Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Audit dikatakan belum selesai sampai laporan audit ditandatangani. Jika audit mungkin tidak
akan selesai jika fakta-fakta ditemukan setelah tanggal laporan posisi keuangan dan sebelum
laporan audit berikutnya. Selanjutnya, setelah pekerjaan lapangan hampir selesai, serangkaian
prosedur umumnya dilakukan untuk ‘menyelesaikan audit’. Tujuan dari prosedur-prosedur
tersebut adalah untuk mereviu pekerjaan audit, memperoleh asurans tertentu dari klien,
menemukan setiap permasalahan yang potensial, memeriksa kepatuhannya terhadap regulasi,
dan memeriksa konsistensi materi-materi yang akan disajikan bagi para pengguna laporan
keuangan. Prosedur-prosedur untuk menyelesaikan tahapan audit ini adalah :

1. Mengevaluasi bukti tata kelola


2. Melakukan sejumlah prosedur untuk mengidentifikasi peristiwa kemudian
(subsequent events)
3. Mereviu laporan keuangan dan materi-materi laporan lainnya
4. Melakukan prosedur penyelesaian dan menyiapkan hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian rekan (matters for attention of partners)
5. Melaporkan kepada dewan direksi dan menyiapkan laporan audit

Pekerjaan terakhir dari siklus penutup adalah prosedur penyelesaian, berbagi hal bagi
supervisor, laporan ke komite audit (audit committe), dan laporan audit itu sendiri. Prosedur
penyelesaian mencakup :

1. Prosedur – prosedur analitis


2. Reviu kertas kerja
3. Evaluasi mengenai keberlanjutan usaha (going concern)
4. Persetujuan klien terhadap jurnal penyesuaian

Tahapan terakhir dari siklus penutup adalah laporan audit

PENGENDALIAN KUALITAS

Berdasarkan International Standard on Quality Control (ISQC) , kantor akuntan publik (audit
firm) harus menetapkan sistem pengendalian kualitas yang dirancang untuk memberikan
asurans yang memadai bahwa perusahaan dan para personelnya patuh terhadap standar
profesional dan ketentuan hukum dan perundang – undangan, serta laporan yang diterbitkan
oleh perusahaan atau rekan penugasan (engagement partners) sesuai dengan situasi – situasi
yang ada.

 Elemen – Elemen Sistem Pengendalian Kualitas


Aktivitas perusahaan secara umum yang mana kebijakan dan prosedur pengendalian
kualitas diperlukan, termasuk tanggung jawab pemimpin atas kualitas yang ada di
dalam perusahaan, penerimaan dan retensi klien, kinerja penugasan, dan pemantauan
(monitoring). Pengendalian kualitas berlaku untuk sumber daya manusia, yang mana
didalamnya termasuk persyaratan etika.
 ISA 220: Pengendalian Kualitas untuk Penugasan Audit
ISA 220 menyertakan persyaratan khusus bagi reviewer pengendalian kualitas
penugasan untuk melakukan evaluasi secara objektif atas kepatuhan terhadap standar
profesional yang berlaku.
 Sarbanes – Oxley Act : Pengendalian Kualitas dan Reviu Audit
Sarbanes – Oxley Act (SOX) diperuntukan untuk seluruh prosedur reviu yang
diperlukan aduitor, seperti pengendalian kualitas, reviu rekan kedua, dan rotasi rekan.
Sarbanes – Oxley Act juga mendiskusikan tanggung jawab dan inspeksi komite audit
atas klien berdasarkan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB).

Kebijakan – Kebijakan Pengendalian Kualitas


SOX mensyaratkan bahwa setiap kantor akuntan publik yang terdaftar yang
mengaudit perusahaan – perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara publik
untuk menyertakan didalam standar kebijakan pengendalian kualitas terkait :
1. Pemantauan terhadap etika profesional dan independensi dari pihak-pihak yang
menerbitkan laporan atas nama kantor akuntan publik yang menerbitkan laporan
audit.
2. Konsultasi di dalam kantor akuntan publik atas sejumlah pertanyaan terkait
akuntansi dan pengauditan
3. Supervisi terhadap pekerjaan audit
4. Perekrutan, pengembangan dan kemajuan secara profesional untuk setiap personel
5. Penerimaan dan keberlanjutan penugasan audit
6. Inspeksi internal
7. Sejumlah persyaratan lain yang ditetapkan oleh Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB)

Inspeksi PCAOB

PCAOB mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian kualitas yang dimiliki kantor


akuntan publik, dan cara pendokumentasian dan pengomunikasian sistem tersebut
oleh kantor akuntan publik; serta melakukan sejumlah pengujian yang sesuai dengan
prosedur audit, pengawasan, dan pengendalian kualitas kantor akuntan publik.
PCAOB diharuskan untuk menginspeksi kantor akuntan publik yang terdaftar
berdasarkan SOX. PCAOB akan menginspeksi dan mereviu audit yang dipilih dan
mereviu penugasan yang melibatkan kantor akuntan publik.

Konflik Kepentingan Mantan Karyawan

Dalam menentukan penerimaan dan keberlanjutan penugasan audit, kantor akuntan


publik harus mempertimbangkan konflik kepentingan mantan karyawan dan rotasi
rekan audit.

Reviu dan Rotasi Kemitraan

Berdasarkan SOX, auditor harus memberikan reviu rekan kedua atau secara
bersamaan dengan orang yang memiliki kualifikasi terkait dengan kantor akuntan
publik, selain orang – orang yang melakukan audit, atau dengan reviewer independen.
Reviu Komite Audit atas Auditor

Berdasarkan SOX komite audit perusahaan publik secara langsung bertanggung jawab
terhadap penunjukan, pemberian kompensasi, dan pengawasan pekerjaan dari setiap
kantor akuntan publik yang terdaftar yang dipekerjakan oleh perusahaannya.

EVALUASI BUKTI TATA KELOLA

 Memperoleh Bukti dan Surat Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


Prosedur pekerjaan lapangan untuk menemukan sejumlah klaim terhadap klien
adalah:
1. Membaca notula rapat perusahaan dan catatan rapat lainnya yang sesuai
2. Membaca kontrak, sewa, korespondensi, dan dokumen lainnya yang serupa
3. Mereviu jaminan utang yang diungkapkan di dalam konfirmasi bank
4. Menginspeksi dokumen lainnya untuk kemungkinan adanya jaminan yang dibuat
klien
5. Menentukan apakah terdapat surat perjanjian sepihak

Surat Hukum

Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk menemukan litigasi, klaim, dan
penilaian yang memengaruhi klien adalah surat dari penasihat hukum klien yang
disebut sebagai surat hukum (legal letter) atau keterangan dari pengacara klien
(inquiry of client’s attorneys). Untuk seluruh litigasi, klaim, dan penilaian, keterangan
dari pengacara klien harus meminta bukti yang berkaitan dengan :

1. Adanya kondisi atau situasi yang menunjukan kemungkinan kerugian dari litigasi,
klaim, atau penilaian
2. Periode dimana penyebabnya terjadi
3. Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan
4. Jumlah potensi kerugian, termasuk biaya pengadilan.

Surat dari Penasihat Hukum Klien

Surat ini menginformasikan kepada auditor terkait penundaan legislasi dan informasi
lainnya yang melibatkan penasihat hukum yang mana hal tersebut relevan dengan
laporan keuangan.

 Memperoleh Surat Representasi Manajemen


Selama proses audit, manajemen membuat banyak representasi untuk auditor, baik
yang tidak diminta atau dalam merespons beberapa keterangan tertentu. Ketika
representasi tersebut berkaitan dengan hal – hal yang bersifat material pada laporan
keuangan, auditor harus mencari bukti audit yang menguatkan, mengevaluasi apakah
representasi yang dibuat manajemen tampak wajar dan konsisten dengan bukti audit
lainnya, serta mempertimbangkan apakah masing – masing pihak yang membuat
representasi tersebut memiliki kompetensi untuk melakukannya.
Representasi Tertulis dari Manajemen
Auditor dapat mendokumentasikan dalam kertas kerjanya mengenai bukti representasi
manajemen dengan mengikhtisarkan pembahasan yang dilakukan secara lisan dengan
pihak manajemen atau dengan memperoleh representasi tertulis dari manajemen.
 Reviu terhadap Komitmen dan Liabilitas Kontingensi
Liabilitas kontingensi adalah potensi kewajiban dimasa depan kepada pihak eksternal
atas jumlah yang tidak diketahui yang diperoleh dari hasil peristiwa dimasa lalu.
Pengungkapan catatan kaki umumnya diperlukan jika terdapat kemungkinan
kerugian. Berikut 3 kondisi yang diisyaratkan agar liabilitas kontingensi tersebut ada :
1. Terdapat potensi pembayaran di masa depan kepada pihak eksternal atau potensi
penurunan nilai aset di masa depan.
2. Terdapat ketidakpastian terkait jumlah pembayaran atau penurunan nilai aset
tersebut
3. Hasilnya akan ditentukan oleh beberapa peristiwa di masa depan

Prosedur – Prosedur untuk Menguji Kontingensi

Salah satu prosedur audit untuk menemukan kontingensi adalah surat hukum yang
telah didiskusikan, yang mana auditor menganalisis beban hukum dan pernyataan dari
penasehat hukum, serta memperoleh surat dari setiap pengacara utama terkait status
litigasi yang tertunda. Kontingensi tersebut yang menjadi perhatian auditor diantara
hal yang lain yaitu :

1. Penundaan litigasi terkait pelanggaran hak paten


2. Liabilitas produk atau tindakan lainnya (jaminan kewajiban dari pihak lain,
garansi produk, sengketa pajak penghasilan, dan piutang wesel yang terdiskonto)

Komitmen

Komitmen adalah perjanjian bahwa entitas akan mempertahankan serangkaian kondisi


tetap, seperti pembelian atau penjualan barang dagangan pada harga yang ditetapkan,
pada tanggal dimasa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi terhadap
keuntungan atau perekonomian secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai