YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan
atau benda seperti bubur (dewa, 2000)
Kista adalah suatu bentukan yang bulat dengna dinding tipis, berisi cairan
atau bahan setengah cair (sjamsuhidajat, 1998)
Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan
sel-sel lapisan uterus tumbuh secara menyimapang dalam rongga pelvis diluar uterus.
(brunner & sudddarth, 2002)
1. Kista non neoplastik, yang sifatnya jinak dan akan mengempis setelah 2 sampai 3
bulan.
2. Kista neoplastik, kista ini umumnya harus dioprasi, namun tergantung dari ukuran
dan sifatnya.
Kista endometriosis adalah kista yang berasal dari sel-sel selaput perut yang
disebut peritoneum. Penyebabnya karena infeksi kandungan menahun, misal
keputihan yang dibiarkan sehingga kuman masuk ke selaput perut melalui saluran
indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah
terserang penyakit. Ketika haidd tidak semua darah keluar dari vagina, tetapi ada yang
memercik kerongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput
perut, sehingga bisa menimbulkan penyakit baru yang dinamakan endometriosis.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara
lain:
1. Uji serum
CA-125: Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
Protein plasenta 14 : Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami
infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan. Antibodi endometrial:
Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
Ultrasound: Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan
sensitifitas 11%
MRI: 90% sensitif dan 98% spesifik
Pembedahan: Melalui laparoskopi dan eksisi.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta)
F. PENATALAKSANAAN
1. Kolaboratif
Kehamilan bisa memperlambat perkembangan endometriosis karena
menstruasi (ovulasi) berhenti selama kehamilan dan laktasi. Ada beberapa wanita
yang menjadi asimptomatis setelah melahirkan. Fertilitas wanita dengan
endometriosis rendah maka bagi pasangan yang menginginkan anak memerlukan
bantuan medis.
Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang minimal dan progestin
yang tinggi dapat menyebabkan atrofi endometrium. Obat-obat antigonadotropik
seperti Danasol dapat juga dipakai untuk menekan kegiatan ovarium. Danasol
dapat menghentikan perkembangan endometrium, mencegah ovulasi, dan
menyebabkan atrofi jaringan endometrium yang ada di luar uterus (jaringan
endometrium ektopik). Kelemahan dari obat-obat ini adalah sangat mahal, adanya
efek samping seperti mual, cepat lelah, depresi, berat badan bertambah,
menyerupai gejala menopause, dan osteoporosis.
Apabila tidak ada respons terhadap terapi konservatif, intervensi bedah
dapat dilaksankan. Pembedahan laser laparoskopi adalah pembedahan yang bisa
mempertahankan fertilitas pasien karena pembedahan ini hanya melepas adhesi dan
menghancurkan jaringan endometrium yang ada dalam rongga pelvis. Bedah
radikal meliputi pengangkatan uterus, tuba fallopi, dan ovarium. Endometriosis
bisa berhenti ketika menopause.
2. Mandiri
Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis dapat diobati. Perlu
diterapkan kepada pasien efek samping dari obat-obat yang dipakainya, strategi
untuk menangani nyeri yang kronis juga perlu dijelaskan (Mary Baradero dkk,
2005).
G. PENANGANAN
Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi
hormonal, pembedahan dan radiasi
1. Pencegahan
Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling
baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau
hilang pada waktu dah sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam
sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan
ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan mendapat
anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian
itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis,
melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul.
Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan
pada waktu haid, oleh karena itu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari
uterus ke tuba dan rongga panggul.
2. Observasi dan Pemberian Analgetika
Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala-
gejala dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur,
pengawasan itu bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-
gejala endometriosis hilang sendiri. sikap yang sama dapat diambil pada wanita
yang lebih muda, yang tidak mempunyai persoalan tentang infertilitas, akan tetapi
pada wanita yang ingin mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak
terjadi kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil
sikap yang lebih aktif. Pada observasi seperti yang diterangkan, harus dilakukan
pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan
penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa
observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika untuk
mengurangi rasa nyeri.
3. Terapi Hormonal
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat Efek samping
Pil KB kombinasi estrogen- Pembengkakan perut, nyeri payudara,
progestin peningkatan nafsu makan, pembengkakan
pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2
siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi,
perubahan suasana hati, depresi, vaginitis
atrofika
Danazole Penambahan berat badan, suara lebih berat,
pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina kering,
pembengkakan pergelangan kaki, kram otot,
perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil,
perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati,
sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang,
perubahan suasana hati
4. Pembedahan
Ada 2 macan yaitu :
1) Konservatif
a) Laparatomi
b) laparaskopi
2) Radikal
Laparoskopi mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan
Laparotomi, yakni
Lama tinggal dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika
dilaparotomi sekitar 5 hari.
Kembalinya aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat kembali
sepenuhnya 7-10 hari, jika dilaparotomi 4-6 minggu.
Ongkos perawatan lebih murah.
Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan endometriosis yang
umurnya hampir 40 tahun atau lebih dan yang menderita penyakit yang luas
disertai banyak keluhan. Operasi yang paling radikal adalah histerektomi total,
salpingo-ooferektomi bilateral, dan pengangkatan semua sarang-sarang
endometriosis yang ditemukan. Akan tetapi pada wanita kurang dari 40 tahun
dapat dipertimbangkan untuk, meninggalkan sebagian dari jaringan
ovarium yang sehat. Hal ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul
gejala-gejala pramenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan
timbulnya osteoporosis.
5. Radiasi
Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium, terapi cara
ini tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan.
H. KOMPLIKASI
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolon
atau ureter.
2. Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
3. Infertilitas, ditemukan pada 30% – 40% kasus. Endometriosis merupakan
penyebab infertilitas kedua terbanyak pada wanita. (Mansjoer, 2001)