Anda di halaman 1dari 36

MANOVA DUA ARAH TANPA INTERAKSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Multivariat


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dhoriva Urwatul Wutsqa, M.S.

OLEH:

KELOMPOK 8

Nadilla Rahmadani (NIM. 21309251007)


Anggun Nurlita (NIM. 21309251012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
MANOVA DUA ARAH TANPA INTERAKSI

Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) adalah suatu teknik analisis multivariat


metode dependensi. MANOVA merupakan perluasan dari Analysis of Variance (ANOVA) yang
secara luas sudah lama digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Secara teknis, MANOVA dapat
diartikan sebagai metode statistik untuk mengeksplorasi hubungan di antara beberapa variabel
independen yang berjenis kategorikal yang berskala nominal ataupun ordinal dengan beberapa
variabel dependen yang berjenis numerikal yang berskala interval atau rasio (Santoso, 2012).
Tujuan dalam menggunakan MANOVA adalah untuk menemukan kelompok responden yang
menunjukkan perbedaan dalam seperangkat variabel tergantung (dependen). Pada umumnya,
MANOVA digunakan untuk melihat pengaruh seperangkat variabel independen (𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑛 )
terhadap seperangkat variabel dependen (𝑌1 , 𝑌2 , … , 𝑌𝑛 ) (Mutiarany, Arma, & Fitria, 2013).
MANOVA terdiri dari dua faktor yang bisa disebut MANOVA dua arah, yang dibedakan
menjadi MANOVA dua arah dengan interaksi dan tanpa interaksi. MANOVA dua arah tanpa
interaksi digunakan jika hanya satu vektor pengamat yang ada disetiap kombinasi level faktor,
hipotesis yang diuji pengaruh faktor A dan pengaruh faktor B. Statistik uji yang digunakan dalam
MANOVA adalah Wilks’ Lambda, dengan uji lanjutan pendekatan Bonferroni, LSD dan Tukey.

a. Model MANOVA Dua Arah

Model desain dua arah dengan efek-tetap untuk pengamatan seimbang 𝑝 variabel terikat dapat
dinyatakan sebagai berikut :

𝑿𝒊𝒋𝒌 = 𝝁 + 𝜶𝒊 + 𝜷𝒋 + (𝜶𝜷)𝒊𝒋 + 𝜺𝒊𝒋𝒌


Atau

𝑿𝒊𝒋𝒌 = 𝝁 + 𝜶𝒊 + 𝜷𝒋 + 𝜸𝒊𝒋 + 𝜺𝒊𝒋𝒌

Dimana 𝑖 = 1, 2, … , 𝑎 ; 𝑗 = 1, 2, … , 𝑏 dan 𝑘 = 1, 2, … , 𝑟
Dengan 𝜀𝑖𝑗𝑘 independen dengan distribusi 𝑁𝑝 (0, ∑), dengan
∑𝑎𝑖=1 𝛼𝑖 = ∑𝑏𝑗=1 𝛽𝑗 = ∑𝑎𝑖=1 (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = ∑𝑏𝑗=1 (𝛼β)𝑖𝑗 = 0
(Rencher, 1998)
Dimana :

𝑋𝑖𝑗𝑘 : vektor pengamatan pada faktor A taraf ke-𝑖, faktor B taraf ke-𝑗 dan ulangan

ke-𝑘

𝜇 : vektor rataan umum

𝛼𝑖 : vektor pengaruh utama faktor A taraf ke-𝑖

𝛽𝑗 : vektor utama faktor B taraf ke-𝑗

(𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 𝛾𝑖𝑗 : vektor pengaruh interaksi dari faktor A taraf ke-𝑖 dan faktor B taraf ke-𝑗
𝜀𝑖𝑗𝑘 : vektor pengaruh acak pada faktor A taraf ke-𝑖, faktor B taraf ke−𝑗 dan
ulangan ke-𝑘

B. Pengujian Pengaruh Interaksi


1. Hipotesis yang diuji

Dalam MANOVA dua arah, hipotesis pengaruh interaksi yang digunakan adalah
sebagai berikut.
𝐻0 : (𝛼𝛽)11 = (𝛼𝛽)12 = ⋯ = (𝛼𝛽)𝑎𝑏 = 0 atau 𝐻0 : 𝜇𝑖𝑗 − 𝜇𝑖 ′ 𝑗 − 𝜇𝑖𝑗′ + 𝜇𝑖 ′ 𝑗′ = 0
(interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh terhadap respon yang
diamati)
𝐻1 : ∃(𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, … , 𝑎 ; 𝑗 = 1, 2, … , 𝑏 atau
𝐻1 : ∃𝑖, 𝑗, 𝜇𝑖𝑗 − 𝜇𝑖 ′ 𝑗 − 𝜇𝑖𝑗′ + 𝜇𝑖 ′ 𝑗′ ≠ 0
(interaksi faktor A dengan faktor B berpengaruh terhadap respon yang diamati)
(Jhonson & Wichern, 2007)
2. Uji statistik
𝑎

𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 1 = ∑ 𝑏𝑟(𝑥̅𝑖. − 𝑥̅ )(𝑥̅𝑖. − 𝑥̅ )′


𝑖=1
𝑏

𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 2 = ∑ 𝑎𝑟(𝑥̅.𝑗 – 𝑥̅ )(𝑥̅.𝑗 – 𝑥̅ )
𝑖=1
𝑎 𝑏

𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 = ∑ ∑ 𝑟(𝑥̅𝑖𝑗 − 𝑥̅𝑖 . − 𝑥̅ .𝑗 + 𝑥̅ )(𝑥̅𝑖𝑗 − 𝑥̅𝑖. − 𝑥̅.𝑗 +𝑥̅.𝑗 )′


𝑖=1 𝑖=1
𝑎 𝑏 𝑟

𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = ∑ ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅𝑖𝑗 )(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅𝑖𝑗 )′


𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1
𝑎 𝑏 𝑟

𝑆𝑆𝑃𝑡𝑜𝑡 = ∑ ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅ )(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅ )′


𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

(Jhonson & Wichern, 2007)


3. Kriteria keputusan
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ3 =
|𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |

𝑝+1−(𝑎−1)(𝑏−1) 2
𝐻0 ditolak jika – [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ3 > 𝑥(𝑎−1)(𝑏−1)𝑝 (𝛼)
2

(Jhonson & Wichern, 2007)

C. Pengujian Pengaruh Utama Faktor

1. Hipotesis yang diuji

 Hipotesis pengaruh utama faktor A

𝐻0 : 𝛼1 = 𝛼2 = ⋯ = 𝛼𝑎 = 0 atau 𝐻0 : 𝜇1. = 𝜇2. = ⋯ = 𝜇𝑎.

(faktor A tidak berpengaruh terhadap respons yang diamati)

𝐻1 : ∃𝛼𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝛼 atau 𝐻1 : ∃𝑖, 𝜇𝑖. ≠ 𝜇𝑖 ′ . , 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝛼

(faktor A berpengaruh terhadap respons yang diamati)

 Hipotesis pengaruh utama faktor B


𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = ⋯ = 𝛽𝑏 = 0 atau 𝐻0 : 𝜇.1 = 𝜇.2 = ⋯ = 𝜇.𝑏
(faktor B tidak berpengaruh terhadap respons yang diamati)
𝐻1 : ∃𝛽𝑗 ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝑏 atau 𝐻1 : ∃𝑗, 𝜇.𝑗 ≠ 𝜇.𝑗 , 𝑗 = 1, 2, ⋯ , 𝑏
(faktor B berpengaruh terhadap respons yang diamati)
2. Statistik Uji :
𝑎

𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 1 = ∑ 𝑏𝑟(𝑥̅𝑖. − 𝑥̅ )(𝑥̅𝑖. − 𝑥̅ )′


𝑖=1
𝑏

𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 2 = ∑ 𝑎𝑟(𝑥̅.𝑗 – 𝑥̅ )(𝑥̅.𝑗 – 𝑥̅ )
𝑖=1
𝑎 𝑏

𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 = ∑ ∑ 𝑟(𝑥̅𝑖𝑗 − 𝑥̅𝑖 . − 𝑥̅ .𝑗 + 𝑥̅ )(𝑥̅𝑖𝑗 − 𝑥̅𝑖. − 𝑥̅.𝑗 +𝑥̅.𝑗 )′


𝑖=1 𝑖=1
𝑎 𝑏 𝑟

𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = ∑ ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅𝑖𝑗 )(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅𝑖𝑗 )′


𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1
𝑎 𝑏 𝑟

𝑆𝑆𝑃𝑡𝑜𝑡 = ∑ ∑ ∑(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅ )(𝑥𝑖𝑗𝑘 − 𝑥̅ )′


𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

(Jhonson & Wichern, 2007)

3. Kriteria Keputusan
 Faktor A
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ1 =
|𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐1 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
𝑝+1−(𝑎−1) 2
𝐻0 ditolak jika − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ1 > 𝑥(𝑎−1)𝑝 (𝛼)
2

 Faktor B
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ2 =
|𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐2 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
𝑝+1−(𝑎−1) 2
𝐻0 ditolak jika − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ2 > 𝑥(𝑏−1)𝑝 (𝛼)
2

D. Uji Lanjut Jika Tidak Ada Interaksi


 Faktor A untuk variabel ke 𝒍
a. Hipotetis pada Faktor A untuk variabel ke 𝑙 :
𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 = 𝜇𝑖′.𝑙 , 𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 ≠ 𝜇𝑖′.𝑙
𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 ≤ 𝜇𝑖′.𝑙 , 𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 > 𝜇𝑖′.𝑙
𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 ≥ 𝜇𝑖 ′ .𝑙 , 𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 < 𝜇𝑖 ′ .𝑙
b. Statistik Uji
1) Bonferoni
𝑥̅𝑖.𝑙 − 𝑥̅𝑖′.𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 2 )
𝑏𝑟

𝑙𝑙 𝐸
Dengan 𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 = 𝑎𝑏(𝑟−1) , 𝐸𝑙𝑙 = diag ke 𝑙 dari 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠
𝛼
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))
2𝛼
𝐻0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))
2𝛼
𝐻0 ditolak jika 𝑡 < 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))

2) Uji t LSD
𝛼
t tabel diganti 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( 2 )

3) Uji Tukey

2 1
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( ) diganti √𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( ) dan t tabel diganti 𝑞𝑎,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼)
𝑏𝑟 𝑏𝑟

 Faktor B untuk variabel ke 𝒍

a. Hipotesis pada faktor B untuk variabel ke 𝑙


𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 = 𝜇.𝑗′𝑙 , 𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 ≠ 𝜇.𝑗′𝑙
𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 ≤ 𝜇.𝑗′𝑙 , 𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 > 𝜇.𝑗′𝑙
𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 ≥ 𝜇.𝑗′𝑙 , 𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 < 𝜇,𝑗′𝑙
b. Statistik Uji
1) Uji Bonferoni
𝑥̅ .𝑗𝑙 − 𝑥̅.𝑗′𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 2 )
𝑏𝑟
𝑙𝑙 𝐸
Dengan 𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 = 𝑎𝑏(𝑟−1) , 𝐸𝑙𝑙 = diag ke 𝑙 dari 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠
𝛼
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))
2𝛼
𝐻0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))
2𝛼
𝐻0 ditolak jika 𝑡 < 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))

2) Uji t LSD
𝛼
t tabel diganti 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( 2 ),

3) Uji Tukey
2 1
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( ) diganti √𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( ) dan t tabel diganti 𝑞𝑎,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼)
𝑏𝑟 𝑏𝑟

Contoh Permasalahan:

Suatu penelitian dilakukan untuk menyelidiki pengaruh wilayah dan metode pembelajaran yang
terdiri atas wilayah perkotaan dan pedesaan dan metode Problem Solving dan Project Based
Learning terhadap motivasi, prestasi, dan kreativitas siswa kelas XI. Dua kelas dipilih secara acak
pada wilayah perkotaan dan perdesaan, dan ditentukan secara acak kelas Problem Solving dan
Project Based Learning. Setiap kelas terdiri atas 5 siswa. Hasil analisis sebagai berikut
Faktor 2 (Metode Pembelajaran)
Problem Solving Project Based Learning (PBL)
Kreativita
Motivasi Prestasi Kreativitas Motivasi Prestasi
s
1 85 100 92 118 122 102
2 73 96 86 114 112 91
3 76 86 84 98 118 79
Perkotaa
n 4 81 94 93 120 128 83
5 77 84 85 110 110 84
Faktor 1 Rata-
78.4 92 88 112 118 87.8
(Wilayah) rata
1 100 98 76 128 130 80
2 109 102 78 130 120 93
Perdesaa
3 103 97 81 121 112 90
n
4 98 99 76 114 116 81
5 100 112 80 126 118 77
Rata-
102 101.6 78.2 123.8 119.2 84.2
rata
Penyelesaian:

a. Perhitungan Manual Menggunakan SPSS

1) Perhitungan Jumlah Kuadrat

Dengan menggunakan Ms. Excel diperoleh hasil berikut ini.

Source of Matriks sum of squares dan


Variation
Cross products (SSP)
1566,45 577,9 −592,95
𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐1 = [ 477,9 145,8 −180,9 ]
Faktor 1 401,65 316,1 42,05
3836,45 3019,3 401,65
𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐2 = [ 3019,3 2376,2 316,1 ]
Faktor 2 401,65 316,1 42,05

174,05 123,9 −91,45


𝑆𝑆𝑃𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟 = [ 123,9 88,2 −65,1 ]
Interaksi −91,45 −65,1 48,05

630 264,2 295,2


Residual (Error) 𝑆𝑆𝑃𝑅𝑒𝑠 = [264,2 730 60,2 ]
295,2 60,2 608,4
6206,95 3885,3 12,455
𝑆𝑆𝑃𝑡𝑜𝑡 = [ 3885,3 3340,2 130,3 ]
Total 12,45 130,3 922,95

2) Pengujian Pengaruh Interaksi


a) Hipotesis
𝐻0 : (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = (𝛼𝛽)12 = (𝛼𝛽)13 = 0
(interaksi faktor wilayah dan metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap
motivasi, prestasi dan kreativitas siswa)
𝐻1 : ∃(𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, 3, 𝑗 = 1, 2, 3
(interaksi faktor wilayah dan metode pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi,
prestasi dan kreativitas siswa)
b) Uji statistik
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ3 =
|𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
c) Kriteria keputusan
𝑝+1−(𝑎−1)(𝑏−1) 2
𝐻0 ditolak jika – [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ3 > 𝑥(𝑎−1)(𝑏−1)𝑝 (𝛼)
2

d) Perhitungan
630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [264,2 730 60,2 ]
295,2 60,2 608,4
 |𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 180828495,4
174,05 123,9 −9145 630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [ 123,9 88,2 −65,1 ] + [264,2 730 60,2 ]
−91,45 −65,1 48,05 295,2 60,2 608,4
804,05 388,1 203,75
= [ 388,1 818,2 −4,9 ]
203,755 −4,9 656,45
 |𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 298224591,2
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | 180828495,4
 ᴧ3 = |𝑆𝑆𝑃 = 298224591,2 = 0,606350049
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 +𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |

 ln ᴧ3 = −0,500297822
𝑝+1−(𝑎−1)(𝑏−1)
 – [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ3
2

3 + 1 − (2 − 1)(2 − 1)
= − [2.2(5 − 1) − ] ln ᴧ3
2
= −(14,5)(−0,500297822)
= 7,254318415
 2
𝑥(𝑎−1)(𝑏−1)𝑝 2
(𝛼) = 𝑥(2−1)(2−1)3 (0.05) = 7,814727903
Karena 7,254318415 < 7,814727903 maka 𝑯𝟎 diterima, artinya interaksi faktor
wilayah dan metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap motivasi prestasi, dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.
3) Pengujian pengaruh utama Faktor 1 (wilayah)
a) Hipotesis
𝐻0 : 𝛼1. = 𝛼2. = ⋯ = 𝛼𝑎 = 0 atau 𝐻0 : 𝜇1. = 𝜇2. = ⋯ = 𝜇𝑎.
(faktor wilayah tidak berpengaruh terhadap motivasi, prestasi dan kreativitas siswa)

𝐻1 : ∃𝛼𝑖. ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝛼 atau 𝐻1 : ∃𝑖, 𝜇𝑖. ≠ 𝜇𝑖 ′ . , 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝛼


(faktor wilayah berpengaruh terhadap motivasi, prestasi dan kreativitas siswa)
b) Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05
c) Statistik Uji
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ1 =
|𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐1 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
d) Kriteria Keputusan
𝑝+1−(𝑎−1) 2
𝐻0 ditolak jika − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ1 > 𝑥(𝑎−1)𝑝 (𝛼)
2

e) Perhitungan
630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [264,2 730 60,2 ]
295,2 60,2 608,4
 |𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 180828495,4
1566,45 577,9 −592,95 630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐1 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [ 477,9 145,8 −180,9 ] + [264,2 730 60,2 ]
401,65 316,1 42,05 295,2 60,2 608,4
2196,45 742,1 −297,75
= [ 742,1 875,8 −120,7 ]
−297,75 −120,7 832,85
 |𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐1 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 1087148577
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | 180828495,4
 ᴧ1 = |𝑆𝑆𝑃 |
= = 0.166332826
𝑓𝑎𝑐1 +𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 1087148577

 ln ᴧ1 = −1,79376452
𝑝+1−(𝑎−1)
 − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ1
2

3 + 1 − (2 − 1)
= − [2.2(5 − 1) − ] ln ᴧ1
2
= −(14,5)(−1,79376452)
= 26,00958554
 2
𝑥(𝑎−1)𝑝 2
(𝛼) = 𝑥(2−1)3 (0.05) = 7,814727903
Karena 26,00958554 < 7,814727903 maka 𝑯𝟎 ditolak, artinya faktor wilayah
berpengaruh terhadap motivasi, prestasi, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
matematika.

4) Pengujian Pengaruh Utama Faktor 2 (Metode pembelajaran)


a) Hipotesis
𝐻0 : 𝛽1. = 𝛽2. = ⋯ = 𝛽𝑏 = 0 atau 𝐻0 : 𝜇.1 = 𝜇.2 = ⋯ = 𝜇.𝑏
(faktor metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap motivasi, prestasi dan
kreativitas siswa)
𝐻1 : ∃𝛽𝑖. ≠ 0, 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝑏 atau 𝐻1 : ∃𝑗, 𝜇.𝑗 ≠ 𝜇.𝑗 , 𝑗 = 1, 2, ⋯ , 𝑏
(faktor metode pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi, prestasi dan
kreativitas siswa)
b) Uji Statistik
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
ᴧ2 =
|𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐2 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 |
c) Kriteria keputusan
𝑝+1−(𝑎−1) 2
𝐻0 ditolak jika − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ2 > 𝑥(𝑏−1)𝑝 (𝛼)
2

d) Perhitungan
630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [264,2 730 60,2 ]
295,2 60,2 608,4
 |𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 180828495,4
383645 3019,3 401,64 630 264,2 295,2
 𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐2 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 = [ 3019,3 2376,2 316,1 ] + [264,2 730 60,2 ]
401,65 316,1 42,05 295,2 60,2 608,4
4466,45 3283,5 696,85
= [ 3283,5 3106,2 376,3 ]
696,85 376,3 650,45
 |𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐2 + 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | = 1592598084
|𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 | 180828495,4
 ᴧ2 = |𝑆𝑆𝑃 |
= = 0,113543082
𝑓𝑎𝑐2 +𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 1592598084

 ln ᴧ2 = −2,175572934
𝑝+1−(𝑎−1)
 − [𝑎𝑏(𝑟 − 1) − ] ln ᴧ2
2

3 + 1 − (2 − 1)
= − [2.2(5 − 1) − ] ln ᴧ2
2
= −(14,5)((−2,17552934)
= 31,54580755
 2
𝑥(𝑏−1)𝑝 2
(𝛼) = 𝑥(2−1)3 (0.05) = 7,814727903
Karena 31,54580755 > 7,814727903 maka 𝑯𝟎 ditolak, artinya faktor metode
pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi, prestasi, dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran matematika.

5) Pos Hoc (Uji Lanjutan)

a) Faktor Wilayah
Variabel Motivasi
a) Hipotesis
Hipotesis pada faktor metode pembelajaran untuk variabel ke 1
𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 = 𝜇𝑗′𝑙 (Tidak terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari motivasi belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 ≠ 𝜇.𝑗′𝑙 (Terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari motivasi belajar siswa)
b) Taraf signifikasi

𝛼 = 0,05

c) Perhitungan

 Uji Bonferoni
𝛼
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( )
𝑝𝑎(𝑎 − 1)
0.05
= 𝑡2.2(5−1) ( )
3.2(2 − 1)
0,05
= 𝑡16 ( )
6
= 2,673032286
𝑥̅.𝑗𝑙 − 𝑥̅.𝑗′𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 2 )
𝑏𝑟

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Perkotaan 95,2
-17,7 39,375 6,307365309 2,673032286 𝐻0 ditolak
Pedesaan 112,9

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,307365309 > 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari motivasi belajar siswa.
Jika dilihat dari rata-rata antara wilayah perkotaan dan perdesaan, maka wilayah perdesaan lebih
baik daripada wilayah perkotaan.

 Uji t LSD
𝑎
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (2)
𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Perkotaan 95,2
-17,7 39,375 6,307365309 2, 19905299 𝐻0 ditolak
Pedesaan 112,9

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,307365309 > 2,119905299 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari motivasi belajar siswa.
Jika dilihat dari rata-rata antara wilayah perkotaan dan perdesaan, maka wilayah perdesaan lebih
baik daripada wilayah perkotaan.

 Uji Tukey
𝑥̅.𝑗𝑙 − 𝑥̅.𝑗′𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 1 )
𝑏𝑟
𝑞𝑏,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Perkotaan 95,2
-17,7 39,375 8,919961563 2,998 𝐻0 ditolak
Pedesaan 112,9

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 8,919961563 > 2,998 = 𝑞 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari motivasi belajar siswa. Jika dilihat
dari rata-rata antara wilayah perkotaan dan perdesaan, maka wilayah perdesaan lebih baik dari
pada wilayah perkotaan.

Variabel Prestasi
a) Hipotesis
Hipotesis pada faktor metode pembelajaran untuk variabel ke 2
𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 = 𝜇𝑗′𝑙 (Tidak terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari prestasi belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 ≠ 𝜇.𝑗′𝑙 (Terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari prestasi belajar siswa)
b) Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05
c) Perhitungan
 Uji Bonferoni
𝛼
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( )
𝑝𝑎(𝑎 − 1)
0.05
= 𝑡2.2(5−1) ( )
3.2(2 − 1)
0,05
= 𝑡16 ( )
6
= 2,673032286

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Perkotaan 105
-5,4 45,625 1,787628719 2,673032286 𝐻0 diterima
Pedesaan 110,4

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,787628719 < 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya
tidak terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari prestasi belajar
siswa.

 Uji t LSD
𝑎
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (2)
𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓
Perkotaan 105
-5,4 45,625 1,787628719 2, 19905299 𝐻0 diterima
Pedesaan 110,4

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,787628719 < 2,119905299 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya
terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari prestasi belajar siswa.

 Uji Tukey
𝑞𝑏,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Perkotaan 105
-5,4 45,625 2,528088779 2,998 𝐻0 diterima
Pedesaan 110,4

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,528088779 < 2,998 = 𝑞 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya tidak
terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari prestasi belajar siswa.

Variabel Kreativitas
a) Hipotesis
Hipotesis pada faktor metode pembelajaran untuk variabel ke 3
𝐻0 : 𝜇.𝑗𝑙 = 𝜇𝑗′𝑙 (Tidak terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari kreativitas belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇.𝑗𝑙 ≠ 𝜇.𝑗′𝑙 (Terdapat perbedaan wilayah antara perkotaan dan pedesaan
ditinjau dari kreativitas belajar siswa)
b) Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05
c) Perhitungan
 Uji Bonferoni
𝛼
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( )
𝑝𝑎(𝑎 − 1)
0.05
= 𝑡2.2(5−1) ( )
3.2(2 − 1)
0,05
= 𝑡16 ( )
6
= 2,673032286

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Perkotaan 87,9
6,7 38,025 2,429546376 2,673032286 𝐻0 diterima
Pedesaan 81,2

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,429546376 < 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya
tidak terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari kreativitas belajar
siswa.

 Uji t LSD

𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Perkotaan 87,9
6,7 38,025 2,429546376 2, 19905299 𝐻0 ditolak
Pedesaan 81,2
Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,429546376 > 2,119905299 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari kreativitas belajar siswa.

 Uji Tukey
𝑞𝑏,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Perkotaan 87,9
6,7 38,025 3,435897436 2,998 𝐻0 ditolak
Pedesaan 81,2

Kesimpulan:
Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,435897436 > 2,998 = 𝑞 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan wilayah antara pekotaan dan perdesaan ditinjau dari prestasi belajar siswa.

b) Faktor Metode Pembelajaran


Variabel Motivasi
a) Hipotesis
Hipotesis pada faktor metode pembelajaran untuk variabel ke 1
𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 = 𝜇𝑖′.𝑙 (Tidak terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari motivasi belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 ≠ 𝜇𝑖′.𝑙 (Terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari motivasi belajar siswa)
a. Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05
b. Perhitungan
 Uji Bonferoni
𝛼
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))

0.05
𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,673032286
3.2(2 − 1)
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Problem
90,2
Solving
Project -27,7 39,375 9,870848535 2,673032286 𝐻0 ditolak
Base 1179
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 9,870848535 > 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base
learning ditinjau dari motivasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan
project base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.

 Uji t LSD
𝑎
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (2)
𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓
Problem
90,2
Solving
Project -27,7 39,375 9,870848535 2, 19905299 𝐻0 ditolak
Base 1179
Learning

Kesimpulan:

Karena |t| hitung = 9,870848535 > 2,119905299= t table, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari motivasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan project
base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.

 Uji Tukey
𝑥̅𝑖.𝑙 − 𝑥̅𝑖′.𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 1 )
𝑏𝑟
𝑞𝑎,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Problem
90,2
Solving
Project -27,7 39,375 13,95948787 2,998 𝐻0 ditolak
Base 117,9
Learning
Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 13,95948787 > 2,998 = 𝑞 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari motivasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan project
base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.

Variabel Prestasi

a) Hipotesis

Hipotesis pada faktor metode pembelajaran pada variabel ke 2


𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 = 𝜇𝑖′.𝑙 (Tidak terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari prestasi belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 ≠ 𝜇𝑖′.𝑙 (Terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari prestasi belajar siswa
2) Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05

3) Perhitungan
 Uji Bonferoni
𝛼
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))

0.05
𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,673032286
3.2(2 − 1)
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Problem 96,8
Solving
Project 118,6 -21,8 45,625 7,216723349 2,673032286 𝐻0 ditolak
Base
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,216723349 > 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base
learning ditinjau dari prestasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan
project base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.

 Uji t LSD

𝑎
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (2)
𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Problem
96,8
Solving
Project -21,8 45,625 7,216723349 2, 19905299 𝐻0 ditolak
Base 118,6
Learning
Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,216723349 > 2,119905299 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base
learning ditinjau dari prestasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan
project base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.
 Uji Tukey
𝑥̅𝑖.𝑙 − 𝑥̅𝑖′.𝑙
𝑡=
√𝑀𝑆𝐸𝑙𝑙 ( 1 )
𝑏𝑟
𝑞𝑎,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Problem
96,8
Solving
Project -21,8 45,625 10,20598804 2,998 𝐻0 ditolak
Base 118,6
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 10,20598804 > 2,998 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari prestasi belajar siswa. Jika dilihat dari rata-rata antara problem solving dan project
base learning, maka metode pembelajaran project base learning yang paling efektif untuk
digunakan.

Variabel Kreativitas

a) Hipotesis

Hipotesis pada faktor metode pembelajaran variabel ke 3


𝐻0 : 𝜇𝑖.𝑙 = 𝜇𝑖′.𝑙 (Tidak terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari kreativitas belajar siswa)
𝐻1 : 𝜇𝑖.𝑙 ≠ 𝜇𝑖 ′ .𝑙 (Terdapat perbedaan antara metode pembelajaran
menggunakan problem solving dan project base learning
ditinjau dari kreativitas belajar siswa)
b) Taraf signifikasi
𝛼 = 0,05
c) Perhitungan
 Uji Bonferoni
𝛼
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (𝑝𝑎(𝑎−1))

0.05
𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,673032286
3.2(2 − 1)

|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Problem
83,1
Solving
Project -2,9 38,025 1,0515947 2,673032286 𝐻0 diterima
Base 86
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,0515947 < 2,673032286 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya
tidak terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project
base learning ditinjau dari kreativitas belajar siswa.

 Uji t LSD
𝑎
𝐻0 ditolak jika |𝑡| > 𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) (2)
𝑎 0.05
𝑡𝑎𝑏(𝑟−1) ( ) = 𝑡2.2(5−1) ( ) = 2,119905299
2 2
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 t tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟐 )
𝒃𝒓

Problem
83,1
Solving
Project -2,9 38,025 1,0515947 2, 19905299 𝐻0 diterima
Base 86
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,0515947 < 2,119905299 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝑯𝟎 diterima. Artinya
tidak terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project
base learning ditinjau dari kreativitas belajar siswa.

 Uji Tukey
𝑞𝑎,𝑎𝑏(𝑟−1) (𝛼) = 𝑞2,2.2(5−1) (0,05) = 2,998
|𝒕| hitung
̅.𝒋𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅.𝒋′𝒍
=
Faktor Mean ̅𝒊.𝒍 − 𝒙
𝒙 ̅𝒊′.𝒍 𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 q tabel Keputusan
√𝑴𝑺𝑬𝒍𝒍 ( 𝟏 )
𝒃𝒓

Problem
83,1
Solving
Project -2,9 38,025 1,487179487 2,998 𝐻0 diterima
Base 86
Learning

Kesimpulan:

Karena |𝑡| ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,487179487 < 2,998 = 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒, maka 𝐻0 diterima. Artinya tidak
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran menggunakan problem solving dan project base
learning ditinjau dari kreativitas belajar siswa.

b. Perhitungan dengan SPSS


Berikut langkah-langkah perintah SPSS untuk menguji MANOVA dua arah dan Pos Hoc-nya
a. Buka variable view, tuliskan metode, daerah, motivasi, prestasi dan kreativitas pada
kolom name.
Ubah value daerah/wilayah dan metode pembelajaran dalam nominal.
Ubah value motivasi, prestasi belajar dan kreativitas siswa dalam scale
b. Masukan data pada SPSS

c. Pilih menu analyse → general linier model → multivariate


d. Masukan variabel Motivasi, Prestasi, dan Kreativitas pada dependent variabel,
sedangkan metode dan Daerah pada fixed factor

e. Klik Options
Masukan variabel Metode Pembelajaran, Daerah dan Metode*Daerah ke display
Means for → beri tanda centang display yamg diinginkan → dengan taraf signifikansi
0,05 → beri tanda centang pada compare main effect → pilih LSD Continue
f. Klik Ok
g. Adapun output SPSS sebagai berikut:

Dari output diatas, dapat dilihat bahwa :


ᴧ1 = 0,166
ᴧ2 = 0.114
ᴧ3 = 0,606
Yang mana sudah sesuai dengan hasil yang didapatkan dari perhitungan manual menggunakan
Excel.

𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐 1

𝑆𝑆𝑃𝑓𝑎𝑐 2

𝑆𝑆𝑃 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟

Perhatikan bahwa matriks 𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 1 , 𝑆𝑆𝑃𝐹𝑎𝑐 2 , dan 𝑆𝑆𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟 pada tabel output SPSS diatas, sama
dengan hasil yang kita peroleh dengan perhitungan manual menggunakan Ms.Excel.

𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠

Perhatikan bahwa matriks 𝑆𝑆𝑃𝑟𝑒𝑠 pada tabel output SPSS diatas, sama dengan hasil yang kita
peroleh dengan perhitungan manual menggunakan Ms.Excel.

Uji Lanjut
1. Faktor Daerah

 Jika 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 berarti 𝐻0 ditolak yang menunjukkan adanya perbedaan antara daerah
perkotaan dan pedesaan.
 Jika Sig> 0.05 berarti 𝐻0 diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara
daerah perkotaan dan pedesaan.
Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa :
 Motivasi
0.000 < 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 , maka 𝐻0 ditolak
 Prestasi
0.093 > 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 > 0.05 = , maka 𝐻0 diterima
 Kreativitas
0.027 < 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 , maka 𝐻0 ditolak
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara daerah perkotaan dan
pedesaan ditinjau dari motivasi dan kreativitas. Sedangkan tidak ada perbedaan antara daerah
perkotaan dan pedesaan ditinjau dari prestasi.

2. Faktor Metode Pembelajaran

 Jika 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 berarti 𝐻0 ditolak yang menunjukkan ada perbedaan antara metode
Problem Solving dan Project Based Learning
 Jika 𝑆𝑖𝑔 > 0.05 berarti 𝐻0 diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara
metode Problem Solving dan Project Based Learning
Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa :
 Motivasi
0.000 < 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 , maka 𝐻0 ditolak
 Prestasi
0.000 < 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 < 0.05 = , maka 𝐻0 ditolak
 Kreativitas
0.309 > 0.05 = 𝑆𝑖𝑔 > 0.05 , maka 𝐻0 diterima

Maka dari hasil diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara metode problem solving dan
project based learning ditinjau dari motivasi dan prestasi,. Sedangkan jika ditinjau dari kreativitas,
tidak ada perbedaan antara metode problem solving dan project based learning.

c. Perhitungan dengan program R


Plot Interaksi Motivasi

Plot Interaksi Prestasi


Plot Interaksi Kreativitas
Menentukan nilai lambda wilks

Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa nilai wilks lambda yang diperoleh pada R sudah sama dengan
hasil yang diperoleh pada perhitungan manual Excel dan program SPSS yakni :
ᴧ1 = 0,166
ᴧ2 = 0.114
ᴧ3 = 0,606
Referensi

Jhonson, R. A., & Wichern, D. W. (2007). Applied Multivariate Statistical Analysis (6th ed.).
United States of America: Pearson Education, Inc.
Mutiarany, J., Arma, A. J. A., & Fitria, M. (2013). Penerapan Two Way Manova Dalam Melihat
Perbedaan Lama Studi Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Reguler 2009 Berdasarkan Jalur
Masuk dan Aktivitas Mahasiswa FKM USU Tahun 2013 (Vol. 41). Medan.
Rencher, A. C. (1998). Multivariate Statistical Inference and Application. Canada: John Wiley &
Sons, Inc.
Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS Pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elex Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai