Audit dikatakan belum selesai sampai laporan audit ditandatangani. Jika audit mungkin tidak
akan selesai jika fakta-fakta ditemukan setelah tanggal laporan posisi keuangan dan sebelum
laporan audit berikutnya. Selanjutnya, setelah pekerjaan lapangan hampir selesai, serangkaian
prosedur umumnya dilakukan untuk ‘menyelesaikan audit’. Tujuan dari prosedur-prosedur
tersebut adalah untuk mereviu pekerjaan audit, memperoleh asurans tertentu dari klien,
menemukan setiap permasalahan yang potensial, memeriksa kepatuhannya terhadap regulasi,
dan memeriksa konsistensi materi-materi yang akan disajikan bagi para pengguna laporan
keuangan. Prosedur-prosedur untuk menyelesaikan tahapan audit ini adalah :
Pekerjaan terakhir dari siklus penutup adalah prosedur penyelesaian, berbagi hal bagi
supervisor, laporan ke komite audit (audit committe), dan laporan audit itu sendiri. Prosedur
penyelesaian mencakup :
PENGENDALIAN KUALITAS
Berdasarkan International Standard on Quality Control (ISQC) , kantor akuntan publik (audit
firm) harus menetapkan sistem pengendalian kualitas yang dirancang untuk memberikan
asurans yang memadai bahwa perusahaan dan para personelnya patuh terhadap standar
profesional dan ketentuan hukum dan perundang – undangan, serta laporan yang diterbitkan
oleh perusahaan atau rekan penugasan (engagement partners) sesuai dengan situasi – situasi
yang ada.
Inspeksi PCAOB
Berdasarkan SOX, auditor harus memberikan reviu rekan kedua atau secara
bersamaan dengan orang yang memiliki kualifikasi terkait dengan kantor akuntan
publik, selain orang – orang yang melakukan audit, atau dengan reviewer independen.
Reviu Komite Audit atas Auditor
Berdasarkan SOX komite audit perusahaan publik secara langsung bertanggung jawab
terhadap penunjukan, pemberian kompensasi, dan pengawasan pekerjaan dari setiap
kantor akuntan publik yang terdaftar yang dipekerjakan oleh perusahaannya.
Surat Hukum
Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk menemukan litigasi, klaim, dan
penilaian yang memengaruhi klien adalah surat dari penasihat hukum klien yang
disebut sebagai surat hukum (legal letter) atau keterangan dari pengacara klien
(inquiry of client’s attorneys). Untuk seluruh litigasi, klaim, dan penilaian, keterangan
dari pengacara klien harus meminta bukti yang berkaitan dengan :
1. Adanya kondisi atau situasi yang menunjukan kemungkinan kerugian dari litigasi,
klaim, atau penilaian
2. Periode dimana penyebabnya terjadi
3. Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan
4. Jumlah potensi kerugian, termasuk biaya pengadilan.
Surat ini menginformasikan kepada auditor terkait penundaan legislasi dan informasi
lainnya yang melibatkan penasihat hukum yang mana hal tersebut relevan dengan
laporan keuangan.
Salah satu prosedur audit untuk menemukan kontingensi adalah surat hukum yang
telah didiskusikan, yang mana auditor menganalisis beban hukum dan pernyataan dari
penasehat hukum, serta memperoleh surat dari setiap pengacara utama terkait status
litigasi yang tertunda. Kontingensi tersebut yang menjadi perhatian auditor diantara
hal yang lain yaitu :
Komitmen