1. Pengertian kanker.
Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus
sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel
tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis. Kanker
dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Pertumbuhan yang
tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel
normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun
fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun
diwariskan (mutasi germline). Patogenesis kanker dapat dilacak balik ke mutasi DNA yang
berdampak pada pertumbuhan sel dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi DNA
dengan karsinogen.
Adanya faktor genetik dalam pembentukan kanker ini terjadi karena salah penyebab
kanker adalah mutasi DNA yang memang diturunkan dari orangtua kepada anaknya, akan
tetapi tidak semua jenis kanker dapat diturunkan. hal tersebut dipengaruhi oleh
letak mutasi pada DNA yang dialami dan juga genotipedari mutasi yang terjadi. Ada 2
macam letak mutasi yang memicu terbentuknya kanker, yaitu mutasi pada gen-
gen onkogen dan mutasi pada gen-gen pensupresi tumor. mutasi pada gen pensupresi tumor
lah yang biasanya memicu penurunan kanker. hal tersebut disebabkan karena zigot yang
mengalami mutasi pada gen onkogen biasanya tidak dapat bertahan hidup sehingga tidak
dapat diturunkan.
Kanker kolon atau kanker usus besar adalah tumbuhnya sel-sel tubuh secara tak
terkendali pada kolon (usus besar). Kanker rektal adalah tumbuhnya sel-sel tubuh secara tak
terkendali pada rektum (ujung usus dekat dekat anus). Keduanya jika terjadi bersama disebut
kanker kolorektal (kanker kolon dan rektal). Pada kebanyakan kasus kanker kolon, kanker
bermula dari gumpalan-gumpalan kecil yang tidak ganas yang terdiri dari sel-sel yang disebut
polip adenomatosa (adenomatous polyp). Lambat laun polip-polip ini menjadi kanker kolon.
Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu
proto-onkogen, gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene = TSG), dan gen gatekeeper.
menghambat pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis (kematian sel yang terprogram).
Kelompok gen ini dikenal sebagai anti-onkogen, karena berfungsi melakukan kontrol negatif
(penekanan) pada pertumbuhan sel. Gen p53 merupakan salah satu dari TSG yang menyandi
protein dengan berat molekul 53 kDa. Gen p53 juga berfungsi mendeteksi kerusakan DNA,
dengan mendeteksi kesalahan pada genom dan memperbaikinya. Mutasi pada gen-gen ini
Pada keadaan normal, pertumbuhan sel akan terjadi sesuai dengan kebutuhan melalui
siklus sel normal yang dikendalikan secara terpadu oleh fungsi proto-onkogen, TSG, dan
gen gatekeeper secara seimbang. Jika terjadi ketidakseimbangan fungsi ketiga gen ini, atau
salah satu tidak berfungsi dengan baik karena mutasi, maka keadaan ini akan menyebabkan
penyimpangan siklus sel. Pertumbuhan sel tidak normal pada proses terbentuknya kanker
dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu perpendekan waktu siklus sel, sehingga akan
menghasilkan lebih banyak sel dalam satuan waktu, penurunan jumlah kematian sel akibat
gangguan proses apoptosis, dan masuknya kembali populasi sel yang tidak aktif berproliferasi
ke dalam siklus proliferasi. Gabungan mutasi dari ketiga kelompok gen ini akan
menyebabkan kelainan siklus sel, yang sering terjadi adalah mutasi gen yang berperan dalam
mekanisme kontrol sehingga tidak berfungsi baik, akibatnya sel akan berkembang tanpa
kontrol (yang sering terjadi pada manusia adalah mutasi gen p53). Akhirnya akan terjadi
pertumbuhan sel yang tidak diperlukan, tanpa kendali dan karsinogenesis dimulai.
Abnormalitas genetik terlihat mampu memediasi progresi dari normal menuju mukosa
kolon yang maligna. Sekitar setengah dari seluruh karsinoma dan adenokarsinoma yang besar
berhubungan dengan mutasi. Langkah yang paling penting dalam menegakkan diagnosa dari
sindrom kanker herediter yaitu riwayat kanker pada keluarga. Mutasi sangat jarang terlihat
pada adenoma yang lebih kecil dari 1 cm. Allelic deletion dari 17p ditunjukkan pada ¾ dari
seluruh kanker kolon, dan deletion dari 5q ditunjukkan lebih dari 1/3 dari karsinoma kolon
dan adenoma yang besar. Dua sindrom yang utama dan beberapa varian yang utama dari
sindrom ini menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. Dua sindrom ini,
berbeda, yaitu familial adenomatous polyposis (FAP) dan hereditary non polyposis colorectal
cancer (HNPCC).
Gen yang bertanggung jawab untuk FAP yaitu gen APC, yang berlokasi pada
kromosom 5q21. Adanya defek pada APC tumor supresor gen dapat menggiring kepada
kemungkinan pembentukan kanker kolorektal pada umur 40 sampai 50 tahun.2 Pada FAP
yang telah berlangsung cukup lama , didapatkan polip yang sangat banyak untuk dapat
dilakukannya kolonoskopi polipektomi yang aman dan adekuat; ketika hal ini terjadi,
direkomendasikan untuk melakukan prophylactic subtotal colectomy diikuti dengan
endoskopi pada bagian yang tersisa. Idealnya prophylactic colectomy harus ditunda kecuali
terdapat terlalu banyak polip yang dapat ditangani dengan aman. Prosedur pembedahan
elektif harus sedapat mungkin dihindari ketika memungkinkan. Screening untuk polip harus
dimulai pada saat usia muda. Pasien dengan FAP yang diberi 400 mg celecoxib, dua kali
sehari selama enam bulan mengurangi rata rata jumlah polip sebesar 28%. Tumor lain yang
mungkin muncul pada sindrom FAP adalah karsinoma papillary thyroid, sarcoma,
Pola autosomal dominan dari HNPCC termasuk lynch’s sindrom I dan II.2 Generasi
multipel yang dipengaruhi dengan kanker kolorektal muncul pada umur yang muda (±45
tahun), dengan predominan lokasi kanker pada kolon kanan.20 Abnormalitas genetik ini
terdapat pada mekanisme mismatch repair yang bertanggung jawab pada defek eksisi dari
abnormal repeating sequences dari DNA, yang dikenal sebagai mikrosatellite (mikrosatellite
instability). Retensi dari squences ini mengakibatkan ekspresi dari phenotype mutator, yang
Pasien dengan HNPCC mungkin juga memiliki adenoma sebaceous, carcinoma sebaceous,
dan multipel keratocanthoma, Termasuk kanker dari endometrium, ovarium, kandung kemih,
kolorektal, tumor pada HNPCC seringkali poorly differentiated, dengan gambaran mucoid
dan signet-cell, reaksi yang mirip crohn’s (nodul lymphoid, germinal centers, yang berlokasi
pada perifer inflitrasi kanker kolorektal), kehadiran infiltrasi lymphocytes diantara tumor.
Karsinogenesis yang terakselerasi muncul pada HNPCC, pada keadaan ini adenoma kolon
yang berukuran kecil dapat menjadi karsinoma dalam 2-3 tahun, bila dibandingkan dengan
proses pada rata-rata kanker kolorektal yang membutuhkan waktu 8-10 tahun. Ketika kriteria
amsterdam digunakan untuk menentukan proporsi dari kanker kolorektal yang dikarenakan
Spesifik mutasi gen pada kromosom 2 dan 3, dikenal sebagai hMSH2, hMLH1, hPMS1
dan hPMS2, telah dihubungkan dengan HNPCC.2 Sembilan puluh persen dari seluruh mutasi
gen yang teridentifikasi adalah MLH1 dan MSH2.20 Pasien dengan RER+ phenotype
kemungkinan tidak mempunyai germ line abnormal dan mungkin mempunyai abnormal
metilasi dari DNA yang didapat sebagai sumber dari ketidakhadiran ekspresi dari gen
tersebut. Metilasi abnormal lebih sering pada orang yang lebih tua. Tes germ line untuk
menentukan apakah RER+ phenotype merupakan keturunan atau didapat sangat penting
sebagai bagian dari genetik konseling. Imunohistochemical stains dapat digunakan untuk
menentukan apakah tumor bermanifestasi pada microsatellite instability dan kemudian pasien
yang tidak mempunyai ekspresi gen harus menjalani germ line testing untuk adanya
pada umur yang sangat muda, dan screening harus dimulai pada umur 20 tahun atau lebih
dini 5 tahun dari umur anggota keluarga yang pertama kali terdiagnosa kanker kolorektal
yang berhubungan HNPCC. Angka rata-rata pasien dengan HNPCC yang didiagnosa
menderita kanker kolorektal pada umur 44 tahun, dibandingkan dengan pasien kontrol yang
menderita kanker kolorektal pada umur 68 tahun. Prognosis dari pasien HNPCC terlihat lebih
baik daripada pasien dengan sporadic kanker kolon. Dari penelitian menunjukkan bahwa
pasien dengan HNPCC kurang mendapat manfaat dari adjuvant kemoterapi berdasarkan
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas
yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi
batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya, bermigrasi ke jaringan tubuh yang
3.2 Ada 2 macam letak mutasi yang memicu terbentuknya kanker, yaitu mutasi pada gen-
gen onkogen dan mutasi pada gen-gen pensupresi tumor. mutasi pada gen pensupresi tumor
3.4 Mutasi sangat jarang terlihat pada adenoma yang lebih kecil dari 1 cm. Allelic deletion dari
17p ditunjukkan pada ¾ dari seluruh kanker kolon, dan deletion dari 5q ditunjukkan lebih
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2058&Itemid=2,
Casciato DA, (ed). 2004. Manual of Clinical Oncology 5th ed. Lippincott Willi ams &
Garbett R. GI Disease Picture Changing in Asia Pasific. Medical Tribune 2005; 11: 7.
Hansen J. Common Cancers In The Elderly. Drugs Aging, (online), 1998 Dec; 13(6):467-78,
Stewart SL, Wike JM, Kato I, Lewis DR, Michaud F. a population based study of colorectal
cancer histology in United States 1998-2001. cancer, (online)2006; 107(5 suppl): American
Suyono S.In : Boedi Darmojo R, Pranarka K. (eds.). 2001. buku ajar Ilmu Penyakit Dalam II
Syah E. 2002. Karsinoma Rekti. referat sub bagian bedah digestif: jakarta.
Syamsuhidajat R, Jong Wim D,(eds). 2004. buku ajar Ilmu Bedah 2nd ed. EGC: jakarta.
surveillance/infobase/web/InfoBasePolicyMaker/reports/ReporterFullView.aspx?id=5