Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan
sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan. Hal ini berarti masa depan kehidupan
manusia, tak terkecuali para siswa, bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi
dari orang tua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami.
Seberapa jauh perbedaan pengaruh antara pembawaan yang mereka warisi dari orang tua pada
proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh perbedaan
pengaruh antara pembawaan dengan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek
lingkungan yang dialami siswa.

Apabila pengaruh lingkungan sama besar dan kuatnya dengan pembawaan siswa, maka
hasil pendidikan yang didapat siswa itu pun akan seimbang dan baik, dalam arti tidak ada satu
faktor pun yang dikorbankan secara sia – sia. Seterusnya, apabila pengaruh lingkungan lebih
besar dan lebih kuat daripada pembawaan, hasil pendidikan siswa hanya akan sesuai dengan
kehendak lingkungan, dan pembawaan (watak dan bakat) siswa tersebut akan dikorbankan.
Sebaliknya, jika pembawaan siswa lebih besar dan lebih kuat pengaruhnya daripada
lingkungan, hasil pendidikan tersebut hanya sesuai dengan bakat dan kemampuannya tanpa
bisa berkembang lebih jauh, karena ketidakmampuan lingkungan. Oleh, karena itu terlalu
kecilnya pengaruh lingkungan pendidikan, misalnya mutu guru dan fasilitas yang rendah akan
merugikan para siswa yang membawa potensi dan bakat yang baik.

1.2 PENGERTIAN KONSEP

Kematangan (maturity) dapat diartikan sebagai berikut, : kematangan adalah suatu


kondisi atau proses menjadi matang kearah suatu tahap perkembangan tertentu. Menurut
Willow (2008:317) kematangan adalah suatu kondiis telah tercapainya perkembangan alami
secara optimal. Menurut Syamsudin (2004:79) kematangan menunjukkan kepada suatu masa
tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai tituk tolak
kesiapan dari suatu psiko-fisik untuk menjalankan fungsinya. Adapun menurut Hurloc
(1985:37) kematangan berarti suatu fungsi atau potensial mental psikologis akibat proses
perkembangan karena pengalaman dan latihan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan kematangan adalah suatu kondisi yang menggambarkan tahap
perkembangan telah tercapai secara optimal. Kematangan adalah perubahan – perubahan pada
individu sebagai hasil dari pertumbuhan fisik atau perubahan –perubahan biologis.
Kematangan bukan akibat dari pengalaman, melainkan akibat dari pertumbuhan fisik atau
perubahan – perubahan dalam aspek biologis.

Psikologis merupakan persamaan kata – kata dari psikis, mental, atau jiwa yang
berkaitan dengan bagaimana pikiran bekerja dan berpikir dan dan merasa yang mempengaruhi
perilaku.

Konvergensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata konvergen
yang berarti bersifat menuju satu titik pertemuan.Dimana aliran konvergensi ini merupakan
pertemuan antara aliran empirisme dan aliran nativisme. Konvergensi tersebut
menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor – faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan , tetapi
juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam
menentukan masa depan seseorang.

Faktor bawaan (herediter) merupakan segala ciri, sifat, potensi dan kemampuan
yang dimiliki individiu yang dibawa kedua orang tuanya. Individu memulai kehidupannya
sejak masa konsepsi, yaitu masa terjadi pertemuan antara kedua sel tersebut, berlangsunglah
proses penurunan sifat.hal – hal yang diturunkan pada masa konsepsi barulah berupa potensi-
potensi, bakal – bakal sesuatu atau sesuatu yang masih perlu dikembangkan. Pengembangan
dari potensi atau bakal – bakal tersebut tidak bisa berlangsung dalam ruang lama, tetapi selalu
terjadi dalam sesuatu ruang atau lingkungan. Ada dua kategori sifat yang dimiliki individu
yaitu sifat menetap (permanent state) dan sifat yang bisa berubah (temporary state). Sifat-sifat
yang menetap itulah yangdipandang sebagai pembawaan atau keturunan, seperti warna kulit,
rambut, betuk hidung, dan lain lain. Sedangkan sifat yang bisa berubah seperti penakut,
pemberani, dan lain – lain masih diragukan sebagai faktor pembawaan, karena kemungkinan
besar masih bisa diubah oleh faktor lingkungan.
Faktor lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan
pengalaman – pengalaman , alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pengaruh pendidikan
dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh
lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan
kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan –kemungkinan atau kesempatan –
kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dar kesempatan yang
diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu bersangkutan. Secara fisiologis,
lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah didalam tubuh. Dan secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak
dari konsepsi, kelahiran hingga kematiannya. Faktor lingkungan tersebut dapat diperoleh baik
dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Pengaruh faktor pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan dan perilaku


individu besarnya relatif, dan hasilnya pun bisa berdampak positif maupun negatif.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, penulis dapat melihat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh hasil konvergen faktor bawaan dan lingkungan pada tingkat
kematangan psikologis anak?
2. Bagaimana model konvergen faktor bawaan dan faktor lingkungan untuk
meningkatkan kematangan psikologis anak menuju tingkat positif?
3. Apa tantangan keberhasilan proses kematangan psikologis seseorang?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah diatas penulis dapat melihat tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh hasil konvergen faktor bawaan diri dan lingkungan pada
tingkat kematangan psikologis anak.
2. Untuk mengetahui model hasil konvergen faktor bawaan dan lingkungan untuk
meningkatkan kematangan psikologis anak menuju tingkat positif.
3. Untuk mengetahui tantangan keberhasilan proses kematangan psikologis seseorang.
1.4 MANFAAT PENULISAN

Memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat luas bahwa di dalam perkembangan


individu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan yang penting. Bakat
sebagai kemungkinan telah ada pada masing – masing idividu, akan tetapi bakat yang sudah
tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya seorang anak dapat berkembang.
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Hasil Konvergen Faktor Bawaan Diri dan Lingkungan Pada
Tingkat Kematangan Psikologis

Sebelum menelisik pengaruh hasil konvergen faktor bawaan diri dan lingkungan
pada tingkat kematangan psikologis seorang anak, ada kalanya kita terlebih dahulu
menelaah faktor bawaan diri dan lingkungan tersebut.
3.1.1 Faktor Pembawaan
Merupakan faktor eksternal. Pada waktu anak lahir membawa berbagai
kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan –
kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :
a. Kecerdasan
b. Bakat – bakat khusus
c. Jenis kelamin dan jenis ras
d. Sifat – sifat fisik
e. Sifat kepribadian
f. Dorongan – dorongan

Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai
hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu. Selama
perkembangannya individu - individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan
pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat
khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.

Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu
sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda – beda
baik dari segi fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya. Masa anak – anak
dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak – anak
awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal
perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada masa bayi. Pada anak usia dini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dn
orang tua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang
kebiasaan dan kemampuan anak.

3.1.2 Faktor Lingkungan


Kehidupan manusia khusunya anak – anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan
individu lainnya. Lingkungan fisik (physical environment) banyak mempengaruhi
perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut
sebagai faktor eksogen.
Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah
tempat mendidik, dan masyarakat tempat anak bergaul dan bermain dan lingkungan
sekitar (alam). Dalam lingkungan keluarga pendidikan orang tua sangat
berpengaruh terhadap perkembangan rohani anak, terutama kepribadian dan pola
pikir (kemajuan pendidikan). Dalam lingkungan sekolah, perkembangan seorang
anak pun akan berpengaruh baik dari segi mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Tak
luput dari hal tersebut, lingkungan masyarakat pun juga turut andil dalam masalah
perkembangan anak seperti dalam hal kemampuan untuk memikirkan tentang
pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya serta orang lain.

Jadi, dari kedua hal aspek tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa
faktor bawaan dan lingkungan sama – sama memiliki peranan penting pada tingkat
kematangan psikologis seorang anak. Pada seorang anak faktor bawaan bukanlah
sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologis seorang
anak. Namun penggabungan pembawaan (hereditas) dan lingkungan lah sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan seorang anak. Faktor pembawaan
tidak berarti apa – apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula
sebaliknya, faktor pengalaman (lingkungan) tanpa faktor pembawaan tidak akan
mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Perkembangan
yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh
lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya
segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila
segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-
fisiknya. Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan
maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara
mutlak dan bukan satu - satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur
kejiwaan seseorang.
Sehingga saat faktor bawaan yang dibawa sejak lahir tersebut dilatih dan
dikembangkan bersama dengan faktor lingkungan yang mendukung, maka tingkat
kematangan psikologis seorang tersebut akan tercapai. Kematangan psikologis
seorang tersebut akan tercapai karena saat faktor bawaan dilatih dan dikembangkan
dengan faktor lingkungan maka semakin banyak suatu pengalaman yang
didapatkan oleh seorang anak tersebut. Dari pengalaman tersebut, seorang anak
akan bisa menghasilkan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan diri yang
bertahap hingga memunculkan suatu kepribadian/karakter dalam diri individu anak
itu sendiri.

3.2 Model Hasil Konvergen Faktor Bawaan Diri dan Lingkungan Untuk
Meningkatkan Kematangan Psikologis

Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila


anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh
yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya
lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi
perkembangan karakter anak. Dalam proses perkembangan anak, lingkungan
merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya
dukungan dari faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan
potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata yang tidak akan terjadi. Oleh
karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat
dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan
suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini
dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang
perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu
tidak baik dan akan menghambat atau merusak perkembangan seorang anak.
Saat seorang anak dengan pembawaan yang baik dan berada dalam suatu
lingkungan yang mendukung, maka anak tersebut tingkat kematangan
psikologisnya akan berkembang, semakin tingkat kematangan psikologis anak
berkembang maka seorang anak tersebut akan terus meningkatkan potensinya
untuk ke tingkat yang positif. Namun apabila seorang anak dengan pembawaan
yang baik akan tetapi berada dalam suatu lingkungan yang tidak mendukung atau
menunjang, maka anak tersebut tingkat kematangan psikologisnya tidak akan
berkembang karena faktor lingkungan yang tidak mendukung sehingga anak
tersebut tidak memiliki suatu pelatihan atau pengalaman untuk meningkatkan
potensinya ke tingkat yang positif. Misalnya ketika seseorang lahir dengan
pembawaan yang tenang dan rajin akan menjadi semakin rajin ketika lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitarnya memberikan contoh positif sehingga
anak tersebut semakin tenang dan rajin dan hal tersebut akan menjadi karakternya,
akan tetapi jikakalau pembawaan baik anak masuk ke lingkungan yang salah dan
malas maka anak tersebut akan cenderung berubah menjadi malas.

3.3 Tantangan Keberhasilan Proses Kematangan Psikologis Seseorang


3.3.1 Intelegensi
Intelegensi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak dan
menentukan berhasil atau tidaknya seorang anak dalam belajar. Seorang anak yang
memiliki intelegensi tinggi akan sanggup menyelesaikan segala persoalan yang
dihadapi sehingga bisa berkembang secara baik dibandingkan seorang anak yang
memiliki intelegensi rendah. Namun, intelegnsi tidak dpaat menentukan berhasil
atau tidaknya seseorang dalam belajar dan berkembang sebab belajar sendiri
merupakan proses yang cukup kompleks dan banyak faktor lain yang bisa
berpengaruh.
3.3.2 Kesalahan Cara Orang Tua Mendidik
Orang tua merupakan hal pertama dimana anak – anak mendapatkan banyak
pendidikan dimulai sejak mereka dilahirkan bahkan saat masih ada dalam
kandungan. Cara orang tua dalam mendidik anak akan besar pengaruhnya pada
perkembangan anak sehingga keluarga yang sehat juga akan menentukan
keberhasilan dari perkembangan anak. Orang tua yang acuh dan tidak
memperhatikan kepentingan serta kebutuhan anak dalam belajar, tidak memantau
perkembangan anak dan membantu anak dalam mengatasi berebagai kesulitan akan
menjadi penghambat dalam perkembangan anak. Selain itu, kebiasaan orang tua
yang selalu memanjakan anak juga sangat buruk pengaruhnya terhadap
perkembangan anak.
3.3.3 Perkembangan Kognitif dan Bahasa
Remaja juga memiliki perkembangan kemampuan intelektual yang berkembang
secara pesat. Saat seorang anak tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan
kemmapuan intelektualnya khususnya dalam pendidikan disekolah seperti
mengenal dan mendalami kemampuan berbahasa asing, maka juga akan
menghambat perkembangan anak. Terbatasnya kesempatan dan sarana membuat
seseorang anak kesulitan dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan berbahasa
sebab sedikit banyak hal ini berengaruh pada kesuksesan anak yang juga
berdampak pada aspek emosional dan kepribadian impulsif, sosial, dan beberapa
aspek perilaku serta kepribadian yang lainnya.
3.3.4 Kurang pengalaman
Pengalaman sangat penting dalam perkembangan kognitif seorang anak. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki seorang anak, maka semakin bagus juga
kemampuan kognitif yang dimiliki. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Saat seorang
anak kurang emmiliki pengalaman, maka kemampuan kognitif mereka juga sangat
rendah. Pengalaman yang dimiliki seorang anak sangat penting dalam bagaimana
mereka menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam hidup sehingga anak yang
belum banyak pengalaman akan lebih mengutamakan kemampuan operasional
konkret dibandingkan operasional formal yakni menyelesaikan masalah tanpa
didukung dengan materi yang konkret.
3.3.5 Lingkungan masyarakat luas
Kehidupan masyarakat yang terjadi disekeliling anak juga berdampak pada
perkembangan mereka. Jika masyarakat yang ada disekeliling adalah kumpulan
orang tidak terpelajar, senang berjudim mabuk – mabukan, mencuri dan berbagai
kebiasaan buruk lainnya, maka akan menghambat perkembangan dari seorang
anak. Jiwa mereka yang labil akan mudah terpengaruh sehingga mengikuti
perbbuatan tidak baik yang terjadi di sekelilingnya. Mereka akan kehilangan
semangat untuk belajar sebab seluruh perhatiannya sudah tercurah pada perbuatan
buruk yang dilakukan disekitarnya.

Berbicara mengenai suatu tantangan keberhasilan proses kematangan psikologis


seseorang maka tidak luput dari adanya suatu perkembangan. Karena setiap yang
hidup pasti mengalami perkembangan. Perkembangan sebagai rentetan perubahan
jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Dari
beberapa tahap – tahap perkembangan akan menghasilkan suatu “kematangan”
baik itu kematangan jasmani maupun kematangan mental. Istilah “kematangan”,
yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, yang merupakan suatu
potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul, dan bersatu dengan
pembawaanya, serta turut mengatur tingkah laku individu.Kematangan juga dapat
berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses
perkembangan karena pengalaman dan latihan. Misalnya : Balita bisa berjalan
apabila pertumbuhan fisiknya telah siap dan perkembangan mentalnya juga telah
siap. Maka akan terjadi kematangan untuk berjalan.

Adapun kaitannya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan


untuk fisik berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk perkembangan,
misalnya perkembangan bicara/bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa
adanya/didukung oleh lingkungan (pendidik). Dalam kaitannya dengan belajarm
pematangan itu berfungsi sebagai pemberi atau bahan dasar untuk belajar. Dan
posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini
belajar berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan. Tanpa
melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangkan.
Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku
seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil
perpaduan unsur kematangan dan belajar.
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal yang dapat
penulis simpulkan:

Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh pembawaannya saja tetapi juga
ditentukan oleh lingkungan sekitar saja. Melainkan bahwa, perkembangan seorang anak itu
ditentukan oleh hasil kerja sama antara kedua faktor tersebut. Hasil kerjasama antara faktor
pembawaan dan lingkungan. Hasil kerja sama antara faktor – faktor yang ada diluar anak. Hasil
kerjasama antara dasar dan ajar. Kedua – dua faktor tersebut tidak boleh tiada yang satu. Hanya
ada pembawaan sja tetapi lingkungan tidak memberi kesempatan, maka perkembangan tidak akan
berhasil baik. Hanya dengan pendidikan saja dan lingkungan tanpa adanya pembawaan, maka
perkembangan juga tidak akan berhasil. Kedua – duanya harus ada dan harus bekerja sama.
Sebagai contoh, apabila ada seorang anak yang memiliki bakat dari lahir dan mendapat dorongan
yang positif dari lingkungan keluarga maupun orang – orang terdekat, maka semua itu akan sia –
sia. Jadi, suatu kematangan psikologis akan berkembang dengan baik apabila antara bakat yang
dibawa sejak lahir dengan lingkungan sekitar, harus saling mendukung. Karena suatu
perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

3.2 Saran

Sebagai manusia yang terus memerlukan suatu pendidikan dan kematangan


psikologis di setiap detik kehidupannya, maka kita harus selalu bisa memilih
lingkungan yang baik untuk masa depan kita. Karena, lingkungan sangat
mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku kita. Kita termasuk manusia yang
beruntung, apabila kita berada dalam lingkungan yang positif dan baik, dengan
begitu kita akan menjadi insan yang baik pula. Sebaliknya, apabila kita termasuk
manusia yang berada di dalam lingkungan yang negatif atau tidak baik, maka kita
harus bisa membatasi diri untuk tidak ikut dalam hal negative tersebut. Jadi, suatu
hasil konvergen ini sangat penting untuk dipahami, agar kita dapat mengetahui
seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap taraf pendidikan kita maupun
kualitas pendidikan di Negara kita ini.
DAFTAR PUSTAKA

Silvana, Dewi. “Aliran Konvergensi Dalam Pendidikan”. (online)


(http://www.academia.edu/aliran_konvergensi_pendidikan,diakses 20 Maret 2019).

Arifa, Katsu. “Hereditas dan Lingkungan”. (online)

(http://arifakatsu.blogspot.com/2014/05/psikologi-pendidikan-hereditas.diakses 2 April
2019).

Afriljal, Sukajadi. “Pembawaan dan Lingkungan”. (online)

(http://afrijalsukajadi.blogspot.com/2012/04/pembawaan_dan_lingkungan, diakses 2
April 2019).

M, Fathurrohman. “Pembawaan, Keturunan, dan Lingkungan”. (online)

(http://ejournal.kopertais4.or.id/madura.index.php.article/2868/2122, diakses 3 April


2019)

Dewi,S.2016.Hereditas dan Pembawaan:FKIP


Ainun, Purini. “Teori Konvergensi”. (online)

(http://slideshare.net/ainunpurini/makalah_teori_konvergensi, diakses 3 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai