PENDAHULUAN
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan
sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan. Hal ini berarti masa depan kehidupan
manusia, tak terkecuali para siswa, bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi
dari orang tua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami.
Seberapa jauh perbedaan pengaruh antara pembawaan yang mereka warisi dari orang tua pada
proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh perbedaan
pengaruh antara pembawaan dengan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek
lingkungan yang dialami siswa.
Apabila pengaruh lingkungan sama besar dan kuatnya dengan pembawaan siswa, maka
hasil pendidikan yang didapat siswa itu pun akan seimbang dan baik, dalam arti tidak ada satu
faktor pun yang dikorbankan secara sia – sia. Seterusnya, apabila pengaruh lingkungan lebih
besar dan lebih kuat daripada pembawaan, hasil pendidikan siswa hanya akan sesuai dengan
kehendak lingkungan, dan pembawaan (watak dan bakat) siswa tersebut akan dikorbankan.
Sebaliknya, jika pembawaan siswa lebih besar dan lebih kuat pengaruhnya daripada
lingkungan, hasil pendidikan tersebut hanya sesuai dengan bakat dan kemampuannya tanpa
bisa berkembang lebih jauh, karena ketidakmampuan lingkungan. Oleh, karena itu terlalu
kecilnya pengaruh lingkungan pendidikan, misalnya mutu guru dan fasilitas yang rendah akan
merugikan para siswa yang membawa potensi dan bakat yang baik.
Psikologis merupakan persamaan kata – kata dari psikis, mental, atau jiwa yang
berkaitan dengan bagaimana pikiran bekerja dan berpikir dan dan merasa yang mempengaruhi
perilaku.
Konvergensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata konvergen
yang berarti bersifat menuju satu titik pertemuan.Dimana aliran konvergensi ini merupakan
pertemuan antara aliran empirisme dan aliran nativisme. Konvergensi tersebut
menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor – faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan , tetapi
juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam
menentukan masa depan seseorang.
Faktor bawaan (herediter) merupakan segala ciri, sifat, potensi dan kemampuan
yang dimiliki individiu yang dibawa kedua orang tuanya. Individu memulai kehidupannya
sejak masa konsepsi, yaitu masa terjadi pertemuan antara kedua sel tersebut, berlangsunglah
proses penurunan sifat.hal – hal yang diturunkan pada masa konsepsi barulah berupa potensi-
potensi, bakal – bakal sesuatu atau sesuatu yang masih perlu dikembangkan. Pengembangan
dari potensi atau bakal – bakal tersebut tidak bisa berlangsung dalam ruang lama, tetapi selalu
terjadi dalam sesuatu ruang atau lingkungan. Ada dua kategori sifat yang dimiliki individu
yaitu sifat menetap (permanent state) dan sifat yang bisa berubah (temporary state). Sifat-sifat
yang menetap itulah yangdipandang sebagai pembawaan atau keturunan, seperti warna kulit,
rambut, betuk hidung, dan lain lain. Sedangkan sifat yang bisa berubah seperti penakut,
pemberani, dan lain – lain masih diragukan sebagai faktor pembawaan, karena kemungkinan
besar masih bisa diubah oleh faktor lingkungan.
Faktor lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan
pengalaman – pengalaman , alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pengaruh pendidikan
dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh
lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan
kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan –kemungkinan atau kesempatan –
kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dar kesempatan yang
diberikan oleh lingkungan tergantung kepada individu bersangkutan. Secara fisiologis,
lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah didalam tubuh. Dan secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak
dari konsepsi, kelahiran hingga kematiannya. Faktor lingkungan tersebut dapat diperoleh baik
dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dari latar belakang di atas, penulis dapat melihat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh hasil konvergen faktor bawaan dan lingkungan pada tingkat
kematangan psikologis anak?
2. Bagaimana model konvergen faktor bawaan dan faktor lingkungan untuk
meningkatkan kematangan psikologis anak menuju tingkat positif?
3. Apa tantangan keberhasilan proses kematangan psikologis seseorang?
Dari rumusan masalah diatas penulis dapat melihat tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh hasil konvergen faktor bawaan diri dan lingkungan pada
tingkat kematangan psikologis anak.
2. Untuk mengetahui model hasil konvergen faktor bawaan dan lingkungan untuk
meningkatkan kematangan psikologis anak menuju tingkat positif.
3. Untuk mengetahui tantangan keberhasilan proses kematangan psikologis seseorang.
1.4 MANFAAT PENULISAN
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Hasil Konvergen Faktor Bawaan Diri dan Lingkungan Pada
Tingkat Kematangan Psikologis
Sebelum menelisik pengaruh hasil konvergen faktor bawaan diri dan lingkungan
pada tingkat kematangan psikologis seorang anak, ada kalanya kita terlebih dahulu
menelaah faktor bawaan diri dan lingkungan tersebut.
3.1.1 Faktor Pembawaan
Merupakan faktor eksternal. Pada waktu anak lahir membawa berbagai
kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan –
kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :
a. Kecerdasan
b. Bakat – bakat khusus
c. Jenis kelamin dan jenis ras
d. Sifat – sifat fisik
e. Sifat kepribadian
f. Dorongan – dorongan
Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai
hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu. Selama
perkembangannya individu - individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan
pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat
khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.
Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu
sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda – beda
baik dari segi fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya. Masa anak – anak
dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak – anak
awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal
perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada masa bayi. Pada anak usia dini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dn
orang tua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang
kebiasaan dan kemampuan anak.
Jadi, dari kedua hal aspek tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa
faktor bawaan dan lingkungan sama – sama memiliki peranan penting pada tingkat
kematangan psikologis seorang anak. Pada seorang anak faktor bawaan bukanlah
sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologis seorang
anak. Namun penggabungan pembawaan (hereditas) dan lingkungan lah sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan seorang anak. Faktor pembawaan
tidak berarti apa – apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula
sebaliknya, faktor pengalaman (lingkungan) tanpa faktor pembawaan tidak akan
mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Perkembangan
yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh
lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya
segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila
segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-
fisiknya. Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan
maupun pengaruh lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara
mutlak dan bukan satu - satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur
kejiwaan seseorang.
Sehingga saat faktor bawaan yang dibawa sejak lahir tersebut dilatih dan
dikembangkan bersama dengan faktor lingkungan yang mendukung, maka tingkat
kematangan psikologis seorang tersebut akan tercapai. Kematangan psikologis
seorang tersebut akan tercapai karena saat faktor bawaan dilatih dan dikembangkan
dengan faktor lingkungan maka semakin banyak suatu pengalaman yang
didapatkan oleh seorang anak tersebut. Dari pengalaman tersebut, seorang anak
akan bisa menghasilkan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan diri yang
bertahap hingga memunculkan suatu kepribadian/karakter dalam diri individu anak
itu sendiri.
3.2 Model Hasil Konvergen Faktor Bawaan Diri dan Lingkungan Untuk
Meningkatkan Kematangan Psikologis
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal yang dapat
penulis simpulkan:
Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh pembawaannya saja tetapi juga
ditentukan oleh lingkungan sekitar saja. Melainkan bahwa, perkembangan seorang anak itu
ditentukan oleh hasil kerja sama antara kedua faktor tersebut. Hasil kerjasama antara faktor
pembawaan dan lingkungan. Hasil kerja sama antara faktor – faktor yang ada diluar anak. Hasil
kerjasama antara dasar dan ajar. Kedua – dua faktor tersebut tidak boleh tiada yang satu. Hanya
ada pembawaan sja tetapi lingkungan tidak memberi kesempatan, maka perkembangan tidak akan
berhasil baik. Hanya dengan pendidikan saja dan lingkungan tanpa adanya pembawaan, maka
perkembangan juga tidak akan berhasil. Kedua – duanya harus ada dan harus bekerja sama.
Sebagai contoh, apabila ada seorang anak yang memiliki bakat dari lahir dan mendapat dorongan
yang positif dari lingkungan keluarga maupun orang – orang terdekat, maka semua itu akan sia –
sia. Jadi, suatu kematangan psikologis akan berkembang dengan baik apabila antara bakat yang
dibawa sejak lahir dengan lingkungan sekitar, harus saling mendukung. Karena suatu
perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
3.2 Saran
(http://arifakatsu.blogspot.com/2014/05/psikologi-pendidikan-hereditas.diakses 2 April
2019).
(http://afrijalsukajadi.blogspot.com/2012/04/pembawaan_dan_lingkungan, diakses 2
April 2019).