Anda di halaman 1dari 10

Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 48

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN MODEL TUGAS


Aplikasi Model Pembelajaran Berwawasan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan

Adam Abdul Rahim

Guru Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Abstrak: Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas; Aplikasi Model


Pembelajaran Berwawasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tugas menjadi
strategi pembelajaran disaat menekankan perubahan perilaku kepada siswa, pengalaman
pembelajaran tugas memberikan arah dan makna dalam melaksanakan keterampilan. Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran model tugas adalah pembelajaran yang dibentuk dalam
suatu kelompok kecil dimana siswa bekerjasama dengan mengoptimalkan keterlibatan
dirinya dan anggota kelompok dalam belajar. Dari pengertian pendidikan jasmani diatas
dapat diambil simpulan bahwa gagasan pendidikan jasmani itu adalah: (a) bagian yang
tidak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruahan. (b) program yang memperhatikan
terhadap perkembangan anak didik. (c) berpusat kepada anak didik, bukan kepala bahan
pelajaran. Sasaran pembelajarannya diarahkan kepada perkembangan anak didik secara
keseluruhan, baik perkembangan organik , neuromuskuler, intelektual, maupun emosional.

Kata kunci: pendidikan jasmani, model tugas.

Tujuan pendidikan nasional Indonesia di yang sebenarnya dipelajari oleh siswa


dalam ketetapan MPR No. IV hasil sidang melalui partisipasinya, apakah
umum tahun 1999-2004 pada poin satu neuromuskuler, intelektual, emosional.
adalah untuk mengembangkan sumber daya Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah
manusia sedini mungkin secara terarah, proses pendidikan dimana terjadi interaksi
terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai antara peserta didik dengan lingkungannya
upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh yang dikelola melalui aktivitas jasmani
komponen bangsa agar generasi muda secara sistematik menuju pembentukan
dapat berkembang secara optimal disertai manusia seutuhnya (Mutohir, 2007: 7).
denagn hak dukungan dan lindungan sesuai Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dengan potensinya. Pada poin dua, arah sangat kompleks, peran guru tidak hanya
kebijakan pendidikan nasional adalah sebagai penyampai informasi kepada siswa
meningkatkan kemampuan akademik dan tetapi bagaimana guru memberi
profesional serta dapat meningkatkan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan mampu dorongan kepada siswa agar terjadi proses
berfungsi secara optimal terutama dalam belajar.
meningkatkan pendidikan watak dan budi Tujuan pembelajaran yang
pekerti agar dapat menumbuhkan wibawa dilaksanakan di sekolah mempunyai
lembaga tenaga kependidikan. Pendidikan tingkatan, mulai dari tujuan ideal sampai
jasmani sebagai salah satu komponen tujuan khusus yamg kongkret dan dapat
pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah diukur, tujuan yang terukur ini harus dapat
memiliki peran yang sangat strategis untuk dicapai pada tinghkat kelas. Bloom yang
mewujudkan tujuan pendidikan di atas. terkenal dengan tujuan pembelajarannya
Pendidikan jasmani tidak hanya berdampak membagi tujuan pembelajaran ke dalam
positif pada pertumbuhan fisik anak, tiga domain yakni, kognitif, afektif, dan
melainkan juga perkembangan mental, psikomotorik (Winkel, 1989: 1490). Untuk
intelektual, emosional, dan sosialnya. mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
Pengajaran yang baik di lakukan dalam sudah banyak metode dan model yang
pendidikan jasmani lebih dari sekedar diciptakan okeh paran ahli pendidikan
mengembangkan keterampilan berolahraga, dalam melakukan pendekatan agar ketiga
pengajaran yang baik tersebut melibatkan ranah tersebut diatas tercapai secara utuh
aspek-aspek yang berhubungan dengan apa dan tidak terpotong-potong, karena dalam

48
Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 49

suatu aktivitas pembelajaran siswa terlibat sekolah lanjutan atas olahraga (Mutohir,
secara menyeluruh tidak terpisah-pisah, 2000: 8). Rendahnya kualitas pembelajaran
secara nyata dapat diamati hanya aspek pendidikan jasmani mulai dari sekolah
afektif dan psikomotoriknya saj namun dasar sampai pada sekolah lanjutan atas,
perlu disadari bahwa motor dari kedua secara umum disebabkan oleh beberapa
aspek itu adalah kognitif. Pembelajaran faktor diantaranya adalah terbatasnya
bertujuan membuat siswa aktif melakukan kemampuan guru pendidikan jasmani dan
tugas-tugas belajar, siswa bukanlah objek sumber-sumber yang digunakan untuk
yang bersifat pasif ketika merespon mendukung proses pembelajaran. Sehingga
rangsang yang disampaikan guru, respon model pembelajaran pendidikan jasmani
yang diberikan siswa kepada guru yang digunakan oleh guru cenderung
merupakan umpan balik bagi guru yang tradisional dan berpusat kepada guru. Di
bersangkutan. Perubahan perilaku yang samping itu, menurut penulis, model
terjadi pada siswa dipengaruhi oleh pembelajaran pendidikan jasmani terbatas
interaksi guru dengan dan interaksi siswa jumlahnya jika kita bandingkan dengan
dengan siswa. Oleh karena itu, suasana ini model pembelajaran bidang studi lain.
harus diciptakan atau dikondisikan karena Berdasarkan penjelasan tersebut, yang
faktor ini turut memperlancar proses menjadi rumusan masalah dalam makalah
pembelajaran siswa. ini adalah, bagaimana pembelajaran
Kegiatan belajar merupakan pendidikan jasmani dengan model tugas
kegiatan yang melibatkan keseluruahan yang berwawasan kurikulum tingkat satuan
aspek psiko-fisik bukan saja aspek pendidikan dilaksanakan di sekolah?.
kejiwaan, tetapi juga aspek neuro- Untuk lebih jelasnya di uraikan dalam
fisiologis. Dalam pembelajaran pendidikan bagian pembahasan berikut.
jasmani, dimana aktivitas fisik sangat
meninjol namun bukan berarti PEMBAHASAN
mengabaikan aspek kognitif dan afektif
yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom a. Model pembelajaran
(dalam Winkel, 1989: 149-150). Pada
pendidikan jasmani pencapaian ketiga Istilah model banyak digunakan dalam
ranah itu harus seimbang agar fungsi kehidupan sehari-hari, tukang jahit
pendidikan jasmani yang merupakan membuat model atau pola pakaian sebelum
komponen pendidikan, secara umum memotong kain untuk dijadikan pakaian.
bertujuan untuk membentuk manusia yang Dari contoh ini dapat dipahami bahwa
seutuhnya seperti yang dicita-citakan dalam sebuah model berguna sebagai keraka
UUD 1945 tercapai. Berbagai usaha telah acuan dalam melakukan sesuatu, suatu
dilakukan untuk meningkatkan proses model yang baik memuat data-data atau
pembelajaran pendidikan jasmani, antara langkah-langkah untuk melakukan sesuatu.
lain melalui pelatihan dan penataran, Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
peningkatan level pendidik, serta perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas atau
kurikulum namun hasilnya belum dilapangan, dikenal istilah model
memuaskan. Dari beberapa pengamat dan pembelajaran. Berdasarkan pengertian
hasil penelitian empiris ditemukan bahwa, diatas, maka secara sederhana model
pelaksanaan pembelajaran pendidikan pembelajaran adalah suatu kerangka acuan
jasmani di sekolah-sekolah di Indonesia yang memuat langkah- langkah konkrit
masih kurang menggembirakan, dalam pelaksanaan pembelajaran (Joyce,
indikatornya antara lain adanya 1992:2). Menurut Saputra (2000:35) model
kecendrungan semakin menurunnya tingkat pembelajaran merupakan sebuah rencana
kesegaran jasmani siswa dan rendahnya yang dimanfaatkan untuk merancang
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, isi yang terkandung didalam
pendidikan jasmani maupun ekstrakurikuler model pembekajaran adalah berupa strategi
olahraga (Mutohir, 2000: 8). Rendahnya pengajaran untuk mencapai tujuan
kualitas pembelajaran pendidikan jasmani intruksional. Ada tiga hal yang mendasari
mulai dari sekolah dasar sampai pada lahirnya model pembelajaranm, yaitu
50 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2,Rahim,
Desember 2010, hlm.
Pembelajaran 48 - 57 Jasmani Dengan Model Tugas
Pendidikan 50

pengalaman praktek, kajian teori belajar teori kontruktivis, teori konstruktivis lebih
tertentu, dan hasil penelitian. Menurut banyak menekankan pada aspek kognitif.
Joyce dan Weill (dalam soekanto, 1995:83- Kemampuan kognitif inilah yang
84) setiap model pembelajaran memiliki dikembangkan pada siswa dalam proses
unsur sebagai berikut : 1) sintakmatik, 2) belajar mengajar. Kognitif merupakan
sistem sosial, 3) prinsip reaksi, 4) sistem suatu bentuk bentuk teori yang sering
pendukung, dan 5) dampak instruksional disebut model kognitif atau perceptual.
dan pengiring. Lebih lanjut Joyce dan Weill Dalam teorinya, piaget membahas
menjelaskan yang dimaksud dengan pandangannya tentang bagaiman ank
sintakmatik adalah tahap-tahap kegiatan belajar. Dasar dari belajar adalah aktifitas
dari model itu, sedangkan sistem sosialnya anak sewaktu ia berinteraksi dengan
adalah situasi atau suasana dan norma yang lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya
berlaku dalam model tersbut. Yang (Ratuamanan, 2000 : 32-33).
dimaksud dengan prinsip reaksi adalah pola Konstruktivisme sebenarnya bukan teori
kegiatan yang menggambarkan bagaiman baru, aspek-aspek dari konstruktivis dapat
seharusnya guru melihat dan ditemukan dalam karya Socrates, Plato, dan
memperlakukan siswa. Sedangkan yang Aristoteles. Dalam beberapa tahun terakhir
dimaksud dengan system pendukung konstruktivis menjadi populer dengan
adalah segala sarana, bahan, dan alat yang munculnya teori Piaget dan teori Vygotsky.
diperlukan untuk melaksanakan model Teori konstruktivis dari gagasan Piaget dan
tersebut. Yang dimaksud dengan dampak teori Vygotsky, keduanya menekankan
instuktusional adalah hasil yang dicapai bahwa perubahan kognitif terjadi jika
langsung dengan cara mengarahkan siswa konsepsi-konsepsi yang telah dipahami
pada tujuan yang diharapkan. Dampak sebelumnya diolah melalui proses
pengiring adalah hasil belajar lainnya yang disequilibrium dalam memahami
dihasilkan oleh suatu proses belajar informasi-informasi baru ( Ratumanan,
mengajar, sebagai akibat dari terciptanya 2000 : 80). Konstruktivisme memandang
suasana belajar yang dialami langsung oleh bahwa pengetahuan merupakan hasil
siswa. konstruksi kognitif melalui aktifitas
seseorang. Konstruktivisme menekankan
b. Teori Belajar Konstruktivis pentingnya seornag siswa aktif
mengkonstruksikan pengetahuan melalui
Belajar merupakan gejala yang wajar bagi hubungan saling mempengaruhi dari
semua insane manusia, kondisi belajar belajar sebelumnya dengan belajar baru,
dapat diatur dan diubah guna hubungan tersebut dikonstruksikan oleh
mengembangkan bentuk tingkah laku siswa untuk kepentingan mereka sendiri.
tertentu atau menentukan kemampuan Elemen kunci dari konstruktivis adalah
seseorang, terjadi perubahan tingkah laku bahwa orang belajar secara aktif,
pada seseorang diakibatkan oleh mengkonstruksikan pengetahiuan mereka
berlangsungnya proses belajar. Proses sendiri, membandingkan informasi dengan
belajar itu berlangsung didasari oleh pemahaman sebelumnya untuk
berbagai macam teori belajar. Menurut menghasilkan pemahaman baru. Mathews
Suparno (1997 : 18 ), konstruktivis adalah (dfalam Suparno, 1997 : 32-33).
salah satu filsafat pengetahuan yang Menggolongkan konstruktivis berdasarkan
menekankan bahwa pengetahuan kita, beberapa aliaran, daiantaranya adalah :
adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. Konstruktivis psikologis:
Pengetahuan merupakan akibat dari suatu Konstruktivis psikologis bertitik tolak dari
konstruksi kognitif melalui kegiatan perkembangan psikologis anak dalam
membentuk skema, kategori, konsep, dan membangun pengetahuan, konstruktivis
struktur yang diperlukan untuk psikologis terbagi atas: (a) konstruktivis
pengetahuan itu. Teori belajar konstruktivis personal, individual dan subyektif (
memandang belajar itu terjadi apabila tokohnya Piaget). Piaget menekankan
diperoleh pemahaman, belajar melalui aktifitas individual dalam pembentukan
pemahaman inilah yang menjadi dasar dari pengetahuan. Pengetahuan dikonstruksi
Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 51

sebagai hasil interaksi anak dengan Vygotsky dalam pandangan konstruktivis


pengalaman dan obyek yang dihadapinya. terhadap belajar. Piaget lebih menekankan
Piaget sebenarnya juga berbicara tentang pada aktifitas individual dalam konstruksi
pengaruh lingkungan sosial terhadap pengetahuan, sedangkan Vygotsky
perkembangan pemikiran anak, tetapi ia menekankan pentingnya interaksi sosial
tidak secara jelas memberikan model dengan orang lain, terutama yang memiliki
bagaiman hal tersebut terjadi. Dalam taraf pengetahuan lebih baik. Piaget sebenarnya
perkembangan kognitif yang lebih rendah juga menekankan bahwa ada pengaruh
(sebsori motor dan pre-operasional), anak lingkungan sosial terhadap pemikiran anak.
belum dapat menangkap ide-ide dari Tetapi pengaruh ini baru mulai terlihat
masyarakat. Baru pada taraf yang lebih ketika anak berada pada tahap operasi
tinggi (operasi kongkret dan operasi kongkrit atau pada operasi formal.
formal), pengaruh lingkungan menjadi Sedangkan pada tahap-tahap lebih rendah
lebih jelas. (b) Konstruktivis sosial ( 9sensori motor dan pre-operasional), anak
tokohnya Vygotsky) berbeda dengan Piaget belum dapat menangkap ide-ide dari
yang memberikan panekanan pada masyarakat.
pembentukan pengetahuan anak, Vygotsky
lebih memberi tekanan pada hubungan c. Makna Pembelajaran dan Belajar
dialektik antara individu dan masyarakat
dalam membentuk pengetahuan tersebut. Menurut Siedentop (1983 : 5-6),
Vygotsky memperhatikan akibat interaksi pembelajaran adalah cara untuk membantu
sosial, terutama bahasa dan budaya pada siswa dalam belajar dan tumbuh melalui
proses belajar anak. Ia menekankan rancangan pengalaman pendidikan dimana
pentingnya interaksi sosial, dialog dan siswa akan menumbuh-kembangkaqn
komunikasi verbal dengan orang dewasa keterampilan, pengertian, dan sikap.
dan teman sebaya yang lebih mampu dalam Menurut Ratumanan (2002 : 3),
perkembangan pengertian anak. pembelajaran dapat diartikansebagai suatu
Konstruktivis sosiologis upaya menciptakan kondisi yang
berpandangan bahwa pengetahuan itu memungkinkan siswa dapat belajar. Secara
merupakan hasil penemuan sosial dan eksplisit terlihat bahwa dalam pembeljaran
sekaligus merupakan factor dalam ada kegiatan memilih, menetapkan, dan
perubahan sosial. Pengetahaun ilmiah mengembangkan metode atau model untuk
merupakan konstruk sosial, dibangun oleh mencapai hasil yang diinginkan. Jadi
masyarakat, bukan konstruk individual. pembelajaran adalah suatu upaya
Dalam membangun suatu pengetahuan, membantu siswa untuk mengkonstruksi
aliran ini lebih menekankan pada peran konsep-konsep, prinsip-prinsip
lingkungan, masyarakat, dan dinamika pengetahuan dengan kemampuannya
pembentukan ilmu pengetahuan. Menurut sendiri, melalui proses internalisasi
aliran ini, aspek lingkungan, masyarakat, sehingga konsep atau prinsip itu terbangun,
dan dinamika pembentukan ilmu tranformasi informasi yang diperoleh
pengetahuan merupakan aspek yang sangat menjadi konsep atau prinsip baru.
penting. Pembelajaran lebih menekankan bagaimana
Konstruktivis social berada upaya guru untuk mendorong atau
diantara transmisi dan realitas dari memfasilitasi siswa belajar. Istilah
konstruktivis kognitif dan konstruktivis pembelajaran lebih menggambarkan bahwa
personal, aliran ini percaya bahwa siswa lebih banyak berperan dalam
pengetahuan merupakan hasil dari mengkonstruksikan pengetahuan bagi
penggunaan interaksi sosial dan bahasa. dirinya, dan pengetahuan itu bukan dari
Interaksi sosial selalu terjadi diantara hassil transformasi dari guru. Menurut
konteks sosial budaya, menghasilkan Suparno (1997 : 65), guru yang
pengetahuan yang terbatas pada waktu dan berwawasan konstruktivis dalam kegiatan
tempat khusus. Pengetahuan dipandang pembelajaran tidak memindahkan
sebagai hasil konstruksi sosial. Ada pengetahuan kepada siswa, melainkan
perbedaan penekanan antara Piaget dan membimbing siswa dalam membangun
52 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2,Rahim,
Desember 2010, hlm.
Pembelajaran 48 - 57 Jasmani Dengan Model Tugas
Pendidikan 52

sendiri pengetahuannya. Dalam teori kebebasan dan mampu membuat


belajar konstruktivis, seorang pengajar atau keputusan, menyelidiki, memecahkan
guru berperan sebagai mediator dan masalah dan kreatif. Ia memberikan
fasilitator yang membantu agar proses penjelasan tentang tujuh gaya mengajar
belajar berjalan dengan baik, tekanan ada dengan penjelasan sebagai berikut: Gaya
pada siswa yang belajar dan bukan pada komando, Gaya komando secara mudah
guru yang mengajar. Menurut Hudgins dikenal karena semua siswa melakukan hal
(dalam Zakrajsek, 1986: 3) ada beberapa yang sama pada saat yang bersamaan
variabel yang mempengaruhi kondisi hanya ada sedikit fleksibilitas, sdikit input
pembelajaran, diantaranya: (a) Faktor fisik, dari siswa, dan sedikit memperhatikan
factor fisik adalah yang berhubungan perbedaan individu. Setelah guru
dengan pertumbuhan dan perkembangan menjelaskan apa yang harus dilakukan dan
siswa yang berbeda-beda. (b) Faktor menunjukkan tingkat penampilan yang
sekolah, lokasi, dan seperangkat sumber, dituju, kelas menyebar untuk melakukan
kurikuler dan intruksional merupakan hal pelatihan di bawah bimbingan guru,
yang mendasar dalam pembelajaran, (c) menentukan lamanya aktivitas, dan
Faktor Individu, variabel individu memberikan evaluasi, koreksi, dan
menyangkut gaya belajar, motivasi belajar, penghargaan, kepada seluruh siswa atau
dan sifat dari individu dalam pembelajaran. individu..
Dan ketiga factor tersebut, pada umumnya Gaya tugas merupakan gaya
telah diabaikan dalam penerapan pengajaran langsung yang memperhatikan
pembelajaran. Banyak guru pendididikan perbedaan dan kebutuhan individu. Diiikuti
jasmani mengembangkan dan penjelasan dan demonstrasi, kelas diberi
menggunakan metode pembelajaran yang serangkaian tugas, selama fase pelaksanaan
menggunakan konsep pembelajaran tunggal dan perkembangan, siswa dikontrol sesuai
kepada semua siswa dengan dengan kecepatan, lama, kuantitas, dan
menyamaratakan tingkat motivasi, gaya kualitas penampilannya. Keuntungan
belajar dan seperangkat alat pembelajaran pertama bagi guru adalah kebebasan
yang sama kepada semua siswa. Berikut bergerak di sekeliling siswa atau kelompok
ada beberapa catatan tentang prinsip- sambil mengobservasi, menganalisa dan
prinsip pembelajaran yang secara umum mengoreksi. Disana ada juga iklim
diterima dan dihubungkan dengan kebebasan dan kesempatan interaksi yang
perencanaan pembelajaran pendidikan abik baik antara guru dan murid. Kelompok
jasmani: (1) pembelajaran sifatnya adalah kecil, berpasangan, dan individual
individual: setiap siswa mempunyai siklus merupakan teknik pengelompokkan yang
belajar sendiri-sendiri. (2) pembelajaran lazim digunakan, meskipun keseluruhan
harus setaraf dengan tingkat perkembangan kelas juga bisa digunakan.
siswa. (3) pembelajaran dapat diselesaikan Gaya resiprokal Metode resiprokal
dengan baik disaat siswa ingin belajar. (4) menekankan hubungan antara siswa dengan
pembalajaran akan sangat bermakna bila siswa, susunan pengaturannya ialah dengan
dapat disangkutpauitkan dengan berpasangan. Satu orang melakukan
aplikasinya. (5) Pembelajaran terjadi lebih keterampilan sementara yang lain bertindak
cepat pada saaat situasi pembelajaran sebagai pengobservasi, korektor dan
memuaskan siswa. (6) Pembelajaran dapat pemberi semangat, dan kemudian
difasilitasikan pada saat siswa mempunyai bergantian. Guru tidak pernah mengoreksi
pemikiran yang jelas tentang tujuan. (7) penampilan siswa tetapi sekedar
Pembelajaran akan lebih cepat jika tujuan menghidupkan kriteria penampilan dengan
mempunyai makna dan keuntungan yang observasi. Hal yang penting bagi
jelas bagi siswa. (8) Pembelajaran akan keberhasilan pengajaran resiprokal ini
lebih efektif pada saat umpan balik atau berada pada pengertian siswa akan kriteria
pengetauhan dari hasilk pemebalajaran penampilan. Selama fase penjelasan dan
telah ada. Bagi Moston (1986: 9-15) tujuan demonstrasi, guru harus menginformasikan
utama dari pendidikan ialah untuk poin utama untuk penguasaan
menghasilkan pemikir yang mempunyai keterampilan. Dalam menerima tanggung
Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 53

jawab sebagai pengobservasi, siswa tersebut antara lain bercirikan sebagai


menginternalisasikan informasi berikut: (a) Belajar berarti membentuk
keterampilan yang akan membantu proses makna, diciptakan oleh ssiswa dari apa
belajarnya disaat dihubungkan dengan yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan
keterampilan tersebut, perlu dicatat bahwa alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh
pengobservasi tidak dapat menjadi bagian pengertian yang telah ia punyai. (b)
dari aktivitas siswa yang melakukan Konstruksi itu adalah proses yang terus
penampilan. menerus, setiap kali berhadapan dengan
Kelompok kecil, Gaya dengan fenomena atau persoalan yang baru,
kelompok kecil didasari juga oleh metode diadakan rekonstruksi baik secara kuat
resiprokal, dengan bekerja hanya berdua maupun lemah. (c) Belajar bukanlah
saja, akan tetapi kelompok bisa diperbesar merupakan kegiatan mengumpulkan fakta,
menjadi tiga atau empat orang dengan melainkan suatu pengembangan pemikiran
penentuan peran sebagai pelaku, dengan membuat pengertian baru yang
pengobservasi, dan pencatat. Program menuntut penemuan dan pengaturan
individual, Guru menyajikan kenasan kembali pemikiran seseorang. (d) Proses
pembelajaran yang menjelaskan tujuan belajar sebenarnya terjadi pada waktu
penampilan, tugas-tugas pembelajaran, skema seseorang dalam keraguan yang
kriteria evaluasi, dan sumber pengajaran. merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi
Siswa penerima tanggungjawab dalam ketidakseimbangan adalah situasi yang baik
menentukan pembelajaannya sendiri, untuk memacu belajar. (e) Hasil belajar
biasanya siswa akan membuat kontrak dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan
untuk melengkapi sejumlah perilaku pada dunia fisik dan lingkungan. (f) Hasil belajar
standar penampilan tertentu. Setiap siswa seseorang tergantung kepada yang sudah
mempunyai programnya sendiri yang diketauhi, konsep-konsep, tujuan, dan
mungkin sama atau melebihi yang lain. motivasi mempengaruhi interaksi dengan
Gaya penemuan terbimbing, Merupakan bahan yang dipelajari. Dari pengertian
gaya pengajaran tidak langsung dari hal belajar yang di kemukakan di atas,
yang umum ke yang khusus. Guru mamberikan implikasi bahwa tujuan belajar
menyusun serangkaian masalah, siswa adalah untuk memperoleh perubahan
diminta untuk merespon dengan mengenali tingkah laku siswa, dari tidak tahu menjadi
meskipun secara motorik. Dalam proses tahu, dari tidak memahami menjadi
ini tindakan untuk menemukan, memahami, dari tidak dapat melakukan
menggambarkan , sangat menguntungkan sesuatu keterampilan menjadi terampil, dan
bagi siswa.. Pemecahan masalah, sebagainya. Dalam hal sikap, belajar,
Pemecahan masalah merupakan gaya berftujuan untuk membangun siakp yang
pengajaran tak langsung yang membiarkan positif terhadap sesuatu.
respon atau pemecahan secara individual.
Guru menentukan sejumlah masalah, d. Konsep Pendidikan Jasmani
masalah itu harus ada kaitannya dengan
kehidupan siswa ada hasrat dan kesediaan Pendidikan jasmani adalah pendidikan
untuk memecahklannya. Perbedaan respon yang mengaktualisasikan potensi-potensi
diharapkan karena masalah dirancang aktivitas manusia berupa sikap, tindak yang
untuk mendatangkan berbagai macam diberi isi, bentuk dan arah, menuju
respon. Menurut kaum konstruktivis (dalam kenulatan kepribadian sesuai dengan cita-
Suparno, 1997: 61) bahwa belajar cita kemanusiaan. Ada beberapa batasan
merupakan proses aktif siswa mengenai pendidikan jasmani yang perlu
mengonstruksi arti teks, dialog, kita ketauhi, sebagai bahan perbandingan
pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar dalam memahami pentingnya pendidikan
juga merupakan proses mengasimilasikan jasmani, antara lain adalah: Berdasarkan
dan menghubungkan pengalaman atau SK Mandikbud Nomor: 0413/ U/ 1987
bahan yang dipelajari dengan pengertian membatasi pengertian pendidikan jasmani
yang sudah dipunyai seseorang sehingga sebagai berikut: “Pendidikan jasmani
pengertiannya dikembangkan. Proses merupakan bagian integral dari pendidikan
54 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2,Rahim,
Desember 2010, hlm.
Pembelajaran 48 - 57 Jasmani Dengan Model Tugas
Pendidikan 54

secara keseluruhan yang bertujuan untuk suasana komunikasi yang sehat dan saling
mengembangkan individu secara organic, peduli antara guru dan siswa. Tugas
neuromuskuler, intelektual, emosional, menjadi strategi pembelajaran disaat
melalui aktivitas jasmani” (Syarifuddin, menekankan perubahan perilaku kepada
1994: 6). Menurut Ateng (2000: 104), siswa, pengalaman pembelajaran tugas
pendidikan jasmani adalah suatu proses memberikan arah dan makna dalam
pendidikan seseorang sebagai individu melaksanakan keterampilan dapat
maupun sebagai anggota masyarakat yang disimpulkan bahwa pembelajaran model
dilakukan secara sadar dan sistematik tugas adalah pembelajaran yang di bentuk
melalui berbagai kegiatan jasmani dalam dalam suatu kelompok kecil dimana siswa
rangka memperoleh peningkatan bekerjasama dengan mengoptimalkan
kemampuan dan keterampilan jasmani, keterlibatan dirinya dan anggota kelompok
pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan dalam belajar.
watak. Muthohir (1997: 14), pendidikan Persiapan tugas, persiapan tugas
jasmani adalah suatu proses yang secara membutuhkan waktu cukup lama,
sadar dan sistematis melalui kegiatan prosesnya merupakan hal yang sederhana
jasmani untuk memperoleh pertumbuhan dengan memperhatikan komponen berikut:
jasmani, ksehatan dan kesegaran jasmani, (1) Penentuan tujuan tugas, menurunkan
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan keseluruhan tujuan pembelajaran hingga
dan perkembangan watak serta kepribadian dalam bentuk yang paling sederhana. (2)
yang harmonis dalam rangka membentuk Seleksi (selection), pemilihan tugas dapat
manusia Indonesia seutuhnya yang ditentukan berdasarkan kerjasama antara
berkualitas berdasarkan Pancasila. Dari guru dan siswa demi pencapaian
pengertian pendidikan jasmani diatas dapat ketrampilan yang progresif. Pilihan guru
diambil simpulan bahwa gagasan mungkin berfokus pada aspek kuantitatif
pendidiakn jasmani itu adalah: (a) bagian (durasi atau repetisi) atau kualitatif
yang tidak terpisahkan dari pendidikan (pengukuran keterampilan), sementara
secara kesuluruhan. (b) program yang pilihan siswa mungkin termotivasi oleh
memperhatikan terhadap perkembangan minay dan tantangan. (3) Penyusunan
anak didik. (c) berpusat kepada anak didik, tugas, menggunakan factor-faktor gerakan
bukan kepada bahan pelajaran. Sasaran dan kriteria gerakan untuk menentukan
pembelajarannya diarahkan kepada harapan dari tugas yang dilaksanakan,
perkembangan anak didik secara antara lain: (a) Faaktor gerakan tubuh:
keseluruhan, baik perkembangan organic, lokomotor, non lokomotor, dan
neuromuskuler, intelektual, maupun keterampilan manipulative; (b) bagian
emosional. tubuh: kepala, dada, lengan, pergelangan
tangan, kaki, dan sebagainya; (c) kualitas
e. Pembelajaran Model Tugas tubuh: kekuatan, kelincahan, kecepatan,
ritme, daya tahan, keseimbangan, akurasi,
System tugas merupakan strategi yang baik fleksibilitas, aliran, dan sebagainya; (d)
dalam pembelajaran berlandaskan pada kriteria gerakan yang terdiri dari; perilaku
implementasi dan pengarahan dari guru yang dituntut; (e) Kondisi: bagaimana
sehingga menimbulkan hubungan antara perilaku ditampilkan; dan (f) Standar:
siswa dengan siswa dan bahan tingkat penampilan. (3) Menyatakan tugas
pembalajaran (Zakrajsek, 1986: 19). Tugas sebagai tujuan perilaku, (4) Menyatakan
menjadi strategi pengajaran di saat guru kembali tugas sesuai dengan perilaku yang
merancang serangkaian tugas dan mengatur diharapkan, (5) Menyusun serangkaian
kelas untuk menampung perilaku tugas, (6) Metode; berbagai metode dan
pengajaran. Penggunaan tugas pendekatan dapat digunakan dalam
membebaskan guru dari seluruh hambatan perencanaan. Gaya pengajaran langsung
pengajaarn di kelas sehingga guru dapat dan tidak langsung dapat diterapkan, (7)
melaksanakan observasi, analisis, bantuan, Indivdualisasi; tugas dapat bertindak
koreksi, dan penguatan pada kelompok sebagai pengembangan program individu
kecil atau individual, sehingga mendukung atau pengajaran individu sesuai tujuan, (8)
Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 55

Pusat pembelajaran; pusat pembelajaran diperlukan oleh siswa. Dalam memebrikan


dapat dikembangkan sebagai bantuan bantuan kepada siswa adalah dengan
pengajaran tambahan untuk mendukung menyederhanakan tugas gerak yang
penggunaan tugas seperti: film, slide, dan komplek ke tugas gerak yang lebih
sebagainya. (9) Evaluasi; tugas dapat sederhan sehingga lebih gampang
bertindak sebagai alat diagnostic untuk dimengerti dan dilakukan oleh siswa.
mengukur tingkat keterampilan awal dan Bantuan seperti ini sangat membantu siswa
tingkat keterampilan akhir. Strategi dalam memperbaiki penampilan. Guru
Pengaturan, dalam pelaksanaan model pendidikan jasmani adalah seorang yang
tugas, guru dapat menempuh prosedur mempunyai wewenang untuk mengajar
sebagai berikut: (1) Pengelompokkan pendidikan jasmani di sekolah sesuai
(grouping), tugas dapat digunakan dengan denagn tingkat pendidiakn yang di
berbagai pola pengelompokkan: individual, milikinya. Di dalam mengajar, guru
berpasangan, kelompok kecil, dan seluruh pendidikan jasmani hendaklah berpedoman
kelas, pengelompokkan homogen atau kepada program pengajaran pendidikan
heterogen. (2) Membuat pos-pos, jasmani yang telah ditetapkan di dalam
pembuatan pos-pos pelatihan harus garis-garis besar program pengajaran.
mempertimbangkan sejumlah factor Karena tujuan pembelajaran yang akan di
seperti: repetisi, variabel, waktu rotasi. capai telah tergambar di dalam garis-garis
besar program pengajaran tersebut. Di
f. Peran guru pada model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan
tugas jasmani, bahan pelajaran yang akan
disajikan harus di sesuaikan dengan tingkat
Dalam proses pembelajaran, guru kemampuan daya pikir dan daya gerak
mempunyai banyak peran. Ia tidak hanya anak didik, karena di dalam proses belajar
berfungsi sebagai guru tetapi juga manager, mengajar diharapkan kegiatan berpusat
administrator, sumber ilmu pengetauhan kepada anak didik. Di dalam melaksanakan
dan sebagainya. Namun dalam kaitannya program pembelajaran pendidiakn jasmani
dengan model pemebrian tugas, guru benyak sekali persoalan dan kendala yang
mempunyai tiga peran yaitu, sebagai dihadapi oleh guru pendidikan jasmani di
perencana, fasilitator, dan evaluator. lapangan di antaranya adalah: 1)
Sebagai perencana, guru adalah penentu terbatasnya sarana dan prasarana, 2)
jenis tugas yang harus dikerjakan siswa. alokasi waktu, 3) jumlah siswa yang
Untuk dapat menentukan tugas apa yang melebihi batas ideal yan dikehendaki.
tepat, guru memrlukan suatu pedoman. Ketidakseimbangan antara rasio jumlah
Salah satu pedoman terpenting adalah alat, sarana dan prasarana dengan jumlah
tujuan instruksional yang dirumuskan dari siswa menyebabkan guru pendidikan
GBPP. Sebab tujuan inilah yang dapat jasmani hamper tidak mempunyai pilihan
mengarahkan guru dalam memilih jenis lain dalam melaksanakan kegiatan belajar
aktivitas atau tugas bagi siswa. Sebagai mengajarnya dengan menggunakan
fasilitaor, guru adalah penentu dan pendekatan. Untuk mengatasi persoalan-
penyedia sarana yang dapat menunjang persoalan seperti di atas, guru harus berani
aktivitas siswa dalam belajar, sehingga mencoba memvariasikan system
memungkingkan siswa mengaplikasikan pembelajaran yang mempunyai taraf
penegtauhan yang diperoleh dan keefektifan tinggin dan mempunyai daya
mengembangkan dilapangan, dengan cara jangkau yang lebih luas. Pemecahan
ini guru telah membantu siswa untuk masalah pembelajaran dapat dilakuikan
belajar aktif dan kreatif. Sebagai evaluator dengan cara sistematik, dengan melibatkan
dalam menilai kegiatan yang telah semua sumber daya manusia (guru),
dilakukan siswa, guru hendaknya prosedur, ide, alat dan pengorganisasian.
mengidentifkasikan dulu mana kegiatan Sehingga setiap peserta didik yang sedang
dan tugas yang telah dikerjakan dengan belajar dapat mengembangkan kemampuan
benar dan bagian mana yang salah, setelah secara optimal. Untuk itu guru pendidikan
itu baru memberikan bantuan yang jasmani harus memiliki pengetauhan dan
56 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2,Rahim,
Desember 2010, hlm.
Pembelajaran 48 - 57 Jasmani Dengan Model Tugas
Pendidikan 56

kemampuan untuk menciptakan, dimana terjadi interaksi antara peserta didik


mengembangkan dan meningkatkan serta dengan lingkungannya yang dikelola
mengelola proses belajar mengajar yang melalui aktivitas jasmani secara sistematik
memungkinkan anak didik terlibat secara menuju pembentukan manusia seutuhnya.
aktif. Anak didik harus diaktifkan dan tidak Dari pengertian pendidikan jasmani di atas
hanya sebagai penerima yang pasif, karena dapat di ambil simpulan bahwa gagasan
ada prinsipnya anak didik mempunyai pendidikan jasmani itu adalah: (a) bagian
motivasi dari dalam untuk belajar dengan yang tidak terpisahkan dari pendidikan
cara lebih baik jika prakarsanya dapat di secara keseluruhan. (b) program yang
tampung dalam kegiatan belajar sehingga memperhatikan terhadap perkembangan
memberi peluang kepada anak didik untuk anak didik. (c) berpusat kepada anak didik,
mengolah informasi yang di terima secara bukan kepada bahan pelajaran. Sasaran
wajar. Oleh karena itu, di dalam proses pembelajarannya diarahkan kepada
belajar mengajar pendidikan jasmani, guru perkembangan anak didik secara
harus dapat menciptakan kondisi belajar keseluruhan, baik perkembangan organic,
mengajar yang menggairahkan siswa agar neuromuskuler, intelektual, maupun
tejadi proses belajar mengajar. Salah satu emosional. Pada pembelajaran model tugas,
cara untuk menggairahkan kondisi guru dapat mengembangkan pengalaman
penyampaian atau model pembelajaran pembalajaran (materi pembelajaran) ke
pendidikan jasmani di sekolah adalah unit-unit yang terkecil sesuai dengan sarana
dengan modelm tugas. dan prasarana yang tersedia, hal ini erat
kaitannya denga strategi pengaturan. Tugas
g. Aplikasi Model Pembelajaran Tugas pembelajaran dapat dipecahkan ke unit-unit
kecil dijabarkan dalam sebuah kartu (task
Pada pembelajaran model tugas, guru dapat card), dalam pertemuan kelas disebut
mengembangkan pengalaman pembelajaran dengan lembar kerja siswa.
(materi pembelajaran) ke unit-unit yang
terkecil sesuai dengan sarana dan prasarana DAFTAR RUJUKAN
yang tersedia, hal ini erat kaitannya dengan
startegi pengaturan. Tugas pembelajaran Ateng, A. K, 2000. Keterkaitan Pendidikan
dapat di pecahan ke unit-unit dijabarkan Jasmani dengan Prestasi
dalam sebuah kartu (task card), dalam Olahraga.Surabaya: Panitia Seminar
pertemuan kelas di sebut dengan lembar PON XV tahun 2000.
kerja siswa. Informasi seluruh kegiatan Joyce, B., dan Weil, W., 1992. Model of
pembelajaran di dalam kartu tugas yang Teaching. New Jersey: Prentice-Hall.
berukuran 50 x 40 cm, kartu tugas tersebut Gagne, Robert M, Briggs,
dapat digantungkan atau ditempelkan Leslie, J., 1979. Principles of Instructional
sehingga dapat dibaca bersama-sama pada Design. New York: Hall
waktu diskusi kelompok. Untuk membantu Rinerhertand Winston.
siswan atau mahasiswa agar informasi Lutan, Rusli, 1988. Belajar Keterampilan
dapat di kuasai denagn cepat dapat Motorik Pengantar Teori dan
dilengkapi dengan gambar-gambar. Metode. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga
PENUTUP Pendididkan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jendral Pendidikan
Pengajaran yang baik dilakukan dalam Tinggi.
pendidikan jasmani lebih dari sekedar MPR, 1999. Ketetepan-ketetapan MPR-RI
mengembangkan keterampilan berolahraga, dan GBHN 1999-2002. Surabaya:
pengajaran yang baik tersebut melibatkan Amelia.
aspek-aspek yang berhubungan dengan apa Mutohir, T. C., 2000. Pengembangan
yang sebenarnya dipelajari oleh siswa Kurikulum Pendidikan Jasmani dan
melalui partisipasi, apakah neuromuskuler, seimbang dan Efektif. Batu Malang:
intelektual, emosional. Pendidikan jasmani Panitia Seminar Ilmiah Keolahragaan
pada hakikatnya adalah proses pendidikan PON XV/2000.
Rahim, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Model Tugas 57

Mutohir, T. C., 2000. Pendidikan Jasmani Saputra, Y., M., Husdarta, 2000. Belajar
dan Kesehatan. Jakarta: Direktrorat dan Pembelajaran. Jakarata:
Jendral Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Departemen Pendidikan dan dan Menengah dan Departemen
Kebudayaan. Pendidikan dan Kebudayaan.
Ratumanan, T. G., 2002. Belajar dan Siedentop, D 1983. Developing Teaching
Pembelajaran. Surabaya: Unesa Skills in Phisical Education. Ohio:
University Press. Mayfield Publishing Company.
Konferensi Nasional Pendidikan Jasmani, Suparno,P.,1997. Filsafat Konstruktiuvisme
1997. Kesimpulan dan Rekomendasi dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Konferensi Nasional Pendidikan Kanisius.
Jasmani dan Olahraga. Bandung: Sukamto, T., Wiranata, U. S., 1995. Teori
Sekretariat Panitia. Konferensi belajar dan Model-model
Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Pembelajaran. Bandung: Dikti dan
Syarifuddin, A. K., 1994. Suatu Pemikiran Departemen Pendidikan dan
dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Kebudayaan.
Pendidikan Jasmani di Sekolah Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran.
untuk Memantapkan Pelaksanaan Jakarta: PT. gramedia.
Kurikulum 1994. Makalah. Zakrajsek, D. Carnes, L. A. 1986.
Individualizing Physical Educations.
Illiois: Human Kinetics Pubhher, Inc.

Anda mungkin juga menyukai