PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM : 00000256xxx
Umur : 63 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 24-05-2019 Jam : 23.05
WIB
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 30-05-2019 Jam : 09.00
WIB
Alamat : Puger, Jember Sumber Informasi : Pasien, Keluarga dan
Rekam medis
2. Keluhan Utama:
pasien mengatakan ketidaknyamanan dalam pemasangan WSD D/S
c. Imunisasi:
pasien mengatakan lupa apakah pernah mendapat imunisasi
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien merupakan petani dan peternak sapi, kesehariannya pasien mencari rumput untuk
makan sapi peliharaannya. Saat di rumah sakit pasien hanya mampu mobilitas diatas tempat
tidur dikarenakan pasien terpasang WSD D/S.
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry :
BB = 47 kg, TB= 160 cm, IMT = 18,35 kg/m2
Interpretasi : IMT pasien pada batas normal
Biomedical sign :
Lekosit 20,7 109/L (normal 4,5-11,0), Hematokrit 37,9 % (normal 41-53), SGOT 77 U/L
(normal 10-35), Kalium 2,21 mmol/L (normal 3,5-5,0), kreatinin serum 1,4 mg/dL (normal
0,6-1,3), BUN 43 mg/dL (normal 6-20)
Interpretasi :
Lekosit, SGOT, kreatinin serum, dan BUN pasien berada diatas nilai normal. Sedangkan
hematokrit dan kalium pasien kurang dari normal.
Clinical Sign :
Pasien terlihat lemah, pasien duduk untuk memaksilamkan pernafasannya. Terpasang WSD
D/S.
Interpretasi: Tanda klinik pasien menandakan ada yang tidak normal, seperti pasien terlihat
lemah
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi makan 3-4x sehari 3x sehari
Jumlah makan 1 porsi piring makan habis 1 porsi piring makan habis
Frekuensi minum 5-6x sehari 4-5x sehari
Jumlah minum 1500 cc 1200 cc
Interpretasi : intake makanan dan cairan pasien adekuat
Balance cairan:
Input: 1500 + 20 + 235 = 1755 cc Balance Cairan = Input-Output
- Infus : 1500 cc/hari = 1755-1805
- Obat : 20 cc = -50 cc
- WBL : 5 x 47 = 235 cc
Output : 705+ 1100 = 1805 cc
- IWL : 15 x 47 kg = 705 cc
- Urin : 1100 cc
- Muntah : -
Interpretasi: Balance cairan kurang dari normal karena input < output
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien jarang beraktivitas karena kondsinya lemah. Saat
di rumah sakit pasienhanya terbaring lemah di tempat tidur.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum ۷
Toileting ۷
Berpakaian ۷
Mobilitas di tempat tidur ۷
Berpindah ۷
Ambulasi / ROM ۷
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri
Status Oksigenasi :
Terdapat bantuan otot pernafasan diafragma. RR 21x/menit
Fungsi kardiovaskuler :
Nadi = 82x/menit, TD = 120/90 mmHg, suara S1 S2 tunggal, tidak ada gangguan sistem
kardiovaskur yang mengganggu aktivitas
Terapi oksigen :
Pasien tidak menggunakan terapi oksigen, terpasang WSD D/S.
Interpretasi : pasien mengalami hambatan untuk beraktivitas dan pasien dibantu dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 6-7 jam/hari 9 jam/hari
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
Keadaan bangun Segar Tidak segar
tidur
Lain-lain - -
Interpretasi : pasien mengalami gangguan tidur saat dirumah sakit.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/90 mm/Hg
- Nadi : 82 X/mnt
- RR : 21 X/mnt
- Suhu : 35,3 0
C
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I= bentuk kepala simetris, rambut hitam, dan kulit kepala sedikit kotor (ketombe), rambut
merata dan tidak terlihat adanya lesi.
P= tidak ada benjolan abnormal atau massa pada kepala bagian kepala (drontal, paietal, dan
occipital).
2. Mata
I= konjungtiva tampak anemis, reflek cahaya +/+, pupil isokor 2/2, tidak tampak berdeolu,.
Bola mata simestris / juling (-)
P= tidak ada nyeri tekan pada daerah orbtal
Pemeriksaan lapang pandang dan ketajaman penglihatan tidak dapat dikaji karena pasien
tidak mengikuti perintah dari pemeriksa
Ada reflek kelopak mata dan tidak ada kelopak mata yang tertinggal ketika berkedip
3. Telinga
I= bentuk daun telinga kanan dan kiri simetris, tampak adanya serumen didalam telinga
berwarna kecokatan dalam batas normal
Pasien mampu mendengar bisikan dar pemeriksa namun lama untuk merespon dengan suara
4. Hidung
I= bentuk hidung simetris, tidak ada kotoran yang mengeras atau menutupi lubang hidup,
polip (-)
P= udara dapat keluar dan masuk engan baik pada kedua lubang hidung
Pasien dapat membedakan bau parfum dan minyak kayu putih
5. Mulut
I= mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi pada mulut
Pasien mampu mengunyah dan menelan, mampu merasakan makanan, pasien mampu
menjulurkan lidah
6. Leher
I= tidak ada lesi atau jejas pada leher, tidak ada peningkatan atau bendungan pada vena
jugularis, tidak ada pembesaran KGB
P= tidak terdapat adanya benjolan atau bembesara KGB daerah leher, vena jugularis teraba
7. Dada
Jantung
I= detakan ictus cordis terlihat
P= ictus cordis kuat angkat, tidak ada nyeri tekan
P= suara pekak pada ics 2-4 linea para sternalis dextra dan ics 2 linea para sternalis sinistra
sampai linea medio clavicularis sinistra
A= suara jantung S1 dan S2
Paru
I= tampak adanya otot bantu pernafasan diafragma ketika bernafas, pengembangan dada
simetris, terpasang WSD D/S, RR 21x/menit
P= tidak terdapat nyeri tekan, vokal fremitus baik kanan dan kiri
P= suara paru hipersonor
A= suara vesikuler melemah, rhonki (-), wheezing (-)
8. Payudara dan ketiak
I= kulit bersih, tidak tampak perubahan warna mengelap
P= tidak terdapat benjolan abnormal pada dada dan pembesaran KGB sekitar ketiak dan
dada
9. Abdomen
I= perut flat, tidak ada acietes,
A= bising usus (+) 12x/menit.
P= timpani pada regio kiri atas
P= tidak terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas:
Bentuk tangan simetris. Tidak ada lesi, dan edema di tangan. Tangan kiri terpasang infus.
Tangan tidak mengalami kelemahan
Ekstremitas bawah:
Bentuk kaki simetris. Tidak ada lesi dan edema di kaki. pasien tidak mengalami kelemahan
pada ektremitas ektrimitas bawah.
Pemeriksaan Radiologi
Thorax AP
TS Yth. Foto thoraks PA:
Cor: Besar dan bentuk normal
Pulmo: tampak area lusen tanpa corakan bronchovaskuler yang menyebabkan paru kanan kolaps,
tampak perselubungan di lapang paru kiri,tak tampak infiltrat, kedua hilus normal, tampak
opasitas berbatas tegas pada paracardial kanan.
Sinus phrenicocostalis kiri tajam
Trakea di tengah
Hemiadiaphragma kanan kiri normal bentuk kubah
Tampak malalignment dengan close fracture pada costae 2,3,4,6 kiri posterior dan costae 2 kanan
anterior
Tampak area lusen pada subkutis regio thoraks kanan kiri
Kesan:
Pneumothoraks kanan
Kontusio pulmonum kiri
Atelektasis inferiror paru kanan
Emfisema subkutis
Malalignment dengan close fracture pada costae 2,3,4,6 kiri posterior dan costae 2 kanan
anteriror.
Jember, 30 Mei 2019
Pengambil Data,
Defisiensi Pengetahuan
5. DS : pasien mengatakan saat di Pneumothorax Hambatan
rumah sakit pasien tidak dapat religiositas
beribadah seperti seharusnya. Sesak nafas
DO :
- Pasien terpasang infus Prosedur operasi pemasangan
- pasien terlihat lemah WSD D/S
- terpasang WSD D/S
hospitalisasi
Hambatan religiositas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Masalah Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Monitor tekanan intra kranial (TIK) (2590)
perfusi jaringan otak jam pasien menunjukkan hasil: 1. Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
(00201) Perfusi jaringan serebral (0406) netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
Tujuan 2. Monitor status neurologi
Indikator Ket
1 2 3 4 5 3. Monitor intake dan output
Tekanan darah sistolik √ 1.Berat 4. Monitor suhu dan julah WBC
Tekanan darah diastolik √ 2.Besar 5. Periksa klien untuk adanya gejala kaku kuduk
Sakit kepala √ 3.Sedang
Kegelisahan √ 4.Ringan Monitor neurologi (2620)
Kelesuhan √
5.Tidak 1. Monitor tingkat kesadaran
Muntah √
ada 2. Monitor tingkat orientasi
Kognisi terganggu √
Penurunan tingkat 3. Monitor kecenderungan Skala Koma Gasglow
√ 4. Monitor reflek batuk dan muntah
kesadaran
Refleks saraf terganggu √ 5. Monitor bentuk otot, gerakan motorik, gaya
berjalan, dan proprioception
6. Monitor respon terhadap obat
2. Defisiensi Volume Cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Fluid management:
jam pasien menunjukkan hasil: 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Nutrition Status: food and fluid 2. Monitor status hidrasi
Tujuan 3. Monitpr vital sign
Indikator Ket 4. Monitor masukan makanan dan cairan
1 2 3 4 5
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
Asupan makanan 1. Sangat
√ 6. Monitor status nutrisi
oral terganggu
7. Dorong masukan oral
Asupan cairan 2. Banyak
√ terganggu
secara oral
Asupan cairan √ 3. Cukup
terganggu
intravena
Asupan cairan 4. Sedikit
parenteral terganggu
√
5. Tidak
terganggu
2 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 NIC: terapi aktifitas: ambulasi (0221)
(00085) jam pasien menunjukkan hasil: 1. Dorong untuk duduk di tempat tidur, di samping
Koordinasi Pergerakan (0212) tempat tidur ("menjuntai"), atau di kursi,
Tujuan sebagaimana yang dapat ditoleransi pasien)
Indikator Ket
1 2 3 4 5 2. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur
Kontraksi kekuatan 1. Sangat untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh
√ 3. Anjurkan pasien untuk bergerak secara hari-hati
otot terganggu
Bentuk otot √ 2. Banyak 4. Lakukan ROM aktif sesuai kondisi pasien
Kontrol gerakan √ terganggu 5. Ajarkan teknik ROM pada pasien dan keluarga
Keseimbangan 3. Cukup 6. Motivasi pasien untuk melakukan ROM setiap
√ terganggu hari
gerakan
4. Sedikit
terganggu
Tegangan otot √ 5. Tidak
terganggu
3 Hambatan komunikasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Mendengar aktif (4920)
verbal (00051) jam pasien menunjukkan hasil: 1. Gunakan pertanyaan maupun pernyataan yang
Ambulasi (0200) mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan,
Tujuan pikiran dan kekhawatiran
Indikator Ket.
1 2 3 4 5 2. Gunakan perilaku non verbal untuk memfasilitasi
Menggunakan 1. Sangat komunikasi (misalnya., menyadari postur tubuh
√ terganggu
bahasa lisan ketika berdiri dalam membalas pesan non verbal)
Menggunakan bahsa 2. Banyak
√ 3. Dengarkan isi pesan maupun perasaan yang tidak
isyarat terganggu
3. Cukup terungkap selama percakapan
Menggunakan √ 4. Sadari kata-kata yang harus dihindari, sama halnya
terganggu
bahasa non verbal dengan menghindari pesan non verbal bersamaan
dengan bahasa verbal yang mengiringinya
5. Berespon segera sehingga menunjukkan
Mengenali pesan 4. Sedikit pemahaman terhadap pesan yang diterima
yang diterima terganggu 6. Verifikasi pemahaman mengenai pesan-pesan yang
√
5. Tidak disampaikan dengan menggunakan pertanyaan
terganggu maupun memberikan umpan balik
7. Gunakan teknik diam/mendengarkan dalam rangka
mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan,
pikiran dan kekhawatiran
4. Hambatan Religiusitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 1. Anjurkan klien untuk kegiatan keagamaan
jam pasien menunjukkan hasil: 2. Motivasi klien untuk mengikuti ritual keagamaan
Kesehatan Spiritual (2001) 3. Beri dorongan pada klien untuk berkumpul dengan
Tujuan komunitas kepercayaannya
Indikator Ket. 4. Kolaborasi dengan ahli keagamaan
1 2 3 4 5
Kualitas 1. Sangat
harapan terganggu
Kemampuan 2. Banyak
beribadah terganggu
Kemampuan 3. Cukup terganggu
berdoa 4. Sedikit
terganggu
5. Tidak terganggu
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
DIAGNOSA: 1 Risiko Infeksi
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Kamis, 30 Mei 2019 1. Meletakkan kepala dan leher pasien dalam Jam: 15.00
07.00-15.00 WIB posisi netral, hindari fleksi pinggang yang S:Pasien mengatakan pusing.
berlebihan O:
2. Memonitor status neurologi - GCS: E4V5M6.
3. Memonitor intake dan output - Pasien dalam posisi supinasi
4. Memonitor suhu dan julah WBC - T : 160/90 mmHg
5. Memeriksa klien untuk adanya gejala kaku - RR : 26 x/mnt
kuduk - Nadi 80 x/mnt
6. Memonitor tingkat kesadaran - Suhu 36,4 oC
7. Memonitor tingkat orientasi - Nafas spontan, adanya otot bantu napas
8. Memonitor kecenderungan Skala Koma diafragma
Gasglow - Pupil isokor.
9. Memonitor reflek batuk dan muntah A: masalah belum teratasi.
10. Memonitor bentuk otot, gerakan motorik, gaya P: lanjutkan intervensi
berjalan, dan proprioception - Monitor status tanda-tanda vital dan GCS.
11. Memonitor respon terhadap obat - lanjutkan kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian obat-obatan.
Jumat, 31 Mei 2019 1. memonitor tanda-tanda vital dan GCS Jam: 15.00
07.00-15.00 WIB 2. mempertahankan fungsi pernafasan S: Pasien mengatakan masih pusing
3. membatasi pergerakan leher dan kepala O:
4. mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali - GCS: E4V5M6.
5. berkolaborasi dengan tim medis untuk - TD : 130/90 mmHg
pemberian obat-obatan - RR : 22 x/mnt
- Nadi 72 x/mnt
- Suhu 36,9o
A: masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi
- Monitor status tanda-tanda vital dan GCS.
- Monitor hasil laboratorium
- Monitor cairan masuk dan keluar
Sabtu, 1 Juni 2019 1. Memonitor status tanda-tanda vital Jam: 15.00
07.00-15.00 2019 dan GCS. S: Pasien mengatakan masih pusing
2. Memonitor hasil laboratorium O:
3. Memonitor cairan masuk dan keluar - TTV: TD 160/80 mmHg,
4. Merubah posisi pasien setiap 2 jam - Nadi: 94 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu: 360C.
sekali A: masalah teratasi sebagian
5. Mengajarkan pasien melakukan P: lanjutkan intervensi
ROM - Evaluasi latihan ROM yang diajarkan
- Kolaborasi pemberian koagulan