a. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah sistolik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri , akibatnya beban kerja jantung bertambah sehingga
mengakibatkan hipertropi ventrikel , yang merupakan konpensasi jantung untuk
meningkatkan kekuatan kontraksinya. Akan tetapi kemampuan jantung untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertropi kompensasi akhirnya terlampaui
dan terjadi dilatasi dan gagal jantung. Bila ateroskelorosis berlanjut maka suplai
oksigen miokard berkurang ,sementara kebutuhan miokard akan oksigen yang
meningkatkan akibat hipertropi ventrikel dan meningkatnya beban kerja
jangtungakibatnya menyebabkan angina atau infark miokard.
b. Merokok
Risiko merokok tergantung pada jumlah rokok yang diisap perhari, dan tidak pada
lamanya merokok. Seorang perokok lebih dari satu bungkus / hari menjadi 2X
lebih rentan daripada yang tidak merokok.Yang diduga menjadi penyebab adalah
pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh saraf otonom.
c. Penyakit Diabetes Melitus
Penyakit diabetes mellitus cenderung memiliki prevalensi ateroslekerosis yang
lebih tinggi. Mekanisme sampai sekarang belum dapat dipastikan tetapi mungkin
yang menjadi penyebab adalah kelainan metabolisme lemak atau predisposisi
terhadap degenerasi vaskuler yang berkaitan dengan gangguan toleransi terhadap
glukosa.
d. Gaya hidup yang kurang bergerak.
Cara hidup kurang gerak berperan pada timbulnya penyakit jantung koroner.
e. Stres psikologik
Stress menyebabkan peningkatan katekolamin yang bersifat aterogenik serta
mempercepat serangan jantung.
f. Tipe kepribadian
Pola tingkalaku tipe A memiliki hubungan dengan proses ateroskelerosis
Kepribadian yang termasuk dalam tipe A adalah mereka yang memperlihatkan
persaingan yang kuat , ambisius , agre4sif dan merasa diburu waktu.
PATOFISIOLOGI
Ada tiga (tiga) hal utama penyebab terjadinya infark miokard akut, yaitu aterosklerosis
(penyempitan), trompus baru (penyumbatan) dan spasme dari arteri koroner.
1.Aterosklrosis :
Ateroklerosis pembuluh koroner disebabkan oleh penimbunan lipid dan jaringan fibrosa
, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah . Bila lumen menyempit maka
resistensi terhadap aliran darah akan meninmgkat dan membahayakan aliaran darah miokardium.
Bila penyakit ini semakin lanjut maka penyempitan lumen akan diikuti perrubahan vskuler yang
mengurangi kemampuan pembuluh darahuntuk melebar , sehingga mempengaruhi
keseuimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium distal dari lesi.
Meskipun penyempitan berlangsung progresif dan kemampuan vaskuler untuk
memberikan respon juga berkurang , manifestasi klinik belum tampak sampai proses aterogenik
sudah mencapai tingkat lanjut. Lesi yang bermakna secara klinis dapat mengakibatkan iskemik
dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari 70 % lumen pembuluh darah.
2. Trombus
Terjadinya thrombus disebqabkan oleh rupture plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan thrombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya infark tergantung pada daerah yang
oklusi dan aliran darah kolateral..
3. Spasme
Spasme/ vasokontriksi koroner dapat disebabkan oleh rangsangan adrenergic,
rangsangan dingin atai kokain.Spasme arteri kloroner dengan plak ateroskelerotik akan
meningkatkan tekanan di dalam plak , mengakibatkan pecahnya plak dan terjadi thrombus.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasiklinik pada infark miokard akut adalah nyeri dada hebat pada daerah retrosternal
kiri, tidak terlokalisir atau tidak dapat ditunjukkan dengan jari.Rasa nyeri seperti terbakar ,
tertimpa beban berat , tertindih, diremas-remas, lamanya lebih dari 30 menit , terus menerus,
tidak hilang dengan istirahat, maupun dengan pemberian nitrat. Nyeri dada dapat menjalar ke
lengan kiri punggung, leher, rahang dan epigastrium, disertai dengan mual, muntah dan keringat
dingin.
PEMERIKSAAAN PENUNJANG
Selain keluhan nyeri dada khas infark maka untuk memastikan diagnosis infark miokard akut
duiperlukan pemeriksaan penunjang, yaitu Laboratorium dan Elektrokardigram.
1.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan dari lekosit, Enzim darah( CK, CKMB),
Troponim T, SGOT/SGPT dan LDL.
Enzim CK,CKMB merningkat 6 jam setelah infark , mencapai puncak pada 18 – 24 jam dann
kembali normal setelah 72 jam.
SGOT/ SGPT meningkat dalam 12 jam setelah infark dan normal setelah 24 – 26 jam, kembali
normal pada hari ke 3 sampai hari ke 5.
2. Pemeriksdaan Elektrokardiogram
Adanya kematian jaringan miokard akan menyebabkan perubahan benuk gambaran
elektrokardiografi secara berevolusi.
Gambaran yang khas yaitu terdapat ST elevasi diikuti gelombang Q patologis dan ST Elevasi
yang kemudian menjadi Gelombang T inverted.
32 33
Perubahan yang timbul pada sandapan rekaman EKG memperlihatkan lokasi terjadinya infark
miokard, yaitu:
- Infark Anterior : Sandapan V1 – V4
- Infark Inferior : Sandapan II, III, aVF
- Infark Lateral : Sandapan I, aVL, V5, V6.
Diagnosa infark miokard dapat ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria dibawah ini :
- Nyeri dada khas infark miokard ,lebih dari 30 menit.
- Gambaran EKG dan evolusinya yang khas IMA
- Gambaran laboraorium : peningkatan enzim CK, CKMB 2 kali dari normal.
1. Gangguan perfusi jaringan miokard b/d suplai dan dimand tidak adekuat akibat
penyempitan koroner.
2. Nyeri dada b/d tidak adekuatnya perfusi otot jantung akibat penyempitan arteri koroner.
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidaksimbangan sumplai dan dimand miokard.
4. Cemas b/d perasaan takut akan kematian dan serangan berulang.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit
6. Resiko penurunan curah jantung b/d disritmia.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan infark miokard akut dapat dibagi atas beberapa aspek aspek yaitu:
1.Monitoring tanda- tanda vital dan kemungkinan adanya disritmia yang mengancam jiwa
2.Memberikan oksigen guna mencukupi kebutuhan akan oksigen di jaringan.
4.Obat-obatan
a. Golongan nitrogliserin
b. Golongan narkotik
c. Golongan penghambat beta adrenergic.
d. Trombolitik terapi.
e. Laksantive
f. Sedative.
5.Psikososial
Pada umumnya pasien dengan infark miokard akut akan mengalami reaksi Denial,
emosi, stress, cemas dan rasa takut, yang hebat . Hal ini akan memperberat kondisi
pasien karena akan menuingkatkan konsumsi oksigen miokard, sehingga diperlukan
intervensi yang memberikan dorongan psikososial yaitu :
a. Komunikasi terapeuttik
b. Membina hubungan saling percaya
c. Menunjukkan sikap siap membantu
d. Mendampingi pasien saat nyeri dada.
e. Menciptakan lingkungan tenang
f. Memberikan informasi sederhana tentang tujuan dari seiap tindakan
6.Diet
Puasa selama 8 jam sejak serangan , kemudian dilanjutkan dengan makanan cair dan
selanjutnya diet makanan lunak.
7.Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
8. Monitoring kemungkinan adanya efek samping dari tindakan/pengobatan.
KOMPLIKASI IMA
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien dengan IMA antara lain :
a. Disritmia
b. Gagal jantung
c. Syok kardiogenik
d. Tromboemboli
e. Ruptur septum
f. Kematian mendadak
B. DISRITMIA
1. Pengertian
Disritmia adalah gangguan pembentukan atau penyaluran impuls listrik jantung
Sehingga irama jantung menjadi tidak normal.
2. Faktor pencetus disritmia
a. Hipoksia miokard
b. Iskemik miokard
c. Sitimulasi simpatis
d. Obat-obatan
e. Gangguan elektrolit
f. Pembesaran jantung.
3. Manifestasi klinik
Kebanyakan manifestasi klinim tidak disadari oleh klien , dan terdeteksi saat rasa
tidak nyaman seperti palpitasi, atau adanya denyut jantung yang cepat,denut jantung
yang tidak teratur.
Keadaan ini tidakberbahaya selama tidak mengganggu hemodinamik.
Hal ini dikarenakan pasokan darah yang mengandungf nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan jaringan tidak mencukupi sehingga aktivitas metabolisme jaringan
terganggu.
Penmpilan klinis klien dengan disrimia :
a. Anxietas
b. Gelisah
c. Cepat lelah
d. Palpitasi
e. Nyeri dada
f. Vertigo, syincope
g. Kejang
h. Nyeri dada
4. Diagnostik Disritmia
DISRITMIA
Pengertian.
Disritmia adalah gangguan irama jantung,berupa gangguan pembentukan
inpuls atau
gangguan pengantaran inpuls atau kombinasi keduanya.
Faktor-faktor pencetus
1. Hipoksia
2. Iskemia atau Infark
3. Stimulus simpatis
4. Obat-obatan
5. Gangguan elektrolit
6. Hipertropi jantung
Manifestasi klinik
Cemas
Gelisah
Cepat lelah
Palpitasi
Nyeri dada
Vertigo, syncope
Sesak nafas
Hipoperfusi
Diagnostik Disritmia
Elektro Kardiogran
Halter
Elektrofisiologi
JENIS-JENIS DISRITMIA
1. Bradikardi Sinus
Penyebab
• Stimulasi vagal
• Intoksikasi digilalis
• Peningkatan TIK
• Infark Miokard
Efek Bradikardi
• Sincope
• Angina
• Disritmia ektopik
Tindakan
• Cegah stimulasi vagal
• Hindari obat digitalis
• Berikan atropin
2. Sinus Takhikardi
Penyebab
Demam
Hipovolemia
Anemia
Syok
Latihan
CHF
Nyeri
Hipermetabolisme
Hipertirdid
Efek :
Singkop
Hipotensi
Odema paru
Tindakan :
Hilangkan penyebab
Propranolal
3. Paroxismal atrial takhikardi
Penyebab :
Emosi
Kafein
Alkohol
Kelelahan
Efek :
Angina
Gagal jantung
Tindakan
Massage karotis
Digitalis
Propranolal
Verapamil
Kardioversi
4. Flutter atrium
Penyebab
Kelainan katub nutralis
Hipertiroide
Efek
Tidak terlalu pengaruh pada hemodinamik
Tindakan
Digitalis
5. Fibrilasi atrium
Penyebab
Penyakit jantung ateroskalerosis
Penyakit katub
Gagal jantung
Tirotoksikasis
Corpulmonale
Efek
Trambo emboli
Gagal jantung
Tindakan
Digitalis
Quinidin
Terapi anti koagulan
6. Ventrikel Extrasystal (PVC)
Penyebab :
Keracunan digitalis
Hipoxia
Hipokalemia
Demam
Asidosis
Efek
Palpitasi
Prekursor takhikardi ventrikel
Tindakan
Koreksi penyebab
Drips lidokain 2 mg/menit
7. Takhikardi ventrikel
Penyebab
Peningkatan iritabilitas miokard
Penyakit koroner
Efek
Penurunan curah jantung
Dekompensasi kardis
Tindakan
Koreksi penyebab
Obat anti aritmia
Defibrilisi bila tidak ada nadi
Kardioversi untuk yang ada nadi teraba
8. Fibrilasi ventrikel
Penyebab
Penyakit arteri koroner
Biasanya merupakan lanjutan dari Disritmia
ventrikel yang lain
Efek
Penurunan curah jantung
Tindakan
Resusitasi
Defibrilasi
9. Total AV Blok (Blok Derajat)
Penyebab
Intoksikasi digitalis
Miokard Infark
Efek
Penurunan perfusi ke organ vital
Tindakan
Temporary Pace Maker
Permanen Pace Maker
Stop digitalis
10. Supraventrikuler takhikardi
Penyebab
Tembakau
Kafein
Alkohol
Efek
Penurunan curah jantung
Dekompensasi
Tindakan
Massage Karotis
Digitalis
Kardioversi
Askep Disritmia
Pengkajian
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pengkajian Psikososial
Fokus utama Disritmia dan efeknya
Riwayat kesehatan
Synkope
Pusing
Kelelahan
Nyeri dada
Palpitasi
Sesak nafas
Pengkajian fisik
Tanda-tanda penurunan CO
• Kulit : Dingin, Basah, Pucat
Frekuensi dan irama nadi
Auskultasi bunyi jantung
Tekanan darah
Frekuensi nafas dan pola nafas
Retensi cairan
• Peningkatan CVP
• Distensi Vena jugularis
• Odema
Diagnosa Keperawatan
1. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
2. Nyeri dada berhubungan dengan nenurunnya suplay oksigen ke otot jantung.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah
jantung.
Pengkajian Psikososial
Respon Psikologis
Intervensi
1. Mengurangi kecemasan
2. Mangatasi nyeri
3. Penyuluhan
4. Monitoring dan penatalaksanaan komplikasi
7. Takhikardi ventrikel
Menekankan pada analisa akibat yang ditimbulkan oleh gangguan listrik maka
jantung tidak dapat memompa secara adekut yang menghasilkan kardiak aout put
yang memadai.
Jika tidak diangani dengaan baik dan berlangsung lama maka akan menyebabkab
kerusakan aorgan tubuh.
Perubahan dan keajaman dalam menganalisa manifestasi klinik dan pembacaan EKG
menjadi hal yang pentuing dalam penanganan Disritmia.
Dignosa keperawtan yang mungkin timbul pada disritmia adalah :
a. Penurunan curah jantung b/ d gangguan sistim listrik jantung
b. Gangguan perfusi jaringan tubuh b/ d penurunan curah jantung.
c. Cemas b/d rasa takut.
7. Penanganan Disrimia