Anda di halaman 1dari 2

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti Belanda mulai masuk ke Indonesia dan terjadilah
perubahan politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni. Kontak dengan bangsa
Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat yaitu dengan
masuknya paham-paham baru, seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai
akhirnya Indonesia dapat menumbuhkan jiwa Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka. Sebagai
tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI.

Pada sidang pertama Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk
pemerintahan adalah kerajaan-BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya adalah Mr.
Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka semua berpidato guna
membahas tentang rancangan usulan dasar negara. Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar
bagi Indonesia merdeka adalah dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya
philosophische gronsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang
di atasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka.

Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka itu disebut
Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah mufakat perwakilan, Kesejahteraan
sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan. Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh
menjadi ideologi yang beku sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda
dapat memberikan ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia sembilan
bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam
Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.Pada sidang
kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang dasar dan
penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu
Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas
BPUPKI.
Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan dilaksanakan
secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa
Indonesia. Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam
sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila pertama
(tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa) dan beberapa
perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan Undang-Undang Dasar dan
pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai