan beban dari PLN (25%).
Sedangkan data dari maneuver beban dengan menggunakan SBS, target
ketidakseimbangannya sebesar 19% dengan toleransi ± 5%. Dan setelah dilakukan
penyeimbangan data real yang didapat adalah sebesar 24% (termasuk dalam toleransi
pencapaian target sebesar 19%). Dalam artian target penyeimbangan beban pada G 264
T telah tercapai.

Untuk energi yang tak tersalur akibat adanya arus netral diasumsikan dari I netral
rata-2, dan arus yang mengalir pada netral menurun sebesar 29 A, sehingga kita dapat
menekan rugi-rugi sebesar 3904 kWh dalam sebulan atau setara dengan Rp. 4.6 juta.
4.7.2 Analisa Hasil G 102 T
Setelah kita melakukan penyeimbangan beban dengan menggunakan SBS, selanjutnya
kita akan membandingkan hasil dengan hasil ukur dilapangan sekarang apakah sesuai
dengan target dengan batas toleransi target sebesar ± 5% dari target penyeimbangan yang
kita ajukan. Dan berikut adalah hasil ukur setelah dilakukan penyeimbangan beban dan
juga data indicator perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan penyeimbangan, yang
ditunjukan pada gambar 4.17 Dan Tabel 4.23

60
KURVE BEBAN SETELAH DISEIMBANGKAN
250

200

R
150
S

T
100 N

50

0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.17 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 102 T

Tabel 4.23 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 102 T
INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KET
Waktu (I-maks) Jam 21.3 20
I-maks Amp 235 229 TURUN 6
I-netral Rata-2 Amp 55 19 TURUN 36
MEMBAIK
Rata-2 ketidak - seimbangan dlm 1 hr % 46 16 30

Dapat kita lihat dari data diatas, bahwa setelah dilakukan pengukuran, ketidakseimbangan
beban membaik menjadi 16% dari data sebelumnya yaitu 46 %, dan itu berarti sudah
memenuhi standar ketidakseimbangan beban dari PLN (25%). Sedangkan data dari
maneuver beban dengan menggunakan SBS, target ketidakseimbangannya sebesar 19%
dengan toleransi ± 5%. Dan setelah dilakukan penyeimbangan data real yang didapat
adalah sebesar 16% (termasuk dalam toleransi pencapaian target sebesar 19%). Dalam
artian target penyeimbangan beban pada G 102 T telah tercapai.

Untuk energi yang tak tersalur akibat adanya arus netral diasumsikan dari I netral
rata-2, dan arus yang mengalir pada netral menurun sebesar 36 A, sehingga kita dapat
menekan rugi-rugi sebesar 4847 kWh dalam sebulan atau setara dengan Rp. 5.8 juta.

61
4.7.3 Analisa Hasil G 360 T
Setelah kita melakukan penyeimbangan beban dengan menggunakan SBS, selanjutnya
kita akan membandingkan hasil dengan hasil ukur dilapangan sekarang apakah sesuai
dengan target dengan batas toleransi target sebesar ± 5% dari target penyeimbangan yang
kita ajukan. Dan berikut adalah hasil ukur setelah dilakukan penyeimbangan beban dan
juga data indicator perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan penyeimbangan, yang
ditunjukan pada gambar 4.18 Dan Tabel 4.24

KURVE BEBAN SETELAH DISEIMBANGKAN


100
90
80
70
R
60
S
50
40 T

30
20
10
0
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gambar 4.18 Grafik setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 360 T

Tabel 4.24 Data Indikator setelah dilakukan penyeimbangan beban pada G 360 T

INDIKATOR SATUAN SEBELUM SESUDAH KETERANGAN

MENURUN
I maks Amp 110 88
22
MENURUN
In Rata-2 Amp 32 31
1
Rata-2 ketidak - MEMBAIK
% 42 19
seimbangan dlm 1 hr 23

62
Dapat kita lihat dari data diatas, bahwa setelah dilakukan pengukuran, ketidakseimbangan
beban membaik menjadi 19% dari data sebelumnya yaitu 42 %, dan itu berarti sudah
memenuhi standar ketidakseimbangan beban dari PLN (25%). Sedangkan data dari
maneuver beban dengan menggunakan SBS, target ketidakseimbangannya sebesar 19%
dengan toleransi ± 5%. Dan setelah dilakukan penyeimbangan data real yang didapat
adalah sebesar 19% (termasuk dalam toleransi pencapaian target sebesar 14%). Dalam
artian target penyeimbangan beban pada G 360 T telah tercapai.

Untuk energi yang tak tersalur akibat adanya arus netral diasumsikan dari I netral
rata-2, dan arus yang mengalir pada netral menurun sebesar 1 A, sehingga kita dapat
menekan rugi-rugi sebesar 135 kWh dalam sebulan atau setara dengan Rp. 161.568.

63
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan penyeimbangan beban berdasarkan hasil simulasi maneuver beban


dengan metode SBS (Seharian Beban Seimbang), maka dapat disimpulkan bahwasanya:

1. Persentase ketidakseimbangan beban pada G 264 T menurun dari 45 % menjadi


24%, pada G 102 T menurun dari 46 % menjadi 16 % dan pada G 360 T menurun
dari 42 % menjadi 19%.
2. Sebuah konfigurasi 3 fasa 4 kawat dapat dikatakan tidak seimbang apabila arus
netral (In) tidak bernilai NOL dan ketidakseimbangan beban dapat mengakibatkan
arus mengalir pada netral sehingga dapat mengakibatkan susut (losses) yang dapat
merugikan perusahaan PT. PLN (Persero).
3. Penyeimbangan beban juga dapat menekan besarnya arus netral yang dapat dilihat
dari nilai arus rata-rata, pada G 264 T dari 55 A menjadi 26 A, pada G 102 T dari
55 A menjadi 19 A dan pada G 360 T dari 32 A menjadi 31 A.
4. Penyeimbangan juga menekan rugi-rugi yang diterima oleh perusahaan, pada G
264 T menekan rugi-rugi sebesar 3904 kWh, pada G 102 T menekan rugi-rugi
sebesar 4847 kWh dan pada G 360 T menekan rugi-rugi sebesar 135 kWh.

5.2 SARAN

Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk menggunakan metode WBP (Waktu


Beban Puncak) untuk melakukan penyeimbangan beban, guna membandingkan hasil dari
dilakukannya penyeimbangan beban itu sendiri sehingga bisa dapat kita simpulkan
metode mana yang lebih efektif dan efisien dalam melakukan penyeimbangan beban pada
gardu distribusi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2000. Distribusi Dan Utilisasi Tenaga Listrik .Jakarta: UIP

A.S Pabla. 1991. Distribusi Tenaga Listrik. Jaktra: Erlangga

Hutauruk, T.S. 1996. Transmisi Daya Listrik. Erlangga : Jakarta

Julius Sentosa Setiadji, dkk, 2007. Pengaruh ketidak Seimbangan Beban Terhadap

Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi, Jakarta: The Institute of Research &

Community Outreach

PT. PLN (Persero). Tentang Jaringan Distribusi. Jakarta: PT. PLN (Persero)

Rolly Elmondo Sinaga, Panusur S.M.L. Tobing, 2012. Studi Tentang Pengukuran

Parameter Trafo Distribusi Dengan Menggunakan Emt (Electrical Measurement

& Data Transmit)

Santoso, Sri Budi, 2014. Penyeimbang Beban Gardu Distribusi Metode SBS

(Seimbang Beban Seharian), sulawesi: The Institute of Research & Community

Outreach

SPLN No D3.002-1:2007

Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia :

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai