Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN JURNAL INTERNASIONAL DAN JURNAL NASIONAL

TUGAS INDIVIDU

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:


Kajian Masalah Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu: Depi Setialesmana, M.Pd

Oleh
Nisrina Fauziyyah Puad (162151081)

2016 C

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
JURNAL INTERNASIONAL

Judul Jurnal : Analysis of Students’ Error in Learning of Quadratic


Equations
(Analisis Kesalahan Siswa dalam Pembelajaran Persamaan
Kuadrat)
Penulis :
1. Effandi Zakaria (Corresponding Author) (Department of Educational
Methodology and Practice, Faculty of Education, Universiti Kebangsaan
Malaysia 43650 Bangi, Selangor, Malaysia Tel: 60-3-8921-6279, E-mail:
effandi@ukm.my)
2. Ibrahim (Faculty of Education, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43650 Bangi,
Selangor, Malaysia)
3. Siti Mistima Maat (Mathematics Unit, Technical Foundation Section,
Universiti Kuala Lumpur Malaysia France Institute, Bangi, Selangor, Malaysia,
E-mail: sitimistima@gmail.com)
CSSE (Canadian Center of Science and Education),
ISSN 1913-9020 (Print), 1913-9039 (Online), Vol. 3, No.3, August 2010, pp.
107-112.

A. Judul
Judul jurnal ini memberikan kontribusi pemikiran dalam pendidikan
khususnya pendidikan matematika dalam kategori intelegensi yaitu analisis
kesalahan siswa dalam pembelajaran matematika pada materi persamaan kuadrat.

B. Abstrak
Penelitian ini didasarkan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam
pembelajaran matematika materi persamaan kuadrat dengan subjek penelitian
adalah 30 siswa dari sekolah menengah di Jambi, Indonesia. Jenis kesalahan
didasarkan pada Model Hirarki Hirarki Newman yang mencakup kesalahan tipe
membaca, pemahaman, transformasi, keterampilan proses, dan kesalahan
enkode. Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik yang mencakup 3
komponen, yaitu: faktorisasi, menyelesaikan rumus kuadrat dan formula kuadrat.
Selain itu wawancara diagnostik juga digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
kesalahan siswa dalam memecahkan masalah. Data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif: persentase dan frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa membuat
kesalahan dalam transformasi dan keterampilan proses dalam memecahkan
persamaan kuadrat. Tidak ada kesalahan dalam membaca. Jumlah siswa yang
membuat kesalahan dan kecerobohan kecil. Kesalahan siswa dalam
memecahkan persamaan kuadrat adalah karena kelemahan mereka dalam
menguasai topik-topik seperti aljabar, pecahan, angka negatif dan ekspansi
aljabar.

C. Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal ini menguraikan tentang pentingnya matematika
dalam kehidupan sehari-hari terlepas dari latar belakang pendidikan dan
kehidupan social. Kemudian dilanjutkan dengan permasalahan yang masih
sering terjadi dalam matematika, yaitu kesalahan dalam pemecahan masalah
matematika, karena pemecahan masalah matematika adalah keterampilan yang
sangat kompleks. Kadang-kadang siswa tahu bagaimana menjawab pertanyaan,
tetapi ceroboh dalam perhitungan. Hal ini sesuai dengan laporan dari TIMMS
(1999), bahwa Indonesia menjadi peringkat ke-34 dari 38 negara di tingkat
internasional. Hal ini menunjukkan penguasaan matematika siswa di Indonesia
secara keseluruhan masih lemah. Kelemahan ini mungkin disebabkan proses
belajar yang lebih focus belajar hafalan, kurang melibatkan kelompok kerja,
interaksi dan komunikasi. Hasil EBTANAS (2007) tahun 2001 hingga 2007 di
Provinsi Jambi mata pelajaran matematika masih sangat rendah. Laporan oleh
Departemen Pendidikan Negara Jambi (Dinas Pendidikan Propinsi Jambi) telah
menunjukkan bahwa kinerja masih rendah dan belum mencapai target.
Kesalahan yang banyak dilakukan oleh para siswa terutama dalam memecahkan
persamaan kuadrat, sehingga yang menjadi responden pada penelitian ini adalah
siswa dari sekolah menengah di Jambi, Indonesia.
Tujuan penelitian ini:
a) untuk menentukan jenis kesalahan siswa dalam menggunakan faktorisasi
b) untuk menentukan jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan menggunakan
metode kuadrat.
c) untuk menentukan jenis kesalahan siswa dalam menggunakan rumus kuadrat.

D. Teori
Kajian teoritis pada jurnal ini tidak dicantumkan oleh penulis, sehingga
pembaca tidak bisa mengetahui tentang penjelasan alat ukur yang digunakan
oleh peniliti saat proses penelitian.

E. Metodologi
Metodologi pada jurnal ini menggunakan metode survey dengan responden
30 siswa dari sekolah menengah di Jambi. Alasan memilih mereka sebagai
responden adalah:
a. akses mudah ke sekolah
b. memiliki situasi yang kaya proses dan sampel
c. para peneliti dapat mengembangkan hubungan erat dengan sampel, sehingga
kualitas dan kredibilitas data penelitian akan lebih terjamin.
Instrument pada penelitian ini menggunakan satu set pertanyaan tes untuk
mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dengan jumlah 16 pertanyaan dengan
rincian 6 pertanyaan untuk menyelesaikan metode faktorisasi, 5 pertanyaan
untuk menyelesaikan metode square, dan 5 pertanyaan untuk menyelesaikan
dengan formula. Kemudian juga mengunakan metode wawancara dengan
responden dan dilanjutkan analisis dengan menggunakan statistic deskriptif:
prosentase dan frekuensi.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara:
a. Dapatkah Anda membaca masalah? (Membaca tingkat)
b. Pertanyaan apa yang meminta Anda untuk melakukan? (tingkat pemahaman)
c. Apa yang Anda gunakan untuk memecahkan pertanyaan? (tingkat
transformasi)
d. Dapatkah anda menunjukkan langkah-langkah kerja yang Anda gunakan
untuk menemukan jawabannya? (Keterampilan Proses)
e. Katakan apa jawaban anda? (Pengkodean)

F. Hasil Penelitian
Penyajian data hasil penelitian dalam jurnal ini menjelaskan dengan baik
hasil dari penelitian, yaitu hasil jenis kesalahan untuk tiap item dengan masing-
masing metode dalam bentuk tabel. Kemudian dianalisis sebagaimana teknik
analisis yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam metodologi, sehingga tujuan
penelitian tercapai dan dapat menghasilkan sesuatu sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan.
Responden dikelompokkan menurut jenis kelamin dan prestasi yang
digambarkan dalam tabel. Dari segi prestasi, pengelompokan siswa berdasarkan
tes penempatan dibagi menjadi 3 kategori:
a. Kategori tinggi (3 siswa 4 siswi)
b. Kategori sedang (5 siswa 7 siswi)
c. Kategori rendah (6 siswa 5 siswi)
Hasil jenis kesalahan untuk tiap item dengan menggunakan masing-masing
metode disajikan dalam bentuk tabel.
a. Jenis kesalahan dengan menggunakan faktorisasi meliputi kesalahan
pemahaman, kesalahan transformasi dan kesalahan proses keterampilan.
Kebanyakan kesalahan pemahaman terjadi ketika siswa tidak mengerti istilah
yang digunakan. Jenis kesalahan dalam transformasi terjadi selama proses
perhitungan terutama selama multiplikasi. Ini terjadi karena masalah
perhitungan terutama di kalangan siswa berprestasi rendah. Jenis kesalahan
proses ketrampilan terjadi pada siswa yang paling rendah dan rata- rata
menghadapi kesulitan dalam faktorisasi dan menyederhanakan ungkapan
aljabar serta melakukan operasi aljabar.
b. Jenis kesalahan dengan menggunakan metode square menunjukkan
kecenderungan membuat kesalahan dalam proses transformasi dan
keterampilan. Hal ini terjadi karena siswa gagal dalam memahami dan
menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh pertanyaan.
c. Jenis kesalahan dengan menggunakan formula sering terjadi pada kesalahan
transformasi dan proses ketrampilan. Contoh proses kesalahan keterampilan
yang dilakukan oleh siswa berkaitan operasi penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Pada saat yang sama siswa juga mengalami
kesulitan dalam menggantikan positif dan tanda negatif, sehingga kesalahan
dalam menggunakan rumus

G. Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini menjelaskan apa saja yang dihasilkan selama
penelitian ini, yaitu kebanyakan kesalahan siswa dalam menyelesaikan
persamaan kuadrat baik dengan menggunakan cara faktorisasi, square maupun
dengan formula terjadi pada kesalahan transformasi dan keterampilan proses.
Hal ini sesuai pada latar belakang yang diuraikan sebelumnya dan dapat
menjawab permasalahan yang disebutkan dalam rumusan masalah.
Penelitian analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan persamaan
kuadrat akan sangat bermanfaat bagi guru matematika. Analisis masalah masing-
masing siswa ini akan memungkinkan para guru untuk merencanakan
pengajaran mereka secara efektif dan bermakna. Berdasarkan analisis tersebut,
guru akan mengidentifikasi akar masalah dalam pembelajaran siswa dan
menentukan harus seperti apa pembelajaran yang akan dilakukan agar sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya.
Hasil penelitian juga dapat dibagi dengan rekan-rekan sesama guru dalam
hal pemecahan masalah siswa. Penelitian ini juga akan membantu pendidik
matematika dalam mendapatkan informasi tentang permasalahan siswa dalam
pembelajaran matematika. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan bagi guru untuk menemukan cara alternatif dalam memecahkan masalah
siswa terutama dalam memecahkan persamaan kuadrat.
H. Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka di jurnal ini mencantumkan beberapa
referensi yang digunakan oleh penulis sebagai acuan atau sumber penelitiannya.
Kutipan dan daftar pustaka dalam jurnal ini sudah sangat sesuai, karena semua
yang dikutip dalam jurnal ini ada pada daftar refernsinya.

I. Saran
Dalam penulisan jurnal seharusnya penulis lebih diperhatikan lagi dalam
penjelasan teori yang digunakan dalam penelitiannya, agar pembaca mengetahui
penjelasan dari teori yang digunakan penulis.
JURNAL NASIONAL

Judul Jurnal : Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa


dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended

Penulis : Dini Kinanti Fardah (Universitas Negeri Semarang, E-mail:


dini.fardah@gmail.com)

Jurnal Kreano, Jurusan Matematika FMIPA UNNES


ISSN 2086-2334, Vol. 3, No.2, Desember 2012

A. Judul
Judul jurnal ini memberikan kontribusi pemikiran dalam pendidikan
khususnya pendidikan matematika dalam kategori kemampuan berpikir yaitu
analisis proses dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika melalui
tugas open-ended.

B. Abstrak
Penelitian ini didasarkan untuk mengetahui proses dan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam matematika melalui tugas open-ended. Penelitian ini
didasarkan dari banyaknya guru sekolah dasar atau menengah masih kurang
dalam memperhatikan kemampuan berpikir kritis padahal kemampuan berpikir
kritis merupakan masalah penting dalam pembelajaran matematika. Dengan
adanya kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa guru dapat mengetahui
wawasan yang luas tentang potensi dan bakat yang dimiliki siswa.
Siswa yang akan dianalisis proses berpikir kreatifnya dikategorikan sebagai:
a) siswa berkemampuan berpikir kreatif tinggi; b) siswa berkemampuan berpikir
kreatif sedang; dan c) siswa berkemampuan berpikir kreatif rendah. Kemampuan
berpikir kreatif menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
keterincian, sementara proses berpikir kreatif meliputi tahap: 1) mengetahui
adanya masalah, kesenjangan informasi, unsur yang hilang, 2) memahami
masalah, 3) membuat dugaan dan merumuskan hipotesis, 4) menguji hipotesis
dan evaluasi; 5) mengkomunikasikan ide. Beberapa hal yang penulis lakukan
pada saat penelitian adalah: merancang kegiatan pembelajaran melalui
pembelajaran open-ended untuk membiasakan siswa dengan soal open-ended;
memberikan tes kemampuan berpikir kreatif menggunakan soal open-ended;
menentukan subyek penelitian sebagai wakil dari masing-masing kategori;
melakukan wawancara mendalam untuk membuat triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
kategori tinggi sebanyak 20% dari jumlah sisw, kategori sedang sebanyak
33,33%, dan kategori rendah sebanyak 46,67%.

C. Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal ini menguraikan tentang pentingnya mempunyai
kemampuan berpikir kreatif yang berguna untuk masa depan siswa. Namun
masih banyak guru yang kurang memperhatikan kemampuan berpikir kreatif
siswa-siswanya. Untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam berpikir
kreatif dapat dilakukan dengan menggembangkan tugas atau tes yang
membutuhkan penyelesaian masalah secara kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dibagi menjadi 2 pendekatan
utama, yaitu proses yang merupakan respon siswa dalam menyelesaikan masalah
dan produkng merupakan hasil dari penyelesaian masalah yang dihadapi siswa.
Berpikir kreatif menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
keterincian.
Dalam pendahuluan jurnal ini yang dijelaskan oleh Torrance (1974) juga
mendeskripsikan bahwa kreativitas sebagai proses dari: 1) mengetahui adanya
masalah; 2) memahami masalah; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis
dan evaluasi; 5) mengkomunikasikan hasil. Selain menurut Torrance dalam
jurnal ini juga dijelaskan pandangan dari Krathwohl dan Anderson dalam
Taksonomi Bloom yaitu: 1) membangun ide; 2) merencanakan penyelesaian; 3)
menghasilkan solusi. Dan dalam jurnal ini juga disertakan penulisan dengan
bentuk tabel agar memudahkan pembaca dalam memahami persamaan atau
keterkaitan antar pandangan.
Dalam jurnal ini juga disebutkan beberapa alat ukur berfikir kreatif seperti
TTCT (Torrance Test of Creative Thinking), CAMT (Creative Ability in
Mathematical Test), Guilford Alternative Use Task dan alat ukur lainnya.
Adapun Getzel dan Jakson menggunakan tugas yang mempunyai banyak
penyelesaian (open-ended).
Pengukuran pemikiran kreatif yang dilakukan peneliti dituangkan dalam
jurnal ini dengan cara memberikan permasalahan yang bersifat open-ended
(sebuah permasalahan yang mempunyai banyak jawaban benar (Suherman,
2003)). Pembelajaran dengan metode open-ended dimulai dari
mempresentasikan masalah open-ended, kemudian pembelajaran berlanjut
dengan penggunaan banyak jawaban benar dengan tujuan untuk memberikan
pengalaman pada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
Penulis juga menjelaskan tentang penyusunan karakteristik dari pertanyaan
open-ended menurut pandangan Cooney (2002) yaitu pertanyaan tersebut harus
melibatkan informasi matematis yang penting, menimbulkan respon yang
bervariasi, memerlukan komunikasi, dinyatakan dengan jelas, dan menggunakan
rubrik penskoran.

D. Teori
Kajian teoritis pada jurnal ini sudah dijelaskan oleh peneliti untuk
memberikan pemahaman tentang alat ukur yang digunakan dalam proses
penelitian sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana peneliti melakukan
proses penelitiannya.

E. Metodologi
Metodologi pada jurnal ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1) merancang
pembelajaran open-ended; 2) memberikan tes kemampuan berfikir kreatif
menggunakan pertanyaan open-ended; 3) menentukan subyek wawancara
mendalam dengan menggelompokan siswa tinggi, sedang, atau rendah dalam
kemampuan berpikir kreatif; 4) melakukan wawancara mendalam untuk
menggeneralisasikan model proses berpikir kreatif meliputi: mengidentifikasi
dan memahami masalah, merumuskan hipotesis, mengevaluasi dan menguji
hipotesis, dan mengomunikasikan hasilnya.
Penulis menyatakn bahwa data penelitian dikumpulkan melalui wawancara
berbasis tugas. Snowball sampling digunakan peneliti untuk memilih dua siswa
dengan kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang, dan tiga siswa
dengan kemampuan rendah. Kategori ditentukan oleh kemampuan siswa dalam
memberikan respon pertanyaan open-ended berdasarkan kriteria kelancaran,
keluwesan, keaslian, dan keterincian.
Dalam jurnal ini penulis mendeskripsikan tugas yang diberikan kepada
siswa dengan harapan siswa dapat menyelesaikan penyelesaian permasalahan
sesuai tingkat kemampuan berpikir kreatifnya, sehingga guru bisa
menyimpulkan seberapa kreatif kemampuan yang dimiliki oleh siswa sesuai
dengan rubrik penskoran yang telah ditentukan oleh peneliti.
Namun kekurangan dari jurnal ini tidak menyebutkan dimana penelitian ini
dilakukan sehingga pembaca tidak dapat mengetahui informasi tentang tempat
dimana peneliti melakuakan penelitiannya.

F. Hasil Penelitian
Setelah siswa diberikan tugas yang memounyai tipe open-ended peneliti
menganalisis semua hasil jawaban siswa. Setelah dianalisis menggunakan rubrik
penskoran diperoleh 6 siswa dikategorikan berkemampuan tinggi, 10 siswa
dikategorikan berkemampuan sedang, dan 14 siswa dikategorikan
berkemampuan rendah.
Setelah menganalisis jawaban dari masing-masing siswa peneliti melakukan
wawancara secara mendalam untuk mengkroscek apakah obyek penelitian
(siswa) menyelesaikan permasalahan sesuai dengan apa yang mereka pikirkan
dan dalam proses ini peneliti menggungkapkan bahwa siswa yang dikategorikan
kemampuan berpikirnya menampakan perbedaan yang signifikan dari mulai
membaca soal, memahami persoalan yang dimaksud, dan menyelesaikan
persoalan yang diberikan.
Siswa yang dikategorikan dalam kemampuan berpikir tinggi saat
wawancara dilakukan mereka langsung memahami maksud dari soal yang
diberikan saat tes. Siswa yang dikategorikan dalam kemampuan berpikir sedang
saat wawancara dilakukan mereka langsung tidak langsung memahami maksud
dari soal yang diberikan saat tes, tetapi setelah membaca dan memahami
beberapa kali dan melihat contoh yang diberikan mereka akhirnya paham apa
yang dimaksudkan dalam soal.
Saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang kategorinya
memiliki kemampun berpikir kreatif yang rendah menyatakan bahwa mereka
merasa wakru yang dilakukan terlalu sebentar sehingga mereka tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan tepat waktu, peneliti
memberikan kesempatan untuk menjawab kembali permasalahan yang diberikan
pada saat wawancara namun siswa tetap saja melakukan kesalahan beberapa kali
saat mencoba menjawabnya.
Berdasarkan dari data penelitian yang dilakukan, peneliti menyusun pola
berpikir kreatif siswa dari segi proses dan produk untuk tiap-tiap kategori setelah
diberikan tugas dengan menggunakan pertanyaan open-ended dalam sebuah
tabel yang dapat dipahami secara mudah oleh pembaca.

G. Kesimpulan
Dalam jurnal imi penulis menuliskan bahwa keterampilan siswa adalah
sesuatu yang tidak hanya dapat kita nilai tapi juga butuh untuk kita pelajari
secara mendalam. Penulis juga mengambil kutipan dari siwono bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa tidak hanya dapat dideskripsikan hanya
dengan memberikan tingkatan pada respon yang diberikan tanpa memandang
dari perspektif lain.
Penulis menyatakan dalam jurnalnya bahwa kemampuan berpikir kreatif
merupakan keterampilan yang sangat penting bagi setiap orang, tidak hanya saat
belajar di sekolah tetapi juga ketika menghadapi dunia kerja. Penulis
menyatakan dalam menggembangkan pembelajaran yang melibatkan pemikiran
divergen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada saat
proses pembelajaran guru dapat memberikan kesempatan lebih banyak pada
siswa untuk mengeksplorasi berbagai macam jawaban ataupun penyelesaian
dengan memperhatikan aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterincian.
Setelah proses penelitian selesai guru dan peneliti dapat membuat
perbandingan atau melihat pengaruh aspek lain terhadap kemampuan berpikir
kritis yang dimiliki oleh siswa seperti gender, etnis, prestasi belajar, ataupun
aspek lainnya.
Penelitian yang dilakukan berkonsentrasi pada proses dan kemampuan
berpikir kreatif siswa melalui pembelajatan open-ended dengan membiasakan
mengerjakan soal-soal yang mempunyai banyak penyelesaian. Setelah diberikan
tugas akhir peneliti menyusun pola kemampuan berpikir kreatif siswa dan
menganalisis hasil penelitiannya dengan menekankan pada aspek kemampuan
berpikir kreatif.

H. Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka di jurnal ini mencantumkan beberapa
referensi yang digunakan oleh penulis sebagai acuan atau sumber penelitiannya.
Kutipan dan daftar pustaka dalam jurnal ini sudah ada yang tidak sesuai, karena
semua yang dikutip dalam jurnal ini ada yang tidak tercantukan dalam daftar
refernsinya. Seperti kutipan dari (Wang, 2011; Anwar, 2012) dan Takahashi
(2005) tidak ada catatannya dalam daftar pustaka.

I. Saran
Dalam penulisan jurnal seharusnya lebih diperhatikan lagi dalam
penulisan daftar referensi/ daftar pustakanya agar pembaca dapat melihat atau
mencari secara langsung dari mana pernyataan itu didapat. Dan pembaca juga
dapat mencari kebenaran referensi yang digunakan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai