Anda di halaman 1dari 7

Nama: Prisela Zharaswati

NIM: 1702612033

Abdominal X-ray - System and anatomy


1. Gas usus

Segmen usus menunjukkan adanya gas/udara pada lumen. Terkadang, sulit


untuk membedakan antara usus besar dan usus halus normal, namun mudah
ketika usus mengalami distensi abnormal. Batas diameter usus yaitu 3 cm untuk
usus halus, 6 cm untuk kolon, dan 9 cm untuk caecum (3/6/9 rule).

2. Lambung
Lambung dapat terlihat jika terisi oleh gas/udara yang dapat terlihat pada
kuadran kiri atas abdomen. Bagian bawah lambung melintasi midline.

Lambung

3. Usus Halus ( duodenum ke ileum terminal)


Umumnya, usus halus terletak sentral terhadap abdomen. Valvulae conniventes
(juga disebut plicae circulares) tipis, sirkular, sirkular, lipatan mukosa,
beberapa melingkar dan terlihat pada X-Ray melingkari lumen.
4. Usus Besar
Struktur retroperitoneal kolon (kolon asendens, kolon desendens, dan rektum)
relatif konstan pada posisinya dan sering lebih mudah diidentifikasi daripada
kolon transversal atau kolon sigmoid yang lebih bervariasi posisinya. Jika
terlihat, caecum seringkali merupakan segmen terluas dimana posisinya juga
bervariasi, tetapi paling sering terbatas pada fossa iliaka kanan. Otot
longitudinal (taenia coli) dan otot melingkar dari kolon membentuk sakulasi
yang disebut haustra, yang memiliki penampilan radiografi yang khas. Ciri khas
lain dari usus besar adalah bahwa itu berisi kotoran. Ini memiliki penampilan
berbintik-bintik karena bagiannya mengandung gas.

1. Fleksura hepar
2. Kolon tranvesum
3. Haustra
3
4. Feses

4 4
5. Hepar
Hati terletak di kuadran kanan atas (RUQ). Tepi superior dari hepar membentuk
kontur hemi-diafragma kanan (panah). Pada pasien ini bayangan payudara
(garis merah) menutupi hati, dan tanda-tanda paru-paru kanan terlihat di
belakang hati. Kantung empedu jarang terlihat pada rontgen perut. Posisinya
sangat bervariasi. Pasien ini telah menjalani kolesistektomi. Klip menandai
lokasi kantong empedu sebelumnya.

6. Basal Paru pada X-Ray


Basal paru-paru, yang lewat di belakang hati dan diafragma di sulkus posterior
toraks, dapat terlihat pada beberapa rontgen perut. Penting untuk memeriksa
paru-paru karena beberapa pasien dengan kelainan paru-paru hadir dengan
gejala perut. Jika ada konsolidasi yang diduga dari rontgen abdomen maka
diperlukan tinjauan sistem pernapasan pasien.
Sudut Costophrenic (tanda bintang)
7. Tepi Psoas
Tepi psoas pada rontgen perut Otot psoas (merah) timbul dari proses transversal
vertebra lumbar (panah) dan bergabung dengan otot iliacus. Bersama-sama
otot-otot yang kuat membentuk tendon iliopsoas, yang melekat pada trochanter
yang lebih rendah dari tulang paha (asterisk). Otot iliopsoas adalah fleksor
pinggul. X-ray perut sering menunjukkan tepi lateral otot psoas sebagai garis
lurus dekat. Otot iliacus tidak terlihat, karena terletak di atas tulang iliaka
panggul.

8. Ginjal Pada X-Ray Abdomen


Ginjal terletak setinggi T12-L3 dan lateral terhadap otot psoas. Ginjal kanan
biasanya sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena posisi hati.
9. Limpa pada X-Ray Abdomen

Limpa terletak pada kuadran kiri atas dan superior terhadap ginjal.

10. Vesika Urinaria pada X-Ray Abdomen


Kandung kemih memiliki tampilan yang bervariasi tergantung pada seberapa
penuhnya. Vesika urinaria memiliki kepadatan yang sama dengan struktur
jaringan lunak lainnya, karena kandungan airnya.
11. Tulang Normal pada X-Ray Abdomen
Tulang rusuk bagian bawah, vertebra lumbar, dan sakrum disorot. Tulang dapat
digunakan sebagai penanda untuk struktur jaringan lunak yang tidak terlihat.
Perhatikan prosesus transversal vertebra lumbar berperan sebagai panduan
untuk jalannya ureter (panah). Persimpangan vesico-ureter (tanda bintang)
terletak setinggi ischial spine (panah).

12. Tulang Normal pada X-Ray Abdomen


Sakrum, tulang ekor, tulang panggul, dan femora proksimal disorot. Sendi
sakro-iliaka dibentuk oleh tumpang tindih tulang sakrum dan iliaka panggul.

Anda mungkin juga menyukai